Você está na página 1de 22

Asma

1. Pengertian
Asma merupakan penyakit dengan karakteristik meningkatnya reaksi trakea dan
bronkus oleh berbagai macam pencetus disertai dengan timbulnya penyempitan luar saluran
nafas bagian bawah yang dapat berubah-ubah derajatnya secara spontan atau dengan
pengobatan (Buku Ilmu Kesehatan Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, FKUI).

Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel,terjadi ketika bronkus
mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Smeltzer,2002 ;611)

Asthma Bronchiale adalah penyakit yang mempunyai karakteristik dengan


peningkatan respon trakhea dan bronkus dengan berbagai macam stimulasi: psikologis,
otonom, infeksi, endokrin, kekebalan imun dan biokimia. (Nancy Holloway Medical,
Surgical Nursing Care Plan).

2. Etiologi

 Faktor Ekstrinsik

Ditemukan pada sejumlah kecil pasien dewasa dan disebabkan oleh alergen yang diketahui
karena kepekaan individu, biasanya protein, dalam bentuk serbuk sari yang hidup, bulu halus
binatang, kain pembalut atau yang lebih jarang terhadap makanan seperti susu atau coklat,
polusi.

 Faktor Intrinsik
1. Infeksi :parainfluenza virus,pneumonia,mycoplasma
2. Fisik :cuaca dingin,perubahan temperatur
3. Iritan :kimia
4. Polusi udara :CO,asap rokok,parfum
5. Emosional :takut,cemas dan tegang
6. Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus
4. Patofisiologi

Asma adalah obstruksi jalan nafas difus revesible yang disebabkan oleh satu atau lebih
dari faktor berikut ini.

1. Kontraksi otot-otot yang mengelilingi bronkhi yang menyempitkan jalan nafas.

2. Pembengkakan membran yang melapisi bronchi.

3. Pengisian bronchi dengan mukus yang kental.

Selain itu, otot-otot bronchial dan kelenjar membesar. Sputum yang kental, banyak
dihasilkan dan alveoli menjadi hiperinflamasi dengan udara terperangkap di dalam paru.

Antibodi yang dihasilkan (IgE) kemudian menyerang sel-sel mast dalam paru.
Pemajanan ulang terhadap antigen mengakibatkan ikatan antigen dengan antibodi
menyebabkan pelepasan produk sel-sel mast (mediator) seperti: histamin, bradikinin, dan
prostaglandin serta anafilaksis dari suptamin yang bereaksi lambat.

Pelepasan mediator ini mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan nafas menyebabkan
broncho spasme, pembengkakan membran mukosa dan pembentukan mukus yang sangat
banyak.

Sistem syaraf otonom mempengaruhi paru, tonus otot bronchial diatur oleh impuls
syaraf pagal melalui sistem para simpatis. Pada asthma idiopatik/non alergi, ketika ujung syaraf
pada jalan nafas dirangsang oleh faktor seperti: infeksi, latihan, udara dingin, merokok, emosi
dan polutan. Jumlah asetilkolin yang dilepaskan meningkat.

Pelepasan astilkolin ini secara langsung menyebabkan bronchikonstriksi juga


merangsang pembentukan mediator kimiawi.

Pada serangan asma berat yang sudah disertai toxemia, tubuh akan mengadakan
hiperventilasi untuk mencukupi kebutuhan O2. Hiperventilasi ini akan menyebabkan
pengeluaran CO2 berlebihan dan selanjutnya mengakibatkan tekanan CO2 darah arteri (pa CO2)
menurun sehingga terjadi alkalosis respiratorik (pH darah meningkat). Bila serangan asma
lebih berat lagi, banyak alveolus tertutup oleh mukus sehingga tidak ikut sama sekali dalam
pertukaran gas. Sekarang ventilasi tidak mencukupi lagi, hipoksemia bertambah berat, kerja
otot-otot pernafasan bertambah berat dan produksi CO2 yang meningkat disertai ventilasi
alveolar yang menurun menyebabkan retensi CO2 dalam darah (Hypercapnia) dan terjadi
asidosis respiratori (pH menurun). Stadium ini kita kenal dengan gagal nafas.

