Você está na página 1de 14

1. Budi, a boy, 13 month, was hospitalized due to diarrhea.

Budi’s family lives in slum area.


a. Apa hubungan antara usia, jenis kelamin, dan tempat tinggal dengan diare?
(Nada, Alifa)
Jawab:
1) Faktor umur balita
Sebagian besar diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Balita yang
berumur 12-24 bulan mempunyai resiko terjadi diare 2,23 kali dibanding
anak umur 25-59 bulan.
2) Faktor lingkungan
Penyakit diare merupakan merupakan salah satu penyakit yang berbasisi
lingkungan. Dua faktor yang dominan yaitu sarana air bersih dan
pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi bersama dengan
perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar
kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak
sehat pula, yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat
menimbulkan kejadian penyakit diare.
3) Faktor sosial ekonomi masyarakat
Sosial ekonomi mempunyai pengaruh langsung terhadap faktor-faktor
penyebab diare. Kebanyakan anak mudah menderita diare berasal dari
keluarga besar dengan daya beli yang rendah, kondisi rumah yang buruk,
tidak mempunyai penyediaan air bersih yang memenuhi persyaratan
kesehatan.

b. Bagaimana etiologi dari diare pada anak? (Guti, Triya)


Jawab:
Menurut Widoyono (2008) penyebab diare dapat dikelompokan menjadi :
 Virus : Rotavirus (40-60%), Adenovirus.
 Bakteri : Escherichia coli (20-30%), Shigella sp. (1-2%), Vibrio cholera,
dan lain-lain.
 Parasit : Entamoeba histolytica (<1%), Giardia lamblia,
Cryptosporidium( 4-11%).
 Keracunan makanan
 Malabsorpsi : Karbohidrat, lemak, dan protein.
 Alergi : makanan, susu sapi.
 Imunodefisiensi : AIDS
Rotavirus merupakan etiologi paling penting yang menyebabkan diare pada
anak dan balita. Infeksi rotavirus biasanya terdapat pada anak umur 6 bulan- 2
tahun (Suharyono,2008). Infeksi Rotavirus menyebabkan sebagian besar
perawatan rumah sakit karena diare berat pada anak- anak kecil merupakan
infeksi nasokomial yang signifikan oleh mikroorganisme pathogen. Salmonella,
Shigella dan Campylobacter merupakan bakteri pathogen yang paling sering di
isolasi. Mikroorganisme Giardia lamblia dan Cryptosporodium merupakan
parasit yang paling sering menimbulkan diare infeksius akut (Wong,2009).
Selain Rotavirus, telah ditemukan juga virus baru yaitu Norwalk virus. Virus ini
lebih banyak pada kasus orang dewasa dibandingkan anak- anak (Suharyono,
2008). Kebanyakan mikroorganisme penyebab diare disebarluaskan lewat jalur
fekal oral melalui makanan, air yang terkontaminasi atau ditularkan antar
manusia dengan kontak yang erat (Wong, 2009).

c. Bagaimana klasifikiasi diare? (Monica, Leo)


Jawab:
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan:

1) Lama waktu diare:


 Diare akut
Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 15 hari. Sedangkan
menurut World Gastroenterology Organisation global guidelines 2005,
diare akut didefinisikan sebagai pasase tinja yang cair/lembek dengan
jumlah lebih banyak dari normal, berlangsung kurang dari 14 hari.
 Diare kronik
Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 15 hari. Sebenarnya
para pakar di dunia telah mengajukan beberapa kriteria mengenai batasan
kronik pada kasus diare tersebut, ada yang 15 hari, 3 minggu. l bulan dan
3 bulan, tetapi di Indonesia dipilih waktu lebih 15 hari agar dokter tidak
lengah, dapat lebih cepat menginvestigasi penyebab diare dengan lebih
tepat.
 Diare persisten merupakan istilah yang dipakai di luar negeri yang
menyatakan diare yang berlangsung 15 30 hari yang merupakan
kelanjutan dari diare akut (peralihan antara diare akut dan kronik, dimana
lama diare kronik yang dianut yaitu yang berlangsung lebih dari 30 hari).

