Você está na página 1de 10

PERAN KOMITE SEKOLAH

DALAM PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Ali Mustadi, Enny Zubaidah, dan Sumardi


Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
email: ali_mustadi@uny.ac.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keterlaksanaan peran komite sekolah ditinjau dari
peningkatan mutu pembelajaran di SD se-Kabupaten Bantul. Penelitian ini adalah penelitian evaluatif
dengan pendekatan evaluasi model Stake. Subjek penelitian adalah komite sekolah, kepala sekolah,
dan guru SD di Kabupaten Bantul. Pengumpulan data menggunakan teknik angket, observasi, dan
dokumentasi. Data dianalisis lewat penghitungan persentase dan disimpulkan berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan. Hasil penelitian adalah sebagai berikut. (1) Tahap antecedent (input dan perencanaan)
pemahaman responden terhadap rancangan program implementasi peran Komite Sekolah belum
sepenuhnya sesuai dengan standar dan berkategori cukup dengan persentase 36%. (2) Tahap transaction
terhadap implementasi program komite sekolah telah terlaksana dengan kategori baik (58%). (3) Tahap
outcomes, yaitu evaluasi terhadap implementasi peran Komite Sekolah terhadap tahap antecedent dan
transaction masuk kategori cukup (47%). Implementasi peran program komite sekolah di SD Kabupaten
Bantul belum memenuhi standar 100%. Oleh karena itu, hasil temuan dari penelitian ini diharapkan bisa
dijadikan bahan untuk meningkatkan kinerja dari semua pihak.

Kata kunci: komite sekolah, mutu pembelajaran, Sekolah Dasar

THE ROLE OF SCHOOL COMMITTEE


IN IMPROVING PRIMARY EDUCATION QUALITY

Abstract: The aim of this study is to evaluate the implementation of the school committee role seen
from the improvement of the learning quality in primary schools throughout Bantul district. The research
subjects were school committees, headmasters, and primary school teachers in Bantul district. Data were
collected through various techniques, i.e.questionnaires, observation, and documentation. The results
show that: (1) the antecedent phase (input and planning) of respondents’ understanding concerning the
design program of the School Committee role is not fully in accordance with the standard and thus can
be categorized medium by the percentage of 36%; (2) the transaction phase related to the implementation
of the school committee program can be categorizedgood(58%); (3) the outcomes phase namely the
evaluation of the implementation of School Committee role to the antecedent phase and the transaction
phase can be categorized adequate(47%). The implementation of the role of school committee program
in primary schools in Bantul district does not reach 100% of the standard. These findings are expected
to motivate everyone to improve their performance.

Keywords: school committee, learning quality,

PENDAHULUAN Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20


Pendidikan memegang peranan penting Tahun 2003 Pasal 1 ayat 20 disebutkan bahwa
dalam pembangungan sumber daya manusia pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
Indonesia. Peran penting pendidikan dalam pem- dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
bangunan sumber daya manusia diakomodasi lingkungan belajar.
pemerintah melalui institusi pendidikan, baik for- Pembelajaran di sekolah oleh guru harus
mal maupun informal. Pada institusi pendidikan dilaksanakan dengan baik dan bermutu. Pem-
formal, proses pendidikan dilakukan di sekolah. belajaran yang bermutu berkorelasi dengan
Pendidikan di sekolah dilaksanakan melalui pem- persiapan yang baik. Persiapan tersebut meliputi
belajaran yang dilakukan oleh guru kepada siswa. perencanaan dan pemilihan strategi pembelajaran,