Hipotermi yang berlangsung lama akan menyebabkan asidosis metabolik dan


konstruksi jaringan pembuluh darah paru dan selanjutnya menyebabkan sunting peredaran
darah ke pembuluh darah yang lebih besar tanpa melalui unit-unit pertukaran gas yang baik.
Sunting ini juga mengakibatkan hipercapni sehingga akan memperburuk keadaan.

5. Tanda dan Gejala

1) Stadium dini
2) Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
3) Batuk dengan dahak bisa denganmaupun tanpa pilek
4) Ronchi basah halus pada serangan kedua atau ketiga ,sifatnya hilang timbul
5) Wheezing belum ada
6) Belum ada kelainan bentuk thorak
7) Ada peningkatan eosinofil darah dan IGE
8) BGA belum patologis
9) Faktor spasme bronchiolis dan edema yang lebih dominan
10) Timbul sesak nafas dengan atau tanpa sputum
11) Wheezing
12) Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
13) Penurunan tekanan parsial O2
14) Stadium lanjut atau kronik
15) Batuk,ronchi
16) Sesak nafas berat dan dada seolah-olah tertekan
17) Dahak lengket dan sulit untyk dikeluarkan
18) Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (Silent Chest)
19) Thorak seperti barel chest
20) Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus
21) Sianosis
22) BGA Pa kurang dari 80%
23) Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik
6. Penatalaksanaan
1. Mengevaluasi derajat asma yang diderita individu.
2. Pencegahan teroajan alergen yang telah diketahui adalah tindakan yang
penting.
3. Pemantauan laju peak flow
4. Pemakaian kortikosteroid oral atau inhalasi diawal periode serangan atau
sebagai terapi pencegahan
5. Bronkodilator yang bekerja sebagai penstimulasi reseptor beta adregenik
dijalan nafas (agonis beta) merupakan terapi asma yang utama
6. Intervensi perilaku,yang ditujukan untuk menenangkan pasien agar stimulus
parasimpatiske jalan nafas berkurang,juga merupakan tindakan paling penting

7. Pemeriksaan penunjang
a) Spirometri
b) Uji provokasi bronkus
c) Pemeriksaan sputum
d) Pemeriksaan cosinofit total
e) Uji kulit
f) Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
g) Foto dada
h) Analisa gas darah
i) Pengukura peak flowmeter

8. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d mucus dalam jumlah berlebihan peningkatan
produksi mucus,eksudat dalam alveoli dan bronkospasme
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
(hipoksia) kelemahan
WOC
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN

A.Contoh Kasus
Ny. H usia 29 tahun agama islam,suku bangsa jawa, pekerjaan Ibu rumah
tangga. Alamat tinggal Jl. Kerinci 39 Sumbersari, Jember. masuk RS Tanggal
03 Maret 2015 Klien masuk rumah sakit karena keluhan sesak napas dan batuk
yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1 minggu terakhir. Keluhan ini
terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat
ketika beraktivitas.

Hasil pengkajian klien didapatkan klien mengeluh sesak, batuk berdahak


dengan dahak berwarna putih kental, dan klien merasa sesaknya berkurang
setelah dilakukan pengasapan (nebulizer). Klien terlihat cemas. Klien mengaku
tidak nafsu makan. Klien juga mengatakan mempunyai riwayat asma sejak kecil
dan klien mengatakan bahwa ada salah satu anggota keluarganya yang memiliki
riwayat asma, yaitu ibunya.

Pemeriksaan fisik pada klien didapatkan hasil: rongga dada simetris,


retraksi dinding dada (+), taktil fremitus simetris antara kiri dan kanan, suara
napas klien terdengar wheezing, resonan pada perkusi dinding dada, dan sputum
berwarna putih kental. Dari hasil observasi didapatkan hasil: tingkat kesadaran:
kompos mentis, dan hasil TTV: TD = 90/70 mmHg, RR = 36x/menit, HR =
76x/menit, suhu = 37o C.
Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil: Hb = 15,5 gr%, leukosit =
17.000/mm3, trombosit 260.000/mm3, Ht = 47vol%. Klien saat ini mendapatkan
terapi: IVFD RL 20 tts/i, Pulmicort, Ventolin, Bisolvon dan O2 dengan nasal
kanul 3 L. Pada pemeriksaan penunjang X-ray dada/thorax, didapatkan hasil
paru dalam batas normal.

