Você está na página 1de 19

ISSN 1978-2497

ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
EDISI 7 NO 1 APRIL 2015

ANALISA KERJA KOMPRESOR TERHADAP PENGGUNAAN REFRIGERAN R134A


DAN HIDROKARBON JENIS PROPANE ISO BUTANE (PIB)

Mastur 1, Andi Hidayat2


1,2,3
Program Studi Teknik Mesin STT Wiworotomo Purwokerto
Jl. Sumingkir No. 1 Tlp. (0281)626266 Fax. (0281)632870 Purwokerto Barat

ABSTRAK
This study aims to determine the compressor work against the use of R134a refrigerant and
hydrocarbon type Iso Butane Propane (PIB), to determine the highest temperature generated by
both the refrigerant, determine the electricity consumption used a cooling circuit with the use of
a different refrigerant, and to determine the Coefficient of Performance (COP) and the efficiency
generated by both the refrigerant. The research methodology used is experimenting with ways to
collect data by using interfal 30 minutes. Data were analyzed by using the test results of
descriptive techniques. From the data that has been obtained, the actual COP gained highest
15.73 R134a refrigerant for use in 30 minutes, while using a hydrocarbon refrigerant type PIB
7.26 at 30 minutes, the calculation for the highest ideal generated COP R134a 1.75 at 30
minutes , for hydrocarbon types PIB 0.6 at 30 min, to the resulting efficiency R134a 23.61 at 120
minutes, sedangkat for hydrocarbon types PIB 187.8 minutes to 120. Compressor work lighter
compared using hydrocarbon refrigerant R134a. The electrical current used Hydrocarbon Type
PIB lower than R134a. The resulting efficiency of hydrocarbon types PIB higher than R134a.
Keyword:COP, Effisiensi, Refrigerant.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerja kompresor terhadap penggunaan refrigerant
R134a dan hidrokarbon jenis PropaneIsoButane (PIB), untuk mengetahui temperature tertinggi
yang dihasilkan oleh keduarefrigerant tersebut, mengetahui konsumsi listrik yang digunakan
satu rangkaian pendingin dengan penggunaan refrigerant yang berbeda, dan untuk mengetahui
Coefficient Of Performance (COP) dan effisiensi yang dihasilkan oleh kedua refrigerant tersebut.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan cara pengambilan data dengan
menggunakan interfal waktu 30 menit. Data hasil pengujian dianalisis dengan menggunkan
teknik deskriptif. Dari data yang telah diperoleh, didapat COP aktual tertinggi untuk penggunaan
refrigerant R134a 15,73 pada menit 30, sedangkan dengan menggunakan refrigerant
hidrokarbon jenis PIB 7,26 pada menit 30, hasil perhitungan untuk COP ideal tertinggi yang
dihasilkan R134a 1,75 pada menit 30, untuk hidrokarbon jenis PIB 0,6 pada menit 30, untuk
effisiensi yang dihasilkan R134a 23,61 pada menit 120, sedangkat untuk hidrokarbon jenis PIB
187,8 menit ke 120. Kerja kompresor lebih ringan menggunakan refrigeranthidrokarbon
dibandingkan R134a.Arus listrik yang digunakan Hidrokarbon Jenis PIB lebih rendah dari
R134a.Effisiensi yang dihasilkanhidrokarbon jenis PIB lebih tinggi dari R134a.
Kata Kunci: COP, Effisiensi, Refrigerant.

21
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
EDISI 7 NO 1 APRIL 2015

1.PENDAHULUAN lapisan ozon dan jugamemiliki potensi


pemanasan global, Global Warming
a. Latar Belakang Masalah Potential (GWP). Refrigerant merupakan
Perkembangan sistem refrigerasi dewasa senyawa stabil, ketika refrigerant
ini semakin pesat seiring dengan meninggalkan bumi melewati troposfer dan
perkembangan teknologi, selain dari itu juga mencapai statosfer, refrigerant tersebut akan
perkembangan sistem refrigerasi ini juga bereaksi dengan ozon. Di lapisan
didukung oleh adanya perkembangan statosferrefrigerant menyebar dan dengan
penggunaan beberapa jenis refrigerant. pancaran sinar ultraviolet yang kuat
Refrigerant yang biasa digunakan dalam memecahkan susunan molekul refrigerant
sistem refrigerasi dapat dikelompokkan dan menghasilkan chloro. Dengan chloro
menjadi refrigeran halokarbon, sebagai katalisator, ozon akan terurai dan
refrigeranthidrokarbon, menjadi semakin tipis dan akhirnya
refrigerantazeotrop, refrigerantzeotrop, membentuk lubang. Unsur chloro yang
refrigerantorganik dan anorganik. masuk ke lapisan statosfer akan tetap tinggal
Dalam satu rangkaian sistem refrigerasi dan penipisan lapisan ozon akan terus
biasanya terdiri dari beberapa bagian utama berlanjut.
yaitu: kompresor, kondensor, katup Untuk menghindari pembesaran lubang
ekspansi, evaporator dan refrigerant itu lapisan ozon, maka diperlukan suatu
sendiri, selain bagian utama tersebut refrigerant pengganti, mengingat refigerant
terdapat juga bagian pelangkap antara lain: dari mesin refrigerasi dipastikan selalu ada
kipas, filter dryer, liquid receiver, sight yang lepas keudara.Refrigerant pengganti
glass, acumulator, heat exchangerdan oil yang banyak digunakan saat ini adalah R-
separator. Bagian-bagian tersebut 134a dan ammonia, tetapi kedua jenis
mempunyai fungsi dan kegunaan masing- refrigerant ini masih memiliki kekurangan-
masing yang mana dapat mempengaruhi kekurangan, misalnya R-134a yang
efek refrigerasi dan kerja kompresi dalam dirancang untuk menggantikan R-12,
suatu sistem refrigerasi. Efek refrigerasi dan walaupun memiliki ODP=0 ternyata
kerja kompresor sangat dipengaruhi oleh memiliki potensi untuk menyebabkan
jenis refrigerant yang digunakan, hal ini pemanasan global yang sangat besar.
disebabkan oleh karena sifat termofisik yang
dimiliki oleh refrigerant itu sendiri. Dari uraian diatas penulis kemukakan
Refrigerant yang baik dan banyak hasil penelitian ini sebagai konsep
digunakan sampai dengan beberapa tahun pertimbangan pemilihan penggunaan
yang laluadalah refrigerant dari kelompok refrigerant yang sangat baik dan ramah
halokarbon, khususnya Chloroflorocarbon lingkungan untuk digunakan dalam satu
(CFC) dan Hydrochloroflorocarbon system refrigerasi.
(HCFC). Namun pada tahun 1974 Rowland
dam Molina mengemukakan hipotesanya b. Batasan Masalah
yang menyatakan bahwa unsur chloro pada Pembatasan masalah pada penelitian ini
refrigeran tersebut memiliki potensi adalah:
perusakan lapisan ozon, Ozone Depletion
1. Refrigeran yang digunakan adalah
Potential (ODP) sehingga dapat merusak
R134a dan hirokarbon jenis propane iso

