Você está na página 1de 21

LAPORAN GERIATRIC ASSESSMENT

SEORANG PEREMPUAN 70 TAHUN DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 2


DAN ULKUS DIABETIKUM PEDIS SINISTRA

Disusun oleh :

Yuni Adenafsia 030.12.003

Agus Haerani 030.12.007

KEPANITERAAN KLINIK

ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS/KESEHATAN MASYARAKAT

PERIODE 25 MARET 2018 – 2 JUNI 2018

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

i
BAB I

PENDAHULUAN

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang


Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan Lanjut Usia (lansia) adalah seseorang yang
telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang kesehatan
menyebabkan terjadinya peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) penduduk dunia termasuk
Indonesia. Namun di balik keberhasilan peningkatan UHH terselip tantangan yang harus
diwaspadai, yaitu ke depannya Indonesia akan menghadapi beban tiga (triple burden) yaitu di
samping meningkatkan angka kelahiran dan beban penyakit (menular dan tidak menular), juga
akan terjadi peningkatan Angka Beban Tanggungan penduduk kelompok usia produktif
terhadap produktif terhadap kelompok usia tidak produktif.1

Data demografi dunia menunjukkan peningkatan populasi usia lanjut 60 tahun atau
lebih meningkat tiga kali lipat dalam waktu 50 tahun; dari 600 juta pada tahun 2000 menjadi
lebih dari 2 miliar pada tahun 2050. Jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia mencapai
peringkat lima besar terbanyak di dunia, yakni 18,1 juta pada tahun 2010 dan akan meningkat
dua kali lipat menjadi 36 juta pada tahun 2025.2 Berdasarkan data Survei Ekonomi Nasional
(SUSENAS) tahun 2012 dan Badan Pusat Statistik RI persentase penduduk lansia tahun adalah
7,56% yang berarti Indoneisa termasuk negara berstruktur tua. Penduduk lansia berdasarkan
jenis kelamin paling banyak adalah perempuan (Perempuan = 8,2%; Laki-laki = 6,9%).
Penduduk lansia berdasarkan wilayah lebih banyak tinggal di perdesaan (7,63%) daripada di
perkotaan (7,49%). Penduduk lansia paling tinggi adalah di provinsi D.I. Yogyakarta (13,04%),
Jawa Timur (10,40%), Jawa Tengah (10,34%).3

Angka kesakitan (morbidity rates) lansia adalah proporsi penduduk lansia yang
mengalami masalah kesehatan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari selama satu bulan
terakhir. Angka kesakitan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur
derajat kesehatan penduduk. Angka kesakitan tergolong sebagai indikator kesehatan negatif.
Semakin rendah angka kesakitan, menunjukkan derajat kesehatan penduduk yang semakin
baik. Angka kesakitan penduduk lansia tahun 2012 sebesar 26,93% artinya bahwa dari setiap
100 orang lansia terdapat 27 orang di antaranya mengalami sakit. Bila dilihat
perkembangannya dari tahun 2005-2012, derajat kesehatan penduduk lansia mengalami
peningkatan yang ditandai dengan menurunnya angka kesakitan pada lansia. Dengan
bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses degeneratif
(penuaan) sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada usia lanjut. Penyakit tidak
menular pada lansia di antaranya hipertensi, stroke, diabetes mellitus dan radang sendi atau
rematik.3

