Você está na página 1de 14

PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

ASAM SULFAT

Oleh :

Khoirul Abidin (1408105019)

Kelompok 7A

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2015

Asam Sulfat, hal.1


ASAM SULFAT

I. TUJUAN PERCOBAAN

1.1 Mampu melakukan pengenceran asam sulfat pekat.

1.2 Memahami sifat asam sulfat pekat sebagai oksidator dan dehidrator.

1.3 Mengetahui perbedaan reaksi asam sulfat pekat dengan logam Fe,Zn
maupun Cu.

1.4 Mengetahui perubahan reaksiyang terjadi ketika ditambahkan asam sulfat


pekat dan asam sulfat encer.

1.5 Memahami teori dasar tentang asam sulfat.

II. DASAR TEORI

Pengertian Asam
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum
merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu
zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau
dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi
dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam
adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam
baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam, tapi cairan asam pekat
sangat berbahaya dapat merusak kulit dan hati-hati dengan mata, jika terpercik
asam pekat bisa berakibat kebutaan. Jika kena asam pekat harus langsung dicuci
dengan air mengalir sampai benar-benar bersih.
Istilah “asam” merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk
hal yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti acid (bahasa
Inggris), zuur (bahasa Belanda), atau Säure (bahasa Jerman) yang secara harfiah

Asam Sulfat, hal.2


berhubungan dengan rasa masam. Dalam kimia, istilah asam memiliki arti yang
lebih khusus. Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu
definisi Arrhenius, Brønsted-Lowry, dan Lewis.

2.1 Teori tentang Asam-Basa

2.1.1 Teori Asam dan Basa Menurut Arrhenius


Larutan asam dan basa merupakan contoh dari larutan elektrolit. Pada tahun
1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan Swedia yang
memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi, memperkenalkan
pemikiran tentang senyawa yang terpisah atau terurai menjadi bagian ion-ion
dalam larutan. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam larutan aqua
(air) tergantung pada konsentrai ion-ion hidrogen di dalamnya.

Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+,
sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH-. Jadi pembawa
sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH-. Asam
Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air mengalami ionisasi sebagai
berikut :

HxZ –> x H+ + Zx–

Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam,
sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+
disebut ion sisa asam.

Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai
sebagai berikut :
M(OH)x –> Mx+ + xOH-
Jumlah ion OH– yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi
basa.

Asam Sulfat, hal.3


2.1.2 Teori Asam dan Basa Bronsted-Lowry
Dalam kimia, teori Brønsted-Lowry adalah teori mengenai asam dan
basa yang digagaskan oleh Johannes Nicolaus Brønsted dan Thomas Martin
Lowry pada tahun 1923 secara terpisah. Dalam teori ini, asam
Brønsted didefinisikan sebagai sebuah molekul atau ion yang mampu melepaskan
atau “mendonorkan” kation hidrogen (proton, H+), dan basa Brønsted sebagai
spesi kimia yang mampu menarik atau “menerima” kation hidrogen (proton).
Ketika sebuah senyawa yang berperilaku seperti asam mendonorkan proton,
haruslah terdapat basa yang menerima proton tersebut. Sehingga konsep asam dan
basa Brønsted–Lowry dapat didefinisikan sebagai reaksi:
Asam + Basa → basa konjugat + asam konjugat.

Basa konjugat adalah ion atau molekul yang dihasilkan setelah asam
kehilangan protonnya, sedangkan asam konjugat adalah spesi yang dihasilkan
ketika basa menerima proton. Reaksi ini bersifat reversibel dan dapat berjalan
terbalik maupun ke depan.

Air bersifat amfoterik dan berperilaku sebagai asam maupun basa. Dalam
reaksi asam asetat (CH3CO2H) dengan air (H2O), air berperan sebagai basa.

CH3COOH + H2O –> CH3COO- + H3O+

Ion asetat, CH3CO2-, adalah basa konjugat dari asam asetat, dan ion hidronium,
H3O+, adalah asam konjugat dari air.
Air juga dapat berperan sebagai asam. Ketika bereaksi dengan amonia:

H2O + NH3 –> OH- + NH4+

H2O mendonorkan proton kepada NH3. Ion hidroksida adalah basa konjugat dari
air yang berperan sebagai asam, sedangkan ion amonium adalah asam konjugat
dari basa amonia.

Asam Sulfat, hal.4


2.1.3 Teori Asam-Basa menurut Lewis
Pada umumnya definisi asam-basa mengikuti apa yang dinyatakan oleh Arrhenius
atau Bronsted-Lowry, tapi dengan adanya struktur yang diajukan Lewis muncul
definisi asam dan basa baru.