22
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
EDISI 7 NO 1 APRIL 2015

butane (PIB) yang sudah diketahui. 3. Menambah wawasan mengenai


2. Bahasan dalam penelitian ini hanya kerja penggunaan refrigeran yang sesuai pada
kompresor dengan perbedaan dua mesin pendingin.
refrigerant pada satu rangkaian 4. Memperkaya referensi bagi
pendingin yang sama. perpustakaan jurusan teknik mesin,
Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo
c. Rumusan Masalah Purwokerto.
1. Bagaimanakah pengaruh penggantian f. Hipotesis.
refrigerant terhadap kinerja kompresor Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa
pada satu rangkaian pendingin yang pergantian refrigeran r134a dan hidrokarbon
sama. jenis propane iso butane (PIB) berpengaruh
2. Bagaimanakah prestasi kerja kompresor terhadap kinerja kompresor.
dengan menggunakan refrigerant R134a 2.TINJAUAN PUSTAKA
dan hidrokarbon jenis propane iso
butane (PIB). a.Kajian Pustaka
d. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kerja kompresor Awal Syahroni, staf pengajar
terhadap penggunaan refrigerant R134a universitas tadulako palu dengan judul
dan hidrokarbon jenis propane iso “Analisa Kerja kompresor Terhadap
butane (PIB). Penggunaan Refrigeran R12 Dan
2. untuk mengetahui temperature yang Hidrokarbon Jenis PIB (Propane Iso
dihasilkan dari kedua refrigerant Butane)”. Metode penelitian yang digunakan
tersebut. adalah dengan cara pembuatan instalasi pada
3. Untuk mengetahui konsumsi listrik yang alat uji atau pada unit trainer dengan cara
digunakan satu rangkaian pendingin pembuatan instalasi system pendingin. Pada
dengan penggunaan refrigeran yang proses pengambilan data pertama kondisi
berbeda. system diisi dengan refrigerant R12
4. Untuk mengatahui Coefficient Of kemudian pengambilan data setelah itu
Performance (COP) dan efisiensi yang refrigerant diganti dengan hidrokarbon jenis
dihasilkan oleh kedua refrigerant PIB.
tersebut. Hasil analisa menunjukan bahwa
e. Manfaat Penelitian semakin lama suatu system refrigerasi
Dari hasil penelitian ini akan bekerja maka temperature hasil pendinginan
bermanfaat: akan semakin turun, hal ini disebabkan
1. Sebagai bahan referensi mengenai jenis karena adanya siklus refrigerant yang terus
refrigerant yang banyak digunakan pada mengalir melalui pipa-pipa dalam system
mesin pendingin. yang mengalami perubahan temperatur
2. Sebagai bahan refrensi mengenai mesin akibat perputaran udara dalam ruangan.
pendingin, khususnya pada kerja Temperatur hasil pendinginan dengan
kompresor. refrigeranthidrokarbon jenis PIB hampir
sama dengan yang menggunakan R12. ini
memungkinkan bahwa untuk mengganti

23
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
EDISI 7 NO 1 APRIL 2015

refrigerant R12 dapat menggunakan


refrigerant alternative (PIB). COP dan
Effisiensi yang dihasilkan PIB lebih rendah
dibandingkan dengan menggunakan R12
sangat bagus digunakan sebab kompresor
tidak bekerja berat dalam menjalankan
system refrigerasi.
Galuh Renggani Wilis, ST.,MT,
dengan judul ”Penggunaan Refrigeran R22
dan R134a pada Mesin Pendingin”. Metode
penelitian ini menggunakan peralatan uji
berupa mesin pengkondisian udara dengan Gambar 2.Grafik perbandingan koefisien
motor penggerak kompresor berkapasitas 2 prestasi (COP) R22 dan R134a.
HP. Dengan melakukan pembebanan
menggunakan lampu yang ditempatkan
diruangan yang didinginkan. Dengan
pembebanan dimulai dari 100, 200, 300,
400, 500, dan 600.
Tabel 3.Karakteristik refrigerant R134a.

Sifat-sifat R-134a

Rumus kimia CH2FCF3

Normal Boiling Point, °C -26,07

Temperatur krtis, °C 101,06


Gambar 3. Siklus sistem refrigerasi
Tekanan kritis, bar 405.8 kompresi uap pada diagram mollier.
Titik beku, °C -101 Hasil analisa menunjukan bahwa
Tekanan Kritis, bar 40,6
penambahan beban berpengaruh pada
naiknya kerja kompresi tapi tidak diiringi
kenaikan kapasitas evaporasi yang
signifikan sehingga coefficient of
performance (COP) yang dihasilkan tiap
penambahan beban mengalami
penurunan.Karakteristik dari R22 dan R134a
yang berbeda, berpengaruh pada prestasi
kerja masing-masing refrigerant.R22 dari
segi prestasi kerjanya lebih baik dari pada
R134a, tetapi R22 tidak ramah lingkungan,
sebaliknya R134a lebih ramah lingkungan
tetapi prestasi kerjanya lebih rendah dari
R22.
Gambar 1.Grafik perbandingan
kapasitas evaporasi (Q evaporator) R22 24
dan R134a
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
EDISI 7 NO 1 APRIL 2015

Dari kedua jurnal yang diperoleh refrigeran yang diperlukan (Wilbert f.


