Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh :
KEPANITERAAN KLINIK
JAKARTA
i
BAB I
PENDAHULUAN
Data demografi dunia menunjukkan peningkatan populasi usia lanjut 60 tahun atau
lebih meningkat tiga kali lipat dalam waktu 50 tahun; dari 600 juta pada tahun 2000 menjadi
lebih dari 2 miliar pada tahun 2050. Jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia mencapai
peringkat lima besar terbanyak di dunia, yakni 18,1 juta pada tahun 2010 dan akan meningkat
dua kali lipat menjadi 36 juta pada tahun 2025.2 Berdasarkan data Survei Ekonomi Nasional
(SUSENAS) tahun 2012 dan Badan Pusat Statistik RI persentase penduduk lansia tahun adalah
7,56% yang berarti Indoneisa termasuk negara berstruktur tua. Penduduk lansia berdasarkan
jenis kelamin paling banyak adalah perempuan (Perempuan = 8,2%; Laki-laki = 6,9%).
Penduduk lansia berdasarkan wilayah lebih banyak tinggal di perdesaan (7,63%) daripada di
perkotaan (7,49%). Penduduk lansia paling tinggi adalah di provinsi D.I. Yogyakarta (13,04%),
Jawa Timur (10,40%), Jawa Tengah (10,34%).3
Angka kesakitan (morbidity rates) lansia adalah proporsi penduduk lansia yang
mengalami masalah kesehatan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari selama satu bulan
terakhir. Angka kesakitan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur
derajat kesehatan penduduk. Angka kesakitan tergolong sebagai indikator kesehatan negatif.
Semakin rendah angka kesakitan, menunjukkan derajat kesehatan penduduk yang semakin
baik. Angka kesakitan penduduk lansia tahun 2012 sebesar 26,93% artinya bahwa dari setiap
100 orang lansia terdapat 27 orang di antaranya mengalami sakit. Bila dilihat
perkembangannya dari tahun 2005-2012, derajat kesehatan penduduk lansia mengalami
peningkatan yang ditandai dengan menurunnya angka kesakitan pada lansia. Dengan
bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses degeneratif
(penuaan) sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada usia lanjut. Penyakit tidak
menular pada lansia di antaranya hipertensi, stroke, diabetes mellitus dan radang sendi atau
rematik.3
Geriatric medicine berasal dari kata geron (usia lanjut) dan iatreia (perawatan penyakit),
sehingga geriatric medicine diartikan sebagai cabang ilmu kedokteran yang memelajari
penyakit dan masalah kesehatan pada usia lanjut menyangkut aspek preventif, diagnosis, dan
tata laksana. Geriatric medicine jelas sangat berkaitan dengan lanjut usia (lansia). Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : Usia pertengahan
(middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun
dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.3
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat meningkatkan
dengan cepat prevalensi komplikasi kronis pada lansia. Hal ini disebabkan kondisi
hiperglikemia akibat ketiadaan absolut insulin atau penurunan relatif sensitivitas sel terhadap
insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak menular kronis lainnya, bahkan kematian
penyandang diabetes melitus tidak jarang disebabkan oleh komplikasi.8,9 Klub Persadia
Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi Tahun 1998 _ 2005 menjelaskan bahwa komplikasi
diabetes terbanyak adalah hipertensi dengan proporsi sekitar 54,2%.4
Prevalensi diabetes melitus yang terdiagnosis pada penduduk usia di atas 65 tahun
menurut data Riskesdas tahun 2007 adalah 4,6%. Diabetes melitus pada lansia seringkali tidak
disadari karena gejala-gejala diabetes seperti sering haus, sering berkemih, dan penurunan
berat badan tersamarkan akibat perubahan fisik alamiah lansia yang mengalami penurunan,
sehingga diabetes yang tidak terdiagnosis ini akan terus berkembang menjadi komplikasi yang
dapat berakibat fatal.5
Komplikasi dari diabetes dapat diklasifikasikan sebagai mikrovaskuler dan
makrovaskuler. Komplikasi mikrovaskuler termasuk kerusakan sistem saraf (neuropati),
kerusakan sistem ginjal (nefropati) dan kerusakan mata (retinopati). Sedangkan, komplikasi
makrovaskular termasuk penyakit jantung, stroke, dan penyakit pembuluh darah perifer.
Penyakit pembuluh darah perifer dapat menyebabkan cedera yang sulit tidak sembuh, gangren,
bahkan amputasi.4
1
BAB II
ASESMEN GERIATRI
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. BM
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir / umur : Jakarta, 16 Juli 1948/ 70 tahun
Alamat : Jalan Gandaria Buntu RT.010/RW.02, Jagakarsa, Jakarta
Selatan
Riwayat Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Nama Orang terdekat : Ny. N (Menantu)
Jumlah Anak :3
Jumlah Cucu :1
Jumlah Cicit :-
Pembiayaan kesehatan : BPJS
1. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri pada luka di kaki kiri sejak 5 bulan yang lalu.
