Você está na página 1de 10

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini akan mengenai Hubungan Karakteristik kepribadian remaja

dengan perilaku merokok di SMP Negeri 1 Kalisat Kabupaten Jember 2017.

Setelah dilakukan analisa data secara statistik dengan metode korelasi spearman

rho’ dari hasil penelitian, maka dapat dilakukan pembahasan sebagai berikut.

A. Interpretasi Hasil dan Diskusi Hasil

1. Identifikasi Karakteristik kepribadian remaja di SMP Negeri 1

Kalisat Kabupaten Jember 2017.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menyebutkan

bahwa sebanyak 21 siswa (67.7%) mimiliki riwayat karakteristik

kepribadian ekstrovet. Menunjukkan bahwa hasil uji statistik diperoleh p

value < p alpha (0.003 < 0.05) yang artinya H1 diterima dengan

interpretasi nilai r sebesar 0.521, dan nilai r tersebut diinterpretasikan

memiliki pengaruh yang kuat antara Karakteristik kepribadian remaja

dengan perilaku merokok di SMP Negeri 1 Kalisat Kabupaten Jember

2017.

Terdapat berbagai definisi atau pengertian mengenai kepribadian menurut

Kusumanto Setyonegroho mengatakan kepribadian adalah ekspresi keluar

dari pengetahuan dan perasaan yang dialami secara subyektif oleh

seseorang. Ada juga definisi mengemukakan bahwa kepribadian ialah pola

41
42

perilaku yang khas bagi seseorang yang menyebabkan orang itu dapat

dikenal dari pola perilakunya (Maramis, 2009).

Istilah ekstrovert dan introvert asal mulanya berasal dari Jung. menurut

Jung, ekstrovert adalah orang yang pandangannya obyektif dan tidak

pribadi, sedang introverst adalah orang yang pandangannya subyektif dan

individualis. Konsep Eysenck mengenai ekstrovert dan introversi lebih

dekat dengan pemakaian istilah itu secara popular (Alwisol, 2007). Salah

satu ciri orang-orang dengan tipe kepribadian ekstrovert memiliki

kecenderungan untuk berspekulasi dengan sembrono pada situasi yang

belum dikenal dan mereka cenderung untuk cepat melakukan tindakan

tanpa pertimbangan yang matang. Sesuai dengan ciri-ciri tersebut ketika

menentukan sikap terhadap merokok orang-orang dengan tipe kepribadian

ekstrovert cenderung untuk sembrono dan tidak mempertimbangkannya

dengan matang terlebih dahulu. Sedangkan orang-orang dengan tipe

kepribadian introvert memiliki karakteristik pikiran, perasaan dan

tindakannya ditentukan oleh faktor subjektif, adaptasi dengan dunia luar

kurang baik, jiwanya tertutup, sukar bergaul, dan sulit berhubungan

dengan orang lain. Penelitian yang lain menyebutkan bahwa faktor paling

dominan yang mempengaruhi sikap merokok pada remaja adalah teman

sebaya, kemungkinan menjadi penyebab lebih banyak responden dengan

tipe kepribadian ekstrovert yang memiliki sikap negatif daripada

responden dengan tipe kepribadian ekstrovert dengan sikap positif

terhadap merokok. Dalam menentukan sikap terhadap merokok orang-

orang dengan tipe kepribadian introvert tentunya akan cenderung untuk


43

lebih berhati-hati dan penuh perhitungan dengan mempertimbangkan

dampak yang dimiliki (Setyowati, T. Julianty, P. Kristanti, Ch.M, 2005).