didapat kesimpulan bahwa karakteristik dari Stoecker, Jerold W. Jones, 1989;204) adalah
masing-masing refrigerant sangat :
berpengaruh terhadap Coefficient of qw=(h2-h1)……………………..Pers 1
performance (COP). dimana :
qw = besarnya kerja kompresi (kj/Kg)
Meskipun sama-sama meneliti h1 = Enthalpy refrigeran saat masuk
tentang kerja kompresor pada satu rangkaian kompresor (kj/Kg)
mesin pendingin, penelitian yang dilakukan h2 = Enthalpy refrigeran saat keluar
Awal Syahroni dengan peneliti memiliki kompresor (kj/Kg)
perbedaan, perbedaannya terletak pada 2. Proses kondensasi/pengembunan
penggunaan refrigerant yang akan Uap refrigeran yang bertemperatur dan
digunakan, peneliti menggunakan bertekanan tinggi yang keluar dari
refrigerant R134a dan hidrokarbon jenis kompresor akan mengembung di kondensor
propane iso butane (PIB). sehingga dengan demikian terjadi perubahan
fasa refrigerasi dari uap menjadi cair. Untuk
A. Kajian Teori
dapat melakukan proses pengembunan
Dalam satu rangkaian sistem
tersebut refrigeran akan melepas kalor ke
refrigerasi biasanya terdiri dari beberapa
lingkungan, sehingga di kondensor akan
bagian utama yaitu : kompresor, kondensor,
terjadi perpindahan panas antara refrigeran
katup ekspansi, evaporator dan refrigeran
dan udara. Proses kondensasi ini akan terjadi
itu sendiri, selain bagian utama tersebut
dalam keadaan tekanan konstan (isobarik),
terdapat juga bagian asesoris (pelangkap)
dan besarnya kalor persatuan massa
Proses siklus refrigerasi meliputi, proses
refrigeran yang dilepaskan di kondensor
kompresi/pemampatan, proses kondensasi,
(Wilbert f. Stoecker, Jerold W. Jones,
proses ekspansi dan proses evaporasi.
1989;204) adalah :
1. Proses kompresi/pemampatan
qc=(h2– h3)……………………Pers 2
Proses ini terjadi di kompresor, dimana
dimana :
uap refrigeran yang keluar dari evaporator
qc = Besarnya kalor yang dilepaskan di
dengan tekanan dan temperatur yang rendah
kondensor (kj/Kg)
akan dihisap oleh kompresor melalui saluran
h2 = Enthalpy saat masuk kondensor (kj/Kg)
suction dan selanjutnya refrigeran akan
h3 = Enthalpy saat keluar kondensor (kj/Kg)
dimampatkan sehingga tekanannya menjadi
3. Proses ekspansi
tinggi, dan karena tekanan yang tinggi ini
Refrigerant yang telah mengalami
maka temperatur refrigeran akan naik
kondensasi akan berfasa cair dan selanjutnya
hingga melebihi temperatur lingkungan.
akan masuk ke alat ekspansi. Dalam alat
Refrigeran bertekanan dan temperatur tinggi
ekspansi ini akan berlangsung proses secara
ini akan melalui saluran discharge dan
isenthalpy yang berarti pada proses ini tidak
keluar dari kompresor.
terjadi perubahan enthalpy (h3 = h4) tetapi
Proses ini terjadi secara isentropik, yaitu
terjadi penurunan tekanan dan temperatur.
proses dilakukan pada entropi yang konstan
4. Proses Evaporasi/penguapan
dan berdasarkan diagram mollier diatas
Proses ini terjadi di evaporator dimana
besarnya kerja kompresi per satuan massa
refrigeran akan menyerap kalor dari

25
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
EDISI 7 NO 1 APRIL 2015

lingkungan atau media yang akan Sedangkan untuk mencapai COP ideal suatu
didinginkan. Hal ini terjadi karena sistem refrigerasi digunakan persamaan
refrigeran pada saat akan menguap COP carnot yaitu sebagai berikut :
membutuhkan kalor sehingga refrigeran
yang berada di evaporator akan menyerap
kalor dari lingkungan atau media yang akan Temperatur evaporator
didinginkan. Dengan adanya penyerapan COP carnot= …...Pers 6
T. kondensor – T. evaporator
kalor tersebut maka refrigeran akan berubah
fasa dari fasa cair menjadi fasa uap jenuh. Dari perbandingan besaran COP aktual dan
Besarnya kalor per satuan massa refrigeran COP carnot tersebut maka akan diperoleh
yang diserap di evaporator (Wilbert f. suatu efisiensi sistem refrigerasi dengan
Stoecker, Jerold W. Jones, 1989;204) adalah persamaan sebagai berikut:
: COP aktual
qe=(h1– h4)……………………..Pers 3 η= …………….……Pers 7
dimana : COPcarnot
qe = Besarnya kalor yang diserap di
evaporator (kj/Kg) B. Refrigerant
h4 = Enthalpy refrigeran pada saat masuk
evaporator (kj/Kg) Refrigerant adalah fluida kerja yang
h1 = Enthalpy refrigeran pada saat keluar bersirkulasi dalam siklus
evaporator (kj/Kg) refrigerasi. Refrigeran merupakan
Berdasarkan besaran-besaran diatas maka komponen terpenting siklus refrigerasi
akan didapat prestasi daur kompresi uap karena refrigeran yang menimbulkan efek
standar atau yang biasanya disebut pendinginan dan pemanasan pada mesin
Coefficient Of Performance (COP) dimana refrigerasi. Ashrae (2005), mendefinisikan
sistem ini didapat antara efek refrigerasi refrigeran sebagai fluida kerja di dalam
dengan kerja kompresi. (Wilbert f. Stoecker, mesin refrigerasi, pengkondisian udara, dan
Jerold W. Jones, 1989;204) sistem pompa kalor. Refrigeran menyerap
Untuk menghitung besarnya COP dapat panas dari satu lokasi dan membuangnya ke
digunakan persamaan sebagaii berikut : lokasi yang lain, biasanya melalui
mekanisme evaporasi dan kondensasi.
Efek refrigerasi
COP aktual = Calm (2002), membagi perkembangan
Kerja kompresi refrigeran dalam 3 periode: Periode
qe pertama, 1830-an sampai 1930-an, dengan
= …………Pers 4 kriteria refrigeran "apa pun yang bekerja di
qw dalam mesin refrigerasi". Refrigeran yang
digunakan dalam periode ini adalah ether,
CO2, NH3, SO2, hidrokarbon, H2O, CCl4,
(h2 – h1) CHCs. Periode ke-dua, 1930-an hingga
= …………….Pers 5 1990-an menggunakan kriteria refrigeran:
(h3 – h4)
aman dan tahan lama (durable ). Refrigeran
pada periode ini adalah CFCs (Chloro

