Você está na página 1de 8

MAKALAH KEPEREWATAN

HASIL KRITISI JURNAL

DI SUSUN OLEH:

GUSTI RISKA : 1630702001

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

TAHUN 2018
1) Jurnal Keseimbangan Suhu Tubuh (perbandingan efektifitas pemberian
kompres hangat dan terridsponge )
Selasa 18 juli 2018, Diunduh dari
http://jik.ub.ac.id/index.php/jik/article/download/101/94

- MENGIDENTIFIKASI JURNAL
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal
sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus, kasus
demam di seluruh dunia mencapai 16-33 juta dengan 500-600 ribu
kematian tiap tahunnya. Demam pada anak dibutuhkan perlakuan dan
penangan tersendiri yang berbeda bila dibandingkan dengan orang
dewasa. Hal ini di karenakan, apabila tindakan lambat maka akan
mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu. Demam
dapat membahayakan keselamatan anak jika tidak ditangani dengan cepat
dan tepat akan menimbulkan komplikasi lain seperti hipertermi, kejang
dan penurunan kesadaran
- METODELOGI YANG DI GUNAKAN
Desain penilitian ini adalah quasieksperiment dengan rancangan
penelitian pre test and post. dimana pengambilan sampel menggunakan
teknik purposive sampling sebanyak 30 orang terdiri dari 15 orang
sebagai kelompok kompres hangat dan 15 orang sebagai kelompok tepid
sponge. Analisa pada penilitian ini menggunakan dua uji hipotesa yaitu
Despendent T test dan Independent T karena data berdistribusi normal
setelah dilakukan uji ke normalan dengan shapiro wilk dengan hasil p
value>0,05
HASIL BERDASARKAN USIA
1. Umur 1 tahun : 3,3 %
2. Umur 2 tahun : 9 %
3. Umur 3 tahun : 7 %
4. Umur 4 tahun : 9 %
5. Umur 5 tahun : 4 %
PERBEDAAN SUHU TUBUH SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN
KOMPRES HANGAT

Mean SD SE Mean
Mean
Variabel SD Differen Differen Differen p- Value N
(°C)
ce (°C) nce ce
Suhu
tubuh
sebelum
38,5 0,6638
tindakan
kompres
hangat
Tindakan
sesudah
tindakan 38 0,5506 0,5133 0,2475 0,0639 0,000 15
kompres
hangat

PERBEDAAAN SUHU TUBUH SEBELUMDAN SESUDAH DILAKUKAN


TEPID SPONGE

Mean SD SE Mean
Mean
Variabel SD Differen Differen Differen p- Value N
(°C)
ce (°C) nce ce
Suhu
tubuh
sebelum
38,8 0,6028
tindakan
tepid
sponge
Tindakan
sesudah
tindakan
38 0,5663 0,7867 0,2200 0,0568 0,000 15
tepid
sponge
hangat

PERBANDINGAN PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DAN TEPID SPONGE TERHADAP


PENURUNAN SUHU TUBUH
Mean SD
Mean
Variabel SD Differen Differen P- Value N
(°C)
ce (°C) nce
Suhu
tubuh
sebelum
0,5 0,2475
tindakan
kompres
hangat -.2733 0,0855 0,003 30
Tindakan
sesudah
tindakan 38 0,2200
Tepid
sponge

KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan efektifitas peberian kompres
hangat dan tepid sponge terhadap penurunan suhu tubuh anak yang
mengaami demam (p value<ά,0.003<0,05). Di harapkan hasil penilitian
ini perawat dapat melakukan dan mengajarkan penggunaan kompres
hangat dan tepid sponge yang benar pada pasien dan juga di harapkan hasil
penelitian ini dapat di gunakan sebagai masukan untuk standar oprasional
prosedur (SOP) dalam menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami
demam secara non farmakologis
2) Jurnal konsep istirahat dan tidur ( Faktor yang mempengaruhi kualitas
tidur pasien post op laparatomi)
selasa 19 juli 2018, Diunduh dari
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/1465/jurnal%20kes
%20vol%201%20no%202%20g%20141-147.pdf;sequence=1

