Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan
Infeksi dengue terjadi secara endemis di Indonesia selama dua abad terakhir dari
gejala yang ringan dan self limiting disease. Dalam beberapa tahun terakhir, penyakit
ini memiliki manifestasi klinis yang semakin berat sebagai demam berdarah dengue
dan frekuensi kejadian luar biasa meningkat. Indonesia merupakan negara dengan
jumlah populasi yang padat mencapai 245 juta penduduk. Walaupun demikian,
penyakit dengue banyak dilaporkan di kota besar dan pedesaan di Indonesia dan telah
5-14 tahun, tetapi setelah tahun 1984 insidens kelompok umur lebih dari 15 tahun
meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007 di provinsi DKI Jakarta, persentase
kasus DBD terbanyak merupakan kelompok umur 5-14 tahun (36%), diikuti
kelompok umur lebih dari 5 tahun (31%), kelompok 15-44 tahun (22%) dan lebih
dari 45 tahun (11%). Data dari tahun 2006 menunjukkan proporsi jenis kelamin
lelaki lebih banyak dibanding perempuan pada semua kelompok umur (Karyanti &
Hadinegoro, 2009)
Bandar Lampung merupakan daerah endemis DBD. Data dinas kesehatan kota
Bandar Lampung menyebutkan pada tahun 2010, jumlah penderita DBD di Bandar
Lampung mencapai 763 orang dan yang meninggal 16 orang. Pada tahun 2011,
jumlah penderita DBD di Bandar Lampung mencapai 413 orang dan yang meninggal
7 orang. Pada tahun 2012, terjadi peningkatan jumlah penderita DBD di Bandar
Lampung mencapai 1111 orang dan yang meninggal 11 orang (Kemenkes RI, 2012).
Penyakit DBD dapat menyerang semua umur baik anak-anak maupun dewasa.
Penyakit ini menyerang segala usia tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa
anak-anak lebih rentan terhadap penyakit yang berpotensi mematikan ini (Ginanjar,
2008).
sekolah meliputi anak usia sekolah, orang tua, personil sekolah (staf pengajar, staf
sekolah, dan administrasi) dan warga disekitar sekolah, perusahaan dan lembaga
penyedia layanan (Mc Farlane & Anderson, 2007). Pendidikan kesehatan merupakan
upaya sadar yang dilakukan seorang edukator untuk mempengaruhi orang lain agar
dapat berperilaku atau memiliki pengetahuan dan pemahaman yang sesuai dengan
perilaku. Perilaku baru yang terbentuk sebatas pemahaman sasaran (aspek kognitif)
sedangkan perubahan sikap dan tingkah laku merupakan tujuan tidak langsung
(Maulana, 2009).
untuk program pencegahan DBD dikarenakan anak usia sekolah lebih banyak
menghabiskan waktu siang hari di sekolah. Anak berisiko tinggi terkena gigitan
vektor nyamuk Aedes aegypti yang mengandung virus dengue yang efektif menggigit
pada siang hari. Anak usia sekolah merupakan kelompok umur yang paling
Pada masa sekolah anak-anak akan berinteraksi dan berhubungan dengan anak
lainnya. Klub dan kelompok teman sebaya merupakan salah satu karakteristik yang
menonjol pada masa usia sekolah. Hubungan sosial dan kerja sama dengan teman
sebaya merupakan salah satu agen sosialisasi terpenting dalam kehidupan anak
tempat potensial penularan DBD. Penyampaian informasi kesehatan yang tepat pada
anak sekolah harus disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan anak (Mc
massa (Notoatmodjo, 2005). Media pendidikan memiliki peran penting dalam proses
pembelajaran, karena media dapat memudahkan guru untuk menyampaikan isi materi
kepada siswa sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif. Menurut Arief S
yaitu memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal, dapat juga
mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra seperti konsep yang terlalu luas
dapat divisualisasikan dalam bentuk gambar, film dan sebagainya; selain itu juga
penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif
Penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat menarik perhatian siswa dan
yang dapat diungkapkan dalam bentuk reaksi siswa terhadap pembelajaran yang
sedang diikutinya dengan cara memberikan umpan balik dengan segera (feedback
soon).
Metode ceramah termasuk pendidikan kesehatan untuk kelompok besar. Syah dalam
lisan kepada sejumlah peserta didik, yang pada umumnya mengikuti secara pasif.