B.Pengkajian
Tanggal / jam MRS : 03 Maret 2015, pukul 14.00 WIB

Ruang : Alamanda

No. Register : –

Dx. Medis : Asma Bronkial

Tanggal Pengkajian : 03 Maret 2015. Pukul 15.00 WIB


 Identitas Klien
1. Nama : Ny. H
2. Umur : 29 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku / bangsa : Jawa
6. Bahasa : Jawa, Indonesia
7. Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
9. Status : Sudah menikah
10. Alamat : Jl. Kerinci 39 Sumbersari, Jember

 Penanggung jawab :
1. Nama : Tn. J
2. Umur : 30 tahun
3. Pekerjaan : Swasta
4. Alamat : Jl. Kerinci 39 Sumbersari, Jember
5. Hubungan dengan klien : Suami

 Keluhan Utama
Klien mengeluh dadanya sesak dan batuk.

 Riwayat Keperawatan Sekarang


Klien datang ke rumah sakit pukul 14:00 WIB Klien mengatakan selama 1
minggu terakhir menderita sesak, batuk pilek, demam yang disertai dahak putih
kental.

 Riwayat Keperawatan Dahulu


Klien mengatakan bahwa sejak kecil menderita asma, klien pernah masuk
rumah sakit di RS Paru Jember Agustus 2012 karena sesak selama 2 minggu.
Klien mengatakan sedang menjalani pengobatan terapi yang di berikan dokter.
Klien mengatakan Asma akan timbul saat dingin, akibat debu dan mencium bau
yang menyengat.
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa ibu klien juga menderita penyakit yang sama dengan
klien

 Pengkajian 11 Pola Fungsional Kesehatan dari Marjory Gordon

1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan


Apabila sakit, klien segera berobat ke rumah sakit/puskesmas.
2. Pola nutrisi / metabolik
Program diit RS : bubur kasar

Intake makanan :
1. Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur, lauk-pauk
2 Selama sakit : 3x sehari makan habis 3-4 sendok sayur, lauk-pauk

Intake cairan :
1. Sebelum sakit : 5 – 7 gelas sehari, air putih
2. Selama sakit : 3 – 4 gelas sehari, air putih

3. Pola eliminasi
Buang air besar :
1. Sebelum sakit : 1x sehari, warna kuning
2. Selama sakit : 1x sehari, warna kuning

Buang air kecil :


1. Sebelum sakit : 6 – 7x sehari,warna kuning.
2. Selama sakit : 3 – 4x sehari, warna kuning, tidak terpasang DC
4.Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit :

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3


Makan/minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilitas ditempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi / rom 
Ket :

0 = mandiri

1 = alat bantu

2 = dibantu oranglain

3 = dibantu orang lain dan alat

Selama sakit :

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3


Makan/minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilitas ditempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi / rom
Ket :
 0= mandiri
 1= alat bantu
 2= dibantu oranglain
 3= dibantu orang lain dan alat

5. Pola tidur dan istirahat


- Lama tidur siang 2 jam
- Lama tidur malam 7 jam
- Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan tidurnya

6. Pola kognitif dan persepsi sensori


Kelainan pada pola persepsi dan kognitif akan mempengaruhi konsep diri
pasien dan akhirnya dapat mempengaruhi jumlah stressor yang dialami pasien
sehingga kemungkinan terjadi serangan asma berulang akan semakin tinggi.
7. Pola persepsi diri
Klien yakin penyakitnya akan sembuh.
8. Pola seksualitas dan reproduksi
Klien sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak.
9. Pola peran hubungan
Klien sebagai istri sekaligus ibu rumah tangga yang mempunyai hubungan

baik dengan keluarganya.


10.Pola managemen koping – stress
Klien mengatakan apabila ada masalah selalu dibicarakan dengan keluarganya.
11.Sistem nilai dan kepercayaan
Klien beragama Islam dan selalu berdoa untuk kesembuhannya.