2
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien memiliki riwayat DM sejak 2009. Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi,
penyakit jantung, paru, dan alergi makanan/obat-obatan.
4. Riwayat pembedahan
Pasien memiliki riwayat debridement pada 15 Desember 2017. Operasi katarak pada
kedua mata tahun 2015.
5. Riwayat opname rumah sakit
Pasien memiliki riwayat di rawat di rumah sakit karena DBD pada tahun 2013.
6. Riwayat kesehatan lain
Tidak ada
7. Riwayat alergi
Tidak ada
8. Kebiasaan
a. Merokok
Apakah anda merokok? Tidak
Apakah orang terdekat atau disekitar anda merokok ?Ya, anak pasien merokok
b. Minum Alkohol
Apakah anda minum minuman beralkohol ?Tidak
c. Olahraga
Apakah anda melakukan olahraga ?Tidak
d. Minum kopi
Apakah anda minum kopi? Ya
Kesimpulan : Pasien tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak berolahraga karena
keterbatasan gerak yang dialami.
9. Obat- obatan yang di konsumsi saat ini
Obat yang di konsumsi dengan resep dokter:
1. Glimepiride 1x4 mg sebelum makan
2. Metformin 3x500 mg sesudah makan
3
10. Penapisan depresi
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling dekat dengan
perasaan yang anda rasakan bulan lalu?
Setiap Sering Kadang Jarang Tidak
waktu sekali kadang sekali pernah
a. Berapa seringkah bulan yang
lalu masalah kesehatan anda √
menghalangi kegiatan anda,
(mis.pergi mengunjungi
teman, aktivitas social)
b. Berapa seringkah bulan lalu
anda merasa gugup ? √
4
11. Status fungsional
ADL dasar dan Instrumental
No. Komponen ADL Bisa Perlu Tergantung
sendiri bantuan orang lain
sepenuhnya seseorang sepenuhnya
1. Mandi √
2. Ambulansi √
3. Tranfer √
4. Berpakaian √
5. Berdandan √
6. BAB / BAK √
7. Makan √
8. Sediakan makan √
9. Atur keuangan √
10. Atur minum obat-obatan √
11. Ber tilpun √
Keterbatasan Fungsional
Sudah berapa lamakah (apabila ada) kesehatan anda membatasikegiatan anda
berikut ini?
Aktivitas >3 bulan < 3 bulan Tak Terbatasi
Berbagai pekerjaan berat (mis. Angkat
√
barang, lari,)
Berbagai pekerjaan sedang (mis.menggeser
meja / almari, angkat barang belanjaan)
Pekerjaan ringan di rumah yang biasa
√
dikerjakan
Mengerjakan pekerjaan (di kantor / sehari-
√
hari)
Naik bukit / naik tangga √
Membungkuk, berlutut, sujud √
Berjalan kl.100 meter
Makan, mandi, berpakaian ke WC √
Kesimpulan : Pasien memiliki keterbatasan fungsional dalam melakukan pekerjaan
berat, maupun aktivitas sehari-hari.