Geriatric medicine berasal dari kata geron (usia lanjut) dan iatreia (perawatan penyakit),
sehingga geriatric medicine diartikan sebagai cabang ilmu kedokteran yang memelajari
penyakit dan masalah kesehatan pada usia lanjut menyangkut aspek preventif, diagnosis, dan
tata laksana. Geriatric medicine jelas sangat berkaitan dengan lanjut usia (lansia). Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : Usia pertengahan
(middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun
dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.3
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat meningkatkan
dengan cepat prevalensi komplikasi kronis pada lansia. Hal ini disebabkan kondisi
hiperglikemia akibat ketiadaan absolut insulin atau penurunan relatif sensitivitas sel terhadap
insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak menular kronis lainnya, bahkan kematian
penyandang diabetes melitus tidak jarang disebabkan oleh komplikasi.8,9 Klub Persadia
Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi Tahun 1998 _ 2005 menjelaskan bahwa komplikasi
diabetes terbanyak adalah hipertensi dengan proporsi sekitar 54,2%.4
Prevalensi diabetes melitus yang terdiagnosis pada penduduk usia di atas 65 tahun
menurut data Riskesdas tahun 2007 adalah 4,6%. Diabetes melitus pada lansia seringkali tidak
disadari karena gejala-gejala diabetes seperti sering haus, sering berkemih, dan penurunan
berat badan tersamarkan akibat perubahan fisik alamiah lansia yang mengalami penurunan,
sehingga diabetes yang tidak terdiagnosis ini akan terus berkembang menjadi komplikasi yang
dapat berakibat fatal.5
Komplikasi dari diabetes dapat diklasifikasikan sebagai mikrovaskuler dan
makrovaskuler. Komplikasi mikrovaskuler termasuk kerusakan sistem saraf (neuropati),
kerusakan sistem ginjal (nefropati) dan kerusakan mata (retinopati). Sedangkan, komplikasi
makrovaskular termasuk penyakit jantung, stroke, dan penyakit pembuluh darah perifer.
Penyakit pembuluh darah perifer dapat menyebabkan cedera yang sulit tidak sembuh, gangren,
bahkan amputasi.4

1
BAB II
ASESMEN GERIATRI

IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. BM
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir / umur : Jakarta, 16 Juli 1948/ 70 tahun
Alamat : Jalan Gandaria Buntu RT.010/RW.02, Jagakarsa, Jakarta
Selatan
Riwayat Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Nama Orang terdekat : Ny. N (Menantu)
Jumlah Anak :3
Jumlah Cucu :1
Jumlah Cicit :-
Pembiayaan kesehatan : BPJS

RIWAYAT MEDIS/ EVALUASI FISIK


A. Riwayat Medis
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis pada tanggal 24 April 2018 pukul 12:00-
14:00 WIB di rumah pasien.

1. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri pada luka di kaki kiri sejak 5 bulan yang lalu.

2. Riwayat penyakit sekarang:


Seorang perempuan usia 70 tahun mengeluh nyeri pada luka di kaki kiri sejak 5 bulan
yang lalu. Nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk. Nyeri hilang timbul. Pasien
mengatakan nyeri dirasakan sejak terdapat luka. Pasien sudah melakukan tindakan
debridement pada luka di kaki kirinya. Pasien memiliki riwayat DM tetapi jarang
mengontrol gula darah ke puskesmas. Saat ini pasien memiliki keterbatasan gerak
karena luka pada kaki kirinya. pasien sulit melakukan aktivitas secara mandiri. Sehari-
hari aktivitas membutuhkan bantuan orang lain.

2
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien memiliki riwayat DM sejak 2009. Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi,
penyakit jantung, paru, dan alergi makanan/obat-obatan.
4. Riwayat pembedahan
Pasien memiliki riwayat debridement pada 15 Desember 2017. Operasi katarak pada
kedua mata tahun 2015.
5. Riwayat opname rumah sakit
Pasien memiliki riwayat di rawat di rumah sakit karena DBD pada tahun 2013.
6. Riwayat kesehatan lain
Tidak ada
7. Riwayat alergi
Tidak ada
8. Kebiasaan
a. Merokok
Apakah anda merokok? Tidak
Apakah orang terdekat atau disekitar anda merokok ?Ya, anak pasien merokok
b. Minum Alkohol
Apakah anda minum minuman beralkohol ?Tidak
c. Olahraga
Apakah anda melakukan olahraga ?Tidak
d. Minum kopi
Apakah anda minum kopi? Ya
Kesimpulan : Pasien tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak berolahraga karena
keterbatasan gerak yang dialami.
9. Obat- obatan yang di konsumsi saat ini
Obat yang di konsumsi dengan resep dokter:
1. Glimepiride 1x4 mg sebelum makan
2. Metformin 3x500 mg sesudah makan

