Você está na página 1de 13

Anatomi & Fisiologi Hormon

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi substans untuk


digunanakan di dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi yang tetap
beredar dan bekerja didalam tubuh.

Hormon merupakan senyawa kimia khusus diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu.
terdapat hormon setempat dan hormon umum. contoh dari hormon setempat adalah:
Asetilkolin yang dilepaskan oleh bagian ujung-ujung syaraf parasimpatis dan syaraf
rangka. Sekretin yang dilepaskan oleh dinding duedenum dan diangkut dalam darah
menuju penkreas untuk menimbulkan sekresi pankreas dan kolesistokinin yang
dilepaskan diusus halus, diangkut kekandung empedu sehingga timbul kontraksi
kandung empedu dan pankreas sehingga timbul sekresi enzim.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana Anatomi dan Fisisologi Sistem Endokrin ?

2. Apa pengertian Hormon ?

3. Organ apa saja yang dapat menghasilkan hormon?

4. Apa saja jenis-jenis hormon tersebut?

5. Bagaiman proses fisiologi hormon?

6. Apa Fungsi Hormon?


1.3 Metode Penulisan

Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah yang berjudul “Anatomi &
Fisiologi Sistem Endokrin” ini adalah Berdasarkan metode literature (pustaka) dan

mengintisarikan buku-buku pustaka dan informasi didapat dari jaringan internet.

1.4 Tujuan Penulis

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang


diberikan dosen pengajar mata kuliah Anatomi dan Fisiologi Ternak serta untuk
menambah pengetahuan tentang Fisiologi Sistem Endokrin itu sendiri.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin

Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai


susunan mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel,
lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak
mengandung pembuluh kapiler.

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan
homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat
dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar
hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan
atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem
saraf.

Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak melaui saluran,
tapi dari sel-sel endokrin langsung masuk ke pmbuluh darah.Selanjutnya hormon
tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek
hormon. Sedangkan ekresi kelenjar eksokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran
khusus, seperti uretra dan saluran kelenjar ludah.

Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-kelenjar


tersebut, ada yang berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya hormon tersebut
hanya menghasilkan hormon misalnya kelenjar pineal, kelenjar hipofisis / pituitary,
kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal suprarenalis, dan kelenjar timus.

2.2 Pengertian Hormon

Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar
atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian besar hormon
merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-
beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari
kolesterol.Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang
sangat luas.

Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan
antara hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi
sel. Pada akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan:

-Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-


ciri seksual
-Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi
-Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah.

Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon


yang lainnya mempengaruhi seluruh tubuh.

Misalnya, TSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi


kelenjar tiroid. Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini
mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas
dan mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh tubuh.

