Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh :
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengkajian ………………………………………………………………….
B. Diagnosa Keperawatan ………………………………………………….
C. Intervensi Keperawatan ………………………………………………….
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara global, regional dan Nasional pada tahun 2030 transisi epidemiologi
dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular semakin jelas. Diproyeksikan
jumlah kesakitan akibat penyakit tidak menular dan kecelakaan akan meningkat dan
penyakit menular akan menurun. PTM seperti kanker, jantung, DM dan paru
obstruktif kronik, serta penyakit kronik lainnya akan mengalami peningkatan yang
signifikan pada tahun 2030. Sementara itu penyakit menular seperti TBC,
HIV/AIDS, Malaria, Diare dan penyakit infeksi lainnya diprediksi akan mengalami
penurunan pada tahun 2030. Peningkatan kejadian PTM berhubungan dengan
peningkatan faktor risiko akibat perubahan gaya hidup seiring dengan perkembangan
dunia yang makin modern, pertumbuhan populasi dan peningkatan usia harapan
hidup.
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001, tampak bahwa selama 12
tahun (1995-2007) telah terjadi transisi epidemiologi dimana kematian karena
penyakit tidak menular semakin meningkat, sedangkan kematian karena penyakit
menular semakin menurun.
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (2007), terdapat 50.1% responden laki-
laki yang terkena Hipertensi. Hal ini dikarenakan prevalensi merokok di Indonesia
sangat tinggi, terutama pada laki-laki mulai dari anak, remaja dan dewasa. Data dari
Riskesdas tahun 2010 menunjukkan prevalensi perokok 16 kali lebih tinggi pada
laki-laki (65.9%) dibandingkan perempuan (4.2%). Selain dari merokok, hal lain
yang memicu tingginya hipertensi disebabkan oleh kebiasaan memakan makanan
yang kadar asupan lemaknya >30%, aktivitas fisik yang sangat kurang dan
mengalami stress. Sedangkan, prevalensi asma dan kanker di Indonesia cenderung
lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Prevalensi kanker
cenderung lebih tinggi pada masyarakat kota dibanding pedesaan dan cenderung
lebih tinggi pada orang yang berpendidikan tinggi. Hal ini disebabkan karena gaya
hidup yang tidak sehat, kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji, serta
kurangnya aktivitas fisik (Riskesdas, 2013).
TINJAUAN TEORI
v. Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat diubah, adapun
hubungan merokok dengan hipertensi adalah nikotin akan menyebabkan
peningkatan tekanan darah karena nikotin akan diserap pembuluh darah
kecil dalam paru-paru dan diedarkan oleh pembulu darah hingga ke otak,
otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar
adrenal untuk melepas efinefrin (Adrenalin). Hormon yang kuat ini akan
menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih
berat karena tekanan yang lebih tinggi. Selain itu, karbon monoksida
dalam asap rokok menggantikan oksigen dalam darah. Hal ini akan
menagakibatkan tekanan darah karena jantung dipaksa memompa untuk
memasukkan oksigen yang cukup kedalam organ dan jaringan tubuh
(Sagala, 2009).
vi. Aktivitas/Olahraga
Aktivitas sangat mempengaruhi terjadinya hipertensi, dimana pada
orang yang kurang aktvitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut
jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih
keras pada tiap kontraksi. Otot jantung semakin keras dan sering
memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri
(Sagala, 2009).
vii. Depresi/Stres
Depresi juga sangat erat merupakan masalah yang memicu
terjadinya hipertensi dimana hubungan antara depresi dengan hipertensi
diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan
tekanan darah secara intermiten (tidak menentu). Depresi yang
berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi.
Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat
perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat
dihubungkan dengan pengaruh depresi yang dialami kelompok masyarakat
yang tinggal di kota (Dunitz, 2001 dalam Sagala, 2009).
6. Komplikasi Hipertensi
i. Stroke
Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan
tekanan tinggi.Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-
arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal,
sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang.
Tekanan darah
Tekanan darah sistolik
Klasifikasi diastolic
(mmHg)
(mmHg)
Normal <120 Dan < 80
Prehipertensi 120 -139 Atau 80 – 90
Hipertensi tingkat 1 140 -159 Atau 90 – 99
Hipertensi tingkat 2 >160 Atau > 100
8. Pengendalian Hipertensi
Pengendalian hipertensi pada umumnya dilakukan oleh keluarga dengan
memperhatikan pola hidup dan menjaga psikis dari anggota keluarga yang
menderita hipertensi.Pengaturan pola hidup sehat sangat penting pada klien
hipertensi guna untuk mengurangai efek buruk dari pada hipertensi.
i. Berhenti merokok
a) Asupan kalori dikurangi sekitar 25% dari kebutuhan energi atau 500
kalori untuk penurunan 500 gram atau 0.5 kg berat badan per minggu.
b) Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.
c) Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.
v. Manajemen stres/depresi
Stres/depresi tidak menyebabkan hipertensi yang menetap, tetapi
depresi berat dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah yang bersifat
sementara yang sangat tinggi. Apabila periode depresi sering terjadi maka
akan mengalami kerusakan pada pembuluh darah, jantung dan ginjal sama
halnya seperti yang menetap (Sagala, 2009).