3
10. Penapisan depresi
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling dekat dengan
perasaan yang anda rasakan bulan lalu?
Setiap Sering Kadang Jarang Tidak
waktu sekali kadang sekali pernah
a. Berapa seringkah bulan yang
lalu masalah kesehatan anda √
menghalangi kegiatan anda,
(mis.pergi mengunjungi
teman, aktivitas social)
b. Berapa seringkah bulan lalu
anda merasa gugup ? √

c. Berapa seringkah bulan lalu


anda merasa tenang dan damai √
?
d. Berapa seringkah bulan lalu
anda merasa sedih sekali ? √
e. Berapa seringkah bulan lalu
anda merasa bahagia ? √
f. Berapa seringkah bulan lalu
anda merasa begitu sedih √
sampai serasa tidak da
sesuatupun yang mungkin
menghiburnya ?
g. Selama bulan lalu, berapa
seringnya perasaan depresi √
anda mengganggu kerja anda
sehari-hari ?
h. Selama bulan lalu, merasa tak
ada yang diharapkan lagi √
i. Selama bulan lalu, berapa
sering anda merasa tak √
diperhatikan keluarga ?
j. Berapa sering selama bulan
lalu anda merasa ingin √
menangis apa saja
k. Selama bulan lalu, berapa
sering anda merasa bahwa √
hidup ini sudah tak ada
gunanya lagi ?
Kesimpulan : Tidak terdapat tanda-tanda gangguan mood (depresif) pada pasien
dalam 1 bulan terakhir.

4
11. Status fungsional
 ADL dasar dan Instrumental
No. Komponen ADL Bisa Perlu Tergantung
sendiri bantuan orang lain
sepenuhnya seseorang sepenuhnya

1. Mandi √
2. Ambulansi √
3. Tranfer √
4. Berpakaian √
5. Berdandan √
6. BAB / BAK √
7. Makan √
8. Sediakan makan √
9. Atur keuangan √
10. Atur minum obat-obatan √
11. Ber tilpun √

Kesimpulan : Pasien memiliki keterbatasan pada fungsi sehari-hari. Pasien


membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan aktifitasnya.

 Keterbatasan Fungsional
Sudah berapa lamakah (apabila ada) kesehatan anda membatasikegiatan anda
berikut ini?
Aktivitas >3 bulan < 3 bulan Tak Terbatasi
Berbagai pekerjaan berat (mis. Angkat

barang, lari,)
Berbagai pekerjaan sedang (mis.menggeser

meja / almari, angkat barang belanjaan)
Pekerjaan ringan di rumah yang biasa

dikerjakan
Mengerjakan pekerjaan (di kantor / sehari-

hari)
Naik bukit / naik tangga √
Membungkuk, berlutut, sujud √
Berjalan kl.100 meter
Makan, mandi, berpakaian ke WC √
Kesimpulan : Pasien memiliki keterbatasan fungsional dalam melakukan pekerjaan
berat, maupun aktivitas sehari-hari.

5
B. Pemeriksaan Fisik (Dilakukan pada tanggal 24 April 2018)
1. Tanda Vital dan antropometri
Baring Duduk Berdiri
Tekanan darah 140/90
Nadi / menit 88 (reguler)
Laju respirasi / menit 20

2 bulan yl 1 bulan yl Saat ini


Berat badan (kg) Tidak diperiksa Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Tinggi badan (cm) 145 145 145
BMI (kg/m2) - - -

2. Status Generalis
Keadaaan kulit
 Bercak kemerahan : tidak ada
 Lesi kulit lain : tidak ada
 Curiga keganasan : tidak ada
 Dekubitus : ada

Lokasi dekubitus Ukuran (cm) Derajat (I-IV)


Punggung bawah - -

Pendengaran

Ya Tidak
Dengar suara normal √
Pakai alat bantu dengar √

Cerumen impaksi √

Penglihatan
Ya Tidak
Dapat membaca huruf surat kabar
 Tanpa kaca mata √
 Dengan kaca mata √
Terdapat katarak/tidak
 Kanan √

 Kiri √

Dapatan Normal Abnormal (jelaskan) Tidak


funduskopi diperiksa
Kanan Tidak dilakukan
Kiri Tidak dilakukan

6
Mulut
Buruk Baik
Higiene mulut √
Ada Tidak
Gigi palsu √
Lecet di bawah gigi palsu - -
Lesi yang lain (kalau ada - -
jelaskan)

