Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OLEH :
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MANADO
PROGRAM STUDI D-IV
KEPERAWATAN
2017
LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI
1. Pengertian
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan
jiwa dimana klien mengalami perubahan
sensori, seperti merasakan sensasi palsu
berupasuara, penglihatan, pengecapan,
perabaan atau penghiduan. Klien merasakan
stimulus yang sebetulnya tidak ada. (WHO,
2006)
Halusinasi merupakan proses akhir dari
pengamatan yang diawali oleh proses
diterimanya, stimulus oleh alat indra,
kemudian individu ada perhatian, lalu
diteruskan ke otak dan baru kemudian
individu menyadari tentang sesuatu yang
dinamakan persepsi (Yosep, 2009)
Halusinasi merupakan gangguan atau
perubahan persepsi dimana klien
mempersepsikansesuatu yang sebenarnya
tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra
tanpa ada rangsangan dariluar. Suatu
penghayatan yang dialami suatu persepsi
melalui panca indra tanpa stimuluseksteren/
persepsi palsu (Maramis, 2005).Halusinasi
adalah kesan, respon dan pengalaman sensori
yang salah (Stuart, 2007).
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor perkembangan
Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan interpersonal terganggu, maka individu akan mengalam
2) Faktor sosiokultural
Berbagai factor dimasyarakat dapat menyebabkan seseorang merasa disingkirkan, sehingga orang tersebut merasa kes
3) Faktor biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terhadap terjadinya gangguan jiwa. Jika seseorang mengalami stress yang berlebihan,
halusinogenik neurokimia seperti buffofenon dan dimethytrenferase (DMP).
1) Faktor psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggungjawab mudah terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif. Berpengaruh
depannya. Klien lebih memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.
2) Faktor genetic
Gen yang berpengaruh dalam skizofrenia belum diketahui, tetapi hasil studi menunjukkan bahwa factor keluarga menu
b. Factor Presipitasi
Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, penasaran, tidak aman, gelisah, bingung, dan lainnya
Menurut Rawlins dan Heacock, 1993 halusinasi dapat dilihat dari 5 dimensi yaitu :
1) Dimensi fisik
Halusinasi dapat timbul oleh kondisi fisik seperti kelelahan yang luar biasa, penyalahgunaan obat, demam, kesulitan ti
2) Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas masalah yang tidak dapat diatasi merupakan penyebab halusinasi berupa perintah
3) Dimensi intelektual
Halusinasi merupakan usaha dari ego untuk melawan implus yang menekan merupakan suatu hal yang menimbulkan k
4) Dimensi sosial
Klien mengalami interaksi sosial menganggap hidup bersosialisasi di alam nyata sangat membahyakan. Klien asyik de
interaksi sosial, kontrol diri dan harga diri yang tidak di dapatkan di dunia nyata.
5) Dimensi spiritual
Secara spiritual halusinasi mulai denga kehampaan hidup, ritinitas tidak bermakna, hilangnya aktifitas ibadah dan jara
f. Menutup mata.
g. Mulut komat-kamit
i. Tersenyum
j. Gelisah
k. Menyendiri, melamun
Menurut Yosep, 2009 proses terjadinya halusinasi terbagi menjadi 4 tahap yaitu:
a. Tahap pertama
Pada fase ini halusinasi berada pada tahap menyenangkan dengan tingkat ansietas sedang, secara umum halusinasi ber
adalah orang yang berhalusinasi mengalami keadaan emosi seperti ansietas, kesepian, merasa takut serta mencoba mem
b. Tahap kedua
Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap menyalahkan dengan tingkat kecemasan yang berat. Adapun karakteristik
mungkin berusaha untuk menjauhkan dirinya dari sumber yang dipersiapkan, individu mungkin merasa malu dengan p
c. Tahap ketiga
Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap pengendalian dengan tingkat ansietas berat, pengalaman sensori yang dira
individu adalah orang yang berhalusinasi menyerah untuk melawan pengalaman halusinasinya dan membiarkan halus
pengalaman sensori tersebut berakhir.
d. Tahap keempat
Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap menakutkan dengan tingkat ansietas panic. Adapun karakteristik yang tam
individu tidak mengikuti perintah, dimana halusinasi bisa berlangsung beberapa jam atau beberapa hari, apabila tidak
5. Mekanisme Koping
Mekanisme koping merupakan tiap upaya yang diarahkan pada pengendalian stress, termasuk upaya penyelesaian m
melindungi diri. Mekanisme koping menurut Yosep, 2009 meliputi cerita dengan orang lain (asertif), diam (represi/su
mengalihkan kegiatan yang bermanfaat (konversi), memberikan alasan yang logis (rasionalisme), mundur ke tahap p
tanaman atau binatang (proyeksi).