Metode ceramah sangat efektif untuk menyampaikan materi selain murah dan mudah
juga dapat menyajikan materi secara luas. Kelemahan dari metode ceramah adalah
membuat sasaran pasif dan cepat membosankan jika ceramah kurang menarik
(Simamora, 2009).
perhatian ramai masa kini karena mampu menzahirkan suatu fantasi manusia ke alam
sebagai daya penarik minat pelajar untuk belajar dan dapat membantu guru-guru
Berdasarkan uraian diatas, maka menjadi penting seorang tenaga kesehatan jika
perbedaan tingkat pengetahuan demam berdarah dengue dengan metode ceramah dan
video animasi pada anak usia 9-12 tahun di SDN 01 Bandar Lampung.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan, didapatkan rumusan masalah yaitu
metode ceramah dan video animasi pada anak usia 9-12 tahun?
Tujuan Umum
metode ceramah dan video animasi pada anak usia 9-12 tahun.
Tujuan Khusus
konvensional.
1.4.1 Keilmuan
1.4.2 Aplikatif
Bagi Peneliti
Hasil penelitian diharapkan menambah pengetahuan peneliti terkait perbedaan tingkat
pengetahuan DBD dengan metode ceramah dan video animasi pada anak usia 9-12
Hasil penelitian ini diharapkan menanamkan kebiasaan hidup bersih dan sehat pada
untuk mencegah terjadinya penyakit DBD. Kegiatan yang dapat diupayakan pihak
Bagi Masyarakat
DBD yang harus mulai digalakkan sejak dini. Hal ini dikarenakan faktor lingkungan
2.1.1 Definisi
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit DBD dapat
menyerang semua umur/orang. Sampai saat ini penyakit DBD lebih banyak
menyerang anak-anak, tetapi dalam dekade terakhir ini terlihat adanya kecenderungan
kenaikan proporsi penderita penyakit DBD pada orang dewasa (Ratuti, 2012).
DBD disebabkan oleh infeksi virus DEN-1, DEN-2, DEN-3 atau DEN-4 yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang
sebelumnya telah terinfeksi oleh virus dengue dari pasien DBD lainnya (Ginanjar,
2008).
Nyamuk Aedes aegypti betina merupakan vektor penyakit yang paling efektif dan
utama. Hal ini karena sifatnya yang sangat senang tinggal berdekatan dengan manusia
dan lebih senang menghisap darah manusia, bukan darah hewan (antrofilik-peny)
(Depkes RI, 2005). Selain Aedes aegypti, nyamuk Aedes albopictus, Aedes
polynesiensis, dan Aedes scutellaris yang berperan sebagai vektor DBD, tetapi kurang
Keempat serotipe virus dengue tersebut termasuk dalam group B Arthropod Borne
Virus (arbovirus). Keempat serotipe virus ini telah ditemukan diberbagai daerah di
berkaitan dengan kasus DBD berat dan serotipe yang paling luas distribusinya disusul
DBD ditularkan terutama oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes albopictus
dapat menularkan DBD tetapi peranannya dalam penyebaran penyakit sangat kecil,
Aedes aegypti terbagi menjadi 4 tahap, yaitu telur, larva, pupa, dewasa (imago),
a. Telur
Telur berwarna hitam dengan ukuran ±0,80 mm, berbentuk oval yang mengapung
satu persatu pada permukaan air yang jernih, atau menempel pada dinding tempat
b. Larva
Menurut Depkes RI (2005), ada 4 tingkat (instar) jentik sesuai dengan pertumbuhan
larva yaitu:
c. Pupa
Kepompong (pupa) berbentuk seperti “koma”. Bentuknya lebih besar namun lebih
ramping dibanding larva (jentik). Pupa berukuran lebih kecil jika dibandingkan
d. Dewasa (imago)
Nyamuk dewasa berukuran lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata nyamuk lain
dan mempunyai warna dasar hitam dengan bintik-bintik putih pada bagian badan dan
kaki. Nyamuk Aedes aegypti jantan menghisap cairan tumbuhan atau sari bunga
untuk keperluan hidupnya sedangkan yang betina menghisap darah. Nyamuk betina
(proteinnya) diperlukan untuk mematangkan telur agar jika dibuahi oleh sperma
nyamuk jantan, dapat menetas. Biasanya nyamuk betina mencari mangsanya pada
siang hari. Umumnya menggigit pada siang hari (pukul 09.00-10.00) atau sore hari
(Hastuti, 2008).
