Você está na página 1de 18

PENGARUH LAYANAN KONSELING REALITA TERHADAP

PEMBENTUKAN KARAKTER BERMARTABAT PADA


PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 1 BALAPULANG
KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN
2013/2014

JURNAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Rangka Penyelesaian Studi
Strata Satu untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
AYU RISMANASARI
NPM 1110500030

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2014
PENGARUH LAYANAN KONSELING REALITA TERHADAP
PEMBENTUKAN KARAKTER BERMARTABAT PADA
PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 1 BALAPULANG
KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN
2013/2014

Dr. Hj. Sitti Hartinah DS, MM


Drs. Soebianto, M.Pd
Ayu Rismanasari

ABSTRAK

Layanan konseling realita mempunyai pengaruh dalam pembentukan karakter


bermartabat pada peserta didik. Permasalahan utamanya adalah bagaimanakah
pengaruh layanan konseling realita terhadap pembentukan karakter bermartabat
pada peserta didik kelas XI SMA N 1 Balapulang? Tujuannya adalah untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh layanan konseling realita terhadap
pembentukan karakter bermartabat pada peserta didik kelas XI SMA N 1
Balapulang Kabupaten Tegal.
Populasi yang telah ditetapkan berjumlah 35 peserta didik yang memiliki
karakteristik yang telah ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah angket, wawancara, dan dokumentasi. Uji validitas dengan rumus Korelasi
Product Moment, sedangkan uji reliabilitas dengan rumus Korelasi Spearman-
Brown. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif persentase dan
analisis Korelasi Product Moment.