312
313

sebagaimana dikatakan oleh Jones (2015:99) 2003 Pasal 56 ayat (3) menyatakan bahwa komite
bahwa keberhasilan dalam pembelajaran sangat sekolah/madrasah, sebagai lembaga mandiri,
tergantung pada efektivitas perencanaan serta dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu
seberapa baik menempatkan rencana tersebut ke pelayanan dengan memberikan pertimbangan,
dalam tindakan. Perencanaan dianggap sebagai arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasa-
kunci pembelajaran yang dapat membuat siswa rana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat
belajar secara efektif, menarik, bervariasi, dan satuan pendidikan.
progresif. Melalui perencanaan yang baik, guru Komite Sekolah merupakan mitra sekolah
dapat mengidentifikasi bagaimana siswa belajar dalam meningkatkan kualitas pelayanan pendidi-
dan membuat kemajuan. (The Qualifications and kan. Sebagai mitra sekolah, komite sekolah harus
Curriculum Authority, 2015:2) menjadi badan yang otonom agar memiliki posisi
Strategi pembelajaran merupakan bagian yang sejajar dengan sekolah. Di dalam UU No.
dari proses perencanaan pembelajaran. Kavali- 25 tahun 2000 tentang program pembangunan
auskienë (2011) menjelaskannya sebagai suatu nasional (Propenas) 2000-2004 dan Keputusan
sistem pengajaran yang mengandung prosedur Menteri Pendidikan Nasional No. 044/U/2002
sistematis sehingga guru dapat mengorganisir tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah
materi dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang disebutkan bahwa Dewan Pendidikan dan Komite
diinginkan dalam pembelajaran. Namun, dalam Sekolah merupakan badan yang bersifat mandiri
kapasitasnya, keberhasilan suatu pembelajaran dan otonom serta menganut asas kebersamaan
serta berkembangnya mutu pendidikan, tidak dan tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan
hanya ditentukan oleh perencanaan dan strategi Dinas Pendidikan maupun lembaga-lembaga lain-
yang telah dibangun oleh guru dan sekolah. nya di suatu kabupaten/kota. Pantjastuti (2008:80-
Terdapat pilar penting yang mempengaruhinya, 81) mengungkapkan bahwa komite sekolah dan
yaitu keselarasan dukungan dari para orang ter- sekolah memiliki kemandirian masing-masing
dekat siswa dan masyarakat. Kaitannya dengan tetapi tetap sebagai mitra yang harus saling
masyarakat, Guskey (2001) menyampaikan bah- bekerja sama sejalan dengan konsep manajemen
wa sudah menjadi kewajiban masyarakat untuk berbasis sekolah.
turut berpartisipasi dan memberikan perhatian Kemendikbud (2016) menyebutkan bahwa
kemajuan proses pendidikan. program kemitraan melalui komite sekolah ini
Kesuksesan seorang siswa tidak hanya bertujuan untuk: (1) menguatkan jalinan kemi-
sebuah hasil yang disebabkan oleh faktor seko- traan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat
lah, namun secara bersama-sama antara sekolah, dalam mendukung lingkungan belajar yang dapat
keluarga, dan masyarakat. Berg (2006:3) men- mengembangkan potensi anak secara utuh; (2)
jelaskan bahwa kemitraan antara sekolah dengan meningkatkan keterlibatan orang tua/wali dalam
keluarga serta masyarakat dapat menghasilkan mendukung keberhasilan pendidikan anak di ru-
solusi kreatif untuk mengetahui kebutuhan dari mah dan di sekolah; dan (3) meningkatkan peran
siswa. sehingga kehadiran mereka dapat mem- serta masyarakat dalam mendukung program
bawa misi untuk membangun insan dan ekosistem pendidikan di sekolah dan di masyarakat.
pendidikan yang berbudaya serta berkarakter Terdapat lima elemen gambaran kerja sama
berlandaskan gotong royong. Dalam hal ini Bryan orang tua dan sekolah di antaranya: (1) komu-
& Henry (2012) mempresentasikan bahwa ketika nikasi yang efektif; (2) membangun komunitas
pemangku kepentingan (sekolah, keluarga, dan belajar; (3) menjalin hubungan dengan sekolah
masyarakat) saling berkontributif membangun dan masyarakat luas; (4) mengambil keputusan
kemitraan, maka akan memunculkan efek positif bersama; (5) serta turut berpartisipasi mendukung
terhadap prestasi belajar dan kedisiplinan dalam dan membantu berjalannya program. Department
diri siswa. Oleh karena itu, diharapkan kemitraan of Education, Training and Employment (2014)
pendidikan tersebut dapat berjalan dengan baik Hal ini sebagaimana termaktub dalam UU
dan bermakna. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
Peran masyarakat dan orangtua dalam pe- Pasal 56 ayat (3) yang menyatakan bahwa Komite
ningkatan mutu pendidikan di sekolah diakomo- Sekolah atau madrasah, sebagai lembaga mandiri,
dasi melalui sebuah badan bernama Komite Seko- dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu
lah. UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun pelayanan dengan memberikan pertimbangan,