Remaja atau adolescence berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti

tumbuh menjadi dewasa (Hurlock, 2012). Secara psikologis masa remaja

adalah sebuah masa dimana individu berperan bersama masyarakat

dewasa, dimana pada usia ini anak sudah tidak lagi merasa di bawah

tingkat orang-orang yang lebih tua, anak sudah mulai merasa dalam

tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak (Piaget

dalam Hurlock, 2012). Menurut Hurlock (2012), masa remaja merupakan

masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, di mulai saat anak

secara seksual matang dan berakhir saar ia mencapai usia matang secara

hukum.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Setyowati, T. Julianty, P. Kristanti, Ch.M, 2005) yang menyebutkan

bahwa kepribadian ekstrovert cenderung untuk cepat melakukan tindakan

tanpa pertimbangan yang matang. Sesuai dengan ciri-ciri tersebut ketika

menentukan sikap terhadap merokok orang-orang dengan tipe kepribadian

ekstrovert cenderung untuk sembrono dan tidak mempertimbangkannya

dengan matang terlebih dahulu.

Menurut peneliti ada hubungan yang kuat antara karakteristik kepribadian

remaja dengan perilaku merokok di SMP Negeri 1 Kalisat Kabupaten

Jember . Hal ini di hubungkan dengan beberapa faktor umur karena pada

usia remaja diinterpretasikan dimana masa yang mudah terpengaruh, mulai


44

mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan

mudah terangsang secara erotis. Kepekaan yang berlebihan ini ditambah

dengan berkurangnya pengendalian terhadap ego, menyebabkan remaja

sulit mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa.

2. Identifikasi perilaku merokok di SMP Negeri 1 Kalisat Kabupaten

Jember 2017

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menyebutkan

bahwa sebanyak 22 siswa (71%) memiliki motivasi kuat untuk merokok.

Menunjukkan bahwa hasil uji statistik diperoleh p value < p alpha (0.003

< 0.05) yang artinya H1 diterima dengan interpretasi nilai r sebesar 0.521,

dan nilai r tersebut diinterpretasikan memiliki pengaruh yang kuat antara

Karakteristik kepribadian remaja dengan perilaku merokok di SMP

Negeri 1 Kalisat Kabupaten Jember 2017.

Perilaku merokok disebut juga sebagai menghisap rokok, sedangkan rokok

adalah gulungan tembakau yang berbalut daun nipah atau kertas. Perilaku

merokok adalah aktivitas seseorang yang merupakan respons orang

tersebut terhadap rangsangan dari luar yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi seseorang untuk merokok dan dapat diamati secara

langsung. Asap rokok selain merugikan diri sendiri juga dapat berakibat

bagi orang-orang lain di sekitarnya. Kerugian bagi diri sendiri antara lain

menyebabkan kecanduan, keracunan, bahkan kematian (Kuncoro, 2007).


45

Di mulainya perilaku merokok pada remaja, dipengaruhi oleh beberapa

indikator penting. Lingkungan masyarakat, teman seusia yang juga

merokok, juga keluarga dapat menjadi penyebab seseorang mulai merokok

pada usia remaja. Meskipun mereka telah memiliki pengetahuan mengenai

bahaya dan dampak merokok pada kesehatannya, nyatanya itu tidak

mengurangi jumlah perokok aktif pada remaja. Bahaya merokok terhadap

remaja yang terutama adalah terhadap fisiknya seperti rokok pada

dasarnya merupakan pabrik bahan kimia yang berbahaya. Saat batang

rokok terbakar maka asapnya menguraikan sekitar 4000 zat kimia dengan

3 komponen utama yaitu: nikotin yang menyebabkan ketergantungan atau

adiksi yang bersifat karsinoganik, karbon monoksida yang aktifitasnya

sangat kuat terhadap hemoglobin, sehingga kadar oksigen di darah

berkurang dan 20 macam diantaranya adalah racun yang mematikan

(Hartini et al., 2014). WHO mempekirakan angka kematian akibat rokok

tahun 2030 akan mencapai 10 juta pertahunnya dan 70% terjadi di negara-

negara berkembang. Penyebab kematian terbanyak adalah penyakit stroke,

jantung koroner, serta kanker trakhea, bronkhus, dan paru. Pada tahun

2010 total kematian akibat mengkonsumsi rokok mencapai 190.260 jiwa.

Sebanyak 50% dari orang yang terkena penyakit terkait rokok mengalami

kematian dini (Depkes, 2012).