Leher
Normal Abnormal (jelaskan)
Derajat gerak √
Kel. Tiroid √

Bekas luka pada tiroid : tidak ada


Massa lain : tidak ada
Kelenjar limfe membesar/tidak (bila ya jelaskan) : tidak ada

Dada (Paru dan Kardiovaskular)


Massa teraba/tidak, bila ya: kanan/kiri, jelaskan : tidak ada
Kelainan lain : tidak ada
Paru Kiri Kanan
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi :
 suara dasar Vesikuler Vesikuler
 suara tambahan Rhonki (-), wheezing (-) Rhonki (-), wheezing (-)

Jantung
- Irama Reguler Reguler

- Bising Tidak Tidak

- Gallop Tidak Tidak

Lain-lain (jelaskan)
Abdomen
Hati membesar/tidak : Tidak
Massa abdomen lain : Tidak ada
Bising/bruit : Tidak ada

7
Nyeri tekan : Tidak ada
Cairan asites : Tidak ada
Limpa membesar/tidak : Tidak ada

Rektum/ anus : Tidak diperiksa


Genital/ pelvis : Tidak diperiksa

Muskuloskletal
Tak Tl. Bahu Siku Tangan Pinggul Lutut Kaki
ada blkg
Deformitas √
Gerak terbatas √

Nyeri √

Benjolan √
peradangan

Neurologik/ Psikologik
A. Status Mental
Baik Terganggu
Orientasi
Orang √

Waktu √

Tempat √

Situasi √

Daya ingat

Sangat lampau √

Baru terjadi √

Ingat obyek stlh 5 menit √


segera (mengulang)

Kuisioner pendek / portable tentang Status Mental :Tidak dapat dinilai karena
pasien sulit berkomunikasi
Betul Salah

8
Tanggal berapakah hari ini ? √

Hari apakah hari ini ? √

Apakah nama tempat ini ? √

Berapakah nomor telpon rumah anda ? -

Berapakah usia anda ? √

Kapankah anda lahir (tgl/bln/thn) ? √

Siapa nama gubernur sekarang ? √

Nama gubernur sebelum ini ? √

Nama ibumu sebelum menikah ? √

20 dikurang 3 dan seterusnya √

Jumlah kesalahan
0–2 kesalahan: baik
3–4 kesalahan: gangguan intelek ringan
5–7 kesalahan: gangguan intelek sedang
7 – 10 kesalahan: gangguan intelek berat

Kesimpulan : Tidak terdapat kesalahan dalam menjawab kuesioner, maka


disimpulkan status mentalis baik.

B. Perasaan hati/ afeksi: Baik


C. Umum
Normal Abnormal (jelaskan)
Syarat otak
Motorik : - Kekuatan √ (menurun)
- Tonus √
Sensorik : - Tajam √
- Raba √
- Getaran √

9
Normal Abnormal
(jelaskan)
Refleks
Serebelar : - Jari ke hidung √
- Tumit ke ujung √
kaki
- Romberg √
Gerak langkah √
Kesimpulan : terdapat kelemahan minimal pada ekstremitas inferior sinistra
dimana kekuatan motoriknya 4 (Pasien dapat melawan tahanan ringan)
D. Tanda- tanda lain
Ya Tidak Bila Ya, jelaskan
Tremor saat istirahat √
Regiditas cogwebell √
Bradikinesia √
Tremor intense √
Gerakan tak sadar √
Refleks patologis √

Kesimpulan : Tidak terdapat gerakan involunter

E. Risiko jatuh
No. Identifikasi Jawaban
1. Apakah ada jatuh beberapa tahun kebelakang? Ya
2. Kekhawatiran akan jatuh Ya
3. Permasalahan jantung/Vaskular Tidak
4. Gangguan kognitif Tidak
5. Inkontinensia Tidak
6. Depresi Tidak
7. Masalah Motorik dan Sensoris Ya
8. Permasalahn spesifik lainnya Tidak
9. Pengobatan psikoaktif Tidak
10. Pengobatan menggunakan sedasi Tidak
11. Pengobatan yang menyebabkan hipotensi Tidak
12. TUG test >12 detik -
13. Visus <20/40 atau tidak pemeriksaan mata >1 tahun ODS
Cylindris -
1,75, axis
OD 120/