5
B. Pemeriksaan Fisik (Dilakukan pada tanggal 24 April 2018)
1. Tanda Vital dan antropometri
Baring Duduk Berdiri
Tekanan darah 140/90
Nadi / menit 88 (reguler)
Laju respirasi / menit 20
2. Status Generalis
Keadaaan kulit
Bercak kemerahan : tidak ada
Lesi kulit lain : tidak ada
Curiga keganasan : tidak ada
Dekubitus : ada
Pendengaran
Ya Tidak
Dengar suara normal √
Pakai alat bantu dengar √
Cerumen impaksi √
Penglihatan
Ya Tidak
Dapat membaca huruf surat kabar
Tanpa kaca mata √
Dengan kaca mata √
Terdapat katarak/tidak
Kanan √
Kiri √
6
Mulut
Buruk Baik
Higiene mulut √
Ada Tidak
Gigi palsu √
Lecet di bawah gigi palsu - -
Lesi yang lain (kalau ada - -
jelaskan)
Leher
Normal Abnormal (jelaskan)
Derajat gerak √
Kel. Tiroid √
Jantung
- Irama Reguler Reguler
Lain-lain (jelaskan)
Abdomen
Hati membesar/tidak : Tidak
Massa abdomen lain : Tidak ada
Bising/bruit : Tidak ada
7
Nyeri tekan : Tidak ada
Cairan asites : Tidak ada
Limpa membesar/tidak : Tidak ada
Muskuloskletal
Tak Tl. Bahu Siku Tangan Pinggul Lutut Kaki
ada blkg
Deformitas √
Gerak terbatas √
Nyeri √
Benjolan √
peradangan
Neurologik/ Psikologik
A. Status Mental
Baik Terganggu
Orientasi
Orang √
Waktu √
Tempat √
Situasi √
Daya ingat
Sangat lampau √
Baru terjadi √
Kuisioner pendek / portable tentang Status Mental :Tidak dapat dinilai karena
pasien sulit berkomunikasi
Betul Salah
8
Tanggal berapakah hari ini ? √
Jumlah kesalahan
0–2 kesalahan: baik
3–4 kesalahan: gangguan intelek ringan
5–7 kesalahan: gangguan intelek sedang
7 – 10 kesalahan: gangguan intelek berat
9
Normal Abnormal
(jelaskan)
Refleks
Serebelar : - Jari ke hidung √
- Tumit ke ujung √
kaki
- Romberg √
Gerak langkah √
Kesimpulan : terdapat kelemahan minimal pada ekstremitas inferior sinistra
dimana kekuatan motoriknya 4 (Pasien dapat melawan tahanan ringan)
D. Tanda- tanda lain
Ya Tidak Bila Ya, jelaskan
Tremor saat istirahat √
Regiditas cogwebell √
Bradikinesia √
Tremor intense √
Gerakan tak sadar √
Refleks patologis √
E. Risiko jatuh
No. Identifikasi Jawaban
1. Apakah ada jatuh beberapa tahun kebelakang? Ya
2. Kekhawatiran akan jatuh Ya
3. Permasalahan jantung/Vaskular Tidak
4. Gangguan kognitif Tidak
5. Inkontinensia Tidak
6. Depresi Tidak
7. Masalah Motorik dan Sensoris Ya
8. Permasalahn spesifik lainnya Tidak
9. Pengobatan psikoaktif Tidak
10. Pengobatan menggunakan sedasi Tidak
11. Pengobatan yang menyebabkan hipotensi Tidak
12. TUG test >12 detik -
13. Visus <20/40 atau tidak pemeriksaan mata >1 tahun ODS
Cylindris -
1,75, axis
OD 120/
10
OS 56,
Kaca mat
a baca
+3.00
C. Data Laboratorik
GDS pada tanggal 14 Mei 2018: 128 mg/dL
11
Aspek Indikator Perencanaan Pendekatan Indikator
Problem/ Komprehensif
Diagnostic
Fungsi Diabetes Edukasi pasien dan keluarganya Pasien sudah
Biologis melitus tipe 2 agar memperhatikan makanan mengurangi makanan
pasien, mengurangi makanan manis
manis dan tinggi karbohidrat Pasien sudah rutin
Edukasi pasien dan keluarga meminum obat
untuk meminum obat hiperglikemik oralnya
hiperglikemi oralnya secara
rutin
Fungsi Keterbatasan Edukasi kepada keluarga untuk Anggota keluarga
Biologis gerak ec tetap mendampingi pasien saat mau mendampingi
Ulkus beraktivitas dan membantu pasien
diabetikum Edukasi keluarga untuk dalam melakukan
kaki kiri perawatan luka pada ulkus aktivitasnya
diabetikum di kaki kiri Anggota keluarga
mengetahui cara
perawatan luka ulkus
diabetikum
E. Laporan Lanjutan
Tanggal Masalah Kegiatan Tempat
24/04/18 DM Melakukan anamnesis dan Kediaman
Keterbatasan pemeriksaan fisik, tanda vital pasien
gerak ec dan edukasi kepada pasien
ulkus mengenai masalah kesehatan
yang dialaminya.
Menganjurkan pasien untuk
minum obat dengan teratur
sesuai anjuran dokter (dosis
dan waktu minum obat).
Menganjurkan untuk kontrol
rutin ke puskesmas.
Edukasi kepada pasien
mengenai makanan yang
boleh dan tidak dianjurkan.
12
8/05/2018 DM Melakukan anamnesis dan Kediaman
Keterbatasan pemeriksaan fisik, dan tanda pasien
gerak e.c ulkus vital
diabetikum Anamnesis: Nyeri pada kaki
kiri
Tanda vital:
Tekanan darah: 130/80
mmHg
Nadi: 80 x/menit
RR: 20x/menit
Memberikan edukasi kepada
keluarga pasien mengenai
diet diabetes melitus
Memberikan edukasi kepada
keluarga pasien agar rutin
berinteraksi dan bergiliran
dalam merawat pasien
Memberikan edukasi kepada
keluarga/ untuk lebih sabar
dalam merawat pasien dan
selalu menyemangati pasien.