Faktor– faktor yang mempengaruhi sikap merokok pada anak antara lain

faktor orang tua, selain masalah kesehatan, orang tua juga memberi contoh

yang tidak baik bagi anak-anaknya. Faktor internal adalah aktor

kepribadian merupakan faktor yang mendorong dari dalam untuk merokok


46

biasanya rasa ingin tahu, untuk kesenangan, untuk menghilangkan

kesepian, ketegangan dan membebaskan diri dari kebosanan (Sani, 2013).

Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat-sifat yang

khas dikaitkan dengan diri seseorang. Kepribadian berasal dari bentukan

bentukan yang diterima seseorang dari lingkungan, misalnya keluarga

pada masa kecil, juga bawaan-bawaan yang dibawa sejak lahir.

Kepribadian merupakan campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis,

kejiwaan dan juga yang bersifat fisik (Gunadi,2007). Harjanto (2008)

dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor yang

menjadi alasan remaja merokok, salah satunya adalah faktor kepribadian.

Carl Gustav Jung membagi tipe kepribadian menjadi ekstrovert dan

introvert.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Harjanto (2008) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa terdapat

beberapa faktor yang menjadi alasan remaja merokok, salah satunya

adalah faktor kepribadian. Carl Gustav Jung membagi tipe kepribadian

menjadi ekstrovert dan introvert.

Menurut peneliti ada hubungan yang kuat perilaku merokok di SMP

Negeri 1 Kalisat. Hal ini, dihubungkan dengan masa remaja memiliki rasa

ingin tahu yang tinggi sehingga remaja ingin mencoba sesuatu yang belum

diketahuinya. Peneliti juga berasumsi bawasannya terdapat faktor usia

yang juga berpengaruh terhadap perilaku merokok, semakin rendah usia


47

seseorang maka tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok masih

kurang.

3. Analisa Hubungan Karakteristik kepribadian remaja dengan

perilaku merokok di SMP Negeri 1 Kalisat Kabupaten Jember

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menyebutkan

bahwa sebanyak 21 siswa (67.7%) mimiliki riwayat karakteristik

kepribadian ekstrovet sedangkan hasil penelitian perilaku merokok

menyebutkan bahwa sebanyak 22 siswa (71%) memiliki motivasi kuat

untuk merokok. Hasil uji statistik diperoleh p value < p alpha (0.003 <

0.05) yang artinya H1 diterima dengan interpretasi nilai r sebesar 0.521,

dan nilai r tersebut diinterpretasikan memiliki pengaruh yang kuat antara

Karakteristik kepribadian remaja dengan perilaku merokok di SMP

Negeri 1 Kalisat Kabupaten Jember 2017.

Terdapat berbagai definisi atau pengertian mengenai kepribadian menurut

Kusumanto Setyonegroho mengatakan kepribadian adalah ekspresi keluar

dari pengetahuan dan perasaan yang dialami secara subyektif oleh

seseorang. Ada juga definisi mengemukakan bahwa kepribadian ialah pola

perilaku yang khas bagi seseorang yang menyebabkan orang itu dapat

dikenal dari pola perilakunya (Maramis, 2009).

