Você está na página 1de 95

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.L.

B DENGANGANGGUAN PERSEPSI SENSORI "HALUSINA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PADA TN. L.B
DENGAN HALUSINASI
PENGLIHATAN DI RUANGAN
ALABADIRI
RSJ. PROF Dr. V.L RATUMBUSANG
MANADO

OLEH :

NAMA : RISKA HAMUNDU

NIM : 7114 30114 006


SEMESTER : VI

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MANADO
PROGRAM STUDI D-IV
KEPERAWATAN
2017

LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI

1. Pengertian
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan
jiwa dimana klien mengalami perubahan
sensori, seperti merasakan sensasi palsu
berupasuara, penglihatan, pengecapan,
perabaan atau penghiduan. Klien merasakan
stimulus yang sebetulnya tidak ada. (WHO,
2006)
Halusinasi merupakan proses akhir dari
pengamatan yang diawali oleh proses
diterimanya, stimulus oleh alat indra,
kemudian individu ada perhatian, lalu
diteruskan ke otak dan baru kemudian
individu menyadari tentang sesuatu yang
dinamakan persepsi (Yosep, 2009)
Halusinasi merupakan gangguan atau
perubahan persepsi dimana klien
mempersepsikansesuatu yang sebenarnya
tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra
tanpa ada rangsangan dariluar. Suatu
penghayatan yang dialami suatu persepsi
melalui panca indra tanpa stimuluseksteren/
persepsi palsu (Maramis, 2005).Halusinasi
adalah kesan, respon dan pengalaman sensori
yang salah (Stuart, 2007).

Menurut Varcarolis (2006: 393), halusinasi


dapat didefenisikan sebagai
terganggunya proses sensori seseorang,
dimana tidak terdapat stimulus.
2. Etiologi

a. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi adalah factor resiko


yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber
yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk
mengatasi stress. Diperoleh baik dari klien
maupun keluarganya. Factor predisposisi
dapat meliputi factor perkembangan,
sosiokultural, biokimia, psikologis, dan
genetic. (Yosep, 2009)

1) Faktor perkembangan

Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan interpersonal terganggu, maka individu akan mengalam

2) Faktor sosiokultural

Berbagai factor dimasyarakat dapat menyebabkan seseorang merasa disingkirkan, sehingga orang tersebut merasa kes

3) Faktor biokimia

Mempunyai pengaruh terhadap terhadap terjadinya gangguan jiwa. Jika seseorang mengalami stress yang berlebihan,
halusinogenik neurokimia seperti buffofenon dan dimethytrenferase (DMP).
1) Faktor psikologis

Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggungjawab mudah terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif. Berpengaruh
depannya. Klien lebih memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.

2) Faktor genetic

Gen yang berpengaruh dalam skizofrenia belum diketahui, tetapi hasil studi menunjukkan bahwa factor keluarga menu

b. Factor Presipitasi

Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, penasaran, tidak aman, gelisah, bingung, dan lainnya

Menurut Rawlins dan Heacock, 1993 halusinasi dapat dilihat dari 5 dimensi yaitu :

1) Dimensi fisik

Halusinasi dapat timbul oleh kondisi fisik seperti kelelahan yang luar biasa, penyalahgunaan obat, demam, kesulitan ti

2) Dimensi emosional

Perasaan cemas yang berlebihan atas masalah yang tidak dapat diatasi merupakan penyebab halusinasi berupa perintah

3) Dimensi intelektual

Halusinasi merupakan usaha dari ego untuk melawan implus yang menekan merupakan suatu hal yang menimbulkan k

4) Dimensi sosial

Klien mengalami interaksi sosial menganggap hidup bersosialisasi di alam nyata sangat membahyakan. Klien asyik de
interaksi sosial, kontrol diri dan harga diri yang tidak di dapatkan di dunia nyata.

5) Dimensi spiritual

Secara spiritual halusinasi mulai denga kehampaan hidup, ritinitas tidak bermakna, hilangnya aktifitas ibadah dan jara

3. Tanda dan Gejala

Menurut Yosep, 2009 tanda dan gejala halusinasi adalah :

a. Melihat bayangan yang menyuruh melakukan sesuatu berbahaya.

b. Melihat seseorang yang sudah meninggal.

c. Melihat orang yang mengancam diri klien atau orang lain


d. Bicara atau tertawa sendiri.

e. Marah-marah tanpa sebab.

f. Menutup mata.

g. Mulut komat-kamit

h. Ada gerakan tangan

i. Tersenyum

j. Gelisah

k. Menyendiri, melamun

4. Proses Terjadinya Halusinasi

Menurut Yosep, 2009 proses terjadinya halusinasi terbagi menjadi 4 tahap yaitu:

a. Tahap pertama

Pada fase ini halusinasi berada pada tahap menyenangkan dengan tingkat ansietas sedang, secara umum halusinasi ber
adalah orang yang berhalusinasi mengalami keadaan emosi seperti ansietas, kesepian, merasa takut serta mencoba mem

b. Tahap kedua

Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap menyalahkan dengan tingkat kecemasan yang berat. Adapun karakteristik
mungkin berusaha untuk menjauhkan dirinya dari sumber yang dipersiapkan, individu mungkin merasa malu dengan p

c. Tahap ketiga

Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap pengendalian dengan tingkat ansietas berat, pengalaman sensori yang dira
individu adalah orang yang berhalusinasi menyerah untuk melawan pengalaman halusinasinya dan membiarkan halus
pengalaman sensori tersebut berakhir.

d. Tahap keempat
Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap menakutkan dengan tingkat ansietas panic. Adapun karakteristik yang tam

individu tidak mengikuti perintah, dimana halusinasi bisa berlangsung beberapa jam atau beberapa hari, apabila tidak

5. Mekanisme Koping
Mekanisme koping merupakan tiap upaya yang diarahkan pada pengendalian stress, termasuk upaya penyelesaian m
melindungi diri. Mekanisme koping menurut Yosep, 2009 meliputi cerita dengan orang lain (asertif), diam (represi/su
mengalihkan kegiatan yang bermanfaat (konversi), memberikan alasan yang logis (rasionalisme), mundur ke tahap p
tanaman atau binatang (proyeksi).