BAB I kognitif saja, pola pembelajaran


PENDAHULUAN guru yang monoton, dan pengaruh
lingkungan dari luar. Pada mulanya
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan era global tuntutan sekolah ingin menjadikan
dewasa ini banyak ditemukan di peserta didik mampu
berbagai media bahwa karakter anak mengembangkan potensinya untuk
mengalami kemerosotan yang tajam. memiliki kecerdasan, kepribadian,
Merosotnya karakter pada peserta dan akhlak mulia.
Salah satu karakter yang harus
didik disebabkan karena rendahnya
dikembangkan oleh peserta didik
mutu pendidikan, pola pendidikan
adalah karakter bermartabat. Pada
yang melihat hanya dari segi
saat sekarang ini sekolah telah konseling di sekolah sudah
mengupayakan agar peserta didik terlaksana dengan baik, tetapi untuk
dapat memiliki karakter pemberian layanan konseling realita
bermartabat. Akan tetapi, pada di sekolah tersebut masih belum
kenyataannya peserta didik belum terealisasi dengan baik. Dalam hal
dapat memiliki dan menampilkan ini, layanan konseling realita ada
karakter bermartabat yang kecenderungan yang cocok untuk
diharapkan oleh sekolah seperti dipakai ketika menemui masalah
kurang menghargai dan mengenai karakter peserta didik,
menghormati orang lain, kurang karena pembentukan karakter
mengendalikan diri dalam bertindak, nantinya akan dapat direalisasikan
dan tidak mampu melakukan dalam kehidupan nyata di
komunikasi secara efektif. masyarakat.
Berdasarkan latar belakang
Mendengar hal tersebut, guru BK
masalah yang telah diuraikan di
melakukan konseling individu
atas, maka penulis melakukan
terhadap peserta didik kelas XI yang
penelitian dengan judul “Pengaruh
kurang bermartabat. Akan tetapi,
Layanan Konseling Realita
setelah layanan konseling individu
Terhadap Pembentukan Karakter
diberikan, peserta didik tersebut
Bermartabat pada Peserta Didik
masih tetap menunjukan tingkah
Kelas XI SMA N 1 Balapulang
laku yang kurang bermartabat.
Dengan demikian, karena Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran
masalah tersebut tidak bisa 2013/2014”.
ditangani dengan konseling
B. Identifikasi Masalah
individu, maka saya sebagai peneliti
Identifikasi masalah dalam
mengambil tindakan dengan
penelitian ini adalah berikut:
memberikan layanan bimbingan dan
a. Banyak dijumpai peserta didik
konseling melalui pendekatan
kelas XI yang terindikasikan
layanan konseling realita. Sesuai
memiliki karakter yang kurang
hasil wawancara dengan guru BK,
bermartabat salah satunya adalah
pelaksanaan layanan bimbingan
kurang menghargai dan dalam melaksanakan tugas, dan
menghormati orang lain communication atau kemampuan
b. Banyak dijumpai peserta didik
berkomunikasi efektif
kelas XI dalam proses belajar
D. Rumusan Masalah
mengajar menggunakan bahasa
Rumusan masalah dalam
dan perlakuan yang kurang etis
penelitian ini adalah sebagai berikut:
terhadap guru a. Bagaimanakah layanan konseling
c. Banyaknya masalah tersebut
realita yang dilakukan guru BK
karena belum dilakukan layanan
kepada peserta didik kelas XI
bimbingan dan konseling secara
SMA N 1 Balapulang Kabupaten
memadai
Tegal Tahun Pelajaran
C. Pembatasan Masalah 2013/2014?
b. Bagaimanakah keadaan karakter
Pada penelitian ini penulis
bermartabat pada peserta didik
membatasi permasalahan yang akan
kelas XI SMA N 1 Balapulang
diteliti pada:
a. Layanan konseling realita kabupaten Tegal Tahun Pelajaran
Dalam penelitian ini layanan
2013/2014?
konseling realita adalah model c. Bagaimanakah pengaruh layanan
layanan yang akan dikembangkan konseling realita terhadap
oleh guru BK untuk menangani pembentukan karakter
masalah-masalah mengenai bermartabat pada peserta didik
karakter bermartabat. kelas XI SMA N 1 Balapulang
b. Karakter bermartabat
Kabupaten Tegal tahun pelajaran
Karakter bermartabat dalam
2013/2014?
penelitian ini merupakan karakter d. Berapakah besar kontribusi
yang mempunyai kualitas, antara layanan konseling realita
lain memiliki courage atau terhadap pembentukan karakter
keberanian dalam melaksanakan bermartabat pada peserta didik
tindakan, memiliki care atau kelas XI SMA N 1 Balapulang
kepedulian terhadap tugas, Kabupaten Tegal tahun pelajaran
optimis terhadap masa depan, 2013/2014?
kemampuan mengendalikan diri
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini 2. Manfaat Praktik