2.1.4 Penularan
nyamuk Aedes aegypti meskipun dapat juga ditularkan oleh Aedes albopictus yang
hidup di kebun. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok
Indonesia, kecuali di tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas
permukaan laut. Orang yang kemasukan virus dengue untuk pertama kali, umumnya
hanya menderita sakit demam dengue atau demam yang ringan dengan tanda/gejala
yang tidak spesifik atau bahkan tidak memperlihatkan tanda-tanda sakit sama sekali
(Asimtomatis). Penderita demam dengue biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu
5 hari tanpa pengobatan. Tetapi apabila orang sebelumnya sudah pernah kemasukan
virus dengue, kemudian kemasukan virus dengue dengan virus tipe lain maka orang
tersebut dapat terserang penyakit demam berdarah dengue (Teori Infeksi Sekunder)
(Ratuti, 2012).
Tempat yang potensial untuk terjadi penularan DBD (Depkes RI, 2005) adalah :
1) Sekolah
Orang datang dari berbagai wilayah dan kemungkinan diantaranya adalah kasus
3) Tempat umum lainnya seperti: hotel, pertokoan, pasar, restoran, dan tempat ibadah.
diantaranya terdapat kasus atau carrier yang membawa virus dengue yang berlainan
1. Demam
Penyakit ini didahului oleh demam tinggi yang mendadak, terus menerus berlangsung
2. Tanda-Tanda Pendarahan
a. Trombositopeni
Uji Torniquet positif sebagai tanda perdarahan ringan, dapat dinilai sebagai
”presumtif test” (dugaan keras) oleh karena Uji Torniquet positif pada hari-hari
pertama demam ditemukan pada sebagian besar penderita penyakit DBD. Namum uji
demamchikungunyah) di lengan bawah bagian depan (volar) dekat lipat siku (fosa
cubiti).
- Hematemesis, melena.
- Hematuria.
4. Renjatan (Shock)
Tanda-tanda renjatan :
a. Kulit terasa dingin dan lembab terutama pada ujung jari dan kaki,
atau kurang).
Sebab renjatan:
b. Karena kebocoran plasma ke darah ekstra vaskuler melalui kapiler yang rusak.
5. Trombositopeni
waktu pasien masuk dan apabila normal diulangi pada hari kelima sakit. Bila perlu
6. Hemokonsentrasi
Meningkatnya nilai hematokrit (Ht) merupakan indikator yang peka terhadap akan
a. Gejala klinik lain yang dapat menyertai penderita penyakit DBD ialah
anoreaksi, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare atau konstipasi dan kejang.
c. Keluhan sakit perut yang hebat sering kali timbul mendahului perdarahan
2.1.6 Patofisiologi
3. Terjadinya hipotensi
4. Trombositopeni
5. Diatesis hemoragik
pembuluh darah terhadap protein plasma dan efusi pada ruang serosa, di daerah
peritoneal, pleural dan perikardia. Pada kasus berat pengurangan volume dapat
mencapai 30% atau lebih. Menghilangnya plasma melalui endotelium ditandai oleh
bersifat sementara oleh karena itu dengan pemberian cairan yang cukup, renjatan
dapat diatasi dengan cepat dan efusi pleura setelah beberapa hari akan
menghilang(Ratuti, 2012).
Sebab lain kematian DBD ialah perdarahan hebat pada saluran pencernaan yang
biasanya timbul setelah renjatan berlangsung lama dan tidak dapat diatasi. Patogenesa
perdarahan pada penyakit DBD telah diselidiki secara intensif yaitu disebabkan
trombositopeni hebat dan gangguan fungsi trombosit di samping difisiensi ringan atau
sedang dari faktor I, II, V, VII, IX dan X dan faktor kapiler. Penyelidikan mendalam
mengenai jumlah trombosit Fibrina Degration Produc (FDP), morfologi eritrosit dan
terjadinya perdarahan penyakit DBD, tetapi bukan penyebab utama. Pada otopsi
paru, dan jaringan lunak. Di samping itu didapatkan peningkatan daya patogenesis
dan proliferasi sistem retikuloendotelial. Kelainan hepar secara patologi anatomi
sesuai dengan kelainan dari yellow Feber. Penyelidikan terakhir membuktikan bahwa
antara hari ke-5 dan ke-7 sakit, saat terserang renjatan terjadi. Produksi aktifitas
komplemen yaitu C3a dan C5a yang mempunyai sifat anafilatoksin dianggap sebagai
3. Pembesaran hati
20% atau lebih dibandingkan dengan nilai hematokrit selama dalam perawatan.
Dengan patokan ini, 87% penderita yang tersangka penyakit DBD ternyata
menggunakan beberapa metode yang tepat baik secara lingkungan, biologis maupun
1. Lingkungan
rumah.