\
C.Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : klien tampak sesak

Kesadaran : kompos mentis

Tekanan darah : 90/70 mmHg

Frekuensi nafas : 36x/menit

Nadi :76x/menit

Suhu : 37o C

Pemeriksaan fisik head to toe


1. Kepala
Mata : Konjungtiva ananemis, sclera anikterik, lensa jernih, pupil
isokor, reflek cahaya langsung +/+
1. Thorax
Paru
– Inspeksi : gerakan dada kanan dan kiri simetris

– Palpasi : taktil fremitus kanan dan kiri simetris, retraksi dinding


dada (+)

– Auskultasi : suara napas klien terdengar wheezing

Jantung
– Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat

– Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V

– Auskultasi : suara jantung normal, bunyi tambahan (-)


1. Abdomen
 Inspeksi : perut cembung, asites (-)
 Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepar tidak teraba
 Perkusi : timpani
 Auskultasi : bising usus normal
1. Ekstremitas
Superior : Oedem (-)

Sianosis(-)
Akral dingin(-)

Turgor kulit : normal

Inferior : Oedem(-)

Sianosis(-)

Akral dingin(-)

Turgor kulit : normal

 Hasil Pemeriksaan Diagnostik


1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan Ny.H didapatkan hasil sebagai berikut.
 Sputum berwarna putih kental
 Hb = 15,5 gr%
 Leukosit = 17.000/mm3
 Trombosit 260.000/mm3
 Ht = 47vol%

2. Hasil Pemeriksaan Radiologi


Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang
bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun.
Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah
sebagai berikut:
1. Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.
2. Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan
semakin bertambah.
3. Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru
4. Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium,
maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.
5. Hasil Pemeriksaan Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi
3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru
yaitu :
1. Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan
clock wise rotation.
2. Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB ( Right
bundle branch block).
3. Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES
atau terjadinya depresi segmen ST negative.
4. Hasil Pemeriksaan X-ray dada/thorax
Hal pemeriksaan yang didapatkan hasil paru dalam batas normal.

ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah


1.\ Ds: Allergen
- Pasien mengeluh sesak Ketidakefektifan
napas dan batuk yang Spasme otot polos sekresi bersihan jalan
disertai dahak yang telah kelenjar bronkus meningkat napas
dirasakan selama 1 minggu
terakhir. Penyempitan/obstruksi

-. Pasien mengatakan proksimal dari bronkus pada


merasa gelisah karena tahap ekspirasi dan inspirasi
adanya penumpukan sekret
Mucus
berlebih.,batuk,wheezing,sesak
napas

Do:
Ketidakefektifan bersihan
 suara napas klien jalan napas
terdengar wheezing
 sputum berwarna
putih kental
 tingkat kesadaran:
kompos mentish
 TTV:90/70 mmHg
 RR = 36x/menit
 Terpasang nasal
kanul 3rpm
2.
Konsentrasi O2 dalam darah Intoleransi
DS:
menurun aktivitas
1. Pasien mengeluh
sesak napas dan batuk yang hipoksemia
disertai dahak yang telah
dirasakan selama 1 minggu
suplai darah dan O2 ke jantung
terakhir.
berkurang
2.klien mengatakan sesak
dan batuk sewaktu bangun penurunan cardiac output
pagi dan semakin meningkat
ketika beraktivitas.
tekanan darah menurun
Do:

 suara napas klien


kelemahan dan keletihan
terdengar wheezing
 sputum berwarna
putih kental Intoleransi aktivitas
 tingkat kesadaran:
kompos mentish
 TTV:90/70 mmHg
 RR = 36x/menit
 resonan pada perkusi
dinding dada