1) Bagi Sekolah
adalah untuk mengetahui:
Hasil penelitian ini dapat
a. Layanan konseling realita yang
dijadikan sebagai bahan
dilakukan guru BK kepada
informasi bagi sekolah agar
peserta didik kelas XI SMA N
nantinya sekolah mampu
1 Balapulang Kabupaten Tegal
meredesain layanan konseling
Tahun Pelajaran 2013/2014
b. Keadaan karakter bermartabat yang dilakukan
pada peserta didik kelas XI 2) Bagi Guru BK
SMA N 1 Balapulang Diharapkan dapat memberi
kabupaten Tegal Tahun masukan bagi guru BK untuk
Pelajaran 2013/2014 dapat memberikan layanan
c. Ada tidaknya pengaruh layanan
bimbingan dan konseling
konseling realita terhadap
khususnya layanan konseling
pembentukan karakter
realita pada peserta didik.
bermartabat pada peserta didik 3) Bagi Peserta Didik
Diharapkan peserta didik
kelas XI SMA N 1 Balapulang
dapat mengetahui bagaimana
Kabupaten Tegal Tahun
caranya agar dapat
Pelajaran 2013/2014
d. Besar kontribusi layanan membentuk karakter
konseling realita terhadap bermartabat sehingga dapat
pembentukan karakter berperilaku sesuai dengan
bermartabat pada peserta didik karakter bermartabat.
kelas XI SMA N 1 Balapulang
BAB II
Kabupaten Tegal tahun TINJAUAN TEORETIK,
pelajaran 2013/2014 KERANGKA BERPIKIR, DAN
F. Manfaat Penelitian HIPOTESIS
1. Manfaat Teoretik
Hasil penelitian ini dapat A. Tinjuan Teoretik
1. Pengertian Karakter Bermartabat
menambah khasanah baru
Karakter merupakan
mengenai layanan konseling
penampilan moralitas
realita dan pembentukan karakter
kepribadian secara paripurna
bermartabat pada peserta didik.
menurut timbangan keutuhan 2. Pembentukan Karakter
nilai yang mencakup aspek Bermartabat
Menurut Klann dalam
emosional, intelektual, moral,
(Surya, 2012:5), pola-pola
dan spiritual.
Menurut Wisniewski dan pembangunan karakter
Miller dalam (Surya, 2012:5) dilaksanakan melalui model lima
menyebutkan bahwa karakter “E” yaitu:
1. Example yaitu Model-model
dipandang sebagai suatu
peran atau sumber keteladanan
hubungan timbal balik yang sehat
2. Experience yaitu pengalaman
antara diri (self) dengan tiga hal
yang dihayati secara sadar
yang pasti ada yaitu lingkungan
sehingga mencapai taraf
internal (diri), lingkungan
perkembangan sosial-
eksternal (orang lain dan
psikologis
lingkungan fisik), dan lingkungan 3. Education yaitu memberikan
spiritual (sesuatu yang maha pendidikan dan pelatihan baik
besar dan abadi dari diri). formal maupun nonformal
Martabat berarti tingkat harkat yang sejalan dengan
kemanusiaan, harga diri. pembentukan karakter
4. Environment yaitu
Bermartabat berarti mempunyai
mengembangkan lingkungan
sikap sebagai pribadi yang bisa
kondusif yang dapat
menampilkan harga diri yang
menginternalisasikan nilai-
baik untuk diri sendiri sendiri,
nilai landasan karakter
masyarakat, maupun bangsa, dan
5. Evaluation yaitu senantiasa
negara.
melakukan penilaian diri dan
Jadi karakter bermartabat
perbaikan secara
merupakan pola tingkah laku
berkesinambungan demi
seseorang yang menampilkan
penyempurnaan karakter
citra dan moralitas kepribadian
3. Pengertian Konseling Realita
dengan menunjukkan harga diri Menurut Glasser dalam
yang baik untuk diri sendiri, (Winkel dan Hastuti, 2006:459),
masyarakat, maupun bangsa dan konseling realita adalah layanan
negara. konseling yang memfokuskan
perhatian pada perilaku seseorang (http://akhmadsudrajat.wordp
pada saat sekarang dengan ress.com/2008/07/14/terapi-
menitikberatkan tanggung jawab realitas/)
yang dipikul setiap orang untuk
5. Peran Konselor dalam Konseling
berperilaku sesuai dengan realitas
Realita
atau kenyataan yang dihadapi. Menurut Glasser dalam
4. Tujuan Konseling Realita
(Fauzan, 2004:37) ketika
1. Menolong individu agar
memberikan layanan konseling
mampu mengurus diri sendiri,
realita, konselor hendaknya dapat
supaya dapat menentukan dan
memainkan fungsi sebagai
melaksanakan perilaku dalam
berikut:
bentuk nyata. 1. Sebagai motivator
2. Mendorong konseli agar 2. Sebagai penyalur tanggung
berani bertanggung jawab jawab
serta memikul segala resiko 3. Berperan sebagai moralist
4. Sebagai guru
yang ada, sesuai dengan 5. Sebagai pengikat janji
kemampuan dan keinginannya 6. Proses Konseling Realita
Menurut Glasser dalam
dalam perkembangan dan
(Latipun, 2010:104) prosedur
pertumbuhannya.
3. Mengembangkan rencana- konseling realitas ada delapan