- MENGIDENTIFIKASI JURNAL
Tidur yang tidak adekuat dan kualitas tidur buruk dapat mengakibatkan
gangguan keseimbangan fisiologi dan psikologi. Orang yang sedang sakit
membutuhkan istirahat dan tidur lebih banyak dari pada saat mereka
normal karena tubuh sedang bekerja keras menyediakan energi untuk
pemulihan. Tidur sebagai kebutuhan dasar manusia sangat dipengaruhi
oleh berbagai macam faktor yang mempengaruhi gangguan pemenuhan
tidur pada seseorang. Penanganan gangguan pola tidur klien adalah tujuan
penting perawat untuk membantu klien mendapatkan kebutuhan istirahat
dan tidur
- METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan
cross sectional. Jenis penelitian ini menekankan pada waktu pengukuran
atau observasi data variabel independen dan dependen (kualitas tidur
pasien post op laparatomi)
Pengambilan sampel yang di lakukan dengan mengambil kasus atau
responden yang kebetulan ada atau tersedia :
1) Pasien dewasa berusia 17-70 tahun
2) Jenis kelamin laki-laki dan perempuan
3) Pasien dengan post operasi laparatomi
4) Pasien dengan keadaan umum komposmetis
5) Pasien di rawat di RS sejak hari pertama post op
6) Pasien dengan sosial ekonomi rendah dengan penghasilan rata-rata
350.000 ribu
Kuesioner terdiri dari pertanyaan meliputi beberapa bagian :
1) Bagian I berisi tentang : 5 pertanyaan mencakup faktor fisiologis
2) Bagian II berisi tentang : 14 pertanyaan mencakup faktor psikologis
3) Bagian III berisi tentang : 13 pertanyaan mencakup faktor lingkungan
4) Bagian IV berisi tentang : 21 pertanyaan mencakup kualitas tidur
(PSQI)
- HASIL PENELITIAN

Kualitas
Kualitas
tidur
tidur
No Karakteristik tidak C2 P Value OR C195%
tergangg
tergangg
u
u

Fisiologis
1 a. Gangguan 5 5
4,001 0,045 0,983 0,008<OR<3,947
b. Tidak 2 13
Psikologi
2 a. Gangguan 8 2
14,005 0,000 0,717 0,001<OR<1,347
b. Tidak 1 14
Lingkungan
3 a. Baik 5 5
6,177 0,013 0,089 0,03<OR<2,5533
b. Buruk 1 14

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis penelitian ini, adanya hubungan antara faktor fisiologis,
psikologis, lingkungan dengan kulitas tidur pasien. Namun yang paling dominan
mempengaruhi kualitas tidur pasien adalah fisiologis
Di harapkan setiap RS dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada
pasien, walaupun telah cukup baik untuk tetap menjaga kenyamanan kualitas tidur
pasien post op
3) Jurnal Kebutuhan seksual (Dengan kualitas Hidup pasien gagal ginjal
kronik)
Rabu 20 juli 2018, Diunduh dari
http://digilib.unisayogya.ac.id/id/eprint/145

- MENGIDENTIFIKASI MASALAH
Adanya penyakit gagal ginjal kronik yang di alami pasien serta intervensi
hemodialisis yang di lakukan seumur hidup merupakan stressor yang aka
mempengaruhi seluruh aspek kehidupan pasien termasuk kebutuhan
seksualitas. Masalah seksual pada wanita justru sangat erat hubungannya
dengan faktor psikologis seperti mood dan hubungan keluarga. Para
profesional di bidang kesehatan dan keluarga pasien seharusnya sama-
sama mendiskusikan masalah seks karena sangat penting dan relevan
yang tujuannya untuk pengembangan nilai yang efektif
- MODE PENELITIAN
Penelitian non eksperimen dengan metode kuantitatif korelasional,
penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik
pengambilan sampel di lakukan dengan metode non probability sampling
dengan teknik quota sampling denganjumlah sampel sebanyak 53
responden. Kriteria inklusi menjalankan hemodialisis rutin minimal 2 kali
seminggu, berusia dewasa 18 sampai 59 tahun, menikah masih
mempunyai pasangan hidup

- HASIL PENELITIAN

Frekuensi
Karateristik Responden Presentase (%)
no (N=53)
1 Umur
26-35 tahun (Dewasa Awal) 10 18,9
36-45 tahun (Dewasa Akhir) 18 34,0
46-55 tahun (Lansia Awal)
23 43,4
56-65 tahun (Lansia Akhir)
2 3,8
>65 tahun (Manula)
2 Jenis kelamin
Laki-laki 30 56,6
Perempuan 23 43,3
3 Pendidikan
Tidak sekolah 1,9
13
Drop out Sd 5,7
6
SD 11,3
3
SMP 5,7
29
SMA 54,7
11
S1 20,8
4 Pekerjaan
Tidak Bekerja 17 32,1
Buruh 10 18,9
Swasta 22 41,5
PNS 4 7,5
5 Lama Hemodialisis (bulan)
<12 9 17,0
12-24 4 7,5
>24 40 75,5

Pemenuhan Laki-laki Perempuan


No
Kebutuhan seksual F % F %
1 Terpenuhi 3 10 0 0
2 Cukup terpenuhi 19 63,3 13 56,5
3 Tidak Terpenuhi 8 26,7 10 43,5
Jumlah 30 100 23 100

KESIMPULAN
Pemenuhan kebutuhan seksual pasien gagal ginjal kronik untuk laki-laki dan
perempuan kategori cukup terpenuhi
Hasil penelitian ini di harapkan dapat di jadikan referensi berkaitan dengan
adanya pemenuhan kebutuhan seksual memiliki peran yang sangat penting bagi
kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik

Você também pode gostar