2) Mekanisme patofisiologik:
 Diare Osmotik
Diare tipe ini disebabkan meningkatnya tekanan osmotik intralumen dari
usus halus yang disebabkan oleh obat-obat/zat kimia yang hiperosmotik
MgSO4, Mg(OH)2, malabsorpsi umum dan defek dalam absorpsi mukosa
usus misal pada defisiensi disararidase, malabsorpsi glukosa/galaktosa.
 Diare Sekretorik
Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari
usus, menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini yaitu secara klinis
ditemukan diare dengan volume tinja yang banyak sekali.

3) Berat ringan diare:


 Diare Kecil
 Diare Besar

4) Penyebab infeksi atau tidak:


 Diare Infektif
Diare infektif adalah bila penyebabnya infeksi.
 Diare non infektif
Sedangkan diare non infektif bila tidak ditemukan infeksi sebagai
penyebab pada kasus tersebut.

5) Penyebab organik atau tidak:


 Diare Organik
Diare organik adalah bila ditemukan penyebab anatomik, bakteriologik,
hormonal atau toksikologik.
 Diare fungsional.
Diare fungsional bila tidak dapat ditemukan penyebab organik.

d. Berapa frekuensi defekasi normal pada anak usai 13 bulan dan berapa frekuensi
yang dikategorikan sebagai diare? (Putri, Theo)
Jawab:
Untuk bayi dan anak-anak, diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja >10
g/kg/24 jam, sedangkan rata-rata pengeluaran tinja normal bayi sebesar 5-10
g/kg/ 24 jam (Juffrie, 2010).
Pada literatur Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, neonatus dinyatakan diare

bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari empat kali, sedangkan untuk bayi

berumur   lebih   dari   satu   bulan   dan   anak,   frekuensinya   lebih   dari   tiga   kali

(Simatupang, 2004).
Frekuensi defekasi pada anak berusia 8 - 28 hari, 1 - 2 bulan, dan 13 - 24
bulan berturut - turut sebanyak 2,2 ; 1,8 ; dan 1,7 kali per hari.
e. Bagaimana klasifikasi bentuk feses pada anak? (Gerry, Guti)
Jawab:

f. Bagaimana patofisiologi dari diare? (Uwok, Bagus)


g. Apa komplikasi dari diare pada anak tersebut? (Nuy, Fitri)
Jawab:
 Dehidrasi berat
 Gangguan fungsi kardiovascular
 Abses intestine apabila infeksi Shigella atau Salmonella
 Kekurangan Kalium
 Rupture esophagus akibat muntah hebat
 Demam tinggi
 Prolaps rekti
 Kejang
 Sindroma hemolitik-uremik
 Kematian

2.
 Four days before admission, the patient had non projectile vomiting 8 times a
day. He vomited what he ate.
 Three days before admission the patient got diarrhea 8 times a day around half
glass in every defecation, there was no blood and mucous/pus in it. The
frequency of vomiting decreased.
 But two days before admission the patient got bloody stool 12 times a day
around quarter glass in every defecation. The vomiting stopped.
 Yesterday, he looked worsening, lethargy, didn’t want to drink, still had
diarrhea but no vomiting.
 The amount of urination in 8 hours ago was less than usual.
 Along those 4 days, he drank eagerly and was given ORS (oral rehydration
solution). He also got mild fever.

a. Bagaimana mekanisme muntah pada kasus ini? (Putri, Gerry)


Jawab:
Pasien dengan diare akut infektif datang dengan keluhan khas, yaitu mual,
muntah, nyeri abdomen, demam, dan tinja yang sering malabsorptif, atau
berdarah tergantung bakteri patogen yang spesifik. Secara umum, pathogen usus
halus tidak invasif, dan patogen ileokolon lebih mengarah ke invasif. Muntah
yang mulai beberapa jam dari masuknya makanan mengarahkan kita pada
keracunan makanan karena toksin yang dihasilkan (Simadibrata, 2006).