rencana nyata dan realistik tahap yaitu sebagai berikut:


1. Berfokus pada personal,
dalam mencapai tujuan yang
mengkomunikasikan perhatian
telah ditetapkan.
4. Perilaku yang sukses dapat konselor kepada klien
2. Berfokus pada perilaku bukan
dihubungkan dengan
kepada perasaan dan sikap
pencapaian kepribadian yang 3. Berfokus pada saat ini, tidak
sukses, yang dicapai dengan perlu melihat masa lalu klien
menanamkan nilai-nilai 4. Klien perlu menilai kualitas

adanya keinginan individu perilakunya sendiri


5. Merencanakan tindakan yang
untuk mengubahnya sendiri.
5. Terapi ditekankan pada bertanggung jawab
6. Komitmen
disiplin dan tanggung jawab
atas kesadaran sendiri.
7. konselor menolak alasan
kegagalan yang dikemukakan
klien
8. Menghilangkan hukuman

B. Kerangka Berpikir
Cara yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan karakter
bermartabat yaitu dengan pemberian
layanan konseling realita karena
karakter bermartabat hanya bisa
terbentuk melalui perbuatan nyata C. Hipotesis
yang diwujudkan dalam perilaku a.
budi baik dan prestasi yang “Hk” adalah hipotesis kerja yang
menimbulkan rasa hormat. berbunyi “Ada pengaruh positif
Diharapkan setelah mendapatkan dan signifikan layanan konseling
layanan konseling realita maka realita terhadap pembentukan
karakter yang dimiliki peserta didik karakter bermartabat pada peserta
menjadi lebih bermartabat. Dengan didik kelas XI SMA N 1
demikian semakin baik layanan Balapulang kabupaten Tegal
konseling realita yang diberikan Tahun Pelajaran 2013/2014”.
b.
kepada peserta didik, maka karakter
“Ho” adalah hipotesis nihil yang
peserta didik tersebut semakin
berbunyi “Tidak ada pengaruh
bermartabat.
positif dan signifikan layanan
konseling realita terhadap
pembentukan karakter
bermartabat pada peserta didik
kelas XI SMA N 1 Balapulang
Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran
2013/2014”.

BAB III
METODE PENELITIAN tidak membahas tentang prosedur
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
sampling dan sampel penelitian.
1. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian yang
C. Variabel Penelitian dan Indikator
digunakan adalah pendekatan
Variabel Penelitian
kuantitatif. 1. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:11)
Dalam penelitian ini yang
“Penelitian kuantitatif adalah
menjadi variabel bebas adalah
penelitian yang digunakan untuk
layanan konseling realita di SMA
meneliti populasi atau sampel
N 1 Balapulang (X) dan variabel
tertentu, analisis data bersifat
terikat adalah pembentukan
kuantitatif dengan tujuan untuk
karakter bermartabat pada peserta
menguji hipotesis yang
didik kelas XI SMA N 1
ditetapkan.”
Balapulang (Y).
2. Desain Penelitian
Metode yang dipakai berupa
2. Indikator Variabel Penelitian
metode non eksperimen karena
a. Indikator Layanan Konseling
peneliti tidak melakukan
Realita (Variabel X)
treatment dalam melaksanakan
1. Dapat menerima kondisi yang
penelitian.
dihadapi
2. Dapat menunjukan perilaku
Variabel X Variabel Y
(layanan (Pembentukan total (total behavior)
konseling karakter
Gambar 3.1
realita)
Desain Penelitian
bermartabat 3. Berfikir secara realita (reality)
4. Dapat merasakan sesuai realita
B. Populasi, Prosedur Sampling, dan
(feeling)
Sampel Penelitian
5. Dapat menunjukkan respon
Populasi pada penelitian ini
fisiologis (physiologis) secara
adalah peserta didik kelas XI yang
tanggung jawab sesuai realita
mempunyai karakter kurang
dan benar
bermartabat berjumlah 35 peserta
b. Indikator Pembentukan
didik. Karena penelitian ini adalah
Karakter Bermartabat (Variabel
penelitian populasi atau studi
Y)
populasi maka dalam skripsi ini
1. Keberanian dalam penelitian ini adalah wawancara
melaksanakan tindakan langsung.
2. Rasa kepedulian terhadap Menurut Suharsimi (2010:201)
tugas dokumentasi adalah teknik
3. Optimis terhadap masa depan pengumpulan data yang berbentuk
4. Mengendalikan diri dalam tulisan atau catatan peristiwa yang
melaksanakan tugas sudah berlalu sehingga hasil
5. Komunikasi secara efektif penelitian akan lebih dapat
dipercaya atau kredibel.
D. Teknik dan Instrumen
E. Teknik Uji Coba Instrumen
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data Penelitian
1. Uji Validitas Instrumen
sebagai pengumpulan data pokok Rumus yang digunakan adalah
berupa angket dan data rumus korelasi Pearson Product
pelengkapnya berupa wawancara Moment (PPM)
N .XY  (X )(Y )
dan dokumentasi. Adapun r
xy