6. Penatalaksanaan
A. Medis (Psikofarmako)
1) Chlorpromazine
a. Indikasi
b. Mekanisme kerja
Memblokade dopamine pada reseptor pasca
sinap di otak, khususnya system ekstra
pyramidal.
c. Efek samping
d. Kontra indikasi
Kontra indikasi obat ini seperti penyakit hati,
penyakit darah, epilepsi (kejang, perubahan
kesadaran), kelainan jantung, febris (panas),
ketergantungan obat, penyakit SSP (system
saraf pusat), gangguan kesadaran disebabkan
oleh depresan.
e. Penggunaan obat
Penggunaan obat pada klien dengan kondisi akut di berikan 3x100mg. Apabila kondisi klien sudah stabil dosisnya di k
2) Haloperidol (HLP)
a. Indikasi
Indikasi dalam pemberian obat ini, yaitu pasien yang berdaya berat dalam kemampuan menilai realitas, baik dalam fun
b. Mekanisme kerja
Obat anti psikis ini dapat memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik neuron di otak, khususnya system limbi
c. Efek samping
d. Kontra indikasi
Kontra indikasi obat ini seperti penyakit hati, penyakit darah, epilepsi (kejang, perubahan kesadaran), kelainan jantung
gangguan kesadaran.
e. Penggunaan obat
Penggunaan obat pada klien dengan kondisi akut biasanya dalam bentuk injeksi 3x5mg IM pemberian ini dilakukan 3x
3) Trihexyphenidil (THP)
a. indikasi
dalam pemberian obat ini, yaitu segala jenis penyakit parkinson, termasuk pasca encephalitis (infeksi obat yang diseba
Sindrom Parkinson akibat obat, misalnya reserpina dan fenotiazine.
b. Mekanisme kerja
Obat ini sinergis (bekerja bersama) dengan obat kiniden; obat depreson, dan antikolinergik lainnya.
c. Efek samping
Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, bingung, agitasi (gerakan motorik yang menunjukkan kegelis
d. Kontra indikasi
Kontra indikasinya seperti hipersensitif terhadap trihexypenidil (THP), glaucoma sudut sempit, psikosis berat psikone
e. Penggunaan obat
Penggunaan obat ini di berikan pada klien dengan dosis 3x2 mg sebagai anti parkinson.
B. Keperawatan
Tindakan keperawatan dapat dilakukan secara individual dan terapi berkelompok Terapi Aktifitas Kelompok (TAK).
1. Pengkajian
a. Jenis Halusinasi
Berikut adalah jenis-jenis halusinasi, data
objektif dan subjektifnya. Data objektif dapat
dikaji dengan cara melakukan wawancara
dengan pasien. Melalui data ini perawat dapat
mengetahui isi halusinasi pasien.
- Menunjuk-nunjuk
kearah tertentu - Melihat
bayangan, sinar,
bentuk geometris,
Halusinasi Penglihatan
- Ketakutan pada bentuk kartoon,
- Mendengar
- Marah-marah tanpa
suara yang
sebab
bercakap-cakap
Halusinasi dengar
- Mendengar
- Menyedengkan suara menyuruh
telinga kearah tertentu melakukan sesuatu
yang berbahaya
- Menutup telinga
- Menghidu seperti
- Membaui bau-
sedang membaui bau-
bauan sperti bau
bauan tertentu
Halusinasi penghidu darah, urin, feces,
kadang-kadang bau
itu menyenangkan
- Menutup hidung
- Sering meludah - Merasakan rasa
Halusinasi pengecapan seprti darah, urin
atau feces
- Muntah
- Mengatakan
Halusinasi ada serangga
dipermukaan kulit
- Menggaruk-garuk
permukaan kulit
- Merasa seperti
Perabaan
tersengat listrik
b. Isi Halusinasi
d. Respon Halusinasi
Untuk mengetahui apa yang dilakukan pasien
ketika halusinasi itu muncul. Perawat dapat
menanyakan pada pasien hal yang dirasakan
atau dilakukan saat halusinasi timbul. Perawat
dapat juga menanyakan kepada keluarga atau
orang terdekat dengan pasien. Selain itu dapat
juga dengan mengobservasi perilaku pasien
saat halusinasi timbul.