6. Penatalaksanaan

A. Medis (Psikofarmako)

1) Chlorpromazine

a. Indikasi

Indikasi obat ini utnuk sindrom psikis yaitu


berdaya berat dalam kemampuan menilai
realitas, kesadaran diri terganggu, daya ingat
norma social dan tilik diri terganggu. Berdaya
berat dalam fungsi-fungsi mental seperti:
waham dan halusinasi. Gangguan perasaan
dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali,
berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-
hari seperti tidak mampu bekerja, hubungan
social dan melakukan kegiatan rutin.

b. Mekanisme kerja
Memblokade dopamine pada reseptor pasca
sinap di otak, khususnya system ekstra
pyramidal.

c. Efek samping

 Sedasi, dimana pasien mengatakan


merasa melayang-layang antar sadar atau
tidak sadar.
 Gangguan otonomi (hipotensi)
antikolinergik atau parasimpatik, seperti
mulut kering, kesulitan dalam miksi dan
defekasi, hidung tersumbat, mata kabur,
tekana intraokuler meninggi, gangguan irama
jantung.

 Gangguan ektrapiramidal seperti :


distonia akut, akathsia syndrome
parkinsontren, atau bradikinesia regiditas.

d. Kontra indikasi
Kontra indikasi obat ini seperti penyakit hati,
penyakit darah, epilepsi (kejang, perubahan
kesadaran), kelainan jantung, febris (panas),
ketergantungan obat, penyakit SSP (system
saraf pusat), gangguan kesadaran disebabkan
oleh depresan.

e. Penggunaan obat

Penggunaan obat pada klien dengan kondisi akut di berikan 3x100mg. Apabila kondisi klien sudah stabil dosisnya di k

2) Haloperidol (HLP)

a. Indikasi

Indikasi dalam pemberian obat ini, yaitu pasien yang berdaya berat dalam kemampuan menilai realitas, baik dalam fun

b. Mekanisme kerja

Obat anti psikis ini dapat memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik neuron di otak, khususnya system limbi

c. Efek samping

 Sedasi dan inhibisi psikomotor


 Gangguan miksi dan parasimpatik, defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intraokuler meninggi, ga

d. Kontra indikasi

Kontra indikasi obat ini seperti penyakit hati, penyakit darah, epilepsi (kejang, perubahan kesadaran), kelainan jantung
gangguan kesadaran.

e. Penggunaan obat

Penggunaan obat pada klien dengan kondisi akut biasanya dalam bentuk injeksi 3x5mg IM pemberian ini dilakukan 3x

3) Trihexyphenidil (THP)

a. indikasi

dalam pemberian obat ini, yaitu segala jenis penyakit parkinson, termasuk pasca encephalitis (infeksi obat yang diseba
Sindrom Parkinson akibat obat, misalnya reserpina dan fenotiazine.

b. Mekanisme kerja

Obat ini sinergis (bekerja bersama) dengan obat kiniden; obat depreson, dan antikolinergik lainnya.

c. Efek samping

Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, bingung, agitasi (gerakan motorik yang menunjukkan kegelis

d. Kontra indikasi

Kontra indikasinya seperti hipersensitif terhadap trihexypenidil (THP), glaucoma sudut sempit, psikosis berat psikone

e. Penggunaan obat

Penggunaan obat ini di berikan pada klien dengan dosis 3x2 mg sebagai anti parkinson.

B. Keperawatan

Tindakan keperawatan dapat dilakukan secara individual dan terapi berkelompok Terapi Aktifitas Kelompok (TAK).

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS


PASIEN DENGAN HALUSINASI

1. Pengkajian

1. A. Identitas klien meliputi Nama, umur, jenis


kelamin, tanggal dirawat, tanggal pengkajian,
nomor rekam medic

B. Faktor predisposisi merupakan factor


pendukung yang meliputi factor biologis,
factor psikologis, social budaya, dan factor
genetic
C. Factor presipitasi merupakan factor pencetus
yang meliputi sikap persepsi merasa tidak
mampu, putus asa, tidak percaya diri, merasa
gagal, merasa malang, kehilangan, rendah
diri, perilaku agresif, kekerasan, ketidak
adekuatan pengobatan dan penanganan gejala
stress pencetus pada umunya mencakup
kejadian kehidupan yang penuh dengan stress
seperti kehilangan yang mempengaruhi
kemampuan individu untuk berhubungan
dengan orang lain dan menyebabkan ansietas.

D. Psikososial yang terdiri dari genogram,


konsep diri, hubungan social dan spiritual
E. Status mental yang terdiri dari penampilan,
pembicaraan, aktifitas motorik, alam
perasaan, afek pasien, interaksi selama
wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir,
tingkat kesadaran, memori, tingkat kosentrasi
dan berhitung, kemampuan penilaian, dan
daya tilik diri.

