Você está na página 1de 1

Nama : YUNINDA FAJAR K.

H
Nim : D11.2011.01290

Gratis Sudah, tapi Capek Antre dan


Kehabisan Obat...
Kamis, 21 Februari 2013 | 06:15 WIB

Oleh: Neli Triana/Windoro Adi/K12

Laksana berpuluh-puluh orang kelaparan berebut sepiring nasi. Mungkin begitulah


gambaran ketersediaan layanan kesehatan murah di negeri ini. Di RSUP Fatmawati, awal pekan ini,
bahkan ada lima bayi harus antre masuk instalasi gawat darurat. Program Kartu Jakarta Sehat
(KJS), yang diluncurkan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Basuki
Tjahaja Purnama memang dirasakan seperti kucuran air segar kepada warga yang kehausan.

Dengan KJS, proses pengobatan jadi tidak merepotkan, tinggal menunjukkan KTP DKI
Jakarta, KJS, dan rujukan dari puskesmas, pasien miskin bisa dirawat sesuai kebutuhannya di
rumah sakit. Namun, ujung tombak pelaksana KJS, seperti di tingkat puskesmas dan rumah sakit,
masih kedodoran karena tidak siap dengan tingginya minat.

Sejak subuh
Konsekuensi dari yang serba gratis itu, warga pengguna KJS harus antre dari pagi hari.
Pertama, mereka harus mengambil nomor antrean di loket khusus, lalu mengantre untuk verifikasi
data. Kemudian, dengan nomor antrean berbeda, pasien menunggu giliran diperiksa. Setelah
menjalani pemeriksaan, mereka kembali antre untuk menukarkan resep yang mereka terima.

ketidak efektifan artikel:


1. Pada penulisan judul terdapat titik tik, menurut saya hanya perlu menggunakan 1 titik
saja karna itu sudah cukup menjelaskan isi dari artikel tersebut.
2. Penggunaan huruf B pada kata bahkan alenia ke 3 seharusnya menggunakan huruf
besar karena awal kalimat setelah titik.
3. Pemakaian kata kedodoran pada paragraf 2 alinea 4 kurang sesuai dengan ragam
bahasanya.

Você também pode gostar