Peran Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah Dasar


314

arahan dan dukungan tenaga, sara dan prasarana, dalam peningkatan mutu pendidikan meliputi
serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan
pendidikan. tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan.
Keberadaan Komite Sekolah diharapkan Komite sekolah/madrasah menjalankan fungsinya
tidak menjadi sebuah formalitas semata. Sebagai pada tingkat satuan pendidikan tertentu..
sebuah badan yang mandiri, Komite Sekolah Cara komite sekolah dalam menjalankan
memiliki komitmen dan loyalitas terhadap pe- fungsinya diatur dalam pasal 196 ayat (2) yang
ningkatan kualitas pendidikan sebagimana penda- mengandung penjelasan bahwa komite sekolah/
pat dari Sagala (2009:251) yang menyatakan madrasah menjalankan fungsinya secara mandiri
bahwa Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dan profesional. Sebagai badan yang mandiri,
merupakan organisasi masyarakat pendidikan komite sekolah/ madrasah tidak mengesamping-
yang mempunyai komitmen dan loyalitas serta kan masukan, saran, kritik, maupun aspirasi
peduli terhadap peningkatan kualitas di daerah- masyarakat. Pada pasal 196 ayat 3 disebutkan
nya. bahwa dalam menjalankan fungsinya, komite
Sebagai badan kemitraan sekolah yang me- sekolah/madrasah mendengarkan segala masu-
wadahi konektivitas antara sekolah, keluarga, dan kan masyarakat. Komite sekolah/madrasah juga
masyarakat, kedudukan komite sekolah memiliki menindaklanjuti segala aspirasi masyarakat terkait
fungsi yang penting seperti yang disampaikan oleh peningkatan mutu pendidikan.
Rehberg (2008) yaitu: (1) memberikan kebijakan; Hal tersebut sejalan dengan Sagala (2009:
(2) memberikan penilaian; (3) menyediakan sum- 257) bahwa komite sekolah memiliki fungsi yaitu
ber dana keuangan; (4) menjembatani hubungan sebagai pemberi pertimbangan, pendukung, pe-
dengan masyarakat luas: serta (5) melakukan ngontrol, dan mediator. Pemberian pertimbangan
perencanaan dan evaluasi pendidikan. mengenai (1) program dan kegiatan yang disusun
Mengingat peran penting komite sekolah dalam rencana pembangunan pendidikan tingkat
terhadap upaya peningkatan mutu pembelajaran, kabupaten/kota dan RKS serta RKT tingkat satuan
sekolah perlu menjalin hubungan baik dengan pendidikan; (2) pertimbangan kepada guru dalam
orang tua dan masyarakat. Hal ini sangat diper- pelaksanaan tugas supaya tidak sewenang-wenang
lukan oleh sekolah untuk membantu keberhasilan dalam menangani siswa (misalnya dalam hal
program-program sekolah. Mulyasa (2009: 50) memberi hukuman bagi siswa); (3) pertimbangan
menyatakan bahwa tujuan membina hubungan dalam hal peningkatan disiplin guru dan memberi
antara sekolah dan masyarakat antara lain (1) solusi bagi kesulitan-kesulitan yang dihadapi
memajukan mutu pembelajaran, dan pertumbuhan guru; (4) pertimbangan dalam mengembangkan
anak; (2) memperkokoh tujuan serta meningkat- bakat dan minat siswa (misalnya dalam keikut-
kan mutu hidup dan penghidupan masyarakat; dan sertaan siswa dalam lomba-lomba).
(3) menggairahkan masyarakat untuk menjalin Fungsi kedua sebagai pendukung antara lain
hubungan baik dengan masyarakat. (1) mendata jumlah guru yang memerlukan pen-
Peran masyarakat melalui komite sekolah/ didikan dan latihan, mendata tingkat pendidikan
madrasah selanjutnya diatur dalam pasal 56 ayat guru yang memerlukan peningkatan kualifikasi
(3) yaitu bahwa komite sekolah/madrasah, sebagai pendidikan; (2) memberikan pelatihan mengenai
lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam mata pelajaran dan layanan belajar bagi guru yang
peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan membutuhkan; (3) mendata jumlah siswa dan
pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sa- indeks prestasinya, guru dan Komite Sekolah;
rana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan (4) mendukung program pengayaan bagi siswa
pada tingkat satuan pendidikan. yang lebih pintar, dan remedial bagi siswa yang
Fungsi dan tugas Dewan Pendidikan dan belum mencapai hasil yang dipersyaratkan; (5)
Komite Sekolah diatur dalam Peraturan Peme- menyediakan hadiah dan trophy bagi siswa yang
rintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan menjuarai perlombaan; (6) mengadakan kegiatan
dan Penyelenggaraan Pendidikan secara jelas pesantren kilat; (7) mendukung pemanfaatan sara-
mengatur fungsi dan tugas Dewan Pendidikan dan na-prasarana untuk mendukung pembelajaran; (8)
Komite Sekolah. Fungsi dan tugas Komite Sekolah membuat media pembelajaran sesuai kebutuhan
dimuat pada Pasal 196 ayat (1) yang menyebutkan belajar siswa; (9) membuat kebun percontohan
bahwa komite sekolah/madrasah memiliki fungsi sekolah; (10) memaksimalkan alokasi anggaran