F. Mekanisme koping: koping yang dimiliki


klien baik adaptif maupun maladaptive
G. Aspek medic yang terdiri dari diagnose medis
dan terapi medis

Pada proses pengkajian, data penting yang


perlu diketahui saudara dapatkan adalah:

a. Jenis Halusinasi
Berikut adalah jenis-jenis halusinasi, data
objektif dan subjektifnya. Data objektif dapat
dikaji dengan cara melakukan wawancara
dengan pasien. Melalui data ini perawat dapat
mengetahui isi halusinasi pasien.

Jenis halusinasi Data objektif Data subjektif

- Menunjuk-nunjuk
kearah tertentu - Melihat
bayangan, sinar,
bentuk geometris,
Halusinasi Penglihatan
- Ketakutan pada bentuk kartoon,

sesuatu melihat hantu atau


monster

Yang tidak jelas


- Mendengar
- Bicara atau tertawa
suara atau
sendiri
kegaduhan

- Mendengar
- Marah-marah tanpa
suara yang
sebab
bercakap-cakap

Halusinasi dengar

- Mendengar
- Menyedengkan suara menyuruh
telinga kearah tertentu melakukan sesuatu
yang berbahaya

- Menutup telinga

- Menghidu seperti
- Membaui bau-
sedang membaui bau-
bauan sperti bau
bauan tertentu
Halusinasi penghidu darah, urin, feces,
kadang-kadang bau
itu menyenangkan

- Menutup hidung
- Sering meludah - Merasakan rasa
Halusinasi pengecapan seprti darah, urin
atau feces
- Muntah

- Mengatakan
Halusinasi ada serangga
dipermukaan kulit
- Menggaruk-garuk
permukaan kulit

- Merasa seperti
Perabaan
tersengat listrik

b. Isi Halusinasi

Data tentang halusinasi dapat diketahui dari


hasil pengkajian tentang jenis halusinasi.
c. Waktu, Frekuensi Dan Situasi Yang
Menyebabkan Munculnya Halusinasi

Perawat juga perlu mengkaji waktu,


frekuensi dan situasi munculnya halusinasi
yang dialami oleh pasien. Kapan halusinasi
terjadi? Apakah pagi, siang, sore atau malam?
Jika mungkin jam berapa? Frekuensi
terjadinya halusinasi apakah terus menerus
atau hanya sekal-kali? Situasi terjadinya
apakah kalau sendiri, atau setelah terjadi
kejadian tertentu. Hal ini dilakukan untuk
menetukan intervensi khusus pada waktu
terjadinya halusinasi, menghindari situasi
yang menyebabkan munculnya halusinasi.
Sehingga pasien tidak larut dengan
halusinasinya. Sehingga pasien tidak larut
dengan halusinasinya. Dengan mengetahui
frekuensi terjadinya halusinasinya dapat
direncanakan frekuensi tindakan untuk
mencegah terjadinya halusinasi.

d. Respon Halusinasi
Untuk mengetahui apa yang dilakukan pasien
ketika halusinasi itu muncul. Perawat dapat
menanyakan pada pasien hal yang dirasakan
atau dilakukan saat halusinasi timbul. Perawat
dapat juga menanyakan kepada keluarga atau
orang terdekat dengan pasien. Selain itu dapat
juga dengan mengobservasi perilaku pasien
saat halusinasi timbul.

2. Pohon Masalah

Resiko perilaku mencederai diri


Afek

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi


penglihatan

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah


Koping mekanisme tidak efektif

3. Diagnosa Keperawatan

a. Perubahan persepsi sensori : halusinasi


penglihatan

b. Isolasi sosial

c. Resiko periaku mencederai diri

d. Harga diri rendah

4. Rencana Tindakan Keperawatan

a. Gangguan persepsi sensori halusinasi


penglihatan
b. Tujuan tindakan untuk pasien meliputi :

1) Pasien mengenali halusinasi yang


dialaminya

2) Pasien dpat mengontrol halusinasinya

3) Pasien mengikuti program pengobatan


secara optimal

c. Tindakan keperawatan

1) Membantu pasien mengenali halusinasi

Untuk membantu pasien mengenali halusinasi saudara dapat melakukannya dengan cara berdiskusikan dengan pasien
terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusiansi muncul dan respon pasien saat muncul.

2) Melatih pasien mengontrol halusinasi.

Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol halusinasi saudara dapat melatih pasien empat cara yang sudah terbu

 Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan diri terhadap halusinasi yang muncul. Pasien dilatih untuk m
halusinasinya. Kalau ini dapat dilakukan, pasien akan mampu mengendalikan diri dan tidak mengikuti halusinasi yang
pasien tidak akan larut untuk menuruti apa yang ada dalam halusinasinya.
Tahapan tindakan meliputi :

1) Menjelaskan cara menghardik halusinasi

2) Memperagakan cara menghardik

3) Meminta pasien memperagakan ulang

4) Memantau penerapan cara ini, menguatkan perilaku pasien.

5) Bercakap-cakap dengan orang lain

6) Untuk mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap-cakap dengan halusinasi orang lain. Ketika pasien berca
akan beralih dari halusiansi adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain.