Tumor Primer
T1 Tumor < 2 cm
T2 Tumor > 2 cm tapi <5 cm
T3 Tumor >5 cm
Metastasis Jauh
Stadium 0 N0 MO 99%
Stadium 1 N0 MO 92%
Stadium II A TQ N1 MO 82%
T1 N1 MO
T2 N0 MO
T3 N0 MO
T1 N2 MO
T2 N2 MO
T3 N1,N2 MO
T apa saja N3 MO
7. Pemeriksaan Penunjang
i. Non Invasif
a. Mammografi
Mammografi adalah teknik pencitraan payudara yang dapat
mendeteksi lesi yang tidak terpalpasi. Mammografi terakhir harus
dibandingkan dengan hasil mammografi terbaru. Keuntungan dari
pemeriksaan ini jauh lebih ringan dari resiko yang ditimbulkan, pasien
perlu menemukan pusat perawatan payudara yang mempunyai
akreditasi dalam mammografi berkaitan dengan bergamnya setting satu
ke setting lainnya. Pedoman ACS menganjurkan setiap 1 atau 2 tahun
bagi wanita di usia 40-50 tahun dan setelah usia 50 tahun. Mammografi
bagi wanita antara usia 35 dan 40 tahun belum dianjurkan.
b. USG (Ultrasonografi)
USG dilakukan untuk membedakan kista yang berisi cairan dengan
jenis lesi lainnya. Teknik ini 95% sampai 99% akurat dalam
mendiagnosisi kista tetapi tidak secara definitif menyingkirkan lesi
(Brunner & Sudarth,2002).
c. MRI
MRI digunakan untuk membedakan karsinoma mammae yang
rekuren atau jaringan parut, untuk memeriksa mammae kontralateral
pada wanita karsinoma payudara, menentukan penyebaran dari
karsinoma terutama karsinoma lobuler atau menentukan respon
terhadap kemoterapi neoadjuvan.
ii. Invasif
a. Biopsi bedah
b. Biopsi eksisional
c. Tru-cut core biopsy
d. Biopsi stereotaktik
e. Aspirasi jarum halus
(Brunner & Sudarth,2002).
8. Komplikasi
Komplikasi terjadi karena kanker ini bermetastasis melalui saluran limfe
(limfogen) ke paru-paru,tulang dan hati.
9. Penatalaksanaan
i. Terapi Medis
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara,ada tiga jenis
mastektomi antara lain:
a. Modiefied Radical Mastectomy yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara, jaringan payudara ditulang dada, tulang selangkang dan
tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak.
b. Total (Simple) Mastectomy yaitu pengangkatan diseluruh payudara
saja, tetapi bukan kelenjar ketiak.
c. Radicial Mastectomy yaitu operasi pengangkatan sebagian dari
payudara, biasanya disebut Lumpectomy yaitu pengangkatan hanya
pada bagian yang mengandung sel kanker bukan seluruh payudara.
ii. Terapi Non-Medis
a. Lintas Metabolisme
Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas
osteoklas dan resorpsi tulang yang sering digunakan untuk melawan
osteoporosis yang diinduksi oleh overian suppression, hiperkalsemia
dan kelainan metabolisme tulang, menunjukkan efektivitas untuk
menurunkan metastasisi sel kanker pudara menuju tulang. Walaupun
penggunaan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping
seperti osteonerkrosisi dan turunnya fungsi ginjal.
b. Radiasi
c. Kemoterapi
Kemoterapi Adjuvant
Neoadjuvant Chemotheraphy
d. Terapi anti-estrogen
e. Terapi antibodi anti-HER 2/neu
10. Pengobatan
Pengobatan kanker payudara yang sudah disepakati oleh ahli kanker
menurut (Mediastore 2011) yaitu:
Stadium Pengobatan
11. Pencegahan
i. Melakukan pemeriksaan payudara secara mandiri (SADARI).
ii. Memberikan ASI pada bayi bagi ibu menyusui.
iii. Jika menemukan benjolan/gumpalan segera kedokter.
iv. Mencari tahu riwayat keluarga mengenai kanker payudara.
v. Mengurangi konsumsi alcohol.
vi. Memperhatikan berat badan untuk mencegah obesitas dan mengurangi
makanan yang banyak mengandung lemak.
vii. Untuk usia 50-40 dan usia lebih dari 50 tahun untuk melakukan skrinning
mammografi 1 atau 2 tahun sekali
BAB III
A. PENGKAJIAN
1. Geografi
- Apakah anda tingal di daerah pegunungan atau pantai ?