Cakrawala Pendidikan, Oktober 2016, Th. XXXV, No. 3


315

operasional sekolah yang bersumber dari APBD, SD di Kabupaten Bantul terpilih sebanyak 148 SD
dan bantuan lain. sehingga jumlah sampel yang selayaknya 95 SD.
Fungsi Dewan Pendidikan dan Komite Langkah selanjutnya adalah menentukan ukuran
Sekolah sebagai pengontrol antara lain (1) me- sampel yang proporsional sesuai dengan jumlah
nanyakan proses belajar mengajar apakah sudah populasi di setiap daerah kelurahan.
mengarah pada standar yang dipersyaratkan; (2) Data dikumpulkan lewat angket, obser-
menanyakan kondisi kesehatan, gizi, dan bakat vasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan
peserta didik; (3) memantau pelaksanaan Rencana dengan menggunakan teknik statistik deskriptif
Kegiatan Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan yang berupa penghitungan analisis presentase
Tahunan (RKT); (4) ikut serta dalam penyusunan dan kemudian dideskripsikan dan disimpulkan
RKS dan RKT; (5) ikut memantau penggunaan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
dana BOS; (6) ikut dalam rapat pembagian rapor;
(7) mengontrol kesejahteraan guru dan tenaga HASIL
kependidikan lainnya; (8) mengontrol pelaksana- Evaluasi keterlaksanaan peran komite se-
an proses belajar mengajar guru. kolah ditinjau dari peningkatan mutu pembela-
Berdasarkan latar belakang di atas, pene- jaran di SD se-Kabupaten Bantul menekankan
litian ini bertujuan untuk mengevaluasi peran dua hal utama yaitu melakukan penggambaran
Komite Sekolah dalam peningkatan mutu pem- dan pertimbangan. Data yang diperoleh dalam
belajaran di SD di Kabupaten Bantul. penelitian ini dibedakan menjadi tiga bagian yaitu
input dan perencanaan, proses/pelaksanaan, dan
METODE hasil/evaluasi. Pada masing-masing tahapan akan
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dilihat (secara horisontal) kesesuaiannya antara
evaluasi (evaluative research) yang bertujuan perencanaan dan data hasil implementasi yang
untuk mengevaluasi peran Komita Sekolah di diperoleh dari observasi lapangan. Analisis lanju-
Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Bantul de- tan untuk mencari kesesuaian antara pelaksanaan
ngan menggunakan model evaluasi Stake (Stake’s program komite sekolah yang diharapkan sesuai
Countenance Model) yang mengukur keterlaksa- standar dengan yang diamati pada masing-masing
naan proses peran Komite Sekolah yang terjadi di tahapan. Hasil analisis data evaluasi ditampilkan
lapangan dengan standar peran Komite Sekolah dalam Tabel 1.
yang seharusnya sebagai kriteria untuk menentu-
kan keberhasilan. Desain evaluasi model Stake’s Tahap Perencanaan
Countenance Model menekankan adanya pelak- Hasil evaluasi terhadap tahap input dan
sanaan dua hal pokok yakni deskripsi (descrip- perencanaan (Antecedent Phase) yang dilakukan
tion) dan pertimbangan keputusan (judgements). terhadap pelaksanaan program Komite Sekolah
Dua hal pokok ini dibedakan dalam tiga tahap menunjukkan pemahaman terhadap rancangan
evaluasi program yaitu: (1) input dan perencanaan program implementasi peran Komite Sekolah
(antecedent), (2) proses (transaction), (3) hasil berkategori cukup dengan persentase 36%. Angka
(outcomes). Model evaluasi Stake merupakan tersebut mempresentasikan bahwa pemahaman
metode yang sistimatis untuk mengevaluasi ke- terhadap rancangan implementasi peran komite
terlaksanaan proses peran Komite Sekolah secara sekolah belum sepenuhnya sesuai dengan standar.
menyeluruh yang meliputi rencana, pelaksanaan, Rancangan program yang dimaksud dalam hal
dan pelaksanan penilaian hasil. ini yaitu konsep, fungsi dan tujuan, serta manfaat
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah komite sekolah.
Dasar di wilayah Kabupaten Bantul. Populasi pe-
nelitian adalah seluruh SDN di Kabupaten Bantul. Tahap Proses
Teknik sampling yang digunakan adalah Probality Pada kolom proses (transaction) menun-
Sampling Technique (Sugiyono, 2012). Seluruh jukkan bahwa komite sekolah telah melaksanakan
kecamatan menjadi sampel daerah. Penentuan peran program komite sekolah sebagai pemberi
subjek/orang sebagai sampel di tiap daerah di- pertimbangan, pendukung, pengontrol dan media-
lakukan dengan acak atau random sehingga semua tor dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran
anggota populasi memiliki kesempatan yang sama dengan kategori baik yaitu sebesar 58% (rentang
untuk dijadikan anggota sampel. Jumlah populasi 51-75%).

Peran Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah Dasar


316

Tabel 1. Data hasil evaluasi implementasi program komite sekolah

Tabel 2. Bagan Pengolahan Data Deskripsi Model Stake

Masing-masing hasil pada tahap transac- Peran komite sekolah sebagai pengontrol
tion juga menjelaskan bahwa peranan komite telah terlaksana dengan kategori baik yaitu sebesar
sebagai pemberi pertimbangan telah melaksana- 51%. Peran sebagai pengontrol yang telah dilaku-
kan sebesar 54%. Hasil peran komite sekolah kan dengan skala jawaban tinggi dari rensponden
sebagai pemberi pertimbangan belum mencapai hampir pada semua indikator. Keadaan tersebut
standar yang telah ditentukan sehingga masih mempresentasikan suatu potensi yang dimiliki
perlu diberikan pertimbangan perbaikan. Peran oleh komite sekolah untuk menjalankan peran-
komite sekolah sebagai pendukung terhadap seko- nya menjadi pengontrol, sehingga perlu diberikan
lah telah terlaksana dengan kategori baik dengan pertimbangan-pertimbangan yang membangun
persentase 57%. Mayoritas responden menjawab agar potensi tersebut dapat terwujud dengan
dengan skala tinggi sehingga dapat diketahui optimal. Peran komite sekolah sebagai mediator
bahwa pelaksanaan peran program komite sekolah telah terlaksana dengan baik pula yaitu sebesar
telah terlaksana dengan baik.