 Asam Lewis didefinisikan sebagai spesi yang menerima pasangan elektron.


 Basa Lewis didefinisikan sebagai spesi yang memberikan pasangan elektron.

Sehingga H+ adalah asam Lewis, karena ia menerima pasangan elektron,


sedangkan OH- dan NH3 adalah basa Lewis, karena keduanya adalah penyumbang
pasangan elektron. Yang menarik dalam definisi asam Lewis adalah, terdapat
senyawa yang tidak memiliki hidrogen dapat bertindak sebagai asam. Contoh,
molekul BF3. Jika kita menentukan struktur Lewis dari BF3, tampak B kurang dari
oktet dan dapat menerima pasangan elektron., sehingga dapat bertindak sebagai
asam Lewis Dalam kenyataan molekul yang tidak mencapai oktet sering
merupakan asam Lewis yang kuat karena molekul tersebut dapat mencapai
konfigurasi oktet dengan menerima pasangan elektron tak berikatan. Senyawa
yang termasuk dalam perioda yang lebih bawah dari perioda dua dapat bertindak
sebagai asam Lewis sangat baik, dengan memperbanyak susunan valensi terluar
mereka. Akibatnya, SnCl4 bertindak sebagai asam Lewis berdasarkan reaksi
berikut:
SnCl4 + 2Cl-( aq) → SnCl 62-
Atom pusat dikelilingi 12 elektron valensi, elektronnya menjadi lebih banyak dari
8.

2.2 Sifat Asam

Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:

 Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air.

Asam Sulfat, hal.5


 Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak kulit,
terutama bila asamnya asam pekat.
 Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif
terhadap logam.
 Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan
cairan elektrolit
2.3 Asam Sulfat (H2SO4)

Asam sulfat H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat
ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat merupakan senyawa
kimia yang paling banyak diproduksi dibandingkan dengan senyawa kimia lain.
Kegunaan utamanya antara lain : pemrosesan bijih mineral,sintesis kimia,
pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak. Asam sulfat juga biasa
dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk, bahan peledak, detergen, zat
warna, insektisida, obat-obatan, plastik, baja, dan baterai.

Asam sulfat murni yang tidak diencerkan, tidak dapat ditemukan secara
alami di bumi oleh karena sifatnya yang higroskopis (kemampuan zat menyerap
molekul air). Asam sulfat terbentuk secara alami melalui oksidasi mineral sulfida,
misalnya besi sulfida. Air yang dihasilkan dari oksidasi ini sangat asam dan
disebut sebagai air asam tambang. Air asam ini mampu melarutkan logam-logam
yang ada dalam bijih sulfida, yang akan menghasilkan uap berwarna cerah yang
beracun. Oksidasi besi sulfida pirit oleh oksigen molekuler menghasilkan besi(II),
atau Fe2+:

2 FeS2 + 7 O2 + 2 H2O → 2 Fe2+ + 4 SO42− + 4 H+

Fe2+ dapat kemudian dioksidasi lebih lanjut menjadi Fe3+:

4 Fe2+ + O2 + 4 H+ → 4 Fe3+ + 2 H2O

Fe3+ yang dihasilkan dapat diendapkan sebagai hidroksida:

Fe3+ + 3 H2O → Fe(OH)3 + 3 H+

Besi(III) atau ion feri juga dapat mengoksidasi pirit. Ketika oksidasi pirit besi(III)
terjadi, proses ini akan berjalan dengan cepat. Nilai pHyang lebih rendah dari nol
telah terukur pada air asam tambang yang dihasilkan oleh proses ini.

Asam Sulfat, hal.6


Hampir semua asam sulfat dibuat dengan proses kontak, yang disebut
demikian karena langkah utamanya terjadi ketika dua pereaksi berkontak dengan
suatu katalis padat. Reaksi ini adalah antara belerang dioksida dan oksigen dengan
kehadiran platinum atau vanadium pentoksida (V2O5), untuk menghasilkan
belerang trioksida.Vanadium pentoksida umum digunakan, karena platinum
mudah diracuni oleh zat-zat pengotor dalam belerang dioksida.1A.Hadyana
Pudjaatmaka,KIMIA UNTUK UNIVERSITAS JILID 2 EDISI
KEENAM,Erlangga,Jakarta,1992,282-283.

Pada langkah pertama, belerang dipanaskan untuk memperoleh belerang dioksida.