7) Melakukan aktifitas yang terjadwal

8) Untuk mengurangi risiko halusinasi muncul lagi adalah dengan menyibukkan diri dengan aktifitas yang teratur. D
waktu luang sendiri yang seringkali mencetuskan halusinasi. Untuk itu pasien mengalami halusinasi biasa dibantu unt
bangun pagi sampai tidur malam, tujuh hari dalam seminggu.

intervensinya sebagai berikut :

· Menjelaskan pentingnya aktifitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi

· Mendiskusikan aktifitas yang dilakukan pasien

· Melatih pasien melakukan aktiftas

· Menyusun jadwal aktifitas sehari-hari sesuai dengan aktifitas yang telah dilatih. Upayakan pasien mempunyai a

· Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan, memberikan penguatan terhadap perilaku pasien yang positif.

d) Menggunakan obat secara teratur


Untuk mampu mengontrol halusinasi
pasien juga harus dilatih untuk menggunakan
obat secara teratur sesuai dengan program.
Pasien gangguan jiwa yang dirawat dirumah
seringkali mengalami putus obat sehingga
akibatnya pasien mengalami kekambuhan.
Bila terjadi kekambuhan maka untuk
mencapai kondisi seperti semula akan lebih
sulit. Untuk itu pasien perlu dilatih
menggunakan obat sesuai program dan
berkelanjutan.

Berikut ini tindakan keperawatan agar pasien


patuh menggunakan obat:

· Jelaskan guna obat

· Jelaskan akibat bila putus obat


· Jelaskan cara mendapatkan
obat/berobat

· Jelaskan cara menggunakan obat


dengan prinsip 5 benar (benar obat, benar
pasien, benar cara, benar waktu, benar dosis)

5. Implementasi
Menurut Depkes, 2000 Implementasi adalah
tindakan keperawatan yang disesuaikan
dengan rencana tindakan keperawatan.
Sebelum melaksanakan tindakan keperawatan
yang sudah di rencanakan perawat perlu
memvalidasi rencana tindakan keperawatan
yang masih di butuhkan dan sesuai
dengankondisi klien saat ini.

6. Strategi Pelaksanaan

Pasien Keluarga
Sp1 SP 1 k

1. Mendiskusikan
Halusinasi
1. Mengidentifikasi masalah yang
jenis halusinasi pasien dirasakan keluarga
dalam rawat pasien
2. Menjelaskan
pengertian, tanda
dan gejala
2. Mengidentifikasi isi halusinasi, dan jenis
halusinasi pasien halusinasi yang
dialami pasien
beserta proses
terjadinya.

3. Mejelaskan
3. Mengidentifikasi
cara-cara merawat
waktu halusinasi pasien
pasien halusinasi

4. Mengidentifikasi
frekuensi halusinasi
pasien

5. Mengidentifikasi
situasi yang
menimbulkan halusinasi

6. Mengidentifikasi
respon pasien terhadap
halusinasi
7. Mengajarkan pasien
menghardik halusinasi

8. Menganjurkan
pasien memasukkan cara
menghardik halusinasi
dalam jadwal kegiatan
harian

SP II p SP II k

1. Melatih
1. 1. Mengevaluasi keluarga
jadwal kegiatan harian mempraktekkan cara
pasien merawat pasien
dengan halusinasi

2. Melatih
2. Melaih pasien keluaraga
mengendalikan halusinasi melakukan cara
dengan cara bercakap- merawat langsung
cakap dengan orang lain. kepada pasien
halusinasi
3. Menganjurkan pasien
memasukan dalam jadwal
kegiatan harian

SP III p SP III k

1. Membantu
keluarga membuat
1. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
jadwal kegiatan harian
aktifitas di rumah
pasien
termasuk minum
obat

2. Melatih pasien
mengendalikan halusinasi 2. Menjelaskan
dengan melakukan follow up pasien
kegiatan (kegiatan yang setelah pulang
biasa dilakukan pasien)

3. Menganjurkan
pasien memasukan dalam
kegiatan harian
SP IV p

1. Mengevaluasi
jadwal kegiatan harian
pasien

2. Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang penggunaan obat
secara teratur

3. Menganjurkan
pasien memasukan dalam
kegiatan harian

7. Evaluasi

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan


untuk menilai efek dari tindakan keperawatan
pada klien.
Evaluasi dapat dilakukan berdasarkan SOAP
sebagai pola pikir.

S : respon subjektif dari klien terhadap


intervensi keperawatan

O : respon objektif dari klien terhadap


intervensi keperawatan
A : analisa ulang atas dasar subjek dan objek
untuk mengumpulkan apakah masalah masih
ada, munculnya masalah baru, atau ada data
yang berlawanan dengan masalah yang masih
ada.

P : perencanaan atau tindakan lanjut


berdasarkan hasil analisa pada respon klien
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA

Ruang rawat : Alabadiri

IDENTITAS KLIEN

Nama : Tn. L.B


Umur : 42 tahun

Jenis kelamin : Laki-Laki

Pendidikan : SMP
No. RM : 006817

ALASAN MASUK
Pasien diantar oleh keluarga masuk ke
rumah sakit jiwa dengan keluhan putus
obat, marah –marah tanpa sebab, mondar
mandir di jalan, bingung, kontak mata
tidak wajar.

FAKTOR PREDISOSISI

1. Pasien pernah mengalami gangguan


jiwa di masa lalu

2. pengobatan sebelumnya tidak berhasil


3. tidak ada aggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa

4. Pengalaman masa lalu yan tidak


menyenangkan : pasien pernah di ikat
tangan dan kaki ketika dibawa ke RSJ

FISIK

: TD : 130/90 mmHg,
1. Tanda-Tanda Vital N: 78x/m, R: 21x/m, S:
36,2oC

2. Ukur : TB : 159 cm
47 kg
: Pasien
3. Keluhan fisik mengatakan lemas,
dan tidak
bersemangat

PSIKOSOSIAL

1. genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan
: Meninggal

: Pasien

------ : Serumah

Pasien mengatakan mempunyai seorang


kakak perempuan yang sudah meninggal
karena sakit ( pasien tidak tahu sakit
karena apa)

2. Konsep Diri
: Pasien mengatakan
a. Gambaran Diri bagian tubuhnya yang
pasien sukai adalah
bagian dada

: pasien
mengatakan pasien
b. Identitas seorang laki-laki
dan seorang
pengangguran

: Pasien be
sebagai anak d
c. Peran keluarganya.
Sedangkan di
sakit pasien be
sebagai pasien.