Cakrawala Pendidikan, Oktober 2016, Th. XXXV, No. 3


317

52%. Modus jawaban dengan skala “tinggi” juga 58% sedangkan outcomes dengan persentase
diperoleh dari indikator-indikator penduungnya. 47%. Kesenjangan pada kedua tahap tersebut
ada penurunan sebesar 11%. Kegiatan evaluasi
Tahap Hasil keterlaksanaan program komite sekolah belum
Evaluasi keterlaksanaan komite sekolah dilakukan secara menyeluruh dan menjadi keter-
telah menunjukan kategori baik, yaitu dengan batasan penelitian.
presentase 47%. Namun pencapaian tersebut
belum menunjukan keterlaksanaan yang optimal, PEMBAHASAN
sehingga perlu diberikan pertimbangan saran Tahap Perencanaan
kearah perbaikan demi menghasilkan outcomes Pada tahap input dan perencanaan (An-
yang lebih baik. Data hasil evaluasi implementasi tecedent Phase) diketahui bahwa pemahaman
program komite sekolah, setiap tahapan sudah terhadap rancangan implementasi peran komite
dilaksanakan namun belum mencapai standar sekolah belum sepenuhnya sesuai dengan standar.
100%. Rancangan program yang dimaksud dalam hal
ini yaitu: konsep, fungsi dan tujuan, serta man-
Evaluasi model Stake faat komite sekolah. Padahal pemahaman awal
Hasil pengamatan diolah secara sistematis tersebut tidak lain merupakan pintu masuk yang
melalui evaluasi model Stake (Stake’s Counte- merujuk pada bagaimana kontribusi pemangku
nance Model) untuk mengukur keterlaksanaan kepentingan (guru, kepala sekolah, anggota
proses peran Komite Sekolah yang terjadi di komite sekolah, dan masyarakat) dalam menyusun
lapangan dengan standar peran Komite Sekolah dan merencanakan program. Hubungan yang
yang seharusnya sebagai kriteria untuk menentu- positif antar komponen tersebut juga diharapkan
kan keberhasilan. Desain evaluasi model Stake’s dapat dipupuk agar perencanaan terkait misi kerja
Countenance Model menekankan adanya pelak- komite sekolah tersebut dapat dibangun secara
sanaan dua hal pokok yakni deskripsi (descrip- optimal. Hal ini membuktikan pendapat dari The
tion) dan pertimbangan keputusan (judgements). Frontier School Board (2014) bahhwa komite
Hasil evaluasi melalui model Stake disajikan sekolah merupakan salah satupemegang peran
pada Tabel 2. esensial yang mendukung berkembangnya tata
Dari bagan proses deskripsi data model kelola sekolah, sehingga penting bagi mereka un-
Stake ini, dapat dianalisis secara vertikal/atas tuk memahami aturan-aturan yang ada serta peran
bawah antara tahap antecedent, transaction, dan mereka sehingga dapat secara positif bekerjasama
outcomes. Pada kondisi yang diharapkan, ketiga menjadi bagian dari kemajuan siswa.
tahap memiliki persentase 100% artinya tidak Beberapa pertimbangan solutif yang da-
ada kesenjangan antara ketiga tahap. Namun pat meningkatkan pemahaman setiap anggota
dalam kondisi sebenarnya, terdapat kesenjangan komite sekolah terhadap pentingnya membangun
persentase antara ketiga tahap. rancangan program serta hubungan kerja yang
Terdapat kesenjangan antara antecedent positif adalah dengan sering mengadakan per-
dan transaction). Antecedent sebesar 36% dan temuan/koordinasi antar semua pihak baik guru,
transaction sebesar 58%. Dari kedua tahapan kepala sekolah, komite sekolah, wali siswa, dan
tersebut, ada kenaikan sebesar 22%. Walaupun masyarakat. Pertemuan dilakukan untuk menya-
pada tahapan antecedent terdapat kekurangan makan pandangan tentang konsep, peran, fungsi
pada aspek-aspeknya, namun yang terjadi pada dan manfaat komite sekolah.. Selain itu perlu
tahapan transaction ada peningkatan. Berarti adanya koordinasi antar stakeholder komite seko-
proses yang terjadi selama pelaksanaan program lah dengan pihak sekolah untuk merencanakan
komite sekolah lebih baik. Proses pelaksanaan program bersama. Tertulis dalam (SK Mendiknas
peran komite meliputi peran pendukung, pengon- RI No. 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan
trol, pengembangan, dan mediator. Masing- dan Komite Sekolah bahwa tata hubungan antara
masing aspek dan pelaksana di lapangan bisa Komite Sekolah dengan satuan pendidikan,
saling bersinergi untuk pelaksanaan program Dewan Pendidikan, dan institusi lain yang ber-
yang baik. tanggungjawab dalam pengelolaan pendidikan
Kesenjangan juga terjadi antara transaction dengan Komite Sekolah pada satuan pendidikan
dan outcomes. Transaction dengan persentase lain bersifat koordinatif). Sebaiknya pihak seko-