2. Pohon Masalah
3. Diagnosa Keperawatan
b. Isolasi sosial
c. Tindakan keperawatan
Untuk membantu pasien mengenali halusinasi saudara dapat melakukannya dengan cara berdiskusikan dengan pasien
terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusiansi muncul dan respon pasien saat muncul.
Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol halusinasi saudara dapat melatih pasien empat cara yang sudah terbu
Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan diri terhadap halusinasi yang muncul. Pasien dilatih untuk m
halusinasinya. Kalau ini dapat dilakukan, pasien akan mampu mengendalikan diri dan tidak mengikuti halusinasi yang
pasien tidak akan larut untuk menuruti apa yang ada dalam halusinasinya.
Tahapan tindakan meliputi :
6) Untuk mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap-cakap dengan halusinasi orang lain. Ketika pasien berca
akan beralih dari halusiansi adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
8) Untuk mengurangi risiko halusinasi muncul lagi adalah dengan menyibukkan diri dengan aktifitas yang teratur. D
waktu luang sendiri yang seringkali mencetuskan halusinasi. Untuk itu pasien mengalami halusinasi biasa dibantu unt
bangun pagi sampai tidur malam, tujuh hari dalam seminggu.
· Menyusun jadwal aktifitas sehari-hari sesuai dengan aktifitas yang telah dilatih. Upayakan pasien mempunyai a
· Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan, memberikan penguatan terhadap perilaku pasien yang positif.
5. Implementasi
Menurut Depkes, 2000 Implementasi adalah
tindakan keperawatan yang disesuaikan
dengan rencana tindakan keperawatan.
Sebelum melaksanakan tindakan keperawatan
yang sudah di rencanakan perawat perlu
memvalidasi rencana tindakan keperawatan
yang masih di butuhkan dan sesuai
dengankondisi klien saat ini.
6. Strategi Pelaksanaan
Pasien Keluarga
Sp1 SP 1 k
1. Mendiskusikan
Halusinasi
1. Mengidentifikasi masalah yang
jenis halusinasi pasien dirasakan keluarga
dalam rawat pasien
2. Menjelaskan
pengertian, tanda
dan gejala
2. Mengidentifikasi isi halusinasi, dan jenis
halusinasi pasien halusinasi yang
dialami pasien
beserta proses
terjadinya.
3. Mejelaskan
3. Mengidentifikasi
cara-cara merawat
waktu halusinasi pasien
pasien halusinasi
4. Mengidentifikasi
frekuensi halusinasi
pasien
5. Mengidentifikasi
situasi yang
menimbulkan halusinasi
6. Mengidentifikasi
respon pasien terhadap
halusinasi
7. Mengajarkan pasien
menghardik halusinasi
8. Menganjurkan
pasien memasukkan cara
menghardik halusinasi
dalam jadwal kegiatan
harian
SP II p SP II k
1. Melatih
1. 1. Mengevaluasi keluarga
jadwal kegiatan harian mempraktekkan cara
pasien merawat pasien
dengan halusinasi
2. Melatih
2. Melaih pasien keluaraga
mengendalikan halusinasi melakukan cara
dengan cara bercakap- merawat langsung
cakap dengan orang lain. kepada pasien
halusinasi
3. Menganjurkan pasien
memasukan dalam jadwal
kegiatan harian
SP III p SP III k
1. Membantu
keluarga membuat
1. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
jadwal kegiatan harian
aktifitas di rumah
pasien
termasuk minum
obat
2. Melatih pasien
mengendalikan halusinasi 2. Menjelaskan
dengan melakukan follow up pasien
kegiatan (kegiatan yang setelah pulang
biasa dilakukan pasien)
3. Menganjurkan
pasien memasukan dalam
kegiatan harian
SP IV p
1. Mengevaluasi
jadwal kegiatan harian
pasien
2. Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang penggunaan obat
secara teratur
3. Menganjurkan
pasien memasukan dalam
kegiatan harian
7. Evaluasi
IDENTITAS KLIEN
Pendidikan : SMP
No. RM : 006817
ALASAN MASUK
Pasien diantar oleh keluarga masuk ke
rumah sakit jiwa dengan keluhan putus
obat, marah –marah tanpa sebab, mondar
mandir di jalan, bingung, kontak mata
tidak wajar.