S(S) + O2(g) → SO2(g)
Sulfur dioksida kemudian dioksidasi menggunakan oksigen dengan
keberadaan katalis vanadium pentoksida :
2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)

Sulfur trioksida diserap ke dalam 97-98% H2SO4 menjadi oleum (H2S2O7), oleum
juga dikenal sebagai asam sulfat berasap. Oleum kemudian diencerkan ke dalam
air menjadi asam sulfat pekat.

H2SO4 (l) + SO3(g) → H2S2O7 (l)


H2S2O7 (l) + H2O (l) → 2 H2SO4 (l)

Perhatikan bahwa pelarutan langsung SO3 ke dalam air tidaklah praktis karena
reaksi sulfur trioksida dengan air yang bersifat eksotermik. Reaksi ini akan
membentuk aerosol korosif yang akan sulit dipisahkan.

SO3(g) + H2O (l) → H2SO4(l)

Sebelum tahun 1900, kebanyakan asam sulfat diproduksi dengan proses bilik.

Reaksi antara asam sulfat dengan air sangat eksotermis sekali. Karena
afinitasnya terhadap air ini, asam sulfat pekat dapat digunakan untuk
menghilangkan air dari zat lain.2A.Hadyana Pudjaatmaka,loc.cit,282.

Asam Sulfat, hal.7


III. ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat

1. Gelas ukur
2. Gelas beker
3. Tabung reaksi
4. Batang pengaduk
5. Pipet tetes
6. Penjepit tabung reaksi
7. Pemanas
8. Botol semprot
9. Tempat tabung reaksi

3.2 Bahan

1. Aquades
2. H2SO4 Pekat
3. CuSO4.5H2O
4. Gula pasir
5. Batang kayu korek api
6. Bubuk Logam Fe
7. Logam Zn
8. Logam Cu

IV. LANGKAH KERJA

4.1 Percobaan 1 (Pengenceran)

- Diambil 2 mL larutan H2SO4 pekat dan dimasukan dalam tabung reaksi.

- Dimasukan 25 mL aquades dalam gelas beker.

- Dituangkan larutan H2SO4 pada gelas beker yang berisi 25 mL aquades sambil
diaduk perlahan-lahan.

Asam Sulfat, hal.8


- Diamati perubahan apa saja yang terjadi.

4.2 Percobaan 2 (Reaksi dehidrasi)

- Disiapkan 3 buah tabung reaksi,masing-masing diisi dengan 2 mL larutan H2SO4


pekat.

- Dalam tabung reaksi I berisi H2SO4 pekat dimasukan 1 gram


CuSO4.5H2O,Diamatai perubahan apa yang terjadi setelah diatas 30 menit.

- Dalam tabung reaksi II berisi H2SO4 pekat dimasukan 1 gram gula pasir.Diamati
perubahan apa yang terjadi.

- Dalam tabung reaksi III berisi H2SO4 pekat dimasukan kayu (batang korek api).
Diamati perubahan apa yang terjadi.

- Diambil tabung reaksi I dan III yang berisi garam CuSO4 dan berisi kayu.
Dituang larutan asam sulfat dalam wadah untuk memisahkan garam CuSO4 dan
kayunya. Kemudian masukan garam CuSO4 dan kayu ke dalam 50 mL aquades.
Diamati perubahan apa yang terjadi pada garam CuSO4 dan kayu.

4.3 Percobaan 3 (Reaksi Oksidasi)

- Disiapkan 6 buah tabung reaksi, 3 buah tabung reaksi pertama diisi masing-
masing 1 mL H2SO4 pekat kemudian 3 buah tabung reaksi sisanya diisi 2 mL
H2SO4 encer.
- Dalam tabung yang berisi 1 mL H2SO4 pekat dimasukan serbuk Fe untuk
tabung I,sepotong logam Zn untuk tabung II dan sepotong logam Cu untuk
tabung III.
- Dipanaskan ke-3 tabung reaksi tersebut hingga terjadi perubahan.
- 3 tabung reaksi yang berisi H2SO4 encer dimasukan serbuk Fe untuk tabung I,
sepotong logam Zn untuk tabung II, sepotong logam Cu untuk tabung III.
- Diamati perubahan apa saja yang terjadi pada ke-6 tabung reaksi.
- Dibedakan reaksi antara logam Cu dan logam Zn yang ditambah H2SO4 pekat
dibandingkan dengan logam Cu dan Zn yang ditambahkan H2SO4 encer.

