Você está na página 1de 3

NAMA : VIRLINDA AL SISKA

KELAS : Pendidikan Fisika C 2014

NIM : 14030184065

Teori Pembelajaran Sosial

Teori pembelajaran sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku


(behavioristik). Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1986).
Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih
banyak penekanan pada kesan dan isyarat perubahan perilaku, dan pada proses mental
internal.

Jadi dalam teori pembelajaran sosial kita akan menggunakan penjelasan penguatan
(reinforcement) eksternal dan penjelasan kognitif internal untuk memahami bagaimana
belajar dari orang lain. Dalam pandangan belajar sosial manusia itu tidak hanya didorong
oleh kekuatan dari dalam saja, tetapi juga dipengaruhi oleh stimulus lingkungan.

Teori pembelajaran sosial menekankan bahwa lingkungan yang dihadapkan pada


seseorang secara kebetulan kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya
sendiri. Menurut Bandura, sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif
dan mengingat tingkah laku orang lain. Inti dari teori belajar sosial adalah pemodelan
(modelling), dan pemodelan ini merupakan salah satu langkah paling penting dalam
pembelajaran terpadu.

Dalam teorinya, Bandura menekankan dua hal penting yang sangat mempengaruhi
perilaku manusia yaitu pembelajaran observasional (modeling) yang lebih dikenal
dengan teori pembelajaran sosial dan regulasi diri. Beberapa tahapan yang terjadi dalam
proses modeling:
1. Perhatian (Attention)
Subjek harus memperhatikan tingkah laku model untuk dapat mempelajarinya. Subjek
memberi perhatian tertuju kepada nilai, harga diri, sikap, dan lain-lain yang dimiliki.
Bandura & Walters(1963) dalam buku mereka Social Learning & Personality
Developmentmenekankan bahwa hanya dengan memperhatikan orang lain
pembelajaran dapat dipelajari.
2. Mengingat (Retention)
Subjek yang memperhatikan harus merekam peristiwa itu dalam sistem ingatannya.
Ini memungkinkan subjek melakukan peristiwa itu kelak bila diperlukan atau
diingini.Kemampuan untuk menyimpan informasi juga merupakan bagian penting
dari proses belajar.
3. Reproduksi gerak (Reproduction)
Setelah mengetahui atau mempelajari sesuatu tingkah laku, subjek juga dapat
menunjukkan kemampuannya atau menghasilkan apa yang disimpan dalam bentuk
tingkah laku. Jadi setelah subyek memperhatikan model dan menyimpan informasi,
sekarang saatnya untuk benar-benar melakukan perilaku yang diamatinya. Praktek
lebih lanjut dari perilaku yang dipelajari mengarah pada kemajuan perbaikan dan
keterampilan.
4. Motivasi
Motivasi juga penting dalam pemodelan karena ia adalah penggerak individu untuk
terus melakukan sesuatu. Jadi subyek harus termotivasi untuk meniru perilaku yang
telah dimodelkan. Menurut Bandura, ada beberapa jenis motivasi yaitu:
 Dorongan masa lalu, yaitu dorongan-dorongan sebagaimana yang dimaksud
kaum behavioris tradisional
 Dorongan yang dijanjikan (insentif) yaitu yang bisa kita bayangkan
 Dorongan-dorongan yang tampak jelas yaitu seperti melihat atau teringat akan
model-model yang patut ditiru

Prinsip-prinsip Modeling
Tingkat tertinggi belajar dari pengamatan diperoleh dengan cara
mengorganisasi sejak awal dan mengulangi perilaku secara simbolik kemudian
melakukannya. Proses mengingat akan lebih baik dengan cara perilaku yang ditiru
dituangkan dalam kata–kata, tanda atau gambar daripada hanya melihat saja.
Teori belajar sosial dari Bandura ini merupakan gabungan antara teori belajar
behavioristik dengan penguatan dan psikologi kognitif, dengan prinsip modifikasi
tingkah laku. Proses belajar masih berpusat pada penguatan, hanya terjadi secara
langsung dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Kelemahan dan Kelebihan Teori Belajar Sosial


Teknik pemodelan berupa peniruan tingkah laku dan cara peniruan tersebut
memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru. Selain itu, jika
manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan
(modeling), sudah pasti terdapat sebagian individu yang menggunakan teknik
peniruan ini juga meniru tingkah laku yang negatif, termasuk tingkah laku yang tidak
diterima di masyarakat.

Namun demikian, teori belajar sosial yang dikemukakan Bandura lebih lengkap
dibandingkan teori belajar sebelumnya karena menekankan pada lingkungan dan perilaku
seseorang yang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut. Bandura memandang
tingkah laku manusia bukan semata– mata refleksi atas stimulus ( S-R bond), melainkan juga
akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu
sendiri. Pendekatan teori belajar sosial juga lebih ditekankan pada perlunya pembiasan
merespon (conditioning) dan peniruan (imitation). Selain itu pendekatan belajar sosial juga
menekankan pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak–anak.
Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak–anak, faktor sosial
dan kognitif.

Você também pode gostar