FAKTOR PREDISOSISI
FISIK
: TD : 130/90 mmHg,
1. Tanda-Tanda Vital N: 78x/m, R: 21x/m, S:
36,2oC
2. Ukur : TB : 159 cm
47 kg
: Pasien
3. Keluhan fisik mengatakan lemas,
dan tidak
bersemangat
PSIKOSOSIAL
1. genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
------ : Serumah
2. Konsep Diri
: Pasien mengatakan
a. Gambaran Diri bagian tubuhnya yang
pasien sukai adalah
bagian dada
: pasien
mengatakan pasien
b. Identitas seorang laki-laki
dan seorang
pengangguran
: Pasien be
sebagai anak d
c. Peran keluarganya.
Sedangkan di
sakit pasien be
sebagai pasien.
: pasien
d. Ideal Diri mengatakan ingin
pulang ke rumah
: pasien
mengatakan
e. Harga Diri kurang akrab
dengan orang lain,
jarang
berkomunikasi.
3. Hubungan Sosial
: Dalam kehidupan
pasien orang yang
paling berarti adalah
a. Orang Yang Berarti keluarga. Namun di
tempat pasien dirawat,
orang yang paling
berarti adalah teman
b. Peran Dalam Kegiatan
Kelopok/Masyarakat : pasien tidak terlibat
dalam kegiatan kelompok, pasien merasa
tidak disukai di lingkungannya
4. Spiritual
: pasien
a. Nilai dan keyakian mengatakan
beragama islam
: pasien
mengatakan sering
berdoa, tetapi
b. Kegiatan ibadah tidak sholat karena
belum mengetahui
cara sholat yang
benar
5. Status Mental
: pasien
berpakaian bersih,
cara berpakaian
Penampilan pasien seperti
pasien-pasien lain,
yaitu baju diluar
celana di dalam
6. Pembicaraan
Pasien berbicara cepat, sesekali tidak jelas
didengar
7.Aktivitas Motorik
8. Alam Perasaan
9. Afek
Pasien labil ketika diwawancara sering
berubah-ubah mood
11. Persepsi
Saat pengkajian pasien mengalami
halusinasi penglihatan dengan
mengatakan waktu muncul pada malam
hari disaat pasien sendiri, sering juga
disaat bangun tidur. Frekuensi 10-15
detik, isinya adalah pasien melihat
perempuan rambut panjang bergantungan
(pasien meyakini itu rambut setan).
Sedangkan responnya pasien mengucek
mata.
14. Memori
b. BAB/BAK
c. Mandi
Pasien mandi 2x/hr, yaitu pagi dan
sore, hanya memakai sabun
f. Penggunaan obat
Pasien minum obat 3x/hr, setelah makan
THP 2mg ( 2 x 1 ), Haloperidol ½ mg (3 x
1), phenytoin 10 mg (3x1), cp2
(clopamizine ) 100 mg (3x1), lodomer inj
1 amp IM
ANALISA DATA
- Pasien
mengatakan melihat
perempuan rambut
panjang bergantungan
(pasien meyakini itu
rambut setan). waktu
muncul pada malam
hari disaat pasien
sendiri, sering juga
disaat bangun tidur.
Frekuensi 10-15 detik,
isinya adalah pasien
melihat Sedangkan
responnya pasien
mengucek mata.
- Paseien mengatakan
seringkali ketakutan
bila melihat rambut
setan.
DO :
- Pasien pernah dirawat
sebelumnya namun
kurang berhasil karena
putus obat
- Berbicara cepat,
sesekali tidak jelas
didengar
-ketika bercakap-cakap
pasien seering melihat
kearah lain
DS :
- Pasien mengatakan
merasa lemah
- Pasien
mengatakan lelah untuk
beraktifitas
DO :
- Penampilan kurang
Rapi
DS :
- Pasien mengatakan
merasa kesepian
- Pasien mengatakan
tidak terlibat dalam
kegiatan kelompok,
pasien merasa tidak
disukai di
lingkungannya
- pasien mengatakan
kurang akrab dengan
orang lain,
DO :
POHON MASALAH
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO HARI/TGL TUJUAN
KEPERAWATAN
Perubahan persepsi
sensori : halusinasi
penglihatan. b/d TUM :
koping mekanisme
tidak efektif
Ditandai dengan
1 Senin/ 03 April 2017
Setelah di
tindakan keper
selama 3 hari,
dapat men
halusinasi.