  

 NX 2  (X ) 2   NY 2  (Y ) 2 
penjelasannya sebagai berikut: 
 
 

Menurut Suharsimi (2010:194) Keterangan:


Angket adalah sejumlah pertanyaan rxy = korelasi product moment
∑X = Jumlah skor masing-
tertulis yang digunakan untuk
masing item (total)
memperoleh informasi dari ∑Y = Jumlah skor seluruh item
responden dalam arti laporan (total)
∑X² = Kuadrat dijumlah skor
tentang pribadinya atau hal-hal yang
tiap item
ia ketahui. Angket yang digunakan
∑Y² = Kuadrat dari skor total
adalah angket tertutup. ∑XY = Jumlah keseluruhan X
Menurut Soebianto (2008:35)
dikalikan Y
wawancara adalah teknik untuk X = Skor item variabel bebas
memahami individu secara lisan (layanan konseling realita)
Y = Skor item variabel terikat
dengan mengadakan kontak
(pembentukan karakter
langsung pada sumber data. Teknik bermartabat)
wawancara yang digunakan dalam N = Jumlah peserta didik
(Suharsimi, 2010: 213)
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Rumus yang digunakan adalah (Suharsimi, 2010:317)
Adapun rumus koefisien
rumus korelasi Spearman-Brown
determinan adalah
(Suharsimi, 2010: 223)
KP = R = (KK)2 x 100%
2xr Keterangan:
½½
r1.1 = KP : Koefisien determinan
1 r
½½
Keterangan : KK : Koefisien korelasi (Hasan,
r1.1 = reliabilitas instrumen 2008:236)
r½½ = rxy : indeks korelasi
antara dua belahan instrumen. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
F. Teknik Analisis Data PEMBAHASAN
A. Kondisi Objek Penelitian
1. Analisis Deskriptif Dapat diketahui bahwa
Rumus yang digunakan adalah
pelaksanaan layanan bimbingan
rumus deskriptif persentase
konseling di SMA N 1 Balapulang
f
P= x100% sudah terlaksana dengan baik, tetapi
n
untuk pemberian layanan konseling
Keterangan :
realita di sekolah tersebut masih
P = tingkat ketercapaian atau
tingkat persentase belum terealisasi dengan baik.
f = jumlah frekuensi atau Pada saat sekarang ini masih

nilaiyang diperoleh dari ditemukan sejumlah peserta didik

hasil pengukuran yang memiliki tingkah laku yang

n = jumlah responden kurang bermartabat. Peserta didik

(Sudjana, 2005: 50) yang menjadi objek penelitian

2. Analisis Korelasi adalah peserta didik kelas XI.


Rumus yang digunakan adalah Fenomena yang sering muncul
rumus korelasi Product Moment adalah peserta didik kurang
N .XY  (X )(Y )
r 
xy 


 
NX 2  (X ) 2   NY 2  (Y ) 2 
menghargai dan menghormati orang

 
 