PSN pada dasarnya merupakan pemberantasan jentik atau mencegah agar nyamuk
tidak berkembang tidak dapat berkembang biak. Pada dasarnya PNS ini dapat
dilakukan dengan:
b. Menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, drum, dan tempat
air lain dengan tujuan agar nyamuk tidak dapat bertelur pada tempat-tempat tersebut.
c. Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung setidaknya
seminggu sekali.
menggunakan tanah.
2. Biologis
3. Kimiawi
tertentu.
Cara yang paling mudah namun efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah
dengan mengkombinasikan cara-cara diatas yang sering kita sebut dengan istilah 3M
plus yaitu dengan menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi dan tempat
jentik-jentik nyamuk. Selain itu juga dapat dilakukan dengan melakukan tindakanplus
seperti memelihara ikan pemakan jentik-jentik nyamuk, menur larvasida,
berkala serta tindakan lain yang sesuai dengan kondisi setempat (Depkes, 2004).
Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya
sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai
bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua
mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak
Ciri-ciri anak usia sekolah menurut Wong (2008) mencakup perkembangan biologis,
a. Perkembangan biologis
Selama periode usia sekolah, pertumbuhan tinggi dan berat badan terjadi tetapi lebih
tahap dimana perkembangan ketika gigi susu mulai tanggal. Kematangan sistem
tubuh meliputi gastrointestinal, organ kandung kemih, organ jantung yang tumbuh
lebih lambat tetapi denyut jantung menurun sedangkan tekanan darah semakin
meningkat pada usia 6 sampai 12 tahun. Persiapan remaja atau prapubertas yaitu
peroide yang dimulai menjelang akhir masa anak-anak pertengahan dan berakhir pada
b. Perkembangan psikososial
menurut Freud pada tahap periode laten, yaitu waktu tenang antara fase Odipus pada
masa anak-anak awal dan erotisisme masa remaja. Selama waktu ini, anak-anak
membina hubungan dengan teman sebaya sesama jenis dan didahului ketertarikan
Perkembangan psikososial menurut Erikson dalam Santrock (2007) yaitu berada pada
keterampilan dan berpartisipasi dalam pekerjaan dan berarti dan berguna secara
sosial. Pada awal masa anak-anak banyak mendapatkan pengalaman baru, pada saat
sekolah seseorang akan lebih bersemangat dan antusias untuk belajar dibandingkan
c. Perkembangan kognitif
dapat diungkapkan secara verbal ataupun simbolik. Tahap ini disebut dengan
operasional konkret oleh Piaget. Ketika anak mampu menggunakan proses berpikir
d. Perkembangan sosial
Pada masa sekolah anak-anak akan berinteraksi dan berhubungan dengan anak
lainnya. Klub dan kelompok teman sebaya merupakan salah satu karakteristik yang
menonjol pada masa usia sekolah. Hubungan sosial dan kerja sama dengan teman
sebaya merupakan salah satu agen sosialisasi terpenting dalam kehidupan anak
sekolah.
2.3 Pengetahuan
2.3.1 Definisi
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan ebagainya). Dengan
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Oleh karena itu, tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami (comprehension)
objek yang telah diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (application)
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
Menurut Petersen (2004), cara orang belajar itu berbeda-beda antara yang satu
intelektual, kemampuan konsentrasi, daya ingat, emosi, kepercayaan, nilai, dan status
sosial. Sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh diantaranya gaya mengajar guru,
lingkungan alamiah (kondisi udara), faktor instrumental (gedung sekolah, alat belajar,
peraturan sekolah, buku panduan), faktor materi (bahan yang akan diajarkan, metode
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain. Pengalaman
tentang bagaimana penatalaksanaan diare pada anak yang benar dan tepat.
b. Umur
Makin tua umur seseorang maka proses perkembangan mentalnya bertambah baik,
akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak
secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu, daya ingat seseorang
dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa
yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu mengingat atau menjelang
berkurang. Seorang ibu yang berumur 40 tahun pengetahuannya akan berbeda dengan
c. Tingkat Pendidikan
seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih
Seorang ibu yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih
tentang penatalaksanaan diare pada balita dibandingkan dengan ibu yang tingkat
informasi yang baik maka pengetahuan seseorang akan meningkat. Sumber informasi
koran dan buku. Walaupun seorang ibu berpendidikan rendah tetapi jika dia
memperoleh informasi tentang penatalaksanaan diare pada balita secara benar dan
e. Penghasilan
bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk menyediakan
f. Sosial Budaya
pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang terhadap sesuatu. Misalnya di daerah lain
seorang ibu mempunyai persepsi lain tentang cara merawat balita diare maka hal itu
Metode ini termasuk metode pendidikan kelompok besar dengan peserta pendidikan
kesehatan lebih dari 15 orang sampai dengan 50 orang dan metode ini baik untuk
ceramah juga juga merupakan penuturan materi secara lisan dan metode paling
kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli serta daya
paham peserta didik (Simamora, 2009). Menurut Depdiknas (2008) hal-hal yang
a. Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi yang akan
materi dengan sistematika yang baik. Ceramah akan lebih baik lagi kalau disusun
dalam diagram atau skema dan mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran misalnya:
b. Pelaksanaan
2) Langkah penyajian
harus menjaga perhatian peserta didik agar tetap terarah pada materi pembelajaran