- Bagaimana keadaan tanah di daerah ini ?
- Berapa luas daerah ini ?
- Ada berapa batas wilayah di daerah ini dan apa saja nama wilayah di masing-
masing batasnya?
2. Demografi
- Berapakah jumlah KK di daerah ini ?
- Berapakah jumlah penduduk di daerah ini ?
- Bagaimana mobilitas penduduk, apakah penduduk jarang di rumah ketika pagi
dan siang hari karena bekerja, sedangkan anak-anak pada sekolah.?
- Apakah daerah ini termasuk daerah yang padat dengan penduduk?
3. Vital Statistik
- Bagaimana status kelahiran di daerah ini?
- Penyakit apa saja yang banyak terjadi di masyarakat khususnya pada wanita usia
dewasa?
- Penyakit apa saja yang banyak terjadi di daerah ini khususnya pada pria usia
dewasa?
- Apakah dalam satu bulan ini sudah terdapat banyak warga yang meninggal?
4. Kelompok Etnis
- Suku apa yang dianut di masyarakat?
5. Nilai dan Keyakinan
- Apakah ada masjid / mushola atau tempat ibadah lainnya?
- Apakah masyarakat menganut agama yang sama?
- Keyakinan apa yang di anut dalam masyarakat?
Pengakajian Sub Sistem
1. Lingkungan fisik
- Apakah rumah penduduk tergolong perumahan yang menetap?
- Apakah pencahayaan di rumah penduduk sudah cukup?
- Apakah di daerah ini sirkulasi udara sudah baik ? misalnya terdapat pepohonan
dan terdapat ventilasi yang cukup pada setiap rumah warga?
2. Pelayanan Kesehatan
- Apakah terdapat praktik klinik swasta di daerah ini ?
- Berapa jumlah tenaga kesehatan di daerah ini (perawat, bidan, dokter)?
- Apakah terdapat mushola atau tempat ibadah lainnya di daerah ini ?
- Ada berapa sekolah yang terdapat pada daerah ini ?
- Apakah terdapat panti sosial di daerah ini?
- Apakah terdapat pasar/swalayan/ toko yang menyediakan kebutuhan masyarakat?
- Apakah ada tempat perkumpulan untuk melakukan musyawarah di daerah ini ?
- Apakah program posyandu terlaksana di daerah ini? Posyandu apa saja yang
diselenggarakan di daerah ini? Apakah posyandu sudah berjalan aktif? Berapa
kali diselenggarakan?
- Apakah sanitasi warga sudah tergolong baik atau tidak ?
- Dari mana sumber air yang digunakan dalam masyarakat?
- Dimanakah pembuangan air limbah pada masyarakat?
- Apakah mayoritas warga telah memiliki jamban pada setiap rumah ?
- Dimanakah mayoritas warga melakukan MCK?
- Dimankah tempat penumpukan/pembuangan sampah ?
- Dari mana terdapatnya sumber polusi yang mungkin mengancam kesehatan atau
kegiatan sehari-hari?
- Apakah ada vektor penyebab penyakit di masyarakat?
3. Keamanan & Transportasi :
- Apakah ada pemadam kebakaran?
- Apakah ada terdapat siskamling atau hansip?
- Apakah ada transportasi umum atau pribadi yang bisa digunakan di masyarakat?
- Apakah keadaan jalanan di daerah ini sudah dalam keadaan baik?
- Bagaimana cara pemilihan RT/RW di daerah ini ?
4. Pemerintah dan politik
- Ada berapa RT dan RW di desa ini ?
- Ada berapa kader di desa ini ?
- Apakah ada karang taruna di desa ini? Apakah sudah berjalan dengan baik dan
aktif?
- Apakah terdapat tokoh agama di desa ini ?
5. Pendidikan
- Tingkat pendidikan komunitas ?
- Apa fasilitas pendidikan yang tersedia?
- Jenis bahasa apa yang digunakan dalam pendidikan?
6. Rekreasi
- Apakah masyarakat sering melakukan rekreasi antar warga atau kelompok
tertentu?
- Fasilitas apa yang digunakan jika pergi berekreasi?
7. Ekonomi
- Apakah warga memiliki pekerjaan yang tetap?
- Berapa jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan?