26
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
EDISI 7 NO 1 APRIL 2015

Fluoro Carbons), HCFCs (Hydro Chloro hendak digantikannya, utamanya pada


Fluoro Carbons), HFCs (Hydro Fluoro tekanan maksimum operasi refrigeran
Carbons), NH3, H2O. Periode ke-tiga, baru yang diharapkan tidak terlalu jauh
setelah 1990-an, dengan kriteria berbeda dibandingkan dengan tekanan
refrigerant"ramah lingkungan". Refrigeran refrigeran lama yang ber-klorin.
pada periode ini adalah HCFCs, NH3, 2. Tidak mudah terbakar.
HFCs, H2O, CO2. 3. Tidak beracun.
4. Bisa bercampur ( miscible ) dengan
Perkembangan mutakhir di bidang pelumas yang umum digunakan dalam
refrigeran utamanya didorong oleh dua mesin refrigerasi.
masalah lingkungan, yakni lubang ozon dan 5. Setiap refrigeran CFC hendaknya
pemanasan global.Sifat merusak ozon yang digantikan oleh satu jenis refrigeran
dimiliki oleh refrigeran utama yang ramah lingkungan.
digunakan pada periode ke-dua, yakni
CFCs, dikemukakan oleh Molina dan Setelah periode CFCs, R22 (HCFC)
Rowland (1974). merupakan refrigeran yang paling banyak
digunakan di dalam mesin refrigerasi dan
Setelah keberadaan lubang ozon di pengkondisian udara.Saat ini beberapa
lapisan atmosfer diverifikasi secara ilmiah, perusahaan pembuat mesin-mesin refrigerasi
perjanjian internasional untuk mengatur dan masih menggunakan refrigeran R22 dalam
melarang penggunaan zat-zat perusak ozon produk-produk mereka. Meski refrigeran ini,
disepakati pada 1987 yang terkenal dengan termasuk juga refrigeran jenis HCFCs
sebutan Protokol Montreal. CFCs dan lainnya, dijadwalkan untuk dihapus pada
HCFCs merupakan dua refrigeran utama tahun 2030 (untuk negara maju), namun
yang dijadwalkan untuk dihapus masing- beberapa negara Eropa telah mencanangkan
masing pada tahun 1996 dan 2030 untuk jadwal yang lebih progresif, misalnya
negara-negara maju (Amerika Nation Swedia telah melarang penggunaan R22 dan
Environment Programme, 2000). Sedangkan HCFCs lainnya pada mesin refrigerasi baru
untuk negara-negara berkembang, kedua sejak tahun 1998 , sedangkan Denmark dan
refrigeran utama tersebut masing-masing Jerman mengijinkan penggunaan HCFCs
dijadwalkan untuk dihapus ( phased-out ) pada mesin-mesin baru hanya sampai 31
pada tahun 2010 (CFCs) dan 2040 (HCFCs) Desember 1999 (Kruse, 2000). Protokol
(Powell, 2002). Pada tahun 1997, Protokol Montreal memaksa para peneliti dan industri
Kyoto mengatur pembatasan dan refrigerasi membuat refrigeran sintetis baru,
pengurangan gas-gas penyebab rumah kaca, HFCs (Hydro Fluoro Carbons) untuk
termasuk HFCs (United Nation Framework menggantikan refrigeran lama yang ber-
Convention on Climate Change, klorin yang dituduh menjadi penyebab
2005). Powell (2002) menerangkan rusaknya lapisan ozon. Weatherhead dan
beberapa persyaratan yang harus dimiliki Andersen (2006) mengemukakan bahwa
oleh refrigerant pengganti, yakni: sejak 8 tahun terakhir, penipisan kolom
lapisan ozon tidak terjadi lagi.Kedua peneliti
1. Memiliki sifat-sifat termodinamika yang ini meyakini akan terjadinya pemulihan
berdekatan dengan refrigeran yang lapisan ozon. Meski demikian, keduanya

27
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
EDISI 7 NO 1 APRIL 2015

tidak secara jelas merujuk turunnya Evaporator adalah media pemindahan


penggunaan zat perusak ozon sebagai energi panas melaluipermukaan agar
penyebab pulihnya lapisan ozon. refrijeran cair menguap dan menyerap panas
dariudara dan produk yang ada di dalam
C. Freezer ruang tersebut.Karena begitu banyaknya
Lemari es dari tahun 1800-an sampai variasi kebutuhan refrijerasi, maka
1929 menggunakan gas beracun amonia evaporatorjuga dirancang dalam berbagai
(NH3), metil klorida (CH3Cl), dan sulfur tipe, bentuk, ukuran dan desain. Evaporator
dioksida (SO2) sebagai refrigeran. Beberapa dapat dikelompokkan dalam berbagai
kecelakaan fatal terjadi pada tahun 1920 klasifikasi,misalnya, konstruksi, cara
ketika metil klorida bocor dari lemari pencatuan refrijeran cair, kondisi
es. Tiga perusahaan Amerika meluncurkan operasi,cara sirkulasi udara dan jenis katub
penelitian kolaboratif untuk ekspansinya.
mengembangkan metode pendinginan yang
tidak berbahaya, upaya mereka mengarah 2. Pipa kapiler
pada penemuan freon atau Sistem pengontrol laju refrijeran yang paling
refrigerant . Hanya dalam beberapa tahun, sederhana adalah pipa kapiler.Seperti namanya
kulkas kompresor menggunakan Freon akan pipa kapiler terdiri dari pipa panjang dengan
menjadi standar untuk hampir semua dapur diameter yang sangat kecil. Diameter pipa
rumah. kapiler antara 0,26 in sampai 0,4 inci. Pada
ukuran panjang dan diameter tertentu,pipa
Prinsip kerja mesin pendingin adalah
refrigerant keluar dari katup ekspansi, kapiler memiliki tahanan gesek yang cukup
masuk ke dalam pipa–pipa evaporator. Di tinggi sehingga dapat menurunkan tekanan
dalam evaporatorrefrigerant mulai kondensasi yang tinggi ke tekanan evaporasi
menguap, hal ini disebabkan karena terjadi yang rendah.
penurunan tekanan yang mengakibatkan titik Pipa kapiler berfungsi menakar jumlah
didih refrigeran menjadi lebih rendah. refrijeran cair ke evaporator dan untuk
Sehingga refrigeran menguap. Dalam menjaga beda tekanan anatara tekanan
evaporator terjadi perubahan fase refrigeran kondensasi dan tekanan evaporasi tetap
dari cair menjadi gas. Kemudian refrigeran konstan. Karena pemasangan pipa kapiler
dalam bentuk gas tersebut dialirkan ke terhubung seri di dalam system refrijerasi,
kondensor. Refrigeran yang mengalir ke maka ukuran kapasitas penyaluran
kondensor mempunyai tekanan dan refrigerant cair yang dihasilkan oleh pipa
temperature tinggi. kapiler harus sesuai dengan kapasitas
Dikondensor, refrigeran didinginkan kompresi dari kompresor.
oleh udara luar yang mengelilingi kondensor
sehingga refrigeran menjadi cair kembali. 3. Kondensor
Siklus ini berlangsung terus menerus Seperti telah diketahui, bahwa fungsi
berulang – ulang sehingga didapat condenser di dalam system Refrigerasi
temperature yang diinginkan. Kompresi Gas adalah untuk merubah wujud
Adapun alat yang digunakan dalam mesin refrigerant dari gas yang bertekanan dan
pendingin adalah sebagai berikut: bersuhu tinggi dari discharge kompresor
1. Evaporator menjadi cairan refrigerant yang masih