Keterangan: lain, kurang mengendalikan diri


X = layanan konseling realita dalam bertindak, dan melakukan
Y = pembentukan karakter
bermartabat komunikasi yang kurang efektif
rx y = koefisien korelasi product terhadap guru dan teman-temannya.
moment
N = Jumlah peserta didik
B. Deskripsi Data Variabel Penelitian N 1 Balapulang Kabupaten Tegal
Berdasarkan perhitungan Tahun Pelajaran 2013/2014:
validitas pada variabel X (layanan kategori sangat rendah sebanyak 3
konseling realita) setelah peserta didik (8,6%), kategori
dikonsultasikan dengan rtabel (0,444) rendah sebanyak 4 peserta didik
(TS 5%) diketahui item nomor 1, 2, (11,4%), kategori cukup 7 peserta
3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, didik (20%), dan kategori sedang
16, 17, 18, 19 dapat dikatakan valid 11 peserta didik (31,4%), kategori
karena rhitung > rtabel, sedangkan item tinggi 8 peserta didik (22,9%), dan
nomor 5 dan 20 dinyatakan tidak kategori sangat tinggi 2 peserta
valid karena rhitung < rtabel. didik (5,7%). Jadi dapat dikatakan
Sedangkan pada variabel Y bahwa tingkat layanan konseling
(pembentukan karakter bermartabat) realita di SMA N 1 Balapulang
setelah dikonsultasikan dengan rtabel Kabupaten Tegal tahun pelajaran
(0,444) (TS 5%) diketahui item 2013/2014 termasuk dalam
nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, kategori sedang yaitu sebesar
13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 dapat 31,4%.
dikatakan valid karena rhitung > rtabel. Sedangkan keadaan karakter
Sedangkan item nomor 8 dan 10 bermartabat di SMA N 1
dinyatakan tidak valid karena rhitung < Balapulang Kabupaten Tegal
rtabel. Tahun Pelajaran 2013/2014:
Hasil uji reliabilitas untuk variabel kategori sangat rendah sebanyak 6
X diperoleh 0,861 sehingga peserta didik (17,1%), kategori
dikatakan reliabel, dan variabel Y rendah sebanyak 5 peserta didik
diperoleh 0,730 sehingga dikatakan (14,3%), kategori cukup 7 peserta
reliabel. didik (20%), dan kategori sedang
12 peserta didik (34,3%), kategori
C. Pengujian Hipotesis Penelitian tinggi 3 peserta didik (8,6%), dan
1. Analisis Deskriptif kategori sangat tinggi 2 peserta
Dapat diketahui bahwa didik (5,7%). Jadi dapat dikatakan
layanan konseling realita di SMA bahwa keadaan karakter
bermartabat di SMA N 1 peserta didik yang didasarkan
Balapulang Kabupaten Tegal tahun kepada konsep konseling realita
pelajaran 2013/2014 termasuk dimana peserta didik ditolong agar
dalam kategori sedang yaitu dia mampu menghadapi masa
sebesar 34,3%. depannya yang penuh optimis. Hal
2. Analisis Korelasi ini sangat erat hubungannya dengan
Berdasarkan hasil perhitungan masalah yang dialami peserta didik
korelasi diperoleh rxy sebesar 0,644 yaitu pembentukan karakter
dan setelah dikonsultasikan pada bermartabat.
rtabel untuk N = 35 taraf signifikasi Dapat diketahui bahwa layanan
5% diperoleh rtabel = 0,334, maka konseling realita di SMA N 1
rxy > rtabel atau 0,644 > 0,334 yang Balapulang Kabupaten Tegal Tahun
berarti hipotesis nihil (Ho) ditolak Pelajaran 2013/2014: kategori
dan hipotesis kerja (Hk) diterima. sangat rendah sebanyak 3 peserta
Adapun kontribusi atau didik (8,6%), kategori rendah
sumbangan variabel bebas sebanyak 4 peserta didik (11,4%),
terhadap variabel terikat dapat kategori cukup 7 peserta didik
dihitung dengan menggunakan (20%), dan kategori sedang 11
rumus koefisien determinan yaitu peserta didik (31,4%), kategori
sebagai berikut: tinggi 8 peserta didik (22,9%), dan
rxy = 0,644 kategori sangat tinggi 2 peserta
Kd = (rxy)2 x 100% didik (5,7%). Jadi dapat dikatakan
= (0,644)2 x 100% bahwa tingkat layanan konseling
= 0,414736 x 100% realita di SMA N 1 Balapulang
= 41,4% Kabupaten Tegal tahun pelajaran
2013/2014 termasuk dalam kategori
sedang yaitu sebesar 31,4%.
D. Pembahasan Sedangkan keadaan karakter
Konseling Realita merupakan bermartabat di SMA N 1 Balapulang
suatu bentuk hubungan pertolongan Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran
yang praktis dan langsung kepada 2013/2014: kategori sangat rendah
sebanyak 6 peserta didik (17,1%), karakter bermartabat pada peserta
kategori rendah sebanyak 5 peserta didik kelas XI SMA N 1 Balapulang
didik (14,3%), kategori cukup 7 Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran
peserta didik (20%), dan kategori 2013/2014 diterima.