b. Mengapa feses yang semula tidak berdarah menjadi berdarah dan frekuensinya
malah bertambah, lalu mengapa volumenya berkurang? (Uwok, Bagus)
Jawab:
Saat patogen (Shigella) yang berada dalam kolon maka tubuh akan bereaksi
mencoba mengeliminasinya dengan diare dan muntah, namun saat patogen
(Shigella) tersebut telah berhasil menginvasi mukosa kolon dan berkembang
biak, maka pada suatu titik akan terjadi respon inflamasi dan iritasi pada mukosa
kolon dimana akan menyebabkan perdarahan pada kolon, itulah yang
menyebabkan feses yang semula tida berdarah menjadi berdarah. Sedangkan
untuk volume feses berkurang akibat efek dari pemberian ORS, yaitu
mengurangi volume feses namun tidak mengurangi frekuensi diare itu sendiri.
Sejak tahun 2004, WHO/UNICEF merekomendasikan Oralit osmolaritas
rendah. Berdasarkan penelitian dengan Oralit osmolaritas rendah diberikan
kepada penderita diare akan:
 Mengurangi volume tinja hingga 25%
 Mengurangi mual muntah hingga 30%
 Mengurangi secara bermakna pemberian cairan melalui intravena
sampai 33%.

c. Apa yang menyebabkan frekuensi muntah per hari berkurang? (Putri, Nada)
Jawab:
Oralit dapat mengurangi mual muntah hingga 30% Oralit memiliki
kandungan 3,5 gram/L NaCL, 2,5 gram/L Na bikarbonat, 1,5 gramKCL dan 20
gram glukosa. Cairan rehidrasi oral (ORS) tersebut dinamakan cairan rehidrasi
oral formula lengkap, disamping itu terdapat formula tidak lengkap atau formula
sederhana atau sering disebut cairan rumah tangga yang hanya mengandung 2
komponen yaitu NaCL dan glukosa atau penggantinya misalnya sukrosa dan
merupakan larutan gula garam (LGG).

d. Bagaimana mekanisme demam pada kasus ini? (Monica, Nuy)


Jawab:
Infeksi bakteri  Diare akut  pelepasan sitokin (Interferon)
 aktivasi jalur asam arakidonat  sintesis PGE2  set point ↑
 demam.

e. Mengapa urinasinya berkurang 8 jam yang lalu? (Monica, Gerry)


Jawab:
Diare yang berat  banyak air yang dikeluarkan bersama tinja  dehidrasi berat
 kekurangan cairan  kompensasi tubuh dengan merangsang hipotalamus
untuk meningkatkan kerja ADH untuk mereduksi produksi urin  volume darah
yang melalui filtrasi ginjal ↓  produksi urin ↓.
f. Mengapa keadaannya semakin parah, letargi, dan tidak mau minum, padahal
sudah diberi ORS? (Leo, Fitri)
Jawab:
Karena keadaan yang semakin parah, letargi, dan tidak mau minum
merupakan tanda dari dehidrasi berat.

g. Bagaimana hubungan antara muntah dan diare pada kasus ini? (Bagus, Putri)
Jawab:
Sama-sama diakibatkan oleh enterotoksin yang dihasilkan oleh bakteri.

3. Physical Examination ( LI PEMERIKSAAN FISIK: Nada, Theo, Nuy)


Patient looks severely ill, compos mentis but weak (lethargic), BP 70/50 mmHg,
RR 38x/m, HR 144 x/m regular but weak, body temperature 38,9 C, BW 10 kg, BH
75 cm.
 Head: Sunken frontanella, sunken eye, no tears drop, and dry mouth.
 Thorax: similar movement on both side, retraction (-/-), vesicular breath
sound, normal heart sound.
 Abdomen: flat, shuffle, bowel sound was increases. Liver is palpable 1 cm
below arcus costa and xiphoid processus, spleen unpalpable. Pinch the
skin of the abdomen: very slowly (longer than 2 seconds). Redness skin
surrounding anal orifice.
 Extremities: cold hand and feet.
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik?
Jawab:

Pemeriksaan Fisik Nilai Normal Interpretasi


Patient looks  Tidak sakit Tidak normal
severely ill, compos  Compos

mentis but weak mentis

(lethargic)
BP 70/50 mmHg 100-120/60-80 Tidak
mmHg normal(Hipotensi)
RR 38x/m 30-50 x/menit Normal
HR 144 x/m regular 100-160 x/menit Normal
but weak
Body temperature 36,5o C- 37,5o C Tidak
38,9 C normal(Febris)
BW 10 kg - Normal
BH 75 cm

Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi


fisik

Sunken Frontanella tidak Tanda dehidrasi


frontanella cekung

Sunken eye Mata tidak cekung Tanda dehidrasi

No tears drop Ada air mata Tanda dehidrasi

Dry mouth Lembab / tidak Tanda dehidrasi


kering

Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi


Thorax : Normal
 Similar  Gerakan rongga
movement on dada kanan dan
both side kiri sama
 Retraction  Tidak terdapat
(-/-) retraksi
 Vesicular  Terdengar suara
breath sound vesikuler
 Normal heart  Suara jantung
sound. normal

Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi


Abdomen: flat, - Peningkatan
shuffle, bowel sound motilitas usus
was increases
Liver is palpable 1 cm Hati teraba 1 – 2 jari Normal
below arcus costa dibawah arcus costa
and xiphoid untuk anak-anak
processus

Spleen unpalpable Tidak teraba Normal


Pinch the skin of the Langsung kembali Tanda
abdomen: very dehidrasi
slowly (longer than 2 berat
seconds)
Redness skin - Tidak normal
surrounding anal
orifice

Pemeriksaan fisik Nilai normal Interpretasi


Extremities: cold Tangan dan kaki Tanda
hand and feet. tidak dingin dehidrasi
berat
b. Bagaimana mekanisme abnormalitas dari pemeriksaan fisik?
Jawab:
 Demam (Febris)
Infeksi bakteri  pirogen endogen  pelepasan sitokin
pirogen  aktivasi asam arakidonat  sintesis PEG2 
pergeseran set point  demam

 Hipotensi
Akibat dehidrasi terjadi penurunan volume darah.

 Diare dan muntah -- cairan yang keluar berlebihan -- malas


minum -- cairan yang masuk kurang  volume cairan
ekstraseluler ↓  cairan dipindahkan dari cadangan dalam
sel (CIS) dan cairan interstitial ke dalam aliran darah untuk
mempertahankan volume darah dan tekanan darah  mata
cekung, frontanella cekung, tidak ada air mata, mulut kering.
Mata cekung
Bila anak menderita dehidrasi  kekurangan cairan 
jaringan lunak di belakang mata mengering dan susut
sehingga matanya tertarik ke dalam.
Tidak ada air mata
Cairan tubuh yang berkurang menyebabkan produksi air mata
terhenti
Mulut kering
Anak yang menderita dehidrasi, biasanya mulutnya tidak
sanggup memproduksi ludah cukup banyak, sehingga mulut
dan lidahnya kering.

 Bowel sound meningkat


Bising usus meningkat menandakan meningkatnya peristaltik
usus.
Bising usus dapat meningkat karena adanya peningkatan
aktivitas usus yang diakibatkan oleh adanya makanan dan
cairan yang tidak diabsorbsi sehingga akan merangsang usus
untuk mengeluarkannya dengan merangsang hiperperistaltik
usus untuk mendorong makanan yang tidak dapat dicerna
keluar dari usus.
Dan juga menunjukkan bahwa diare masih berlangsung.

 Pinch the skin of the abdomen: very slowly (longer


than 2 seconds)
Diare dan muntah -- cairan yang keluar berlebihan -- malas
minum -- cairan yang masuk kurang  volume cairan
ekstraseluler ↓ cairan jaringan elastin di bawah kulit ↓ 
turgor melambat

 Redness skin surrounding anal orifice


Diare  defekasi sering  iritasi di kulit sekitar anus 
warna kulit kemerahan

 Extremities: cold hand and feet

Diare akut  dehidrasi berat cairan ekstraseluler berkurang


 cardiac output berkurang  perfusi darah ke jaringan
berkurang ekstremitas (tangan dan kaki) dingin

4. Laboratory Examination (LI PEMERIKSAAN LAB: Uwok, Alifa, Triya)


Hb 12,8 g/dl, WBC 20.000/mm3, differential count: 0/1/2/83/20/4
Urine routine
Macroscopic: yellowish colour
Microscopic: WBC (-), RBC (-), protein (-), keton bodies (+)
Faeces routine
Macroscopic: water more than waste material, blood (+), mucous(+)
WBC: 20/HPF, RBC full, bacteria (++), Entamoeba coli (+), fat (+)
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan laboratorium?
Jawab:
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Interpretasi
Hemoglobin 12,8 gr/dL 10,5-13,5 gr/dL Normal
WBC 20.000/mm3 6.000-18.000/ mm3 Meningkat

Differential Count 0/1/2/83/20/4 Basofil : 0 – 1 (%) Normal


Eosinofil : 1 – 4 (%) Normal
Batang : 2 – 5 (%) Normal
Segmen : 50 – 70 (%) Meningkat
Limfosit : 20 – 40 (%) Normal
Monosit : 0 – 6 (%) Normal