Diagnosa Keperawatan
1.ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d peningkatan produksi sekret
2.intoleransi aktivitas b.d aktivitas berlebih
Rencana Asuhan Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan / Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Keperawatan
1. ketidakefektifan Setelah dilakukan  Observasi tanda-  Untuk mengetahui
bersihan jalan asuhan selama 2x24 tanda vital keadaan pasien.
napas b.d jam diharapkan  Berikan posisi  Posisi semi fowler
peningkatan bersihan jalan nafas semi fowler dapat memberikan
produksi sekret efektif kembali  Beritahu pasien ekspansi paru dan
dengan kriterian : dan keluarga agar memudahkan
 Pasien dapat pasien tidak pernapasan
mempertahankan melakukan  Pasien dan keluarga
jalan nafas paten aktivitas dapat mengontrol
dengan bunyi berat,yang aktivitas secukupnya
nafas bersih/jelas menyebabkan dan tidak berlebih
 Pasien dapat pasien sesak agar tidak timbul
menunjukan  Kolaborasi sesak napas dan
perilaku untuk dengan tim ahli tentang faktor terkait
memperbaiki medis lainnya. dengan posisinya
bersihan jalan  Untuk mempercepat
napas,misalnya : proses penyembuhan
batuk efektif dan pasien.
mengeluarkan
secret.
Setelah dilakukan
asuhan selam 2x24  Observasi TTV  Untuk melihat
2. Intoleransi jam diharapkan pasien  Bangun hubungan keadaan pasien.
aktivitas b.d mampu melakukan rasa percaya  Hubungan rasa
aktivitas aktivitas sehari-hari kepada pasien dan percaya antar oasien
berlebih tanpa bantuan dengan keluarga dapat membantu
kriteria:  Beritahu pasien proses penyembuhan
-pernapasan kembali dan keluarga agar pasien
normal 16-24x/menit tidak melakukan  Pasien dapat
-tanpa adanya bantuan aktivitas berlebih mengontrol dan
dari keluarga dan menghindari menghindari
debu atau yang aktivitas berlebih
menyebabkan dan debu atau
alergi timbul makanan yang dapat
sehingga pasien menimbulkan pasien
sesak sesak
 Beritahu pasien  Makanan yang
dan keluarga agar bergizi dapat
mengkonsumsi membantu pasien
makanan yang melakukan aktivitas
sehat dan bergizi tanpa dibantu oleh
keluarga

-
-

2.

3.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Hari/tanggal Diagnosa Implementasi Paraf


. keperawatan keperawatan
1. 5 maret 2015 ketidakefektifan 1.Mengobservasi
bersihan jalan TTV
napas b.d 2.memberikan posisi
peningkatan semi fowler
produksi sekret 3. Memberitahu
pasien dan keluarga
agar pasien tidak
melakukan aktivitas
berat,yang
menyebabkan pasien
sesak
4.Berkolaborasi
dengan tim ahli
medis lainnya.
5 Maret 2015 Intoleransi 1.Mengobservasi
aktivitas b.d TTV
aktivitas berlebih 2.Membangun
hubungan rasa
percaya kepada
pasien dan keluarga
3.Memberitahu
pasien dan keluarga
agar tidak
melakukan aktivitas
berlebih dan
menghindari debu
atau yang
menyebabkan alergi
timbul sehingga
pasien sesak
4.Memberitahu
pasien dan keluarga
agar mengkonsumsi
makanan yang sehat
dan bergizi
EVALUASI

No. Hari/tanggal Diagnosa Evaluasi


keperawatan
1. 5 Maret 2015 ketidakefektifan S :Pasien mengeluh sesak napas dan batuk
bersihan jalan yang disertai dahak yang telah dirasakan
napas b.d selama 1 minggu terakhir.
peningkatan - . Pasien mengatakan merasa gelisah
produksi sekret karena adanya penumpukan sekret
O :k/u px tampak pucat lemas
Terpasang nasal kanul 3rpm
TD :90/70 mmHg RR :28x/menit,S :37,5˚C
A :masalah teratasi sebagian
P :intervensi dilanjutkan

S : Px mengatakan sesak berkurang (-)


Batuk (-)
O : K/U Px tampak segar
Tidak terpasang nasal kanul
TD:110/80,RR:24x/menit,SPO2:98
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

2. 5 Maret 2015 Penurunan curah S: klien mengatakan sesak dan batuk


jantung b/d sewaktu bangun pagi dan semakin
gangguan meningkat ketika beraktivitas.
kontraksi O:k/u px tampak lemas,berkeringat,pucat
TD:90/70 mmHg,RR:28x/menit
A:masalah teratasi sebagaian
P:intervensi dilanjutkan
S : Px mengatakan bisa sedikit beraktifitas
sendiri, sesak berkurang
O : TD :120/80 mmHg, RR : 24x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan

Você também pode gostar