kesehatan yang sudah dipahami dan dikuasai peserta didik. Ciptakan kegiatan-
4. Mudah dilaksanakan.
4. Bagi peserta didik dengan tipe belajar yang visual akan lebih sulit menerima
pelajaran dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki tipe belajar audio;
pendidikan yang pertama adalah tatkala dalam masyarakat tumbuh suatu profesi baru
yang disebut “guru” yang diberi tanggung jawab untuk melaksanakan pendidikan
mewakili orang tua. Dengan demikian, maka terjadi pergeseran peranan pendidikan,
maupun elektronis (Drs. Nana Sudjana dan Drs. Ahmad Rivai, 2003).
2.4.2 Metode Menggunakan Media
Media Audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga
mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai
ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih
baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama
dan kedua.
dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan
persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian. Yang didalamnya terdapat media
audio dan visual seperti televisi, headphone, video player, radio cassette, dan alat
menarik perhatian semua siswa. Hal ini diikuti dengan salinan logis keseluruhan
pemecahan.
a. Bersifat linear
Pendekatan yang berorientasi pada guru atau lembaga adalah sistem pendidikan yang
para guru dan staf lembaga pendidikan. Dalam sistem ini guru mengkomunikasikan
pengetahuannya kepada siswa dalam bentuk pokok bahasan dalam beberapa macam
bentuk silabus. Biasanya pembelajaran berlangsung dan selesai dalam jangka waktu
biasanya menggunakan metode ceramah dengan pertemuan tatap muka (face to face).
1. Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari
2. Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari
sumber yang berbeda. Misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya berasal
dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.
oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam
b. Media dengan daya liput terbatas oleh ruang dan tempat media ini dalam
penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film sound
slides film rangkai, yang harus menggunakan tempat tertutup dan gelap.
seorang diri. Termasuk media ini adalah modul berprogram dan pengajaran melalui
komputer.
2.4.2.2 Animasi
memaparkan atau menampilkan satu urutan gambar yang berubah sedikit demi sedikit
membolehkan sesuatu objek yang tetap atau static dapat bergerak dan kelihatan
berbagai media atau objek yang divariasikan dengan efek-efek dan filter, gerakan
transisi, suara-suara yang selaras dengan gerakan animasi tersebut. Animasi di dalam
sebuah aplikasi multimedia dapat menjanjikan suatu visual yang lebih dinamik serta
Animasi dapat berbentuk dua dimensi, tiga dimensi ataupun melalui pelbagai kesan
khas. Walaupun apa juga bentuk animasi yang digunakan, ia mampu menghasilkan
sesuatu yang dinamik dan bukannya statik. Walaupun demikian, proses penghasilan
kepakaran yang tinggi bagi tujuan penghasilan. Pakar animasi yang juga sering
dikenali sebagai animator diperlukan dalam jumlah yang banyak bagi menghasilkan
suatu animasi yang berkualiti tinggi. Animasi komputer melanjutkan grafik komputer
Animasi pada saat ini banyak dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan dalam
berbagai kegiatan dari mulai kegiatan santai sampai serius, dari mulai sebagai fungsi
manfaatnya sebagai perantara atau media yang digunakan untuk berbagai kebutuhan
Media Hiburan
Media Presentasi
Media Iklan/Promosi
Media Pelengkap
biasanya digarap dengan sangat serius karena sebagai produk dagangan yang
memiliki harga jual. Sebagai media hiburan, animasi digarap sebagai project.
Contoh :
Film
Video Klip
Games dll
Media Presentasi, Animasi digunakan untuk membuat menarik perhatian para auden
atau peserta presentasi terhadap materi yang disampaikan oleh presenter. Dengan
sedemikian rupa agar pemirsa atau penonton tertarik untuk membeli atau memiliki
atau mengikuti apa yang disampaikan dalam alur cerita dari animasi tersebut.