Peran Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah Dasar


318

lah dengan komite juga melibatkan pemangku berkembangnya suatu sekolah tidak pernah ter-
kebijakan lainnya seperti pengawas sekolah dan lepas dari dukungan yang optimal oleh Komite
dinas pendidikan dalam upaya untuk memperbaiki Sekolah, dalam hal ini peneliti memberikan saran/
kinerja komite sekolah tersebut. masukan agar komite turut menaruh perhatian
terhadap sekolah terkait dengan perencanaan
Tahap Proses dan pelaksanaan program-program sekolah.
Pada tahapan proses salah satu peran komi- Kemajuan sekolah tersebut akan terwujud apabila
te sekolah yaitu sebagai pemberi pertimbangan, komite sekolah mendukung dan menguatkan pro-
pendukung, pengontrol dan mediator dalam upaya gram-program bermutu yang akan dilaksanakan
peningkatan mutu pembelajaran. Ketiganya sudah oleh sekolah. Hal yang juga diungkapkan oleh
termasuk dalam kategori baik, namun keterlaksa- Ninik, (2011:1) bahwa di SMA I Tuntang Sema-
naannya belum optimal. rang pelibatan komite sekolah ditunjukan dalam
Di dalam kedudukannya sebagai pemberi pengambilan keputusan, penyusunan rencana dan
pertimbangan, komite sekolah berkategori baik, program sekolah, RAPBS, pelaksanaan program
namun belum terdapat wadah bagi komite seko- pendidikan dan penyelenggaraan akuntabilitas
lah yang memiliki ruang gerak demokratis untuk pendidikan. Pengambilan keputusan berkaitan
saling memberikan sumbang saran yang mem- dengan peran komite sebagai pendukung juga
bangun. Berbeda dengan penelitian yang telah dapat diwujudkan dalam hal anggaran sekolah.
dilakukan Fandhi Yusuf (2015: 103) di SD Ung- Hal ini membuktikan pendapat dari Zajda (2009:
gulan Aisyiyah Bantul, yang menunjukan bahwa 5) dalam Mulyono & Pardjono (2014: 399) bahwa
komite sekolah dan wali murid memiliki wadah komite sekolah sangat dominan dalam pengam-
untuk bisa memberikan dukungan, pertimbang- bilan keputusan perencanaan sekolah khususnya
an, maupun kontrol terhadap sekolah melalui dalam pengambilan keputusan tentang anggaran
forum dewan kelas secara mendalam. Dewan sekolah.
kelas merupakan forum pertemuan/silaturahim Selanjutnya yaitu terkait dengan peran
yang terdiri dari guru, kepala sekolah, wali kelas, Komite Sekolah sebagai pengontrol. Merefleksi
dan komite sekolah. Dewan kelas melakukan hasil penelitian, bahwa peran komite sekolah
pertemuan rutin setiap dua bulan sekali. Komite dalam kategori baik namun belum optimal, se-
sekolah juga diberi wadah untuk menyalurkan hingga perlu ditingkatkan termasuk kedudukan-
aspirasi terkait pemberian pertimbangan dalam nya sebagai pengontrol. Hal tersebut bisa disia-
forum rapat RKAS (Rencana Kegiatan dan Ang- sati dengan adanya koordinasi yang baik antara
garan Sekolah) dan uji kurikulum saat awal tahun komite sekolah dengan pihak sekolah dalam hal
ajaran baru. ini kepala sekolah yang memiliki kontrol penuh
Ruang gerak pertemuan komite sekolah terhadap sekolah. Kepala sekolah juga selalu
dalam hal ini sangat penting untuk memberikan memiliki agenda untuk melakukan supervisi ter-
pertimbangan yang bermanfaat, seperti halnya hadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran di
pernyataan yang telah diungkapkan oleh School kelas. Komite dapat melakukan kontrol ter-
Advisory Councils Policy (2007:1) bahwa pen- hadap proses pembelajaran di sekolah dari hasil
didikan merupakan hasil responbilitas bersama pengamatan dan laporan kepala sekolah.
antara orang tua dan anggota masyarakat serta Dalam hal ini, komite dapat memberikan
pemerintah, sehingga orang tua melalui komite saran/masukan/kritik terkait peran sebagai pe-
sekolah memegang peranan penting untuk turut ngontrol. Keberadaan komite sekolah sebagai
membuat dan mengembangkan kebijakan ber- langkah untuk menindaklanjuti adanya saran/
sama. Demikian juga yang diungkapkan oleh kritik/keluhan terhadap suatu satuan pendidikan
Michaels (2009:4) bahwa komite sekolah harus sesuai dengan PP No 17 tahun 2010 pasal 196 ayat
mampu menjadi dewan pertimbangan dan pe- (3) yang mengatakan bahawa “Komite sekolah/
nasihat untuk menawarkan keahliannya dalam madrasah memperhatikan dan menindaklanjuti
memperkuat proses pengambilan keputusan/ terhadap keluhan, saran, kritik, dan aspirasi
kebijakan di sekolah. masyarakat terhadap satuan pendidikan. Pertim-
Aspek peran Komite Sekolah menjadi pen- bangan lain yang bisa dilakukan untuk melakukan
dukung juga dalam kategori baik sehingga perlu kontrol terhadap proses pembelajaran di sekolah
ditingkatkan, sebab peningkatan kualitas serta adalah dengan memberikan/memasang fasilitas