10
OS 56,
Kaca mat
a baca
+3.00

14. Perubahan sistol lebih dari 20 mmHg atau diastol -


lebih sama dengan dari 10 mmHg, atau pusing ketika
berpindah dari berbaring ke berdiri
Kesimpulan: Pasien memiliki risiko jatuh tinggi

C. Data Laboratorik
GDS pada tanggal 14 Mei 2018: 128 mg/dL

D. Daftar Masalah dan Rencana Penanganan

11
Aspek Indikator Perencanaan Pendekatan Indikator
Problem/ Komprehensif
Diagnostic
Fungsi Diabetes  Edukasi pasien dan keluarganya  Pasien sudah
Biologis melitus tipe 2 agar memperhatikan makanan mengurangi makanan
pasien, mengurangi makanan manis
manis dan tinggi karbohidrat  Pasien sudah rutin
Edukasi pasien dan keluarga meminum obat
untuk meminum obat hiperglikemik oralnya
hiperglikemi oralnya secara
rutin
Fungsi Keterbatasan  Edukasi kepada keluarga untuk  Anggota keluarga
Biologis gerak ec tetap mendampingi pasien saat mau mendampingi
Ulkus beraktivitas dan membantu pasien
diabetikum  Edukasi keluarga untuk dalam melakukan
kaki kiri perawatan luka pada ulkus aktivitasnya
diabetikum di kaki kiri  Anggota keluarga
mengetahui cara
perawatan luka ulkus
diabetikum
E. Laporan Lanjutan
Tanggal Masalah Kegiatan Tempat
24/04/18  DM  Melakukan anamnesis dan Kediaman
 Keterbatasan pemeriksaan fisik, tanda vital pasien
gerak ec dan edukasi kepada pasien
ulkus mengenai masalah kesehatan
yang dialaminya.
 Menganjurkan pasien untuk
minum obat dengan teratur
sesuai anjuran dokter (dosis
dan waktu minum obat).
 Menganjurkan untuk kontrol
rutin ke puskesmas.
 Edukasi kepada pasien
mengenai makanan yang
boleh dan tidak dianjurkan.

12
8/05/2018 DM  Melakukan anamnesis dan Kediaman
Keterbatasan pemeriksaan fisik, dan tanda pasien
gerak e.c ulkus vital
diabetikum Anamnesis: Nyeri pada kaki
kiri
Tanda vital:
Tekanan darah: 130/80
mmHg
Nadi: 80 x/menit
RR: 20x/menit
 Memberikan edukasi kepada
keluarga pasien mengenai
diet diabetes melitus
 Memberikan edukasi kepada
keluarga pasien agar rutin
berinteraksi dan bergiliran
dalam merawat pasien
 Memberikan edukasi kepada
keluarga/ untuk lebih sabar
dalam merawat pasien dan
selalu menyemangati pasien.
 Memberikan edukasi kepada
keluarga untuk tetap
mendampingi pasien saat
beraktivitas.
 Memberikan media informasi
mengenai diet diabetes
melitus dan cara perawatan
luka.

13
14/05/2018 DM  Melakukan anamnesis dan Kediaman
dan tanda vital. pasien
Keterbatasan
gerak e.c ulkus Anamnesis: Masih nyeri pada
diabetikum kaki kiri
Tanda vital:
Tekanan darah: 120/80
mmHg
Nadi: 86 x/menit
RR: 20x/menit
 Memberikan edukasi kepada
keluarga pasien mengenai
perawatan luka ulkus
diabetikum.
 Mengevaluasi hasil edukasi
dan instruksi yang telah
dilakukan.

Pada Assessment Geriatri (Summary)


Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang didapatkan
diagnosis pada pasien ini adalah Diabetes Melitus tipe 2, dengan komplikasi ulkus
diabetikum pedis sinistra.