Contoh :
Iklan Produk
Penyuluhan Kesehatan
sesuatu yang rumit atau komplek atau sulit untuk dijelaskan dengan hanya gambar
atau kata-kata saja. Dengan kemampuan ini maka animasi dapat digunakan untuk
menjelaskan suatu materi yang secara nyata tidak dapat terlihat oleh mata, dengan
cara melakukan visualisasi maka materi yang dijelaskan dapat tergambarkan. Selain
itu animasi sebagai media Ilmu Pengetahuan dapat dijadikan sebagai perangkat ajar
yang siap kapan saja untuk mengajarkan materi yang telah dianimasikan, terutama
dengan adanya teknologi interaktif pada saat ini baik melalui perangkat komputer
Intruction.
Contoh :
Pembelajaran Fisika
Media Bantu/Tools, Animasi sebagai media bantu atau tools digunakan sebagai
perangkat penuntun atau petunjuk dalam melakukan sesuatu. Sebagai media bantu,
animasi akan terlihat menonjol atau memberikan daya tarik atau memunculkan focus
Contoh :
Media Pelengkap, Animasi digunakan sebagai pelengkap atau tambahan atau hiasan
pada suatu tampilan yang digunakan untuk mempercantik atau menarik pada objek
yang ditampilkan.
Contoh :
Tombol Animasi
Banner
Bingkai/Fram
Tulisan
(Setiadi, 2007). Hipotesis dalam penelitian ini (Ha) yaitu ada perbedaan tingkat
pengetahuan demam berdarah dengue dengan metode ceramah dan video animasi
KERANGKA TEORI
Pendidikan Kesehatan
Konsep DBD
1. Definisi
Metode Pembelajaran
2. Etiologi DBD
3. Morfologi tersier
nyamuk Aedes
1. Audio Visual 1. Seminar
Aegypti
2. Animasi 2. Loka Karya
4. Mekanisme 2. Animasi 3. Ceramah
3. Ceramah
Penularan DBD
5. Tanda dan Gejala
6. Pencegahan DBD Tingkat Pengetahuan
Perkembangan anak
usia sekolah:
1. Perkembangan
biologis
2. Perkembangan
psikososial Faktor-faktor yang Tingkatan pengetahuan
3. Perkembangan mempengaruhi pengetahuan: 1. Tahu (know)
kognitif 1. Pendidikan 2. Memahami
4. Perkembangan 2. Pekerjaan (comprehension)
sosial 3. Umur 3. Aplikasi
4. Minat (application)
5. Pengalaman 4. Analisis
6. Kebudayaan (analysis)
7. Informasi 5. Sintesis
(synthesis)
6. Evaluasi
(evaluation)
KERANGKA KONSEP
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Umur
3. Minat
4. Pengalaman
5. Kebudayaan
Informasi
Ceramah
Tingkat
Pendidikan Kesehatan Pengetahuan
Video DBD
Animasi
III. METODE PENELITIAN
ceramah dan video animasi pada anak usia 9-12 tahun di SDN 01 di Bandar
Lampung.
Pengukuran yang dilakukan sebelum intervensi (O1) disebut pretest. Pada Penelitian
metode yaitu: (1) metode ceramah dan (2) video animasi. Setelah dilakukan
O1 X O2
Gambar 3.1. Rancangan penelitian
Keterangan :
X : Perlakuan (intervensi)
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo,
2010). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh anak usia 9-12 tahun di SDN 01 di
kemampuan yang mewakilinya (Setiadi, 2007). Sampel dalam penelitian ini adalah
anak usia 9-12 tahun. Sugiyono (2011), bila sampel dibagi dalam kategori maka
(2010) untuk mengantisipasi kemungkinan responden terpilih yang drop out, loss to
follow-up, atau subjek yang tidak taat, sehingga perlu dilakukan koreksi besar sampel
dengan menambahkan subjek agar besar sampel tetap terpenuhi. Rumus perhitungan
30
n'=
(1−0,1)
Keterangan :
Besar sampel yang telah ditambah drop out 10% adalah 33 respoden penelitian untuk
60 responden anak usia 9-12 tahun di SDN 01 di Bandar Lampung, yang dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok metode ceramah sebanyak 30 responden dan
Penentuan metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non
tertentu yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan kriteria-kriteria yang sudah
responden dari perwakilan dari kelas 4, 5 dan 6 yang berada pada rentang usia 9-12
tahun. Responden penelitian tiap kelas diwakili oleh 10 responden yang terdiri dari 5
laki-laki dan 5 perempuan. Jadi, kelompok metode ceramah dan video animas
sebanyak 30 responden yang terdiri dari 10 anak dari kelas 4, 5 dan 6 dan jenis
Kriteria sampel atau subjek penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang harus dipenuhi oleh setiap anggota
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat
ini adalah:
1) Responden tidak masuk atau dalam keadaan sakit saat intervensi dilakukan; dan
sampai dengan penyusunan laporan akhir yang dimulai dari bulan Maret 2015 dan