Cakrawala Pendidikan, Oktober 2016, Th. XXXV, No. 3


319

CCTV yang rekamannya bisa dilihat langsung mengidentifikasi aspirasi dari masyarakat dalam
oleh komite sekolah setiap saat. Hal ini telah di- rangkat perencanaan pendidikan.
lakukan di SD Unggulan Aisyiyah Bantul sesuai Selain itu, komite sekolah juga dapat di-
penelitian dari Fandhi Yusuf (2015: 104). Dengan katakan sebagai organisasi yang mensosial-
adanya CCTV, maka kontrol bisa dilakukan oleh isasikan kebijakan dan program sekolah kepada
komite sekolah melalui pihak sekolah dalam hal masyarakat serta mengkomunikasikan pengaduan
ini kepala sekolah yang memiliki wewenang keluhan masyarakat terhadap program sekolah.
langsung terhadap kegiatan pembelajaran di Seperti yang telah dijelaskan oleh Epstein & Van
sekolah. Voorhis (2010) bahwa komite sekolah berperan
Terkait kedudukannya sebagai pengontrol, dalam mempromosikan kegiatan-kegiatan di
Hanafi (2015) telah melaksanakan penelitian pada sekolah, meningkatkan kinerja akademik, serta
SMK di Jakarta bahwa pengawasan terhadap menjadi penghubung kemitraan antara sekolah,
komponen input juga menunjukkan komitmen keluarga, dan masyarakat. Di dalam posisi ini,
yang tidak terlalu tinggi, bahkan untuk beberapa komite memegang peraan penting untuk menjadi
komponen input tidak cukup banyak komite seko- jembatan penghubung antara kebutuhan sekolah
lah yang melakukannya yaitu hanya 40%. Padahal dengan masyarakat serta timbal balik diantara
peran komite sekolah sebagai badan pengawas keduanya. Peran komite termanifestasi dalam
sangat esensial. Alasan kurangnya pengawasan suatu keinginan untuk mengembangkan kualitas
dari orang tua telah dijelaskan oleh Duma dkk pendidikan suatu sekolah yang berlandaskan
(2011) bahwa orang tua yang tergabung dalam kebutuhan bersama.
komite sekolah memang sudah seharusnya me- Tahap yang ketiga terkait dengan hasil
mastikan bahwa siswa benar-benar bersekolah dan atau outcomes yang berorientasi pada evaluasi
belajar di sekolah. Namun dari hasil penelitian, keterlaksanaan. Hasil penelitian menunjukan ha-
komite sekolah belum dapat mengontrol proses sil yang kurang optimal dalam pelaksanannya,
pembelajaran di sekolah dengan baik dikarenakan yaitu hanya 47% artinya evaluasi yang dilakukan
keberadaan komite sekolah tidak selalu berada di komite sekolah terhadap keterlaksanaan program-
kelas/di sekolah setiap saat. Hal tersebut sesuai program sekolah belum maksimal. Oleh karena
dengan temuan dari Kriswantoro & Muhyadi itu, komite sekolah perlu menyusun rancangan
(2013:66) bahwa Komite sekolah belum sepenuh- kegiatan selama satu tahun pada awal tahun ajaran
nya melaksanakan tugas sebagai pengontrol baru sehingga langkah-langkah kerja dapat dipeta-
karena komite sekolah sebagai organisasi yang kan dan dapat dievaluasi dengan efektif. Adanya
bersifat sosial dan masing-masing anggota komite rancangan kegiatan ini, akan menjadi pedoman
mempunyai kesibukan dalam profesi masing- dalam melangkah. Selanjutnya juga perlu adanya
masing sehingga belum mampu melaksanakan evaluasi kinerja yang dilakukan dalam sebuah
kontrol secara langsung di sekolah. Oleh karena rapat/pertemuan komite sekolah dengan meli-
itu, pelaksanaan supervisi rutin, kesediaan wadah batkan semua unsur di sekolah untuk mengetahui
untuk mengungkapkan kritik dan saran, serta keterlaksanaan program kerja komite yang telah
fasilitas CCTV merupakan solusi yang tepat. dirancang di awal tahun ajaran baru.
Selaku mediator dalam upaya peningkatan Seperti penelitian yang dilakukan oleh San-
mutu pembelajaran, komite sekolah berperan seba- toso (2007: 12) di sekolah dasar di Madiun, bahwa
gai penghubung antara komponen sekolah dengan peran komite sekolah dalam rangka meningkatkan
masyarakat, komite sekolah dengan sekolah, dan mutu pelayanan pendidikan di sekolah adalah de-
komite sekolah dengan dewan pendidikan. Namun ngan melakukan kerja sama dengan pihak sekolah.
pada kenyataannya pelaksanaannya masih ber- Bentuk kerja sama yang dilakukan komite sekolah
jalan separuhnya yaitu 52% sehingga sangat perlu antara lain adalah dengan memberikan dukungan
untuk ditingkatkan, diantaranya melalui beberapa kepada sekolah dalam penyusunan program dan
solusi yaitu melakukan mediasi dengan pihak- sekaligus realisasinya.
pihak di luar sekolah, mendorong siswa memi- Hal ini membuktikan pendapat dari Matete
liki prestasi akademik dan nonakademik yang (2016) bahwa komite sekolah sudah seharusnya
lebih baik dari sebelumnya, menjadi jembatan memegang peran ikut berkontribusi menyusun
penghubung antara sekolah dengan masyarakat. rencana pengembangan sekolah baik jangka
Di dalam hal ini komite sekola sebaiknya turut pendek maupun jangka panjang. Selain itu, komite