: pasien
d. Ideal Diri mengatakan ingin
pulang ke rumah
: pasien
mengatakan
e. Harga Diri kurang akrab
dengan orang lain,
jarang
berkomunikasi.

3. Hubungan Sosial

: Dalam kehidupan
pasien orang yang
paling berarti adalah
a. Orang Yang Berarti keluarga. Namun di
tempat pasien dirawat,
orang yang paling
berarti adalah teman
b. Peran Dalam Kegiatan
Kelopok/Masyarakat : pasien tidak terlibat
dalam kegiatan kelompok, pasien merasa
tidak disukai di lingkungannya

c. Hambatan Dalam Berhubugan Dengan


Orang Lain : pasien cepat merasa bosan
ketika berkomuikasi dengan orang lain

4. Spiritual
: pasien
a. Nilai dan keyakian mengatakan
beragama islam

: pasien
mengatakan sering
berdoa, tetapi
b. Kegiatan ibadah tidak sholat karena
belum mengetahui
cara sholat yang
benar

5. Status Mental

: pasien
berpakaian bersih,
cara berpakaian
Penampilan pasien seperti
pasien-pasien lain,
yaitu baju diluar
celana di dalam

6. Pembicaraan
Pasien berbicara cepat, sesekali tidak jelas
didengar

7.Aktivitas Motorik

Pasien mengeluh lemas, tetapi terlihat


gelisah, tidak menunjukan ekspresi

8. Alam Perasaan

Pasien mengatakan seringkali merasa


ketakutan bila melihatrambut-rambut
setan

9. Afek
Pasien labil ketika diwawancara sering
berubah-ubah mood

10. Interaksi Selama Wawancara

Pasien kooperatif, mendengar apa yang


ditanyakan dan menjawabnya sesuai
dengan pertanyaan yang ditanyakan, serta
kontak mata baik.

11. Persepsi
Saat pengkajian pasien mengalami
halusinasi penglihatan dengan
mengatakan waktu muncul pada malam
hari disaat pasien sendiri, sering juga
disaat bangun tidur. Frekuensi 10-15
detik, isinya adalah pasien melihat
perempuan rambut panjang bergantungan
(pasien meyakini itu rambut setan).
Sedangkan responnya pasien mengucek
mata.

12. Proses Pikir

Saat diwawancara proses pikir pasien


sampai pada tujuan pembicaraan.
13. Tingkat Kesadaran

Pasien seringkali tampak kebingungan,


Orientasi waktu, tempat dan orang jelas

14. Memori

Pasien tidak mengalami masalah


gangguan daya ingat

15. Tingkat Konsentrasi Dan Berhitung


Pasien mampu berkonsentrasi, dapat
berhitung 1-10 dengan jari dan benar,
tetapi sangat cepat

16. Kemampuan Penilaian

Pasien tidak mengalami gangguan


penilaian, maupun bermakna

17. Daya Tilik Diri


Pasien mengingkari penyakitnya, pasien
meyakini bukan karena rambut setan itu
sehingga ia sakit

18. Kebutuhan Persiapan Pulang

a. Makan dan minum

Pasien makan 3x/hr, yaitu pagi, sore, dan


malam secara mandiri

b. BAB/BAK

Pasien BAB 1x/hr, BAK ±3x/hr, secara


mandiri

c. Mandi
Pasien mandi 2x/hr, yaitu pagi dan
sore, hanya memakai sabun

d. Berpakain dan berhias

Pasien mampu berpakaian tanpa bantuan


orang lain

e. Istiraht dan tidur

Tidur siang ± 2jam, tidur malam ± 9 jam,


tidak mengalami gannguan tidur

f. Penggunaan obat
Pasien minum obat 3x/hr, setelah makan
THP 2mg ( 2 x 1 ), Haloperidol ½ mg (3 x
1), phenytoin 10 mg (3x1), cp2
(clopamizine ) 100 mg (3x1), lodomer inj
1 amp IM

19. Mekanisme Koping

Asertif yaitu cerita dengan orang lain

20. Aspek Medis


a. Diagnosa medis : Skisofrenia
Paranoid

b. Terapis Medis : THP 2mg ( 2


x 1 ), Haloperidol ½ mg (3 x 1), phenytoin
10 mg (3x1), cp2 (clopamizine ) 100 mg
(3x1), lodomer inj 1 amp IM

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALA


Perubahan pe
1 DS : Harga diri rendah sensorik : halu
penglihata

- Pasien
mengatakan melihat
perempuan rambut
panjang bergantungan
(pasien meyakini itu
rambut setan). waktu
muncul pada malam
hari disaat pasien
sendiri, sering juga
disaat bangun tidur.
Frekuensi 10-15 detik,
isinya adalah pasien
melihat Sedangkan
responnya pasien
mengucek mata.

- Paseien mengatakan
seringkali ketakutan
bila melihat rambut
setan.