diminta untuk memilih jawaban yang paling sesuai dan benar. Kuesioner penelitian
ini disusun sendiri oleh peneliti. Kuesioner tersebut meliputi karakteristik responden
2. Data sekunder diperoleh dari pencatatan dan dokumen yang ada pada sekolah,
ceramah dan video animasi tentang DBD. Rangkaian pelaksanaan kegiatan ini
dilakukan sesuai materi yang ada dan dialokasikan selama 4 kali pertemuan untuk
Peneliti mempersiapkan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan ini seperti
izin penelitian, koordinasi sekolah tempat kegiatan penelitian, materi dan media
pendidikan kesehatan. Peneliti meminta izin kepada kepala SDN 01 Bandar Lampung
untuk melaksanakan kegiatan penelitian pada hari Sabtu tanggal 14 September 2015
2. Tahap pelaksanaan
a. Tahap pertama
responden dari kelompok intervensi yaitu kelompok ceramah dan video animasi.
anak 9-12 tahun di SDN 01 Bandar Lampung yang telah dipilih sesuai kriteria
penelitian yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 September 2015 pada pukul
08.45-09.45 WIB.
b. Tahap kedua
Mempersiapkan yang akan digunakan dengan metode ceramah dan video animasi.
c. Tahap ketiga
menit). Adapun tahap dan alokasi waktu untuk metode ceramah sebagai berikut :
Kelompok metode ceramah dilakukan 2 kali pertemuan pada hari Senin tanggal 16
April 2015 pukul 08.45-09.30 WIB untuk sesi pertama untuk sesi ke-2 di ruang kelas
(1x45 menit).
Adapun tahap dan alokasi waktu untuk metode ceramah sebagai berikut :
Kelompok video animasi dilakukan 2 kali pertemuan pada hari Senin tanggal 16 April
2015 pukul 08.45-09.30 WIB untuk sesi pertama untuk sesi ke-2 di ruang kelas VA
d. Tahap keempat
penelitian. Intervensi pedidikan kesehatan dilaksanakan mulai dari hari Sabtu sampai
pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dan video animasi yang dilaksanakan
pada hari Kamis tanggal 19 September 2013 pada pukul 10.30-11.45 WIB di ruang
Alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner yang
digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan pencegahan DBD yang terdiri dari
definisi, penyebab, ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti, penularan dan pencegahan DBD.
Pertanyaan tersebut tersebar di C1 sampai C6 yang dapat dilihat pada tabel 3.2.
pertanyaan dengan kategori pertanyaan favorable jawaban “benar” diberi skor 2 dan
“salah” diberi skor 0 sedangkan untuk kategori unfavorable jawaban “benar” diberi
skor 0 dan jawaban “salah” diberi skor 2. Skor yang dihasilkan akan dikategorikan
Nursalam (2008) menyatakan bahwa hasil skoring dari jawaban pada daftar
Instrumen penelitian yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data merupakan
syarat untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Validitas sebuah
instrumen menyatakan yang harusnya dapat diukur, sebuah instrumen dikatan valid
jika instrumen mampu mengukur yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi
Uji coba validitas dan reliabilitas dilakukan minimal terhadap 20 responden agar
2012).. Uji validitas dan reliabilitas dilaksanakan pada tanggal 7 September 2015
pada pukul 09.00-10.00 WIB di kelas VB SDN 01 Bandar Lampung dengan jumlah
responden sebanyak 20 anak. Data yang diperoleh dari uji coba kuesioner tersebut
diolah menggunakan program SPSS 16.0 For Windows dengan penentuan validitas
Uji validitas instrumen penelitian yang digunakan adalah validitas konstruksi dengan
mengetahui nilai total setiap item pada analisis reliabilitas yang tercantum pada nilai
correlation corrected item. Suatu pertanyaan dikatakan valid atau bermakna sebagai
alat pengumpul data bila korelasi hasil hitung (r-hitung) lebih besar dari angka kritik
nilai korelasi (r-tabel), pada taraf signifikansi 95%. Nilai r-tabel dalam penelitian ini
kemaknaan 5% adalah sebesar 0,444, maka dikatakan valid, jika nilai r-hitung
variabel = 0,444 dikatakan valid, dan nilai r –hitung variabel < 0,444 dikatakan tidak
Teknik yang dipakai untuk menguji kuesioner penelitian, adalah teknik Alpha
Cronbach yaitu dengan menguji coba instrumen kepada sekelompok responden pada
satu kali pengukuran, juga pada taraf 95%. Jika nilai Alpha Cronbach > 0,6 maka
dikatakan reliabel, dan jika nilai Alpha Cronbach < 0,6 dikatakan tidak reliabel
(Riyanto, 2011).