28
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
EDISI 7 NO 1 APRIL 2015

bersuhu dan bertekanan tinggi. Pada saat gas 2. Waktu Penelitian


bergerak dari sisi discharge kompresor Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
masuk ke dalam condenser, ia mengandung July 2013.
beban kalor yang meliputi kalor yang
diserap oleh evaporator untuk penguapan b. Populasi Dan Sampel Penelitian
liquid refrigerant, kalor yang diserap untuk 1. Populasi Penelitian
menurunkan suhu liquid refrigerant dari Populasi dalam penelitian ini
suhu kondensing ke suhu evaporating. diidentifikasikan sebagai jumlah atau
kesatuan individu atau orang maupun benda
4. Kompresor yang memiliki beberapa sifat yang sama dan
Kompresor merupakan bagian terpenting kepadanya kesimpulan penelitian akan
dalam mesin pendingin, kompresor diberikan. Populasi adalah jumlah dari
berfungsi untuk memompa bahan pendingin keseluruhan objek yang karakteristiknya
keseluruh bagian mesin pendingin, dalam hendak diduga (Sutrisno Hadi, 1989 : 220).
hal ini bahan pendinginya adalah refrigerant. Sedangkan populasi dalam penelitian ini
adalah refrigeran R-134a dan hidrokarbon
3.METODOLOGI PENELITIAN
jenis PIB dengan satu buah instalasi system
Metode Penelitian ini menggunakan pendingin.
metode penelitian eksperimen. Metode
2. Sampel Penelitian
penelitian eksperimen adalah metode yang
Sampel adalah sebagian dari populasi
digunakan untuk mencari pengaruh
yang karakteristiknya hendak diselidiki dan
perbedaan tertentu terhadap yang lain dalam
dianggap bias mewakili populasi (jumlahnya
kondisi yang terkendalikan (Sugiyono,
lebih sedikit dari populasi). Karena
2010).
kesimpulan dari sampel akhirnya dikenakan
Eksperimen dilakukan untuk mencari pada populasinya maka harus ada syarat-
parameter kerja kompresor dengan syarat tertentu didalam pemilihan
melakukan perubahan refrigeran dari sampel.Syarat utamanya adalah sampel
R134A ke Hidrokarbon jenis PIB, dan harus cermin dari populasi, sampel harus
meneliti system pendinginan secara merupakan populasi dalam bentuk kecil
keseluruhan dengan melakukan pergantian (miniature population).Dalam penelitian
refrigeran R134A dan Hidrokarbon jenis PIB. teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling,yaitu penentuan
a. Tempat Dan Waktu Penelitian sampel untuk tujuan tertentu saja.
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sampel yang digunakan dalam penelitian
Laboratorium Teknik Mesin Sekolah Tinggi ini adalah refrigerant dengan jenis Clouro
Teknik Wiworotomo Purwokerto dan Fluro Carbon (CFC) dan Hidrokarbon jenis
perancangan atau pembuatan instalasi PIB dengan perbedaan waktu 0, 30, 60, 90,
pendingin (refrigerasi) dilaksanankan di 120.
Laboratorium Teknik Mesin Sekolah Tinggi
c. Variabel Penelitian
Teknik Wiworotomo Purwokerto.
Variabel penelitian adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
29
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
EDISI 7 NO 1 APRIL 2015

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh 1.Alat


informasi tentang hal tersebut kemudian
ditarik kesimpulan tentang informasi yang Alat yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh. Variabel dibagi menjadi beberapa adalah satu unit instalasi system pendingin
jenis, antara lain: yang terdiri dari:

1.Variabel Independen/Bebas a. Kompresor

Variabel independen/bebas merupakan


variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab perubahannya variabel dependen
(terikat).
Variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
Gambar 4.Kompresor frezzer.
Refrigerant R134A dan Hidrokarbon jenis
Propana Iso Butana (PIB) Dalam penelitian
Kompresor merupakan bagian terpenting
ini akan dibandingkan hasil kerja kompresor
dalam mesin pendingin, kompresor
dari proses pendinginan dengan satu buah
berfungsi untuk memompa bahan pendingin
rangkaian freezer yang dirancang atau
keseluruh bagian mesin pendingin, dalam
dibuat sendiri. Dari dua refrigeran yaitu
hal ini bahan pendinginya adalah
R134A dan Hidrokarbon Jenis PIB.
refrigerant.Salah satu jenis kompresor
2.Variabel Dependen/Terikat positif yang banyak digunakan untuk
unitkapasitas rendah adalah kompresor
Variabel dependen/terikat merupakan hermetic.
variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel b. Kondensor
bebas.
Variabel terikat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah: Suhu hasil
pendinginan yang dihasilkan oleh masing-
masing refrigerant.
3.Variabel Control
Gambar 5.Kondensor.
Variabel control yang digunakan pada
penelitian ini adalah: Waktu pengoperasian Fungsi condenser di dalam system
mesin pendingin menggunakan dua Refrigerasi Kompresi Gas adalah untuk
refrigeran, yang disikluskan kedalam merubah wujud refrigeran dari gas yang
mesinpendingin tersebut. Dimulai dari 0, 30, 60, bertekanan dan bersuhu tinggi dari
90, 120 menit. discharge kompresor menjadi cairan
refrigeran yang masih bersuhu dan
d. Alat Dan Bahan

30
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
EDISI 7 NO 1 APRIL 2015

bertekanan tinggi. Pada saat gas bergerak permukaan agar refrigeran cair menguap
dari sisi discharge kompresor masuk ke dan menyerap panas dari udara dan produk
dalam condenser, ia mengandung beban yang ada di dalam ruang tersebut.
kalor yang meliputi kalor yang diserap oleh
evaporatoruntuk penguapan liquid e. Termometer dengan Thermocouple
refrigeran, kalor yang diserap untuk Digunakan untuk mengukur temperatur yang
menurunkan suhu liquid refrigeran dari ada di dalam cool box. Termometer yang
suhu kondensing ke suhu evaporating. digunakan adalah termometer merk Krisbow
seri KW06-824 yang terintegrasi dengan
c. Pipa Kapiler higrometer. Pada termometer jenis ini
dilengkapi dengan thermocouple yang
digunakan sebagai sensor yang ditempelkan
dibenda yang akan dikur.

Gambar 6.Pipa kapiler.


Pipa kapiler berfungsi menakar jumlah
refrigeran cair ke evaporator dan untuk
menjaga beda tekanan anatara tekanan
kondensasi dan tekanan evaporasi tetap
konstan. Karena pemasangan pipa kapiler Gambar 8.Termometer kw06-824.
terhubung seri di dalam system refrigerasi, f. PressureGauge
maka ukuran kapasitas penyaluran refrigeran Pressure Gauge ini digunakan untuk
cair yang dihasilkan oleh pipa kapiler harus mengukur tekanan kompresor antara
sesuai dengan kapasitas kompresi dari discharge dan suction yang dipasang di
kompresor. Oleh karena itu untuk panel control dengan menggunakan
mendapatkan efisiensi yang tinggi, maka penghubung pipa tembaga.
kapasitas pipa kapiler harus sama dengan
kapasitas kompresi kompresor.
d. Evaporator

Gambar 9.Panel control.


1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah;
Gambar 7.Evaporator.
Evaporator adalah sebagi media a. Fluida kerja atau refrigeran R-134a dan
pemindahan energi panas melalui Hidrokarbon jenis PIB.

