Você está na página 1de 2

Nama: Adrian Prasetya Sudjono

NIM: 07120120010
Topic: Overpopulation Causes Poverty and Poor Health (Pertentangan)

Kemiskinan dan kualitas kesehatan yang buruk tidak disebabkan oleh


kepadatan penduduk di suatu daerah. Beberapa sumber seringkali berpendapat bahwa
jumlah penduduk yang berlebihan adalah penyebab utama kemiskinan dan kualitas
kesehatan yang buruk, dimana daya saing atas lapangan pekerjaan dan sumber daya
yang mendukung kehidupan rakyat menjadi lebih berat, dan menurut mereka,
akhirnya banyak keluarga tidak dapat menyokong kehidupannya. Hal ini masih dapat
‘digugat’ oleh beberapa hal, dan penyebab utama adalah gaya hidup masyarakat itu
sendiri.
Di kota besar suatu negara maju, tak peduli daerah padat atau tidak, masih
terdapat banyak rakyat yang dikategorikan miskin dan tidak sehat. Seseorang dapat
dinyatakan miskin apabila ia tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok yang sangatlah
penting untuk dapat bertahan hidup, yaitu kebutuhan pangan, sandang, dan papan.
Rakyat akan dikategorikan tidak sehat apabila kondisi tubuhnya menganggu
produktivitasnya. Di dunia yang sudah terstruktur ini, tentu kehidupan bermasyarakat
menjadi lebih mudah, hampir seluruh kebutuhan didasari oleh satu benda yaitu uang
sebagai alat tukar, sehingga keadilan dalam transaksi lebih mudah dipantau. Tetapi
gaya hidup masyarakat yang kurang baik menyebabkan mereka tak mampu
mencukupi kebutuhan mereka. Salah satu kebiasaan buruk manusia adalah
ketidakmampuan mereka dalam mengelola uang dan keserakahan akan benda.
Apabila kita lihat di daerah Pluit di Jakarta, maka kita dapat melihat banyak
rumah yang berjejeran padat, di tepi sungai Jakarta yang sudah tercemar, dan bahkan
ada yang menyimpang ke jalan raya. Tempat mereka tinggal tersebut tidak dapat
disebut sebagai rumah yang memadai. Bakteri dan polusi ‘mencemari’ makanan yang
mereka makan, dan akibatnya mereka mudah sakit sehingga tak dapat bekerja dengan
produktif. Namun, tak disangka bahwa jutaan warga yang tinggal di rumah yang tidak
layak itu, ternyata memiliki banyak perabotan elektronik, telepon genggam, dan
benda penghibur lainnya. Mereka mengaku lebih senang jika dapat memiliki barang-
barang yang sedang trend di masyarakat atau kendaraan pribadi daripada kebutuhan
pokok pangan, sandang, ataupun papan yang layak untuk kehidupan mereka sendiri,
karena hal tersebut dapat membuat mereka terpandang di masyarakat.

Uang dan harta masyarakat banyak terpakai sia-sia karena mereka tidak
mengerti mana yang lebih penting bagi mereka, apalagi bagi mereka yang tinggal di
kota metropolitan. Contohnya, menurut mereka pulsa adalah kebutuhan yang lebih
mendesak daripada makanan sehari-hari. Hal ini sama dengan mereka lebih
mementingkan status sosial daripada hidup mereka. Oleh karena itu, mereka jatuh
miskin, dan karena tak dapat memenuhi kebutuhan dan hidup yang sehat, mereka
jatuh sakit. Terdapat 295 puskesmas di kota metropolitan Jakarta, yang setiap harinya
melayani ribuan pasien. Dari berbagai kelompok umur yang kebanyakan darinya
kekurangan gizi. Rakyat kemudian mereka menyalahkan pemerintah karena tak
mampu menyelsaikan masalah yang mereka mulai sendiri.
Apabila kemiskinan dan kesehatan masyarakat mau ditingkatkan, masyarakat
sendiri harus merubah pola hidup mereka dan tahu mana kebutuhan yang perlu
didahulukan, dan tahu batas kemampuan mereka agar tidak tinggal di daerah mahal.

Source:
 http://news.detik.com/read/2011/08/03/184057
 http://darihalbiasa.blogspot.com/2012/07/ketidakpuasan.html
 http://sosbud.kompasiana.com/2011/08/20/jakarta-kota-bercampurnya-
kemakmuran-dan-kemiskinan

Você também pode gostar