DS :
- Pasien
TUK :
mengatakan melihat
1. Pasien
DO : membina hu
saling percaya
- Pasien
pernah dirawat
sebelumnya namun KH :
kurang berhasil
karena putus obat
Ekpresi
bersahabat,
menunjukkan
senang, ada
mata, mau b
tangan,
menyebutkan
mau menjawab
mau
berdampingan
perawat, dan
mengutarakan m
yang dihadapinya
2. Pasien
mengenal halusin
KH :
Pasien
menyebutkan wa
dan frekuensi tim
halusinasi
3. Pasien
dapatmengontrol
halusinasinya
KH:
Pasien
mendemonstrasik
cara men
halusinasi
4. Pasien
memanfaatkan
dengan baik
KH :
Pasien
mendemonstrasik
kepatuhan minu
untuk me
halusinasi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEPERAWATAN
- Paseien
mengatakan
seringkali ketakutan Fase Orientasi
bila melihat rambut
setan.
DO : P : Selamat pagi
- Pasien pernah
dirawat sebelumnya
namun kurang PS : Selamat pag
berhasil karena
putus obat
P : Kenalkan
saya Riska Ha
bisa di panggil
saya adalah mah
Keperawatan
- Pasien tampak
praktek di R
gelisah
selama 5 hari d
adalah hari ke ti
praktek disini.
anda ? dan
dipanggil apa ?
K : Baik ses
P : Apakah lu
keluhan ? kare
disini ingin me
lutfi untuk mem
solusi dari masal
K : didalam ses
P : baiklah, kit
berbicang-bincan
tentang ha
penglihatan yan
alami. Maunya
lama ?
K : 20 menit ses
Fase Kerja
P : baiklah, lut
lutfi lihat itu
halusinasi. lutfi
itu halusinasi ?
K : tidak ses
P : Halusinasi itu
sesuatu yang lut
tapi tidak
Halusinasi ad
macam, pende
penglihatan, pe
penciuman,
pengecapan. Yan
alami saat ini
halusinasi peng
Tapi ses
memberikan lut
untuk menga
agar sembuh.
maukan ?
K : Mau ses
P : Ada 4 cara
mengatasinya d
akan mengajarka
yang pertama
dengan meng
Kalau lutfi
rambut-rambut
itu lagi, lutfi
mengatakan
pergi! Saya tid
lihat, kamu tidak
sambil menutup
Apa lutfi
mengerti ?
K : iya, saya m
ses
P : kalau begit
ulangi yang
katakan tadi
mempragakannya
K : “Pergi! pergi
tidak mau lihat
tidak nyata”
menutup mata)
P : Bagus, lutfi se
sudah mengert
menghardik
bayangan-bayang
datang lagi, se
bagaimana p
lutfi sekarang
mengetahui bag
cara men
halusinasi?
K : saya senang s
P : kalau begi
bisa mempraktek
dalam jadwal k
lutfi yang akan
oleh perawat
K : Iya ses
Fase Terminasi
P : Sepertinya
kita sudah hab
nanti kita la
sebentar dan se
mengajarkan lut
yang kedua. bisa
sebentar ?
K : iya ses
P : maunya
diluar atau di dal
?
P : baiklah kalau
kita ketemuan d
ini pada jam 1
Sampai ketemu s
Sp II
Mampu be
cakap jika
halusinasi
Fase Orientasi
P : selamat siang
K : selamat siang
P : bag
perasaannya sek
apakah lutfi
melihat bayanga
Sesuai dengan ja
tadi, kita
berbincang-binca
sedikit yah. Ma
berapa lama ?
K : iya ses, 15 me
P : maunya dim
disini saja at
tempat lain?
K : disini saja
Fase Kerja
P : cara yang
untuk men
halusinasi yaitu d
bercakap-cakap
orang lain. Jadi
lutfi melihat r
rambut setan la
bisa bercakap
dengan orang
seperti “tolong
melihat rambut-
setan , mari
berakap-cakap”.
mengerti kan ?
K : iya ses
P : coba lutfi ul
yang ses katakan
K : (mengulangi
memperagakanny
P : bagus, ternya
mampu melakuka
Fase Terminasi
P : bagaimana p
lutfi setelah mel
latihan tadi?
K : senang ses
P : bagaimana
latihan bercakap
kita masukkan
daftar kegiatan h
maunya jam bera
K : Jam 8 pagi d
6 sore ses
P : baiklah kalau
lutfi juga
mempragakan
melihat bayang
lagi
K : iya ses
P : sepertinya
kita sudah selesa
ses datang beso
lagi untuk meng
cara yang ketig
jumpa disini lag
yah
PS : iya ses
P : kalau beg
permisi dulu,
bertemu besok pa
Sp III
Mampu m
jadwal kegiatan
dan melakukan k
harian sesuai jadw
Fase Orientasi
P : selamat pag
masih ingat deng
?