Asam Sulfat, hal.9


V. HASIL PENGAMATAN.

5.1 Percobaan 1 (Pengenceran)

Asam sulfat pekat Air Perubahan suhu


2 mL 25 mL Suhu meningkat

5.2 Percobaan 2 (Reaksi dehidrasi)

Bahan Dehidrator Pengamatan dan hasil


No.

1 CuSO4.5H2O Asam sulfat Membentuk endapan CuSo4


pekat berwarna biru muda hingga
putih
2 Gula pasir Asam sulfat Larutan menjadi hitam
pekat kecoklatan,mengeluarkan bau
karamel
3 Kayu(batang korek api) Asam sulfat Warna kayu berubah menjadi
pekat hitam seperti arang
4 Hasil no.1 Air Endapan CuSO4 berubah
warna dari biru muda ke biru
seperti warna garam CuSO4
5 Hasil no.3 Air Ada gelembung yang
menempel pada arang

5.3 Percobaan 3 (Reaksi Oksidasi)

No. Bahan Oksidator Pengamatan dan hasil


1 Serbuk Fe Asam sulfat Timbul banyak gelembung,
pekat warna larutan berubah menjadi
abu-abu muda

Asam Sulfat, hal.10


2 Logam Zn Asam sulfat Timbul sedikit gelembung,
pekat warna larutan tetap bening
3 Logam Cu Asam sulfat Tidak timbul gelembung,
pekat warna larutan tetap bening
4 Serbuk Fe Asam sulfat Timbul gelembung, warna
encer larutan berubah menjadi abu-
abu
5 Logam Zn Asam sulfat Timbul gelembung, warna
encer larutan tetap bening
6 Logam CU Asam sulfat Tidak timbul gelembung,
encer warna larutan tetap bening

VI. PEMBAHASAN

Dalam percobaan Asam sulfat kali ini kami menggunakan Asam sulfat
pekat dan Asam sulfat encer. Masing-masing bahan kimia memiliki peran penting
dalam percobaan pengenceran, reaksi dehidrasi, dan reaksi oksidasi.

6.1 Percobaan I (pengenceran)

Dalam perbobaan pertama kami melakukan pengenceran asam sulfat


pekat. Pengenceran dilakukan dengan menambahkan asam sulfat pekat ke dalam
wadah yang berisi aquades,setelah diaduk pengamatan kami lakukan dan
menemukan adanya peningkatan suhu pada saat aquades ditambahkan asam sulfat
pekat. Peningkatan suhu ini terjadi kareana reaksi :

H2O(l) + H2SO4(aq) → H3O+ + HSO4-

Reaksi ini sangat eksotermis sekali. karena asam sulfat memiliki afinitas
yang tinggi terhadap air, asam sulfat pekat juga digunakan untuk menghilangkan
air dari zat lain, dan bahkan untuk menghilangkan atom-atom hidrogen dan
oksigen dari molekul yang tak mengandung H2O.

Asam Sulfat, hal.11


6.2 Percobaan II (Reaksi dehidrasi)

Dalam percobaan kedua kami melakukan reaksi dehidrasi (reaksi yang


melibatkan pelepasan air dari molekul yang bereaksi). Dalam 3 tabung reaksi
yang masing-masing berisi 2 mL asam sulfat pekat, kami gunakan 3 bahan yang
akan didehidrasi yaitu; CuSO4.5H2O , Gula pasir (C12H22O11) , dan kayu dari
batang korek api. Pada tabung reaksi yang berisi 2 ml asam sulfat pekat
dimasukan 1 gram CuSO4.5H2O setelah 30 menit terjadi perubahan pada endapan
CuSO4 yang semula berwarna biru berubah menjadi biru keputih-putihan.
Perubahan ini disebabkan karena molekul H2O dalam tembaga sulfat telah
terlepas, sehingga tembaga sulfat mengendap dalam asam sulfat yang telah encer.
Kemudian ada tabung reaksi kedua yang berisi 2 mL asam sulfat pekat dimasukan
1 gram gula pasir, setelah beberapa saat diamati larutan berubah warna coklat
kehitaman dan mengeluarkan bau karamel.Proses ini terjadi karena terlepasnya
H2O dalam sukrosa, sehingga hanya meninggalkan hasil karbon saja. Pada tabung
reaksi ketiga dimasukan kayu, kemudian setelah diamati terjadi perubahan warna
kayu menjadi hitam arang. Hasil kayu berwarna hitam arang ini disebabkan
karena terlepasnya H2O dari selulosa, sehingga meninggalkan hasil karbon
saja.Pada percobaan pertama dan ketiga, dimasukannya endapan CuSO4 dan arang
kedalam 50 mL air. Setealah diamati CuSO4 kembali pada warna semula seperti
warna garam tembaga sulfat sedangkan kayu hanya ada gelembung yang
menempel pada kayu.

