Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
c. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak berapa dalam, yaitu apatis
sampai somnolen. Jarang terjadi sopor, koma atau gelisah (Sudoyo, A. W., 2010).
8. PRINSIP DASAR
Ibu hamil merupakan kelompok risiko untuk infeksi tifoid, yang disebabkan
Salmonella typhi,. Transmisi tifoid berkembang pesat pada daerah dengan kondisi
sanitasi yang buruk, komplikasi tifoid tergolong berat dan fatal. Demam tifoid
merupakan infeksi sistemik yang mengakibatkan gejala khas : demam, nyeri kepala,
nyeri perut, nyeri otot, mual muntah, anoreksia, obstipasi/ diare, dan penurunan
kesadaran.
Dalam hubungan dengan dengan kehamilan, tidak dilaporkan bahwa kehamilan
akan memperberat perjalanan penyakit demam tifoid. Demam tifoid dapat
mengakibatkan komplikasi peningkatan risiko abortus/partus prematurus. Pada
umumnya, risiko berakhirnya kehamilan pada ibu yang terserang demam tifoid semakin
tinggi bila infeksi terjadi saat kehamilan berusia muda.
Transmisi kuman Salmonela typhi terjadi melalui oral, kontaminasi
makanan/minuman dengan kuman tersebut. Penyakit ini mengakibatkan gejala demam,
yang naik bertahap (tidak mendadak tinggi, seperti kebanyakan infeksi virus). Keluhan
perut umumnya selalu ada, dapat berupa diare, nyeri, atau konstipasi. Lidah tampak
kotor, tremor, dengan tepi hiperemis. Nadi dapat memperlihatkan bradikardi relatif,
dengan nadi per menit yang tidak sesuai (terlalu lambat) dibandingkan suhu badan yang
tinggi. Laboratorium didapatkan lekopenia dan trombositopenia (tidak seberat
trombositopenia pada DBD).
9. MASALAH
Penyakit ini dapat mengganggu kesehatan ibu dan janin. Demam tifoid dapat
menyebabkan abortus dan partus prematurus (60-80%).
10. PENANGANAN
Penanganan Umum
a. Istirahat dan batasi aktifitas fisik.
b. Demam tifoid merupakan kasus rawat inap.
c. Observasi kehamilan dan komplikasinya.
d. Perbaiki kondisi kesehatan umum dan nutrisi.
Penanganan Khusus :
a. Lakukan rehidrasi akibat demam, muntah atau diare.
b. Demam dapt diatasi dengan parasetamol 500mg setiap 4-6 jam, kurangi dosis
antipiretik apabila suhu tubuh kembali normal.
c. Isolasi kuman penyebab(untuk diagnosis pasti) dan lakukan pemeriksaan serologis
secara terjadwal.
d. Terapi antibiotika untuk demam tifoid adalah :
1) Kloramfenikol 4 x 500 mg (oral) per hari hingga 3-5 hari bebas demam
2) Tiamfenikol 4 x 500 mg (oral) hingga 3-5 hari bebas demam
3) Ampisilin 4 x 500-1000 mg hingga 3-5 hari bebas demam
Walaupun golongan kinolon cukup efektif tetapi tidak dianjurkan untuk ibu hamil.
Pilih antibiotika generasi baru yang tidak menekan eritropoesis
e. Lakukan kompres pada tubuh apabila terjadi hiperpireksia
f. Lakukan pemantauan perkembangan kehamilan dan pertumbuhan janin
g. Hindarkan transmisi lanjutan.
h. Konseling tentang demam tifoid dan pengaruhnya terhadap kesehatan ibu,
kehamilan dan janin.
i. bu dengan demam tifoid sebaiknya mempertimbangkan risiko dan keuntungan untuk
memberikan laktasi atau merawat sendiri bayi yang baru dilahirkan. Meskipun basil
tifus tidak mencapai ais susu ibu, tetapi ibu sakit berat dan dapat menularkannya,
maka bayi segera dipisahkan dari ibu setelah lahir. Vaksinasi tifoid dilakukan pada
ibu hamil dan tidak membahayakan janin yang dikandungnya.
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL
I. PENGKAJIAN
A .IDENTITAS / BIODATA
HPM : ...........
HPL : .............
Umur kehamilan
4. Pola aktifitas
7.Riwayat alergi
C.DATA OBJEKTIF
I. Pemeriksaan fisik
- Pernafasan
- Denyut nadi
- Suhu tubuh
C.Tinggi badan
Berat badan
: striae gravidarum
Palpasi Leopold
- Leopold I
- Leopold II
- Leopold III
- Leopold IV
G.Auskultasi :DJJ:......x/menit
- varise / tidak
- refleks patela
D.DATA PENUNJANG
Widal
2.USG