31
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
EDISI 7 NO 1 APRIL 2015

kedua adalah mengukur tekanan suction,


setelah itu mengukur tekanan keluar
kondensor, lalu mengukur tekanan masuk
evaporator, mengukur suhu lingkungan,
mengukur temperatur hasil pendinginan,
mengukur suhu masuk dan keluar
Gambar 10.Refrigerant R134a evaporator, mengukur suhu discharge dan
e. Proses Pengambilan Data suction, yang terakhir mengukur arus,
Setelah mesin refrigerator dan alat tegangan dan daya yang diperlukan
yang diperlukan semuanya sudah lengkap, kompresor setiap 30 menit.
selanjutnya dilakukan penyetelan dan tes Setelah pengambilan data tekanan dan
kebocoran. Mula-mula dilakukan tempertur untuk refrigerant R134a selesai,
pemvakuman yang berrti mengosongkan refrigerant diganti dengan menggunakan
atau menghampakan sistem dari udara dan hidrokarbon jenis PIB, penambilan data
kotoran, karena jika sistem yang bekerja dimulai setelah suhu dan tekanan sudah
didalamnya masih ada udara, pada saluran kembali normal, pengambilan data untuk
buang (Discharge line) akan menyebabkan refrigerant hidrokarbon jenis PIB ini sama
suatu gangguan karena udara tidak dapat dengan pengambilan data untuk R134a.
diembunkan pada suhu dan tekanan
pengembunan refrigerant, disamping itu g. Teknik Analisis Data
udara dapat menaikan temperatur dan
tekanan pada saluran buang kompresor yang Dalam setiap penelitian, analisa data
dapat menyebabkan korosi dan merusak mutlak dilakukan. Untuk dapat menganalisa
kompresor. data dan mengetahui kebenaran hipotesis
Setelah pengecekan selesai selanjutnya yang diajukan maka kita harus mengetahui
adalah pengisian refrigerant, refrigerant metode apa yang digunakan. Statistik
pertama yang diisikan kedalam kompresor merupakan suatu alat dan juga
adalah R134a. Refrigerant diisikan secara metodeanalisa yang digunakan untuk
perlahan-lahan dengan menhidupkan evaluasi data dimana akhirnya
kompresor. Pengisian refrigerant ini akandiperoleh suatu kesimpulan dari data
dianggap cukup bila tekanan discharge sampel yang ada.
sudah pada tekanan 250 Psi. Pengambilan Penarikan kesimpulan data yang
data dilakukan setelah mesin sudah dalam dihasilkan menggunakan statistik yang
keadaan normal. memiliki kadar komunikabilitas yang tinggi,
f. Proses Pengujian analisa yang digunakan dalam penelitian ini
Pengujian dilakukan dengan adalah statistic deskriptif (Distribusi
menyiapkan semua bahan dan alat-alat yang Frekuensi). Deskriptif merupakan desain
diperlukan, yang pertama diuji adalah sederhana, dalam desain ini menjelaskan
refrigerant R134a dengan proses bagaimana mengumpulkan dan
pengambilan data yang pertama dilakukan mengorganisasikan data mentah kedalam
adalah mengukur tekanan discharge, yang suatu susunan dan bagaimana membuat dan
menginterpresentasikan deskripsi.

32
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
EDISI 7 NO 1 APRIL 2015

Dalam deskriptif penyajian data yang h. Diagram Alur Penelitian


disampaikan secara grafis dalam bentuk
histogram, polygon frekuensi, diagram Start
batang, diagram garis, dan lain-lainnya.
1. Deskriptif (Distribusi Frekuensi).
Kajian pustaka
Untuk penyajian data yang banyak sekali
jumlahnya, akan lebih baik bila data tersebut
diorganisasikan kedalam bentuk yang lebih
ringkas, kompak, tanpa menghilangkan Persiapan alat
fakta-fakta pentingnya. Hal ini akan tercapai dan bahan
dalam pengelempokan jajaran data kedalam
kesejumlah kelas dan kemudian menentukan
banyaknya data yang termasuk dalam Pengujian
masing-masing kelas (frekuensi kelas).
Susunan data yang terbentuk disebut
distribusi frekuensi.Jika frekuensi kelas
dinyatakan dalam presentase dari banyaknya Mengolah
seluruh data, maka disebut distribusi data
frekuensi relative.
Data yang diorganisasikan dan diringkas
dalam bentuk distribusi frekuensi, seperti Pembahasan
contoh diatas sering juga disebut data
terkelompok (grouped
data).Pengelompokan ini memberikan
keuntungan penting berupa kejelasan atas
Kesimpulan
gambaran keseluruhan data sehingga
kecenderungan (trend) karakteristiknya
mudah terlihat.
Meskipundemikian terdapat kelemahan Finish
yaitu hilangnya informasi dari data asli yang
lebih terperinci. Untuk menekan kerugian
ini, pengelempokan datakedalam distribusi
frekuensi disarankan mengikuti aturan-
aturan yang akan dibahas. Langkah kerja :
1. Langkah pertama adalah kajian pustaka,
mencari sumber-sumber refrensi yang
dipercaya, mulai dari buku dan jurnal.
2. Mempersiapkan alat dan bahan yang
digunakan untuk penelitian yaitu

33
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
EDISI 7 NO 1 APRIL 2015

pembuatan instalasi pendingin dan peralatan uji maka data hasil pengujiannya
refrigerant sebagai bahan yang diuji. di buat dalam bentuk tabel, dan untuk
3. Setelah alat dan bahan sudah tersedia penyajian data dari hasil perhitungan dan
selanjutnya dilakukan pengujian, Pada efek refrigeasi terhadap interfal waktu yang
saat refrigeran mengalir atau digunakan untuk pengambilan data dapat di
bersirkulasi didalam mesin refrigerasi, lihat dalam bentuk grafik.
titik pengukuran yang pertama adalah
tekanan discharge, tekanan suction, Selanjutnya untuk mendapat gambaran
tekanan keluar kondensor, tekanan tentang pengaruh jenis refrigeran terhadap
masuk evaporator, temperatur efek refrigerasi dan effisiensi suatu sistem
lingkungan, temperatur hasil refrigerasi maka penulis kemudian
pendinginan, temperatur masuk dan mengambil data-data.Dimana jenis
keluar evaporator, temperatur discharge refrigeran yang digunakan sangat
dan suction, mengukur arus, tegangan, mempengaruhi kerja kompresi, efek
daya yang dihasilkan dengan refrigerasi dan effisiensi sistem.Pengambilan
menggunakan refrigeran R134A, lalu data dikaitkan dengan waktu yang
melakukan pengukuran yang sama tetapi digunakan, untuk mengetahui berapa lama
menggunakan refrigeran yang berbeda waktu yang dibutuhkan terhadap efek
yaitu refrigeran hidrokarbon jenis PIB. refrigerasi dan efisiensi pada suatu
4. Setelah data diperoleh selanjutnya data refrigerasi, jadi pengambilan data
diolah dan dimasukan dalam tabel, dan menggunakan waktu 0, 30, 60, 90, 120
hasil dari olah data dimasukan dalam menit.
grafik.
b. Hasil Penelitian
5. Setalah data dan hasil didapatkan maka
dilakukan pembahasan tentang data yang
sudah ada.
6. Setelah data dan hasil di ketahui maka
dapat disimpulkan tentang perbedaan
dari kedua refrigerant tersebut.