DO :
- Pasien pernah dirawat
sebelumnya namun
kurang berhasil karena
putus obat

- Pasien tampak gelisah

- Berbicara cepat,
sesekali tidak jelas
didengar

- Pasien sering mondar-


mandir

-ketika bercakap-cakap
pasien seering melihat
kearah lain

DS :

- Pasien mengatakan
merasa lemah
- Pasien
mengatakan lelah untuk
beraktifitas

DO :

- Penampilan kurang
Rapi

- Rambut jarang disisir

- Gigi tampak kotor


2 Defisit perawat
dan bau

Menarik diri dari


- Kuku kaki kotor
lingkungan sosial

DS :

- Pasien mengatakan
merasa kesepian
- Pasien mengatakan
tidak terlibat dalam
kegiatan kelompok,
pasien merasa tidak
disukai di
lingkungannya

- pasien cepat merasa


bosan ketika
berkomuikasi dengan
orang lain

- pasien mengatakan
kurang akrab dengan
orang lain,

DO :

- Pasien tampak diam


dan sering menyendiri
- jarang berkomunikasi
3 Harga diri ren
dengan orang lain

pasien tidak terlibat


dalam kegiatan
Koping mekanisme
kelompok, pasien tidak efektif
merasa tidak disukai di
lingkungannya

POHON MASALAH

Resiko perilaku mencederai diri


Afek

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi


penglihatan

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Koping mekanisme tidak efektif


PRIORITAS MASALAH

1. Perubahan persepsi sensori : halusinasi penglihatan

INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
NO HARI/TGL TUJUAN
KEPERAWATAN

Perubahan persepsi
sensori : halusinasi
penglihatan. b/d TUM :
koping mekanisme
tidak efektif

Ditandai dengan
1 Senin/ 03 April 2017

Setelah di
tindakan keper
selama 3 hari,
dapat men
halusinasi.
DS :

- Pasien
TUK :
mengatakan melihat

1. Pasien
DO : membina hu
saling percaya

- Pasien
pernah dirawat
sebelumnya namun KH :
kurang berhasil
karena putus obat
Ekpresi
bersahabat,
menunjukkan
senang, ada
mata, mau b
tangan,
menyebutkan
mau menjawab
mau
berdampingan
perawat, dan
mengutarakan m
yang dihadapinya
2. Pasien
mengenal halusin

KH :

Pasien
menyebutkan wa
dan frekuensi tim
halusinasi
3. Pasien
dapatmengontrol
halusinasinya

KH:

Pasien
mendemonstrasik
cara men
halusinasi

4. Pasien
memanfaatkan
dengan baik

KH :
Pasien
mendemonstrasik
kepatuhan minu
untuk me
halusinasi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEPERAWATAN

NO. HARI/TGL DATA IMPLEMENTAS

1 Senin/ 03 April 2017 DS : SP I


- Pasien
mengatakan melihat
perempuan rambut
panjang
bergantungan di
depan saya (pasien
meyakini itu rambut
setan). waktu
muncul pada malam Bina hubungan
hari disaat pasien percaya dengan p
sendiri, sering juga
disaat bangun tidur.
Frekuensi 10-15
detik, isinya adalah
pasien melihat
Sedangkan
responnya pasien
mengucek mata.

- Paseien
mengatakan
seringkali ketakutan Fase Orientasi
bila melihat rambut
setan.

DO : P : Selamat pagi
- Pasien pernah
dirawat sebelumnya
namun kurang PS : Selamat pag
berhasil karena
putus obat

P : Kenalkan
saya Riska Ha
bisa di panggil
saya adalah mah
Keperawatan
- Pasien tampak
praktek di R
gelisah
selama 5 hari d
adalah hari ke ti
praktek disini.
anda ? dan
dipanggil apa ?

- Berbicara cepat, K : Nama sa


sesekali tidak jelas basarewan,
didengar dipanggil lutfi
P : Bagaimana p
lutfi saat ini?

K : Baik ses

P : Apakah lu
keluhan ? kare
disini ingin me
lutfi untuk mem
solusi dari masal

K : iya ses, keti


bangun saya
perempuan
panjang bergan
di depan saya.
P : Oh, bagaiman
kita berbinang-b
sebentar ? lutfi
lutfi mau didala
diluar ?

K : didalam ses

P : baiklah, kit
berbicang-bincan
tentang ha
penglihatan yan
alami. Maunya
lama ?

K : 20 menit ses

Fase Kerja

P : baiklah, lut
lutfi lihat itu
halusinasi. lutfi
itu halusinasi ?
K : tidak ses

P : Halusinasi itu
sesuatu yang lut
tapi tidak
Halusinasi ad
macam, pende
penglihatan, pe
penciuman,
pengecapan. Yan
alami saat ini
halusinasi peng
Tapi ses
memberikan lut
untuk menga
agar sembuh.
maukan ?

K : Mau ses
P : Ada 4 cara
mengatasinya d
akan mengajarka
yang pertama
dengan meng
Kalau lutfi
rambut-rambut
itu lagi, lutfi
mengatakan
pergi! Saya tid
lihat, kamu tidak
sambil menutup
Apa lutfi
mengerti ?

K : iya, saya m
ses

P : kalau begit
ulangi yang
katakan tadi
mempragakannya
K : “Pergi! pergi
tidak mau lihat
tidak nyata”
menutup mata)

P : Bagus, lutfi se
sudah mengert
menghardik
bayangan-bayang
datang lagi, se
bagaimana p
lutfi sekarang
mengetahui bag
cara men
halusinasi?

K : saya senang s
P : kalau begi
bisa mempraktek
dalam jadwal k
lutfi yang akan
oleh perawat

K : Iya ses

Fase Terminasi

P : Sepertinya
kita sudah hab
nanti kita la
sebentar dan se
mengajarkan lut
yang kedua. bisa
sebentar ?

K : iya ses
P : maunya
diluar atau di dal
?