Memberikan edukasi kepada
keluarga untuk tetap
mendampingi pasien saat
beraktivitas.
Memberikan media informasi
mengenai diet diabetes
melitus dan cara perawatan
luka.
13
14/05/2018 DM Melakukan anamnesis dan Kediaman
dan tanda vital. pasien
Keterbatasan
gerak e.c ulkus Anamnesis: Masih nyeri pada
diabetikum kaki kiri
Tanda vital:
Tekanan darah: 120/80
mmHg
Nadi: 86 x/menit
RR: 20x/menit
Memberikan edukasi kepada
keluarga pasien mengenai
perawatan luka ulkus
diabetikum.
Mengevaluasi hasil edukasi
dan instruksi yang telah
dilakukan.
14
c. Edukasi
Edukasi pasien untuk teratur mengkonsumsi obat secara teratur sesuai anjuran
dokter.
Edukasi keluarga untuk membawa pasien kontrol rutin ke Puskesmas atau Rumah
Sakit.
Edukasi pasien mengenai diet diabetes melitus
Edukasi perawatan luka pada ulkus diabetikum dan Melatih anggota keluarga yang
merawat untuk perawatan luka
Edukasi kepada keluarga untuk tetap mendampingi pasien saat beraktivitas serta
rutin berinteraksi dan bergiliran dalam merawat pasien
Edukasi kepada keluarga untuk lebih sabar dalam merawat pasien dan selalu
menyemangati pasien
d. Terapi farmakologi
Obat yang di konsumsi dengan resep dokter:
1. Glimepirid 1x4 mg sebelum makan
2. Metformin 3x500 mg sesudah makan
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pasien merupakan seorang perempuan berusia 70 tahun dengan . Diabetes
Melitus tipe 2, dengan komplikasi ulkus diabetikum pedis sinistra. Dari asesmen
geriatri yang dilakukan dapat disimpulkan pasien memiliki hendaya fisik berupa
keterbatasan fungsional dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Pasien sehari-hari
melakukan aktivitas dengan dibantu oleh keluarga.
Pada kunjungan pertama dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
secara lengkap untuk mencari masalah yang ada pada pasien. Selanjutnya diberikan
tatalaksana nonmedikamentosa dengan cara pemberian informasi dan edukasi
terhadap masalah yang ditemukan pada pasien. Dari kunjungan kedua dan ketiga
dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik lanjutan dan didapatkan masih terdapat
beberapa masalah yang kemudian dilakukan edukasi ulang seperti pada kunjungan
pertama. Dari keempat kunjungan tersebut dilakukan perencanaan perawatan
pasien secara komprehensif. Namun dari semua hal tersebut, perhatian dan
motivasi dari keluarga terdekat adalah hal yang sangat dibutuhkan pasien agar tetap
dapat hidup berkualitas di usianya meski dengan penyakit yang dideritanya
3.2 SARAN
Diharapkan dalam pembuatan laporan asesmen geriatri selanjutnya,
peneliti dapat memberikan penyuluhan yang lebih bersifat menyeluruh dan lebih
detail kepada pasien dan keluarganya mengenai masalah diabetes mellitus, ulkus
diabetikum serta keterbatasan gerak yang dialami pasien. Diharapkan peneliti juga
dapat menjelaskan pentingnya menjaga pola hidup sehat dan serta pentingnya
peran serta keluarga dalam memberikan dukungan pada para lansia sehingga status
kesehatan lansia baik dan tetap produktif diusianya
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Data P, RI IK. Situasi dan Analisa Lanjut Usia. 2014. Jakarta Selatan. Diunduh dari:
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
lansia.pdf
2. Badan Pusat Statistik [Internet]. Data untuk perencanaan pembangunan dalam era
desentralisasi; 2013 [diakses Juni 2013]. Diunduh dari: http://www. datastatistik-
indonesia.com.
3. Kementrian Kesehatan RI. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Pusat
data dan informasi kementrian kesehatan RI. Jakarta;2013. Diunduh
dari: http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/bul
etin-lansia.pdf
4. Rosyada A, Trihandini I. Determinan Komplikasi Kronik Diabetes Melitus pada
Lanjut Usia. Kesmas: National Public Health Journal. 2013 Apr 1;7(9):395-402.
5. Kurniawan I. Diabetes Tipe 2 pada usia lanjut. Majalah Kedokteran Indonesia.
2010; 60 (12).
17
LAMPIRAN 1
DOKUMENTASI
18
LAMPIRAN 2
MEDIA INFORMASI
19