F. Rencana PerawatanTerpadu/ Comprehensive care


a. Komunikasi
 Membina komunikasi yang baik antara pasien dengan keluarganya dengan
menjelaskan maksud kedatangan dan menjeaskan apa yang akan dilakukan
 Mengajak pasien berkomunikasi dan diskusi tentang keluhannya dan bertanya bila
ada yang ingin ditanyakan.
b. Informasi
 Menginformasikan tentang masalah dan penyakit yang dialami pasien kepada pasien
dan keluarganya baik dari faktor biologis, psikologis maupun sosial
 Menjelaskan terapi yang diberikan kepada pasien
 Memberikan media informasi mengenai diet diabetes melitus dan perawatan luka
ulkus diabetikum

14
c. Edukasi
 Edukasi pasien untuk teratur mengkonsumsi obat secara teratur sesuai anjuran
dokter.
 Edukasi keluarga untuk membawa pasien kontrol rutin ke Puskesmas atau Rumah
Sakit.
 Edukasi pasien mengenai diet diabetes melitus
 Edukasi perawatan luka pada ulkus diabetikum dan Melatih anggota keluarga yang
merawat untuk perawatan luka
 Edukasi kepada keluarga untuk tetap mendampingi pasien saat beraktivitas serta
rutin berinteraksi dan bergiliran dalam merawat pasien
 Edukasi kepada keluarga untuk lebih sabar dalam merawat pasien dan selalu
menyemangati pasien

d. Terapi farmakologi
Obat yang di konsumsi dengan resep dokter:
1. Glimepirid 1x4 mg sebelum makan
2. Metformin 3x500 mg sesudah makan

e. Terapi non farmakologi


 Menganjurkan pasien untuk mengatur pola makan sesuai dengan diet diabetes
melitus.
 Menganjurkan pasien untuk rutin kontrol ke puskesmas.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pasien merupakan seorang perempuan berusia 70 tahun dengan . Diabetes
Melitus tipe 2, dengan komplikasi ulkus diabetikum pedis sinistra. Dari asesmen
geriatri yang dilakukan dapat disimpulkan pasien memiliki hendaya fisik berupa
keterbatasan fungsional dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Pasien sehari-hari
melakukan aktivitas dengan dibantu oleh keluarga.
Pada kunjungan pertama dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
secara lengkap untuk mencari masalah yang ada pada pasien. Selanjutnya diberikan
tatalaksana nonmedikamentosa dengan cara pemberian informasi dan edukasi
terhadap masalah yang ditemukan pada pasien. Dari kunjungan kedua dan ketiga
dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik lanjutan dan didapatkan masih terdapat
beberapa masalah yang kemudian dilakukan edukasi ulang seperti pada kunjungan
pertama. Dari keempat kunjungan tersebut dilakukan perencanaan perawatan
pasien secara komprehensif. Namun dari semua hal tersebut, perhatian dan
motivasi dari keluarga terdekat adalah hal yang sangat dibutuhkan pasien agar tetap
dapat hidup berkualitas di usianya meski dengan penyakit yang dideritanya

3.2 SARAN
Diharapkan dalam pembuatan laporan asesmen geriatri selanjutnya,
peneliti dapat memberikan penyuluhan yang lebih bersifat menyeluruh dan lebih
detail kepada pasien dan keluarganya mengenai masalah diabetes mellitus, ulkus
diabetikum serta keterbatasan gerak yang dialami pasien. Diharapkan peneliti juga
dapat menjelaskan pentingnya menjaga pola hidup sehat dan serta pentingnya
peran serta keluarga dalam memberikan dukungan pada para lansia sehingga status
kesehatan lansia baik dan tetap produktif diusianya

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Data P, RI IK. Situasi dan Analisa Lanjut Usia. 2014. Jakarta Selatan. Diunduh dari:
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
lansia.pdf
2. Badan Pusat Statistik [Internet]. Data untuk perencanaan pembangunan dalam era
desentralisasi; 2013 [diakses Juni 2013]. Diunduh dari: http://www. datastatistik-
indonesia.com.
3. Kementrian Kesehatan RI. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Pusat
data dan informasi kementrian kesehatan RI. Jakarta;2013. Diunduh
dari: http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/bul
etin-lansia.pdf
4. Rosyada A, Trihandini I. Determinan Komplikasi Kronik Diabetes Melitus pada
Lanjut Usia. Kesmas: National Public Health Journal. 2013 Apr 1;7(9):395-402.
5. Kurniawan I. Diabetes Tipe 2 pada usia lanjut. Majalah Kedokteran Indonesia.
2010; 60 (12).

17
LAMPIRAN 1
DOKUMENTASI

18
LAMPIRAN 2
MEDIA INFORMASI

19

Você também pode gostar