2.3 Organ Penghasil Hormon dan Hormon yang di Hasilkan

2.3.1 Kelenjar Hipofisis (Pituitari)


Kelenjar hipofisis terletak di dalam lekukan tulang sela tursika di bagian tengah
tulang baji. Hipofisis merupakan kelenjar buntu terbesar. Ukuran kelenjar tersebut kira-
kira sebesar kacang dan terdiri atas tiga lobi.
1) Lobi Depart (Lobi Anterior)
Bagian lobi depan menghasilkan bermacam-macam hormon pengatur beberapa
hormon lain, antara lain sebagai berikut.
a) Somatotrop Hormone (STH)
Somatotrop Hormone (STH) disebut juga hormon pertumbuhan yang bekerja
menstimulasi pertumbuhan tubuh, terutama cakra epifisis dari tulang pipa. Kelebihan
hormon tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Jika
kelebihan tersebut terjadi pada saat seseorang tidak tumbuh lagi maka akan
menyebabkan penebalan pada tulang wajah, tengkorak, Langan, dan kaki yang disebut
akromegali. Kekurangan hormon tersebut dapat menyebabkan tubuh menjadi kerdil
(katai).
b) Luteotropic Hormone (LTH)
Luteotropic Hormone (LTH) disebut juga hormon prolaktin atau laktogen yang
berfungsi untuk merangsang kelenjar susu untuk mensekresikan susu.
c) Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
Thyroid Stimulating Hormone (TSH) disebut juga hormon teotrop yang berfungsi
untuk merangsang sekresi kelenjar timid.
d) Adrenocorticotropic Hormone (ACTH)
Adrenocorticotropic Hormone (ACTH) disebut juga hormon adrenotropin yang
berfungsi untuk merangsang dan mengendalikan inkresi kelenjar korteks adrenal.
e) Gonadotropic Hormone
Gonadotropic Hormone disebut juga hormon kelenjar kelamin. Hormon tersebut
terdiri atas sebagai berikut.
(1) Folide Stimulating Hormone (FSH), , merangsang pertumbuhan dan
pernatangan folikel. Folikel dalah sebuah gelembung kecil yang berisi ovum.
(2) Luteinizing Hormone (LH), menyebabkan folikel yang telah matang pecah dan
ovum keluar. Peristiwa itu disebut ovulasi. LH menyebabkan pula folikel yang telah
pecah berubah menjadi korpus leteum yang menghasilkan hormon progesteron dan
estrogen.
Pada laki-laki, FSH dan LH mengatur pembentukan hormon testosteron.
2). Lobi Tengah (Lobi Intermedia)
Pada manusia, bagian lobi tengah mengalami kemunduran (rudimenter) dan
fungsi hormon yang dihasilkan belum jelas. Pada katak, bagian lobi tengah
menghasilkan Melanocyte Stimu¬lating Hormone (MSH) atau intermedin. Hormon
tersebut berperan dalam mengatur perubahan warns kulit, yaitu dengan mengatur
penyebaran pigmen melanin pads sel-sel melanofora kulit.
3). Lobi Belakang (Lobi Posterior)
Lobi belakang menghasilkan beberapa macam hormon, yaitu vasopresin (ADH),
pretesin, dan oksitosin. Vasopresin dan pretesin berfungsi untuk mempengaruhi
tekanan darah, sedangkan oksitosin berperan dalam membantu proses kelahiran.
Kelenjar hipofisis wring juga disebut sebagai master of glands karena mampu
menghasilkan bermacam-macam hormon yang mempengaruhi fungsi hormon-hormon
lain. Untuk mempermudah memahami berbagai hormon yang dihasilkan hipofisis.
2.3.2. Kelenjar Gondok (Kelenjar Tiroid)
Kelenjar gondok terdiri atas dua lobi. Letak kelenjar tersebut di kanan dan kiri
trakea daerah faring. Hormon yang dihasilkan adalah tiroksin yang terbentuk dari asam
amino tiroksin dan yodium.
Fungsi hormon tiroksin adalah mempengaruhi metabolisme sel serta
mempengaruhipertumbuhan, perkembangan, dan diferenstast jaringan tubuh. Hormon
tiroksin mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan kedewasaan.
Kekurangan tiroksin (hipotiroidisme) pada masa kanak-kanak min pertumbuhan tubuh
dan mentalnya terganggu (kretinisme). Anak umur 14-15 tahun tubuhnya pendek, perut
buncit, dan mentalnya terbelakang sehingga is tidak dapat makan sendiri. Pada orang
dewasa, hipotiroidisme tidak begitu serius akibatnya karena pertumbuhannya sudah
selesai. Keadaan itu disebut miksedema.
Gejalanya adalah kecepatan metabolisme turun, lemak di bawah kulit
bertambah, kulit menjadi kasar, dan kegiatan fisik maupun mental menjadi lamban.
Kekurangan tiroksin dapat disebabkan oleh kekurangan unsur I (yodium) pada
makanan. Biasanya kelenjar tiroid menjadi besar sebagai penyesuaian untuk
memperoleh unsur yodium semaksimal mungkin, disebut gondok.
Kelebihan hormon tiroksin disebut hipertiroidisme yang akan menyebabkan
morbus Basedowi, yaitu metabolisme meningkat, denyut jantung meningkat, gugup,
emosional, pelupuk mata terbuka lebar, dan bola mata terbelalak (eksoftalmus).

2.3.3. Kelenjar Anak Gondok (Kelenjar Paratiroid)


Kelenjar anak gondok terletak di permukaan belakang tiroid. Hormon yang
dihasilkan adalah parathormon yang berfungsi dalam mengatur pemakaian ion Ca dan
P pada jaringan. Kekurangan hormon tersebut dapat menyebabkan kekejangan otot
(tetani).

2.3.4. Kelenjar Timus


Kelenjar tintus.merupakan tempat penimbunan hormon somatotrop. HoiIlion
tersebut hanya berfungsi pada masa pertumbuhan saja.

2.3.5. Kelenjar Anak Ginjal (Kelenjar Adrenal)


Terletak di atas ginjal dan terdiri atas dua bagian, yaitu korteks dan medulla.
1) Korteks menghasilkan hormon sebagai berikut.
a. Cortisol (Glucocorticoid), mengaktifkan norepinefrin menjadi epinefrin.
Keduanya menyebabkan kenaikan kadar gula darah.
b. Aldosteron (Mineralocorticoid), berfungsi dalam absorpsi Na' dan penambahan
ekskresi K oleh ginjal serta terjadi penambahan volum cairan ekstraseluler.
2) Medulla menghasilkan hormon adrenalin yang menyebabkan penyempitan
pembuluh darah, mempercepat denyut jantung, dan memobilisasi gula dari hati,otot

2.3.6. Kelenjar Langerhans (Pankreas)


Kelenjar langerhans menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Kekurangan
hormon insulin dapat mengakibatkan kencing manis (diabetes mellitus).