K : disini saja ses

P : baiklah kalau
kita ketemuan d
ini pada jam 1
Sampai ketemu s

Sp II

 Mampu be
cakap jika
halusinasi

Fase Orientasi

P : selamat siang

K : selamat siang
P : bag
perasaannya sek
apakah lutfi
melihat bayanga
Sesuai dengan ja
tadi, kita
berbincang-binca
sedikit yah. Ma
berapa lama ?

K : iya ses, 15 me

P : maunya dim
disini saja at
tempat lain?

K : disini saja

Fase Kerja
P : cara yang
untuk men
halusinasi yaitu d

bercakap-cakap
orang lain. Jadi
lutfi melihat r
rambut setan la
bisa bercakap
dengan orang
seperti “tolong
melihat rambut-
setan , mari
berakap-cakap”.
mengerti kan ?

K : iya ses

P : coba lutfi ul
yang ses katakan
K : (mengulangi
memperagakanny

P : bagus, ternya
mampu melakuka

Fase Terminasi

P : bagaimana p
lutfi setelah mel
latihan tadi?

K : senang ses

P : bagaimana
latihan bercakap
kita masukkan
daftar kegiatan h
maunya jam bera
K : Jam 8 pagi d
6 sore ses

P : baiklah kalau
lutfi juga
mempragakan
melihat bayang
lagi

K : iya ses

P : sepertinya
kita sudah selesa
ses datang beso
lagi untuk meng
cara yang ketig
jumpa disini lag
yah

PS : iya ses
P : kalau beg
permisi dulu,
bertemu besok pa

Sp III

 Mampu m
jadwal kegiatan
dan melakukan k
harian sesuai jadw

Fase Orientasi

P : selamat pag
masih ingat deng
?

K : selamat pagi
ses Riska
P : bagaimana p
hari ini ? Apaka
masih melihat r
rambut setan?

K : iya, masih
pagi saat bangun

P : apakah lutfi
pakai 2 cara ya
latih sebelumnya

K : iya ses
P : bagus, kalau
sesuai janji kita k
kita akan belaja
yang ketiga
kegiatan terjadwa
dimana kita bicar

K : disini saja ses

P : mau berapa
bagaimana kala
menit ?

K : iya ses, boleh

Fase Kerja

P : apa saja k
yang bisa lutfi lak

K : mandi, me
ibadah, b
bersama, makan,
P : wah banyak
kegiatannya
Bagaimana kala
latih 2 kegiatan
? sekarang
menyanyi setel
berdoa yah. lut
kan ?

K : iya ses,
memperagakan)

P : bagus sekali t
lutfi
memperagakanny
Kegiatan ini bis
lakukan agar me
bayangan t
muncul.

K : iya ses
Fase Terminasi

P : bagaimana p
lutfi setelah be
cakap cara yang k

K : senang ses

P : wah bagus
sebutkan 3 car
sudah kita belaja
mencegah ba
tersebut.
K : menye
(menghardik, be
cakap dengan
lain, mel
kegiatan yang
terjadwal)

P : bagus sekal
kita masukkan
kegiatan jadwal
lutfi yahh. Bag
kalau besok kita
cara keempat
mencegah ha
yaitu
menggunakan ob
baik. Bagaimana
?
PS : iya ses

P : kita bertemu
lagi yah, sampai
besok lagi yah

Selasa/ 04 April 2017

SP IV

 Melatih
menggunakan
secara teratur

Fase Orientasi

P : selamat pagi l

K : selamat pagi
P : bagaimana p
lutfi hari ini ?
bayangannya
muncul lagi ?
lutfi memakai
cara yang
diskusikan pad
sebelumnya ?

K : iya ses

P : apakah pagi
sudah minum oba

K : sudah ses
P : oh
Bagaimana kala
mendiskusikan
obat yang lutfi m
kita
mendiskusikan 2
yah di tempat ini

K: iya ses, boleh

Fase Kerja

P : lutfi minum
sangatlah
penting supaya
bayangan yang
lihat dan meng
selama ini tidak
lagi. Berapa
obat yang diminu

PS : ada 4 ses
P : iya warna yan
(THP) 2 kali
jamnya 7 pagi
malam, gunanya
rileks dan tidak
Sedangkan yang
jambu (HLP
sehari jamnya
gunanya untuk
biar tenang dan
kuning untuk
tahan tubuh bia
tidak sakit.

K : iya ses
P
: Kalau bayanga
hilang obatnya
boleh diberhe
Nanti
dikonsultasikan d
dokter, sebab
putus obat, lutf
kambuh dan
mengembalikan
kekeadaan yang s

K : Oh, begitu ya
P : Kalau
habis lutfi bisa m
dokter
mendapatkan
lagi. lutfi harus
obat teratur deng
yang benar.
diminum s
makan dan
jamnya.

PS : iya ses

Tahap Termina

P : bag
perasaan lutfi
kita bercakap
tentang obat?
K : saya meras
baik sekara
merasa tenang se

P : Sudah
cara yang kita
untuk me
bayangannya?