Adapun besar kontribusi
sedang 12 peserta didik (34,3%),
layanan konseling realita terhadap
kategori tinggi 3 peserta didik
pembentukan karakter bermartabat
(8,6%), dan kategori sangat tinggi 2
pada peserta didik kelas XI SMA N
peserta didik (5,7%). Jadi dapat
1 Balapulang Kabupaten Tegal
dikatakan bahwa keadaan karakter
Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah
bermartabat di SMA N 1 Balapulang
41,4% sedangkan 58,6%
Kabupaten Tegal tahun pelajaran
dipengaruhi oleh faktor lain yang
2013/2014 termasuk dalam kategori
tidak diteliti dalam penelitian ini.
sedang yaitu sebesar 34,3%.
Berdasarkan hasil perhitungan BAB V
PENUTUP
korelasi diperoleh rxy sebesar 0,644
A. Simpulan
dan setelah dikonsultasikan pada 1. Berdasarkan hasil analisis
rtabel untuk n = 35 taraf signifikasi statistik deskriptif ditemukan
5% diperoleh rtabel = 0,334, maka rxy secara berturut-turut bahwa
> rtabel atau 0,644 > 0,334 yang pelaksanaan layanan konseling
berarti hipotesis nihil (Ho) yang realita adalah sebagai berikut:
berbunyi tidak ada pengaruh yang kategori sangat rendah sebanyak
positif dan signifikan layanan 3 peserta didik (8,6%), kategori
konseling realita terhadap rendah sebanyak 4 peserta didik
pembentukan karakter bermartabat (11,4%), kategori cukup 7 peserta
pada peserta didik kelas XI SMA N didik (20%), kategori sedang 11
1 Balapulang Kabupaten Tegal peserta didik (31,4%), kategori
Tahun Pelajaran 2013/2014 ditolak tinggi 8 peserta didik (22,9%),
dan hipotesis kerja (Hk) yang dan kategori sangat tinggi 2
berbunyi ada pengaruh yang positif peserta didik (5,7%). Jadi dapat
dan signifikan layanan konseling dikatakan bahwa pelaksanaan
realita terhadap pembentukan layanan konseling realita di SMA
N 1 Balapulang tergolong dalam product moment diperoleh angka
kategori ”sedang” yaitu 31,4%, teoretik sebesar rhitung (0,644) >
terbukti dari 35 peserta didik rtabel (0,334) (TS 5 %) sehingga
yang menjadi populasi penelitian terdapat pengaruh yang positif
diperoleh skor paling banyak dan signifikan layanan konseling
pada kriteria 74-76 sebanyak 11 realita terhadap pembentukan
peserta didik karakter bermartabat pada peserta
2. Berdasarkan hasil analisis
didik kelas XI SMA N 1
statistik deskriptif ditemukan
Balapulang Kabupaten Tegal
secara berturut-turut bahwa
Tahun Pelajaran 2013/2014
pembentukan karakter 4. Besar kontribusi layanan
bermartabat sebagai berikut: konseling realita terhadap
kategori sangat rendah sebanyak pembentukan karakter
6 peserta didik (17,1%), kategori bermartabat pada peserta didik
rendah sebanyak 5 peserta didik kelas XI SMA N 1 Balapulang
(14,3%), kategori cukup 7 peserta Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran
didik (20%), dan kategori sedang 2013/2014 adalah 41,4%
12 peserta didik (34,3%), sedangkan 58,6% dipengaruhi
kategori tinggi 3 peserta didik oleh faktor lain yang tidak diteliti
(8,6%), dan kategori sangat dalam penelitian ini.
tinggi 2 peserta didik (5,7%).
B. Saran
Jadi dapat dikatakan bahwa Berdasarkan hasil penelitian,
pembentukan karakter maka peneliti mengajukan saran-
bermartabat tergolong dalam saran sebagai berikut:
1. Pelaksanaan layanan konseling
kategori “sedang” yaitu 34,3%,
realita di SMA N 1 Balapulang
terbukti dari 35 peserta didik
tergolong dalam kategori sedang,
yang menjadi populasi penelitian
Dengan demikian disarankan
diperoleh skor paling banyak
bagi pihak sekolah agar dapat
pada kisaran 74-76 sebanyak 12
meredesain layanan bimbingan
peserta didik
3. Berdasarkan perhitungan dengan konseling khususnya layanan
menggunakan rumus korelasi konseling realita
2. Pembentukan karakter
bermartabat pada peserta didik di
SMA N 1 Balapulang tergolong
dalam kategori sedang. Oleh
karena itu disarankan bagi guru
BK untuk mengaplikasikan
bentuk layanan bimbingan dan
konseling secara tepat agar
peserta didik mampu membentuk
dan meningkatkan karakter
bermartabat.
3. Terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan layanan konseling
realita terhadap pembentukan
karakter bermartabat pada peserta
didik maka disarankan bagi
peserta didik hendaknya lebih
memperhatikan dalam
pelaksanaan layanan konseling
realita agar mampu
meningkatkan karakter
bermartabat di lingkungan
sekolah maupun masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.