6.3 Percobaan III (Reaksi oksidasi)

Pada percobaan ketiga kami melakukan reaksi oksidasi antara logam


dengan asam dulfat pekat dan asam sulfat encer. Pada percobaan logam dengan
asam sulfat pekat. Kami gunakan logam Fe,Zn, dan Cu yang dimasukan ke
masing-masing tabung yang berisi 1 mL asam sulfat pekat, kemudian tabung
reaksi dipanaskan dengan pemanas, setelah diamati pada logam Zn dan Fe timbul
gelembung ini menunjukan reaksi logam dengan asam sulfat pekat menghasilkan
gas H2, seharusnya pada tembaga juga timbul gas namun gas yang dihasilkan
bukan H2 melainkan gas SO2. Tidak timbulnya gas pada reaksi antara logam Cu

Asam Sulfat, hal.12


dengan asam sulfat pekat ini disebabkan karena sulitnya asam sulfat pekat
mengoksidasi logam Cu.

Zn(s) + H2SO4(aq) → ZnSO4(aq) + H2(g)

Cu(s) + H2SO4(aq) → CuSO4(aq) + H2O(l) + SO2(g)

Pada percobaan logam dengan asam sulfat encer, dimasukan ke masing-


masing tabung raksi yang berisi 2 mL asam sulfat encer dimasukan logam Zn,Fe
dan Cu. Setelah diamati pada Zn dan Fe timbul gelembung yang menunjukan
reaksi antara logam dengan asam sulfat encer menghasilkan gas SO2 ,sebaliknya
pada logam Cu seharusnya menghasilkan gas H2. Namun pada percobaan kamu
logam Cu dalam larutan asam sulfat pekat tidak terjadi reaksi. Mungkin
disebabkan karena sulitnya logam Cu bereaksi dengan asam sulfat.

VII. KESIMPULAN

7.1 Asam sulfat pekat mampu diencerkan, dengan cara asam sulfat pekat
ditamkan ke dalam sebuah wadah yang berisi aquades dingin

7.2 Asam sulfat pekat dapat melakukan reaksi oksidasi karena mempunyai ion
SO42- sebagai pengoksid. Sedangkan asam sulfat pekat dapat melakukan reaksi
dehidrasi dikarenakan sifatnya yang higroskopis (menyerap air).

7.3 Reaksi antara asam sulfat pekat dengan logam umumnya menghasilkan garam
dam gas hidrogen, namun pada timah dan tembaga reaksinya akan mengasilkan
garam, air dan gas belerang dioksida

7.4 Umumnya logam yang direaksikan dengan asam sulfat pekat akan
menghasilkan garam dan gas hidrogen, sedangkan pada logam yang direaksikan
dengan asam sulfat encer akan menghasilkan garam, air dan gas belerang
dioksida.

7.5 Asam sulfat dihasilkan dari proses kontak dan pada akhirnya gas belerang
trioksida dialirkan dengan asam sulfat pekat kemudian menghasilkan asam

Asam Sulfat, hal.13


pirosulfat (oleum), oleum yang dilarutkan dalam air akan membentuk asam sulfat
pekat dengan sembarang kekuatan.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Staf Kimia Dasar.2015.Penuntun Praktikum Kimia Dasar II.Jurusan Kimia


FMIPA,Universitas Udayana :Bukit Jimbara,Bali

Chang,Raymond.2004.Kimia Dasar : Konsep - konsep Inti Jilid I Edisi


Ketiga.Erlangga : Jakarta

Pudjaatmaka,A.Hadyana.1992.Kimia Untuk Universitas Jilid 2 Edisi


Keenam.Erlangga .Jakarta

Purba,Michael.2002.Kimia SMA Kelas XII.Erlangga.Jakarta

Staf Kimia Dasar.2015.Penuntun Praktikum Kimia Dasar II.Jurusan Kimia


FMIPA,Universitas Udayana :Bukit Jimbara,Bali

Sutresna,Nana.2005.Kimia SMA Kelas XI.Grafindo Media Utama.Bandung

Purba,Michael.2002.Kimia SMA Kelas X.Erlangga.Jakarta.

Asam Sulfat, hal.14

Você também pode gostar