K : selamat pagi
ses Riska
P : bagaimana p
hari ini ? Apaka
masih melihat r
rambut setan?
K : iya, masih
pagi saat bangun
P : apakah lutfi
pakai 2 cara ya
latih sebelumnya
K : iya ses
P : bagus, kalau
sesuai janji kita k
kita akan belaja
yang ketiga
kegiatan terjadwa
dimana kita bicar
P : mau berapa
bagaimana kala
menit ?
Fase Kerja
P : apa saja k
yang bisa lutfi lak
K : mandi, me
ibadah, b
bersama, makan,
P : wah banyak
kegiatannya
Bagaimana kala
latih 2 kegiatan
? sekarang
menyanyi setel
berdoa yah. lut
kan ?
K : iya ses,
memperagakan)
P : bagus sekali t
lutfi
memperagakanny
Kegiatan ini bis
lakukan agar me
bayangan t
muncul.
K : iya ses
Fase Terminasi
P : bagaimana p
lutfi setelah be
cakap cara yang k
K : senang ses
P : wah bagus
sebutkan 3 car
sudah kita belaja
mencegah ba
tersebut.
K : menye
(menghardik, be
cakap dengan
lain, mel
kegiatan yang
terjadwal)
P : bagus sekal
kita masukkan
kegiatan jadwal
lutfi yahh. Bag
kalau besok kita
cara keempat
mencegah ha
yaitu
menggunakan ob
baik. Bagaimana
?
PS : iya ses
P : kita bertemu
lagi yah, sampai
besok lagi yah
SP IV
Melatih
menggunakan
secara teratur
Fase Orientasi
P : selamat pagi l
K : selamat pagi
P : bagaimana p
lutfi hari ini ?
bayangannya
muncul lagi ?
lutfi memakai
cara yang
diskusikan pad
sebelumnya ?
K : iya ses
P : apakah pagi
sudah minum oba
K : sudah ses
P : oh
Bagaimana kala
mendiskusikan
obat yang lutfi m
kita
mendiskusikan 2
yah di tempat ini
Fase Kerja
P : lutfi minum
sangatlah
penting supaya
bayangan yang
lihat dan meng
selama ini tidak
lagi. Berapa
obat yang diminu
PS : ada 4 ses
P : iya warna yan
(THP) 2 kali
jamnya 7 pagi
malam, gunanya
rileks dan tidak
Sedangkan yang
jambu (HLP
sehari jamnya
gunanya untuk
biar tenang dan
kuning untuk
tahan tubuh bia
tidak sakit.
K : iya ses
P
: Kalau bayanga
hilang obatnya
boleh diberhe
Nanti
dikonsultasikan d
dokter, sebab
putus obat, lutf
kambuh dan
mengembalikan
kekeadaan yang s
K : Oh, begitu ya
P : Kalau
habis lutfi bisa m
dokter
mendapatkan
lagi. lutfi harus
obat teratur deng
yang benar.
diminum s
makan dan
jamnya.
PS : iya ses
Tahap Termina
P : bag
perasaan lutfi
kita bercakap
tentang obat?
K : saya meras
baik sekara
merasa tenang se
P : Sudah
cara yang kita
untuk me
bayangannya?
K : sudah 4 ses
P : bagus ternya
masih ingat. Ma
masukan jadwal
obat
kegiatan harian lu
K : iya ses
P : kalau beg
permisi dulu yah
waktu kita sudah
Nanti kita bertem
lain waktu. S
siang lutfi
Rabu/ 05 April 2017
Kamis, 6 April 2017
REFERENSI
Antonym.2009.Askep Halusinasi.
http://augusfarly.wordpress.com/2008/08/21/askep-halusinasi/.
Kusumawanti dan hartono. 2010.Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika
Stuart, GW. 2011. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 5.jakarta : EGC
Townsend, marry C. 2010. Buku saku diagosa keperawatan pada perawatan psikiatri. Edisi 3. Jakarta. EG
ASKEP JIWA
Lokasi: Manado, Manado City, North Sulawesi, Indonesia
Komentar
Riska Hamundu
Kunjungi profil
Arsip
Label
Laporkan Penyalahgunaan