Jakarta: Rineka Cipta

. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta

. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta

Fauzan, Lutfi. 2004. Pendekatan-Pendekatan Konseling Individual. Malang:


Elang Mas

Hardjana, Suka. 2008. Jas Wakil Rakyat dan Tiga Kera (Percikan Kebijaksanaan).
Jakarta: Kompas

Hasan, M. Iqbal. 2008. Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif).


Jakarta: Bumi Aksara

Koesoema, Doni. 2012. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyuluruh. Yogyakarta:


Kanisius

Komalasari, Wahyuni, dan Karsih. 2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta:PT
Indeks

Latipun. 2010. Psikologi Konseling. Malang: UPT Universitas Muhammadiah


Malang

Maufur, Rozano, dan Suriswo. 2013. Petunjuk Praktis Penyusunan Skripsi.


Universitas Pancasakti Tegal

Nelson, Richard Jones. 2011. Teori dan Praktik Konseling dan Terapi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Salahudin dan Irwanto. 2013. Pendidikan Karakter. Bandung:CV Pustaka Setia

Soebianto. 2008. Assesmen Psiko Teknik Non Tes. Tegal: Universitas Pancasakti
Tegal

Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Transito


Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara


Surya, Mohamad. 2011. “Revitalisasi Konseling Dalam Membangun Karakter”.
dalam Bimbingan dan Konseling 2089-225X/2012. Yogyakarta

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka

Walgito, Bimo. 2005. Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta:
Andi Offset

Wibowo, Mungin Edi. 2013. Profesi Konselor Bermartabat Dalam Masyarakat


Multikultural dan Modern. Dalam Konvensi Nasional XVIII ABKIN.
Denpasar

Winkel dan Sri Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/14/terapi-realitas/ (15 Desember


2013)

http://pendidikanfxgus.blogspot.com/2008/09/membentuk-manusia-bermartabat-
yang.html (21 Januari 2014)

Você também pode gostar