K : sudah 4 ses

P : bagus ternya
masih ingat. Ma
masukan jadwal
obat
kegiatan harian lu

K : iya ses
P : kalau beg
permisi dulu yah
waktu kita sudah
Nanti kita bertem
lain waktu. S
siang lutfi
Rabu/ 05 April 2017
Kamis, 6 April 2017
REFERENSI
Antonym.2009.Askep Halusinasi.
http://augusfarly.wordpress.com/2008/08/21/askep-halusinasi/.
Kusumawanti dan hartono. 2010.Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika
Stuart, GW. 2011. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 5.jakarta : EGC
Townsend, marry C. 2010. Buku saku diagosa keperawatan pada perawatan psikiatri. Edisi 3. Jakarta. EG

ASKEP JIWA
Lokasi: Manado, Manado City, North Sulawesi, Indonesia

Komentar

Diberdayakan oleh Blogger


Gambar tema oleh Michael Elkan

Riska Hamundu

Kunjungi profil

Arsip

Label

Laporkan Penyalahgunaan

Você também pode gostar

  • Bab 2
    Bab 2
    Documento56 páginas
    Bab 2
    Irna Dwi Handayani
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Rujukan
    Daftar Rujukan
    Documento2 páginas
    Daftar Rujukan
    Muhammad alfiannor
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Rujukan
    Daftar Rujukan
    Documento2 páginas
    Daftar Rujukan
    Muhammad alfiannor
    Ainda não há avaliações
  • Bab 3
    Bab 3
    Documento5 páginas
    Bab 3
    Muhammad alfiannor
    Ainda não há avaliações
  • Bab 1
    Bab 1
    Documento6 páginas
    Bab 1
    Muhammad alfiannor
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Pendahuluan Fraktur Femur
    Laporan Pendahuluan Fraktur Femur
    Documento20 páginas
    Laporan Pendahuluan Fraktur Femur
    Muhammad alfiannor
    Ainda não há avaliações
  • Bab 2
    Bab 2
    Documento67 páginas
    Bab 2
    Muhammad alfiannor
    Ainda não há avaliações
  • SOP Pemasangan Infus
    SOP Pemasangan Infus
    Documento2 páginas
    SOP Pemasangan Infus
    Ramdan Faisal Malik
    50% (4)
  • Neoplasia
    Neoplasia
    Documento50 páginas
    Neoplasia
    Muhammad alfiannor
    Ainda não há avaliações
  • LP Mastektomi
    LP Mastektomi
    Documento14 páginas
    LP Mastektomi
    Muhammad alfiannor
    Ainda não há avaliações
  • LP Post Partum
    LP Post Partum
    Documento15 páginas
    LP Post Partum
    Nurani Achmad
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Pendahuluan SVT
    Laporan Pendahuluan SVT
    Documento16 páginas
    Laporan Pendahuluan SVT
    Muhammad alfiannor
    Ainda não há avaliações
  • LP Fraktur Femur
    LP Fraktur Femur
    Documento23 páginas
    LP Fraktur Femur
    manal
    Ainda não há avaliações
  • B. Rencana Tindakan
    B. Rencana Tindakan
    Documento2 páginas
    B. Rencana Tindakan
    Ema Nuya
    Ainda não há avaliações
  • Intervensi Gangguan Cairan Dan Elektrolit
    Intervensi Gangguan Cairan Dan Elektrolit
    Documento19 páginas
    Intervensi Gangguan Cairan Dan Elektrolit
    Muhammad alfiannor
    Ainda não há avaliações
  • SOP Pemberian Oksigen
    SOP Pemberian Oksigen
    Documento3 páginas
    SOP Pemberian Oksigen
    xeezszeek
    100% (1)
  • Makalah Asuhan Keperawatan Pada Hemoroid
    Makalah Asuhan Keperawatan Pada Hemoroid
    Documento41 páginas
    Makalah Asuhan Keperawatan Pada Hemoroid
    Arista Anggraini
    67% (3)
  • Stimulan SSP Andika
    Stimulan SSP Andika
    Documento57 páginas
    Stimulan SSP Andika
    Adiyani Kh.
    Ainda não há avaliações
  • Praktikum 1 Faukal
    Praktikum 1 Faukal
    Documento7 páginas
    Praktikum 1 Faukal
    Muhammad alfiannor
    Ainda não há avaliações
  • Laktasif
    Laktasif
    Documento20 páginas
    Laktasif
    Muhammad alfiannor
    Ainda não há avaliações
  • Perhitungan Dosis Obat
    Perhitungan Dosis Obat
    Documento7 páginas
    Perhitungan Dosis Obat
    Adiyani Kh.
    Ainda não há avaliações
  • Bpa Andika
    Bpa Andika
    Documento19 páginas
    Bpa Andika
    Muhammad alfiannor
    Ainda não há avaliações
  • Neoplasia
    Neoplasia
    Documento50 páginas
    Neoplasia
    Muhammad alfiannor
    Ainda não há avaliações
  • 7.diet Peny Jantung
    7.diet Peny Jantung
    Documento22 páginas
    7.diet Peny Jantung
    Muhammad alfiannor
    Ainda não há avaliações
  • Penggunaan Obat Rasional - Andika
    Penggunaan Obat Rasional - Andika
    Documento30 páginas
    Penggunaan Obat Rasional - Andika
    Muhammad alfiannor
    Ainda não há avaliações
  • Nutrisi Bayi - Lanjut Usia
    Nutrisi Bayi - Lanjut Usia
    Documento34 páginas
    Nutrisi Bayi - Lanjut Usia
    Muhammad alfiannor
    Ainda não há avaliações
  • Nutrisi Bayi - Lanjut Usia
    Nutrisi Bayi - Lanjut Usia
    Documento34 páginas
    Nutrisi Bayi - Lanjut Usia
    Muhammad alfiannor
    Ainda não há avaliações
  • 4.zat Gizi Dan Fungsinya
    4.zat Gizi Dan Fungsinya
    Documento28 páginas
    4.zat Gizi Dan Fungsinya
    Muhammad alfiannor
    Ainda não há avaliações
  • Suhu
    Suhu
    Documento12 páginas
    Suhu
    Muhammad alfiannor
    Ainda não há avaliações
  • Oxygen Needs
    Oxygen Needs
    Documento24 páginas
    Oxygen Needs
    Muhammad alfiannor
    Ainda não há avaliações