4.HASIL PENELITIAN DAN Gambar 11.Proses pengujian instalasi


PEMBAHASAN pendingin.

a. Deskripsi Data
Data adalah hasil yang di peroleh dari
penelitian, data-data tersebut berupa angka-
angka yang menunjukan berapa harga atau
nilai dari masing-masing perlakuan yang
ditetapkan pada proses penelitian. Untuk
memudahkan dalam melihat kecenderungan
pengaruh perubahan refrigeran terhadap
berbagai parameter yang ada di instalasi
Gambar 12.Skema alat uji.

34
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
EDISI 7 NO 1 APRIL 2015

1. Hasil Pengujian Dengan Refrigerant R- besarnya kerja kompresi per satuan massa
134a refrigeran yang diperlukan adalah :
Setalah dilakukan pengujian dengan h1 = 407.61 kj/Kg
menggunakan refrigerant R134a h2 = 419.43 kj/Kg
didapatkan hasil yang di masukan dalam (h3 = h4) = 221.87 kj/Kg
tabel 4. qw=h2–h1………………………..Pers 1
Tabel 4.Data hasil pengamatan qw = 419.43 kj/Kg – 407.61 kj/Kg
menggunakan refrigeran R-134a.
= 11,82 kj/Kg
Waktu (Menit)
Titik pengukuran
b. Proses perhitungan
0 30 60 90 120 kondensasi/pengembunan pada menit ke
30
Tekanan 8,6 10,3 8,7 8,6 8,9
Discharge (bar)
besarnya kalor persatuan massa refrigeran
yang dilepaskan di kondensor adalah :
Tekanan Suction 0,3 0,1 0,1 0,1 0,1
(bar)
qc=h2–h3……………………….Pers 2
Tekanan Keluar 8,9 10,3 8,9 8,8 8,9 qc = 419.43 kj/Kg – 221.87 kj/Kg
Kondensor (bar)

Tekanan Masuk 0,9 0,1 0,1 0,1 0,1 = 197.56 kj/Kg.


Evaporator (bar)
c. Proses ekspansi pada menit ke 30.
Temperatur 22 28 28 25 25
Refrigeran yang telah mengalami
Lingkungan (°C)
kondensasi akan berfasa cair dan selanjutnya
Temperatur Hasil 22 16 5 2 -1 akan masuk ke alat ekspansi. Dalam alat
Pendinginan (°C)
ekspansi ini akan berlangsung proses secara
Temperatur 20 16 7 5 2 isenthalpy yang berarti pada proses ini tidak
Masuk
Evaporator (°C)
terjadi perubahan enthalpy (h3 = h4) =
221.87 kj/Kg tetapi terjadi penurunan
Temperatur 30 26 23 21 20 tekanan dan temperatur.
Keluar
Evaporator (°C) d. Proses perhitungan Evaporasi/penguapan
pada menit ke 30
Temperatur 25 33 34 34 36
Discharge (°C)
Besarnya kalor per satuan massa refrigeran
yang diserap di evaporator adalah:
Temperatur 21 27 9 8 8 qe=h1–h4………………………Pers 3
Suction (°C)

Arus (A) 0 1,38 1,3 0,9 0,9 qe = 407.61 kj/Kg – 221.87 kj/Kg
8

Tegangan (V) 256 185 222 234 234


= 185.74 kj/Kg
Daya (W) 0 255 306 210 210 Berdasarkan besaran-besaran diatas maka
akan didapat prestasi daur kompresi uap
a. Proses perhitungan standar atau yang biasanya disebut
kompresi/pemampatan pada menit ke 30. Coefficient Of Performance (COP) dimana

35
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
EDISI 7 NO 1 APRIL 2015

sistem ini didapat antara efek refrigerasi Tabel 5.Data hasil pengamatan
dengan kerja kompresi. menggunakan refrigeran hidrokarbon jenis
Untuk menghitung besarnya COP dapat PIB
digunakan persamaan sebagai berikut :
Efek refrigerasi Waktu (Menit)
COP actual = Titik pengukuran
Kerja kompresi
0 30 60 90 120
qe Tekanan Discharge 18, 17, 17,2 16, 15,5
= ……Pers 4 (bar) 6 2 5
qw
Tekanan Suction (bar) 0,5 0,3 0,4 0,3 0,6
h1 – h4 Tekanan Keluar 19, 17, 17,2 16, 15,5
= ………...Pers
Kondensor (bar) 95 2 5
h2 – h1
407,61 kj/Kg – 221,87 kj/Kg Tekanan Masuk 0,9 0,3 0,4 0,3 0,6
Evaporator (bar)
=
419,43 kj/Kg – 407,61 kj/Kg Temperatur 26 27 26 26 26
185,74 kj/Kg Lingkungan (°C)
= = 15,71 (menit ke 30)
Temperatur Hasil 24 2 -3 -11 -13
11,82 kj/Kg Pendinginan (°C)
Temperatur evaporator
COPcarnot= Temperatur Masuk 13 8 1 -4 -6
T. kondensor – T. evaporator Evaporator (°C)
21 °C
= Temperatur Keluar 25 4 4 4 1
Evaporator (°C)
33 °C – 21 °C
= 1,75 (menit ke 30) Temperatur 31 32 34 32 33
Discharge (°C)

COPaktual Temperatur Suction 25 22 18 18 23


(°C)
η =
COPcarnot Arus (A) 0 1,3 1,17 1,2 1,22
15,71 4 3

= Tegangan (V) 244 193 188 195 200


1,75
Daya (W) 0 258 219 239 244
= 8,98 (menit ke 30)
a. Proses perhitungan
2. Hasil pengujian dengan menggunakan kompresi/pemampatan pada menit ke 30.
refrigeran hidrokarbon jenis PIB. besarnya kerja kompresi per satuan massa
refrigeran yang diperlukan adalah :
Setalah dilakukan pengujian dengan h1 = 399,77 kj/Kg
menggunakan refrigeranthidrokarbon jenis h2 = 426,89 kj/Kg
PIB didapatkan hasil yang di masukan (h3 = h4) = 202,69 kj/Kg
dalam tabel 5. qw=h2–h1 ………………………….Pers 1

