Você está na página 1de 2

Apakah Perlu persetujuan dari istri pertama jika Istri kedua ingin menjual hartanya??

Simulasi :

Jika A menikah dengan B pada tahun 2000, kemudian A menikah lagi dengan C pada tahun 2009, dan
tahun 2010 Si A membelikan C (Istri Kedua) sebuah Rumah. Jika sekarang tahun 2017, C ingin
menjual Rumah tersebut ke orang lain, apakah perlu ijin dari A (Istri Pertama) Juga??

Saya anggap perkawinan yang agan maksud sudah sah secara hukum dan tercatat di catatan sipil,
tidak cacat hukum dan prosedur perkawinan di Indonesia, serta tidak melanggar hukum agama.

JAWAB:

1. Dalam hubungan perkawinan di Indonesia, tidak hanya mengatur mengenai hubungan antara satu
orang individu dengan individu satunya lagi (suami-istri), melainkan juga melingkupi hubungan
kekerabatan dua keluarga pasangan, mengenai harta pasangan suami-istri tersebut, hingga
mengenai putusnya hubungan perkawinan berikut dengan akibat hukumnya.

2. Agan perlu liat Kompilasi Hukum Islam (KHI) terutama Pasal 1 huruf (f) KHI menyatakan Harta
kekayaan dalam perkawinan atau Syirkah, adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri atau
bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung selanjutnya disebut harta
bersama, tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapapun.

3. Selanjutnya mengenai hak istri kedua atas harta tidak bergerak yang ditinggalkan oleh suami, kita
dapat merujuk pada Pasal 94 KHI, dijelaskan bahwa: 1) Harta bersama dari perkawinan seorang
suami yang mempunyai istri lebih dari seorang, masing-masing terpisah dan berdiri sendiri. 2)
Pemilikan harta bersama dari perkawinan seorang suami yang mempunyai isteri lebih dari seorang
sebagaimana tersebut ayat (1), dihitung pada saat berlangsungnya akad perkawinan yang kedua,
ketiga atau keempat.

KESIMPULAN: C ingin menjual Rumah tersebut ke orang lain, apakah perlu ijin dari A (Istri Pertama)
Juga?? Jawabannya adalah tidak. Rumah yang dimaksud sebagai harta peninggalan berupa benda
tidak bergerak, adalah sah milik pribadi C dan bukan harta bersama.

PENGECUALIAN: Jika terbukti ada sumber dana pembelian rumah C yang melanggar hak B maka B
berhak mencampuri dan membatalkan serta mencegah penjualan rumah C. Contoh: A menjual
rumah B namun uangnya untuk membeli rumah C. Sehingga rumah C bukan rumah yang dibeli dari
murni harta milik A.
https://www.kaskus.co.id/thread/593e38ac1854f719558b456c/ask--harta-istri-kedua/

Você também pode gostar