2.3.7. Kelenjar Usus dan Lambung


Kelenjar duodenum menghasilkan hormon sekretin yang berfungsi merangsang
pengeluaran getah pankreas dan hormon kolesistokinin yang berfungsi merangsang
pengeluaran cairan empedu. Kelenjar lambung menghasilkan hormon gastrin yang
berfungsi merangsang pengeluaran getah lambung.

2.3.8. Kelenjar Kelamin (Gonad)


Kelenjar kelamin mampu menghasilkan hormon dan sel-sel kelamin. 'Kelenjar
kelamin tersebut dibedakan atas sebagai berikut.
1. Kelenjar Kelamin Pria (Testis)
Menghasilkan hormon androgen dan sel sperma. Diantara hormon androgen
yang terpenting adalah[testosterolliengan fungsi mempertahankan proses
spermatogenesis dan menghambat sekresi LH oleh hipofisis.
2. Kelenjar Kelamin Wanita (Ovarium)
Menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon yang meliputi sebagai berikut.
a. Estrogen dihasilkan oleh sel-sel folikel. Fungsi estrogen adalah menyebabkan
ciri-ciri kelamin sekunder di awal masa remaja dan turut membantu dalam persiapan
pembentukan endometrium untuk menerima embrio.
b. Progesteron, dihasilkan oleh korpus luteum, yaitu bekas folikel yang telah
ditinggalkan ovum. Fungsi progesteron adalah menjagaT~balanendometrjgU
menghambat produksi FSH oleh hipofisis, dan pada ibu yang habis bersalin,
progesteron bersama laktogen berfungsi memperlancar produksi air susu.
2.4 Proses Fisiologi Hormon

2.4.1 Hormon Testosteron

Testosteron merupakan hormon penting yang berperan dalam pembentukan


karakteristik seksual laki-laki dan perempuan. Meski memengaruhi pria dan wanita,
testosteron memainkan peran yang jauh lebih besar pada pria dibandingkan wanita.

Testosteron memiliki banyak fungsi mulai dari pembentukan massa otot,


memperkuat tulang, hingga untuk pematangan perkembangan alat reproduksi dan
pertumbuhan janin. Berikut beberapa tahap pembentkan horomon testosteron:

1. Hipotalamus
Produksi testosteron dimulai di kelenjar hipotalamus yang terletak di daerah
otak. Karena rangsangan tertentu seperti gairah seksual, tubuh akan mengaktifkan
hipotalamus untuk mengeluarkan suatu zat yang disebut gonadotropin-releasing
hormone (GnRH).

2. Kelenjar Pituitari

Setelah GnRH dirilis ke dalam aliran darah, pembuluh darah membawa hormon
tersebut ke kelenjar pituitari. Di kelenjar pituitari, GnRH mengaktifkan kemampuan
kelenjar pituitari untuk menghasilkan gonadotropin yang disebut follicle-stimulating
hormone dan luteinizing hormone dan memasukkannya ke dalam aliran darah.

3. Testis

Setelah dalam aliran darah, follicle-stimulating hormone dan luteinizing hormone


melakukan perjalanan baik ke testis laki-laki, atau indung telur perempuan. Dalam
testis, hormon tersebut mengaktifkan sel-sel testis yang disebut sel Leydig untuk
mensintesis kolesterol sebagai bahan dasar pembentuk hormon testosteron.

Testosteron kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah untuk melakukan tugas


yang telah ditetapkan oleh hipotalamus.

4. Ovarium

Pada wanita, sejumlah kecil testosteron diproduksi oleh ovarium. Dalam proses
ini, follicle-stimulating hormone dan luteinizing hormone mengaktifkan sel-sel
thecal ovarium. Sel-sel ini juga mampu mensintesis kolesterol dari tubuh menjadi
testosteron.

5. Kelenjar Adrenal

Sejumlah kecil testosteron juga diproduksi dalam kelenjar adrenal. Hal ini dapat
terjadi baik pada pria maupun wanita. Proses ini dilakukan dengan mengaktifkan sel-sel
zona reticularis kelenjar adrenal untuk mensintesis kolesterol menjadi testosteron.