3.7 Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau
data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan rumus
a. Editing / memeriksa
1) Variabel independen metode pendidikan kesehatan, terbagi atas dua kategori yaitu
pendidikan kesehatan metode ceramah diberi kode 1 dan pendidikan kesehatan video
pengetahuan kurang diberi kode 1, pengetahuan cukup diberi kode 2 dan pengetahuan
3) Sub variabel usia, terbagi atas dua kategori yaitu usia 9-10 tahun diberi kode 1 dan
5) Sub variabel kelas, terbagi atas tiga kategori yaitu kelas 4 diberi kode 1, kelas 5
c. Entry
Proses memasukkan data kedalam tabel dilakukan dengan program yang ada
sudah diberi kode, dikategori kemudian dimasukkan dalam tabel dengan cara
d.Cleaning
Data yang telah dimasukkan sudah benar sehingga tidak perlu untuk dilakukan proses
cleaning. Cleaning merupakan teknik atau kegiatan pembersihan data, data-data yang
tidak sesuai dengan kebutuhan akan dihapus (Setiadi, 2007). Apabila semua data dari
setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk
a. Analisa univariat
dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi. Analisa data univariat dilakukan
terhadap karakteristik dari responden yaitu umur, kelas dan jenis kelamin.
b. Analisa bivariat
Analisa bivariat yang bertujuan untuk menganalisis perbedaan tingkat pengetahuan
kesehatan yaitu metode ceramah dan video animasi menggunakan uji wilcoxon
matched pairs. Uji wilcoxon matched pairs digunakan untuk menguji komparatif dua
menggunakan uji wilcoxon yaitu (1) Pengujian non-parametrik; (2) Distribusi data
tidak harus normal; (3) Membandingkan antara dua kelompok data yang saling
berhubungan (4) Skala data berbentuk ordinal, interval dan rasio. Taraf kesalahan (a)
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05. Analisa statistik dari uji wilcoxon
2) Bila nilai p = a, Ho gagal ditolak, berarti t idak ada perbedaan yang bermakna
(ANA) dalam Potter & Perry (2005) etika penelitian yang harus dilakukan oleh
a. Informed consent
Subjek penelitian memiliki hak untuk: (1) informasi terkait penelitian mengenai
penelitian, (2) memahami peneliti dan tindakan yang akan dilakukan, dan (3)
dan memberikan izin (consent) yaitu hak untuk menarik diri dari penelitian. Lembar
ini diberikan kepada responden sebelum melakukan data penelitian, apabila bersedia
maka akan dijadikan subjek dalam penelitian. Pada penelitian ini peneliti
responden penelitian.
b. Kerahasiaan (confidentially)
bentuk apapun untuk tidak diekspos oleh publik selain tim penelitian. Penelitian ini
c. Anonim (anonymity)
Anonim atau tanpa nama, peneliti menjamin kerahasiaan identitas dari responden.
Nama responden dirahasiakan dan hanya terdapat inisial atau kode yang dibuat oleh
peneliti untuk memudahkan proses pengolahana data. Proses pengolahan data dan
responden.
d. Berkeadilan
Setiap orang harus diperlakukan sama berdasarkan moral, martabat, dan hak asasi
manusia. Hak dan kewajiban peneliti maupun subjek penelitian harus seimbang.
Keadilan pada penelitian ini yaitu setiap responden diberikan waktu pengerjaan soal
sama oleh peneliti dan tidak memberikan perlakuan yang istimewa saat intervensi
dilaksanakan.
e. Kemanfaatan
Penelitian dilakukan apabila memberikan manfaat yang diperoleh lebih besar
daripada dampak negatif yang akan terjadi. Penelitian tidak boleh membahayakan dan
subjek penelitian. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi responden penelitian yaitu
responden penelitian mengetahui tentang DBD dan pencegahan DBD sehingga dapat
mengubah perilaku kurang sehat menjadi perilaku sehat dan diharapkan angka