Kepribadian ekstrovert memiliki kecenderungan untuk berspekulasi

dengan sembrono pada situasi yang belum dikenal dan mereka cenderung

untuk cepat melakukan tindakan tanpa pertimbangan yang matang. Sesuai


48

dengan ciri-ciri tersebut ketika menentukan sikap terhadap merokok

orang-orang dengan tipe kepribadian ekstrovert cenderung untuk

sembrono dan tidak mempertimbangkannya dengan matang terlebih

dahulu. Sedangkan orang-orang dengan tipe kepribadian introvert

memiliki karakteristik pikiran, perasaan dan tindakannya ditentukan oleh

faktor subjektif, adaptasi dengan dunia luar kurang baik, jiwanya tertutup,

sukar bergaul, dan sulit berhubungan dengan orang lain. Penelitian yang

lain menyebutkan bahwa faktor paling dominan yang mempengaruhi sikap

merokok pada remaja adalah teman sebaya, kemungkinan menjadi

penyebab lebih banyak responden dengan tipe kepribadian ekstrovert yang

memiliki sikap negatif daripada responden dengan tipe kepribadian

ekstrovert dengan sikap positif terhadap merokok. Dalam menentukan

sikap terhadap merokok orang-orang dengan tipe kepribadian introvert

tentunya akan cenderung untuk lebih berhati-hati dan penuh perhitungan

dengan mempertimbangkan dampak yang dimiliki (Setyowati, T. Julianty,

P. Kristanti, Ch.M, 2005).

Remaja atau adolescence berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti

tumbuh menjadi dewasa (Hurlock, 2012). Secara psikologis masa remaja

adalah sebuah masa dimana individu berperan bersama masyarakat

dewasa, dimana pada usia ini anak sudah tidak lagi merasa di bawah

tingkat orang-orang yang lebih tua, anak sudah mulai merasa dalam

tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak (Piaget

dalam Hurlock, 2012). Menurut Hurlock (2012), masa remaja merupakan

masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, di mulai saat anak
49

secara seksual matang dan berakhir saar ia mencapai usia matang secara

hukum.

Perilaku merokok disebut juga sebagai menghisap rokok, sedangkan rokok

adalah gulungan tembakau yang berbalut daun nipah atau kertas. Perilaku

merokok adalah aktivitas seseorang yang merupakan respons orang

tersebut terhadap rangsangan dari luar yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi seseorang untuk merokok dan dapat diamati secara

langsung. Asap rokok selain merugikan diri sendiri juga dapat berakibat

bagi orang-orang lain di sekitarnya. Kerugian bagi diri sendiri antara lain

menyebabkan kecanduan, keracunan, bahkan kematian (Kuncoro, 2007).

Perilaku merokok adalah aktivitas seseorang yang merupakan respons

orang tersebut terhadap rangsangan dari luar yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi seseorang untuk merokok dan dapat diamati secara

langsung (Kuncoro, 2007).

B. Keterbatasan Penelitian

1. Pengumpulan data

Pengisian kuesioner sebagian besar dipandu oleh peneliti, sehingga

responden membutuhkan pengarahan yang cukup jelas.

2. Responden

Responden belum paham maksud dari isi kuesioner tersebut sehingga

peneliti menjelaskan lebih detail kepada responden.


50

C. Implikasi Keperawatan

Teman adalah kawan, sahabat yamg selalu menemani berbagai keadaan

baik sukar maupun bahagia. Pengertian sebaya yaitu sama umurnya,

sejajar atau seimbang contohnya bermain dengan teman satu kelasnya.

Teman sebaya disebut juga peer group.“ peer yaitu teman-teman yang

sesuai dan sejenis perkumpulan atau kelompok puber yang mempunyai

sifat tertentu perilaku merokok merupakan hal yang biasa di jumpai.

Perokok berasal dari berbagai kelas sosial dan kelompok umur yang

berbeda. Hal ini mungkin di sebabkan karena rokok dengan mudah dan

dapat di peroleh dimanapun dan kapanpun perilaku merokok disebut juga

sebagai menghisap rokok.

Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan. Peranan perawat kesehatan

dalam memberikan penyuluhan kesehatan yang bersifat umum dan

klasikal atau secara tidak langsung sewaktu melakukan perawatan

kesehatan serta melihat respon yang diberikan klien sehingga tidak hanya

berfokus pada tindakan keperawatan yang dilakukan (Yuliana, 2009)

perawat perlu memberikan pemahaman pada teman sebaya untuk selalu

memberikan dukungan yang positif kepada remaja di RW 1 Dusun Krajan

Jenggawah . Dukungan tersebut dapat berupa penjelasan dan serta

pendidikan kesehatan yang dapat memberikan dampak positif bagi

kesehatan remaja-remaja di RW 1 Dusun Krajan Jenggawah.

Você também pode gostar