2.4.2 Hormon Tiroid

Hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid memiliki dua buah
lobus, dihubungkan oleh isthmus, terletak di kartilago krokoidea di leher pada cincin
trakea ke dua dan tiga. Kelenjar tiroid berfungsi untuk pertumbuhan dan mempercepat
metabolisme. Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon yang penting yaitu tiroksin (T4)
dan triiodotironin (T3).
Karakteristik triioditironin adalah berjumlah lebih sedikit dalam serum karena
reseptornya lebih sedikit dalam protein pengikat plasma di serum tetapi ia lebih kuat
karena memiliki banyak resptor pada jaringan. Tiroksin memiliki banyak reseptor pada
protein pengikat plasma di serum yang mengakibatkan banyaknya jumlah hormon ini di
serum, tetapi ia kurang kuat berikatan pada jaringan karena jumlah reseptornya sedikit.
(Guyton. 1997)

Proses pembentukan hormon tiroid adalah:

(1) Proses penjeratan ion iodida dengan mekanisme pompa iodida. Pompa ini dapat
memekatkan iodida kira-kira 30 kali konsentrasinya di dalam darah;

(2) Proses pembentukan tiroglobulin. Tiroglobulin adalah glikoprotein besar yang


nantinya akan mensekresi hormon tiroid;

(3) Proses pengoksidasian ion iodida menjadi iodium. Proses ini dibantu oleh enzim
peroksidase dan hidrogen peroksidase.

(4) Proses iodinasi asam amino tirosin. Pada proses ini iodium (I) akan menggantikan
hidrogen (H) pada cincin benzena tirosin. Hal ini dapat terjadi karena afinitas iodium
terhadap oksigen (O) pada cincin benzena lebih besar daripada hidrogen. Proses ini
dibantu oleh enzim iodinase agar lebih cepat.

(5) Proses organifikasi tiroid. Pada proses ini tirosin yang sudah teriodinasi (jika
teriodinasi oleh satu unsur I dinamakan monoiodotirosin dan jika dua unsur I menjadi
diiodotirosin)

(6) Proses coupling (penggandengan tirosin yang sudah teriodinasi). Jika


monoiodotirosin bergabung dengan diiodotirosin maka akan menjadi triiodotironin. Jika
dua diiodotirosin bergabung akan menjadi tetraiodotironin atau yang lebih sering
disebut tiroksin. Hormon tiroid tidak larut dalam air jadi untuk diedarkan dalam darah
harus dibungkus oleh senyawa lain, dalam hal ini tiroglobulin. Tiroglobulin ini juga
sering disebut protein pengikat plasma. Ikatan protein pengikat plasma dengan hormon
tiroid terutama tiroksin sangat kuat jadi tiroksin lama keluar dari protein ini. Sedangkan
triiodotironin lebih mudah dilepas karena ikatannya lebih lemah. (Guyton. 1997)

2.4.3 Hormon Adrenal

Kortek adrenal mensintesis molekul steroid yang dipilah menjadi tiga kelompok
hormon yaitu glukokortikoid, mineralkortikoid dan androgen dengan zona/lapisan
penghasil yang berbeda-beda.

Seperti kita ketahui, kortek adrenal mempunyai 3 lapisan/zona yaitu :


a. Zona glomerulosa à memproduksi hormon mineralkortikoid

b. Zona fasikulata à memproduksi hormon glukokortikoid (bersama dengan zona


reticularis)

c. Zona reticularis à memproduksi homon androgen

Kolesterol, yang didapatkan dari makanan dan sintesis endogen adalah bahan
untuk steroidogenesis. Uptake kolesterol dilakukan oleh LDL receptor. Dengan stimulasi
dari ACTH, jumlah receptor LDL meningkat

Di bawah ini, adalah skema jalanya sintesis dari hormon steroid adrenal :

Keterangan :

· Sisntesis mineralkokrtikoid

Pregnenolon diubah menjadi progesterone oleh dua buah enzim reticulum


endoplasma halus yaitu 3β-hidroksisteroid dehidrogenase dan
Δ5,4 isomerase.Progesterone mengalami hidroksilase pada posisi C21 untuk
membentuk 11-deoksikotrikosteron, yang merupakan mineralkortikoid yang aktif
(menahan ion Na+). Hidroksilase berikutnya, pada C11, menghasilkan kortikosteron.
Enzim 18-hidroksilase bekerja pada kortikosteron membentuk 18 hidroksikortikosteron
yang diubah menjadi aldosteron oleh konversi 18-alkohol menjadi aldehid

· Sintesis glukokortikoid

Sintesis kortisol memerlukan tiga enzim hidroksilase yang bekerja secara


berurutan pada posisi C17, C21, C11. Dua reaksi pertama berlangsung cepat ,
sementara hidroksilasi C11 berlangsung lambat. 17α-hidroksilase merupakan enzim
reticulum endoplasma halus yang bekerja pada pregnenolon. 17α-hidroksiprogesteron
mengalami hidroksilase pada posisi C21 oleh 21-hidroksilase hingga membentuk 11-
deoksikortisol yang kemudian juga dihidroksilasi oleh 11β-hidroksilase pada posisi
C11untuk membentuk kortisol.