Pemeriksaan Urin Rutin Hasil Nilai normal Interpretasi


Makroskopis Yellowish colour Kuning Normal
Mikroskopis:
Normal
 WBC Negatif Negatif
 RBC Negatif Negatif Normal
 Protein
 Keton bodies Negatif Negatif
Normal
Positif Negatif
Abnormal
(kurang
dari15 mg/dl)

Pemeriksaan Feses Hasil Nilai normal Interpretasi


Rutin
Makroskopis  Water more Agak lunak dan
than waste berbentuk
Abnormal
material
 Blood (+) Negatif Abnormal
 Mucous (+)
Abnormal
Negatif
Mikroskopis:
Abnormal
 WBC 20/HPF Negatif
(≤ 2-5 WBCs/hpf)
 RBC Abnormal
 Bacteria Full Negatif
 Entamoeba coli (++) Negatif
Abnormal
 Fat
(+) Negatif Abnormal
(+) Negatif
Abnormal

b. Bagaimana mekanisme abnormalitas dari laboratorium?


Jawab:
Badan keton dalam urin  Saat diare tidak segera teratasi ditambah lagi
adanya kerusakan pada mukosa usus, maka nutrisi dan cairan tidak terserap
dengan baik, hal ini dapat berujung pada hipoglikemia, pada saat tubuh
kekurangan glukosa, maka tubuh akan memecah lemak sebagai penghasil energi,
zat sisa yg dihasilkan adalah badan keton. Jika badan keton terlalu banyak dalam
sirkulasi, maka akan ikut terekskresi oleh ginjal, hal itulah yang menyebabkan
adanya badan keton dalam urin.
Feses
1. Water more than waste material dan fat  saat mukosa kolon rusak maka air
tidak terserap dengan baik dan ikut terbuang bersama feses.
2. Blood + mucous  adanya kerusakan pada dinding epitel kolon menyebkan
perdarahan dan eksresi mucous yg berlebihan.

c. Bagaimana komposisi dalam feses normal?


Jawab:
Kolon dalam keadaan normal menyerap garam dan air. Dari 500 mL bahan
yang masuk ke dalam kolon, normalnya kolon menyerap 350 mL, meninggalkan
150 mL feses untuk dikeluarkan dari tubuh setiap hari. Bahan feses ini biasanya
terdiri dari 100 gr H2O dan 50 gr bahan padat termasuk selulosa yang tidak
tercerna, bilirubin, bakteri, dan sejumlah kecil garam.
Secara normal feses berbentuk tetapi lembut dan mengandung air
sebanyak 75% jika seseorang mendapat intake cairan yang cukup, sedangkan
25% lagi adalah bagian padat yang tersusun atas 30% bakteri mati, 10-20%
lemak, 10-20% bahan inorganic, 2-3% protein, dan 30% serat-serat makanan
yang tidak dicerna dan unsur-unsur kering dari getah pencernaan, seperti pigmen
empedu dan sel-sel epitel yang terlepas.
Warna coklat dari feses disebabkan oleh sterkobilin dan urobilin, yang
berasal dari bilirubin. Bau feses terutama disebabkan oleh produk kerja bakteri;
produk ini bervariasi dari satu orang ke orang lainnya, bergantung pada flora
bakteri kolon masing-masing orang dan pada jenis makanan yang dimakan.
Produk yang benar-benar mengeluarkan bau meliputi indol, skatol, merkaptan,
dan hidrogen sulfida.

d. Bagaimana komposisi dalam urin normal?


Jawab:

Komposisi urine pada manusia


1) Air - komposisi urine
Komposisi urine yang paling utama adalah terdiri dari air, dan ini sudah jelas
bahwa yang kita keluarkan memang berbentuk cairan. Urine pada kondisi
normal umumnya mengandung 90 % air.
2) Urea, asam urat dan amonia merupakan zat sisa dari pembongkaran protein
3) Zat warna empedu
Zat inilah yang membuat urine kita berwarna kuning, semakin banyak kita
minum maka urine akan semakin putih dan warna kuning yang diakibatkan
oleh zat warna empedu semakin tidak kelihatan.
4) Bermacam-macam garam, terutama atau (NaCl)
5) Terdapat beberapa zat yang beracun

Você também pode gostar