36
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
EDISI 7 NO 1 APRIL 2015

qw = 426,89 kj/Kg – 399,77 kj/Kg qe


= ……..Pers 4
= 27,12 kj/Kg qw
b. Proses perhitungan
h1 – h4
kondensasi/pengembunan pada menit ke
= ……………
30
h2 – h1
besarnya kalor persatuan massa refrigeran
399,77 kj/Kg – 202,69 kj/Kg
yang dilepaskan di kondensor adalah :
=
qc=h2–h3…………………………Pers 2
426,89 kj/Kg – 399,77 kj/Kg
qc = 426,89 kj/Kg – 202,69 kj/Kg 197,08 kj/Kg
=
= 224,2 kj/Kg 27,12 kj/Kg
= 7,26 (menit ke 30)
c. Proses ekspansi pada menit ke 30
Refrigeran yang telah mengalami Temperatur evaporator
kondensasi akan berfasa cair dan selanjutnya COPcarnot=
akan masuk ke alat ekspansi. Dalam alat T. kondensor – T. evaporator
ekspansi ini akan berlangsung proses secara 12 °C
isenthalpy yang berarti pada proses ini tidak =
terjadi perubahan enthalpy (h3 = h4) = 32 °C – 12 °C
202,69 kj/Kg tetapi terjadi penurunan = 0,6 (menit ke 30)
tekanan dan temperatur.
d. Proses perhitungan Evaporasi/penguapan COPaktual
pada menit ke 30 η =
Besarnya kalor per satuan massa refrigeran COPcarnot
yang diserap di evaporator adalah: 7,26
qe = h1 – h4…………………....Pers 3 =
qe = 399,77 kj/Kg – 202.69 kj/Kg 0,6
= 12,1 (menit 30)
= 197,08 kj/Kg 3. Setelah proses perhitungan selesai untuk
kedua jenis refrigerant maka didapat kan
Berdasarkan besaran-besaran diatas COP dan Effisiensi yang di cantumkan
maka akan didapat prestasi daur kompresi pada tabel 6.
uap standar atau yang biasanya disebut Tabel 6.Data hasil perhitungan COP dan
Coefficient Of Performance (COP) dimana effisiensi.
sistem ini didapat antara efek refrigerasi
dengan kerja kompresi. Untuk menghitung Jenis COP actual menit ke
besarnya COP dapat digunakan persamaan refrigerant
sebagai berikut: 30 60 90 120
Efek refrigerasi
R-134a 15,71 12,78 11,62 10,39
COP actual=
Kerja kompresi Hidrokarbon 7,26 6,68 6,02 6,01

37
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
EDISI 7 NO 1 APRIL 2015

jenis PIB

COP ideal menit ke


30 60 90 120

R-134a 1,75 0,78 0,61 0,44

Hidrokarbon 0,6 0,079 0,014 0,032


jenis PIB

Effisiensi menit ke

30 60 90 120
R-134a 8,98 16,38 19,04 23,61

Hidrokarbon 12,1 83,55 43 187,8


Gambar 14.Grafik COP ideal vs
jenis PIB Waktu pengoperasian.
3. Sedangkan untuk effisiensi yang
6. Pembahasan dihasilkan refrigerant R134a yang
1. Dari data diatas, kedua jenis refigeran tertinggi 23,61 pada menit 120, dan
yang digunakan menghasilkan COP untuk refrigeranthidrokarbon jenis PIB
actual yang berbeda setiap 30 menit, R- 187,8 pada menit ke 120. Dapat dilihat
134a COP actual tertinggi 15,71 pada dalam grafik hubungan dibawah ini:
menit ke 30. Sedangkan hidrokarbon
jenis PIB COP actual tertinggi 7,26 pada
menit ke 30. Dari tabel diatas dapat
dibuat grafik hubungan sebagai berikut:

Gambar 15.Grafik effisiensi vs


waktu pengoperasian.

Gambar 13.Grafik COP actual vs PENUTUP


waktu pengoperasian. a.Kesimpulan
2. Sedangkan untuk COP ideal yang
dihasilkan oleh refrigerant R134a yang
Dari hasil pengujian sistem refrigerasi
tertinggi 0,78 pada menit 60, untuk
dengan menggunakan dua jenis refrigeran
hidrokarbon jenis PIB yang tertinggi
dapat disimpulkan bahwa:
0,79 pada menit 60. Dapat dilihat pada
grafik hubungan sebagai berikut:

38
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
EDISI 7 NO 1 APRIL 2015

1. Dengan menggunakan Refrigeran R-12 Dan Hidrokarbon


refrigeranthidrokarbon jenis PIB kerja Jenis Propane Iso Butane”. Jurnal
kompresor jauh lebih ringan Mektek. Palu.
dibandinkan dengan menggunakan R- Effendy, Marwan., 2005, “Pengaruh
134a, ini memungkinkan bahwa untuk Kecepatan Putar Poros Kompresor
mengganti refrigerant R-134a dapat Terhadap Prestasi Kerja Mesin
menggunakan refrigerant alternative Pendingin”. Tugas akhir S-1 Teknik
(PIB). mesin Universitas Muhammadiyah
2. Temperatur yang dihasilkan Surakarta. Surakarta.
olehrefrigerant hidrokarbon jenis PIB Harinaldi., 2005, “Prinsip-Prinsip Statistik
jauh lebih ting dibandingkan dengan Untuk Teknik Dan Sains”.Erlangga.
R134a, hidrokarbon bisa menghasilkan Jakarta.
suhu -13 °C dalam waktu 120 menit, Hasan basri, Muhammad., 2009 “Pengaruh
sedangkan R134a hanya -1 °C dengan Temperatur Kondensor Terhadap
tempo waktu yang sama. Kinerja Mesin Refrigerasi Focus 808”.
3. Arus listrik yang digunakan pada Jurnal Smartek. Palu.
refrigeranthidrokarbon jenis PIB lebih Stoecker, W.F. dan Jerold, W.J., 1996,
rendah dibandingkan dengan R134a, “Refrigerasi dan Penyegaran
berarti lebih menguntungkan dari segi Udara”.Terjemahan Supratman Hara.
ekonomisnya. Penerbit Erlangga. Jakarta.
4. COP yang dihasilkan PIB lebih rendah , 2007, “Karakteristik Bahan dan
dibandingkan dengan menggunakan R- Aspek Lingkungan Refrigeran
134a, dan effisiensi yang dihasilkan Hidrokarbon”, termuat
hidrokarbon jenis PIB lebih tinggi dari di:http://indonesiasejahtera.wordpres
pada R134a, berarti sangat bagus s.com/2007/11/01/karakteristik-
digunakan sebab kompresor tidak bahan-dan-aspek-lingkungan-
bekerja berat dalam menjalankan system refrigeran-hidrokarbon-2/, di akses
refrigerasi. 26 Februari 2013.
, 2009, “E-Learning Mata
DAFTAR PUSTAKA kuliah Teknik Pendingin”, temuat di:
http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearni
Arismunandar, Wiranto., 2002, ng/media/Teknik%20Pendinginan/ba
“Penyegaran Udara”. PT. Pradnya b5.php, di akses 20 februari
Paramita (PERSERO). Jakarta. 2013.
Awal, Syahrani., 2006 “Analisa Kerja
Kompresor Terhadap Penggunaan

39

Você também pode gostar