· Sintesis androgen

Hormon androgen yang utama yang dihasilkan oleh korteks adrenal adalah
dehidroepiandrosteron (DHEA). DHEA sebenarnya adalah sebuah prehormon karena
kerjanya 3β-OHSD dan Δ5,4 isomerase akan mengubah DHEA androgen yang lemah
menjadi androstenedion yang lebih poten. Reduksi androstenesion pada posisi
C17mengakibatkan pembentukan testosterone.

2.5 Fungsi Hormon


Hormon Yang Fungsi
menghasilkan

Aldosteron Kelenjar adrenal Membantu keseimbangan garam


& air dengan cara menahan
garam & air serta membuang
kalium

Antidiuretik(vasopresin) Kelenjar Hipofisa 1. Menyebabkan ginjal


menahan air

2. Bersama dengan aldosteron,


membantu mengendalikan
tekanan darah

Kartikosteroid Kelenjar adrenal 1. Anti peradangan


memiliki efek yang
luas diseluruh 2. Mempertahankan kadar gula
tubuh darah,tekanan darah & kekuatan
otot

3. Membantu mengendalikan
tekanan darah

Kartikotropin Kelenjar Hipofisa Mengendalikan pembentukan &


pelepasan hormon oleh korteks
adrenal

Eritropoietin Ginjal Merangsang pembentukan sel


darah merah

Estrogen Indung telur Mengendalikan perkembangan


ciri seksual & sistem reproduksi
wanita

Glukagon Pankreas Meningkatkan kadar gula darah

Hormon pertumbuhan Kelenjar Hipofisa 1. Mengendalian pertumbuhan


& perkembangan

2. Meningkatkan pembentukan
protein

Insulin Pankreas 1. Menurunkan kadar gula


darah

2. Mempengaruhi metabolisme
glukosa,protein & lemak di
seluruh tubuh

LH (Luteinizing Hormone) Kelenjar Hipofisa 1. Mengendalikan fungsi


reproduksi (pembentukan sperma
& smentum,pematangan sel
FSH (Follicle Stimulating telur,siklus menstruasi)
Hormone) 2. Mengendalikan ciri seksual
pria & wanita (penyebaran
rambut, pembentukan otot,
tekstur & ketebalan kulit, suara &
bahkan mungkin sifat kepribadian

Oksitosin Kelenjar Hipofisa Menyebabkan kontraksi otot


rahim & saluran susu di payudara

Hormon Paratiroid Kelenjar Paratiroid 1. Mengendalikan


pembentukan tulang

2. Mengendalikan pelepasan
kalsium & fosfat progesteron
indung telur

3. Mempersiapkan lapisan
rahim untuk penanaman sel telur
yang telah dibuahi

4. Mempersiapkan kelenjar
susu untuk menghasilkan susu

Polaktin Kelenjar Hipofisa Memulai & mempertahankan


pembentukan susu di kelenjar
susu

Renin & angiotensin Ginjal Mengenalikan tekanan darah

Hormon Tiroid Kelenjar Tiroid Mengatur pertumbuhan,


pematangan & kecepatan
metabolisme
TSH (Tyroid-Stimulating Kelenjar Hipofisa Merangsang pembentukan &
Hormone) pelepasan kelenjar tiroid

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan
homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat
dibedakan dengan karakteristik tertentu.

Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membatu


mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan
pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.
hormon merupakan senyawa kimia khsus diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu.
terdapat hormon setempat dan hormon umum.

3.2 Saran

Demikian makalah ini kami susun dengan penuh kekurangan dan semoga dapat
menambah wawasan tentang Fisiologi Sistem Endokrin bagi pembaca. Penulis
menyadari makalah ini belumlah sempurna, masih terdapat kekurangan di sana-sini.
Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca, demi lebih sempurnanya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://aanborneo.blogspot.com/2012/10/materi-anatomi-dan-fisiologi-sistem.html

http://www.anneahira.com/sistem-endokrin.htm

https://biologiasyik.wordpress.com/2011/12/16/sistem-endokrin-hormon/

http://tanyakenapa.net/iptek/organ-penyebab-banci-pada-pria.html

https://fr.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110531062709AAPsmgh

Você também pode gostar