- Berapa jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan?
- Berapa jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga, dan lanjut usia?
2. Melakukan pemetaan peserta wanita sudah menikah dan wanita berisiko dengan ketentuan:
a. Berisiko tinggi Kanker Leher Rahim, antara lain: menikah/hubungan seksual pada usia
muda, sering melahirkan, merokok, berganti-ganti pasangan seksual, dan infeksi
menular seksual.
b. Berisiko tinggi Kanker Payudara, antara lain: riwayat keluarga ada yang menderita
Kanker Payudara, menstruasi dini, wanita yang mempunyai anak pertama diatas usia 30
tahun, tidak pernah menyusui, menopause usia lanjut, riwayat tumor jinak payudara,
terapi hormon, pajanan radiasi, kontrasepsi oral terlalu lama, alkohol dan trauma terus
menerus
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gaya hidup monoton b.d kurang pengetahuan tentang keuntungan olahraga bagi
kesehatan : suatu kebiasaan hidup yang dicirikan dengan aktivitas fisik yang
rendah.
b. Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d kurang dukungan sosial : Hambatan
kemampuan untuk mengubah gaya hidup/perilaku dalam cara yang memperbaiki
status kesehatan.
c. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d keterampilan komunikasi yang tidak
efektif : ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuan
untuk mempertahankan kesehatan.
d. Defisiensi kesehatan komunitas b.d ketidakcukupan akses pada pemberi layanan
kesehatan.
e. Ketidakefektifan manajemen kesehatan b.d kurang dukungan sosial.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx.1 Gaya hidup monoton b.d kurang pengetahuan tentang keuntungan olahraga
bagi kesehatan : 00168
Kriteria hasil :
NIC :
Dx. 2 Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d kurang dukungan sosial : 00188
Kriteria hasil :
NIC :
1. Modifikasi perilaku.
3. Peningkatan koping.
Kriteria hasil :
NIC :
5. Fasilitasi pembelajaran.
NIC :
3. Skrining kesehatan.
Kriteria hasil :
2. Modifikasi perilaku.
3. Peningkatan koping.
4. Konseling.
5. Dukungan emosional.
Brunner and Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 2.
Jakarta : EGC.
Bulechek, gloria m., dkk.2015 Nursing interventions cassifiction, NIC Edisi VI Ahli Bahasa:
Intrasi Nurjannah, dk. Elesiver; Jakarta
Bustan, M.N., 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Cetakan 2 Rineka Cipta, .
Jakarta.
Depkes RI., 2007. InaSH Menyokong Penuh Penanggulangan Hipertensi. Intimedia. Jakarta.
Elizabeth J. Corwin. (2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta : Aditya Media.
Gray, Huon H, dkk, 2002. Lucture Notes : Kardiologi (Edisi Keempat). Erlangga Medical
Series. Jakarta.
Guyton AC, JE Hall. Buku Ajar Fisiologi. Ed. 9. Alih Bahasa: Setiawan I, Santoso A.
Jakarta: EGC; 2006.
Harianto, Rina, M, dan Hery, S 2005. Risiko penggunaan pil kontrasepsi kombinasi
terhadap kejadian kanker payudara pada reseptor KB di Perjan RS Dr.
CiptoMangun kusumo, Jakarta: Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. 2, No.1, hh. 84-99.
Jansje dan Samodra. 2013. Prevalensi Penyakit Tidak Menular Pada Tahun 2012 – 2013 di
Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara Sulawesi Utara. Diambil dari :
https://www.researchgate.net/publication/316992216_Prevalensi_Penyakit_Tidak_
Menular_pada_Tahun_2012-
2013_di_Kecamatan_Airmadidi_Kabupaten_Minahasa_Utara_Sulawesi_Utara.
Mooheread,sue dkk. 2015. Nursing Interventions Cassification, NOC Edisi VI Ahli Bahasa:
Intrasi Nurjannah, dk. Elesiver; Jakarta.
Nur Arif dan Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarakan Nanda NIC-
NOC.Edisi Revisi. Jilid 1 dan 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC:Jakarta.
_________________. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarakan Nanda NIC-
NOC.Edisi Revisi. Jilid 1. Jogjakarta : Mediaction.
Price, S. A. dan Wilson, L. M. (2006). Patofisiologi : Konsep Klinis ProsesProses Penyakit,
Edisi 6, Volume 1. Jakarta: EGC.
RISKESDAS. Riset Kesehatan Dasar. 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.
Sheps, S. G. (2005). Mayo clinic hipertensi; mengatasi tekanan darah tinggi. Jakarta:Intisari
Mediatama.
Yulianti, Devi. 2005. Manajemen Komplikasi Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: EGC.