Peran Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah Dasar


320

sekolah selalu mendorong guru untuk meningkat- 6. Hendaknya diadakan evaluasi kinerja komite
kan kinerjanya dalam hal akademis. sekolah dengan melibatkan semua unsur di
sekolah untuk mengetahui keterlaksanaan
SIMPULAN program kerja komite yang telah dirancang di
Tahap antecedent (input dan perencanaan) awal tahun ajaran baru.
terkait dengan pemahaman terhadap rancangan
program implementasi peran Komite Sekolah UCAPAN TERIMA KASIH
belum sepenuhnya sesuai standar dan berkategori Dengan diterbitkannya jurnal penelitian ini,
cukup dengan persentase 36%. Tahap transac- ucapan terimakasih disampaikan kepada Komite
tion (proses implementasi peran program komite Sekolah SD, Kepala Sekolah SD, dan beberapa
sekolah) terkait dengan implementasi program guru SD di Bantul yang telah bekerja sama dalam
komite sekolah telah terlaksana dengan kategori penelitian ini, dan juga terima kasih kepada Dekan
baik dengan persentase 58%. Tahap outcomes FIP UNY yang telah memberikan dukungan pen-
(evaluasi keterlaksanaan program) terkait dengan danaan untuk pelaksanaan penelitian ini. Semoga
evaluasi implementasi peran Komite Sekolah amal baik Bapak dan Ibu mendapat balasan ber-
terhadap tahap antecedent dan transaction masuk lipat ganda dari Alloh SWT, serta terimakasih di-
kategori cukup dengan persentase 47%. sampaikan kepada dewan redaksi Jurnal Cakrawa-
la Pendidikan yang telah memberikan saran
Saran perbaikan, proses review, dan kesempatan besar
Hasil penelitian terhadap evaluasi imple- kepada penulis untuk menerbitkan artikel ini.
mentasi peran program komite sekolah di SD
Kabupaten Bantul belum semua aspek memenuhi DAFTAR PUSTAKA
standar 100%. Oleh karena itu, hasil temuan dari Bryan, J., & Henry, L. 2012. A model for building
penelitian ini diharapkan bisa dijadikan bahan school-family-community partnerships:
untuk meningkatkan kinerja dari semua pihak. Principles and process. Journal of Counsel-
Pihak sekolah dapat memanfaatkan hasil pene- ing & Development, 90(4), 408-420.
litian untuk meningkatkan peran komite sekolah
terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-
Dengan melakukan koordinasi antar semua pihak Undang Republik Indonesia Nomor 23
maka pelaksanaan peran program komite sekolah Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
akan lebih optimal. Komite sekolah dapat me- Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan
ningkatkan peran dukungan, pengembangan, kon- Nasional.
trol, dan mediasi dengan memanfaatkan temuan
penelitian ini. Duma, Kapueja, Khanyile. 2011. Educators’
1. Peningkatan koordinasi antar semua pihak baik Experiences on the Role of Parents in the
guru, kepala sekolah, komite sekolah, wali School Governing Bodies of Rural Schools.
siswa, dan masyarakat dalam menyamakan American International Journal of Contem-
pandangan tentang konsep, peran, fungsi dan porary Research. Vol. 1 No. 3.
manfaat komite sekolah.
2. Sekolah bisa juga melakukan kajian terhadap Epstein, J. 1995. School/family/community part-
kinerja komite sekolah di sekolah yang lain nerships: Caring for the children we share.
yang telah berhasil melaksanakan program Phi Delta Kappan, 72(5), 701-712.
kerja komite sekolah dengan baik.
3. Pengurus Komite Sekolah lebih meluangkan Hanafi, Ivan & Mufti Ma’sum. 2015. Analisis
waktu untuk melaksanakan peran dan fungsi- Kebijakan Pendidikan: Peran Komite Seko-
nya di sekolah. lah pada Sekolah Menengah Kejuruan.
4. Keanggotaan komite sekolah dapat melibatkan Cakrawala Pendidikan, Februari 2015, Th.
masyarakat yang berasal dari berbagai latar be- XXXIV, No. 1.
lakang pendidikan serta bermacam profesi.
5. Komite sekolah hendaknya menyusun ran- Jones, Keith. 2004. Planning for Mathematics
cangan kegiatan selama satu tahun pada awal Learning. Routledge.
tahun ajaran baru sehingga langkah kerja bisa
dipetakan.

Cakrawala Pendidikan, Oktober 2016, Th. XXXV, No. 3


321

Kavaliauskienë,Galina. 2011. Life Long Learning kan SMK Di Kabupaten Lamongan, Jawa
Strategies. Socialiniu Mokslu Studijjos So- Timur. Jurnal Pendidikan Vokasi, 4(3). Re-
cietal Studie. Vol. 3(4), p. 1253–1267. trieved from http://journal.uny.ac.id/index.
php/jpv/article/view/2562/2116.
Kemendikbud. 2016. Kemitraan Sekolah dengan
Keluarga dan Masyarakat. Jakarta: Direk- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No-
torat Jendral pendidikan Anak Usia Dini mor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Pendidikan Masyarakat. dan Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Kriswantono, M., & Muhyadi, M. 2013. Imple-
mentasi Peran Komite Sekolah di SD Neg- Qualifications and Curriculum Authority. 2001.
eri Sumberporong 03 Kecamatan Lawang, Planning for learning in the foundation
Kabupaten Malang.  Jurnal Akuntabilitas stage. London: QCA.
Manajemen Pendidikan, 1(1). Retrieved
fromhttp://journal.uny.ac.id/index.php/ Rehberg, Megan. 2008. School Committee of
jamp/article/view/2325/1928. the Town of Burlington v. Department of
Education. SAGE Publications, Inc.
Matete, R. 2016. Teaching Professionalism in an
Accountability Age in Tanzania. Interna- Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan profesional
tional Journal of Science and Technology guru dan tenaga kependidikan. Bandung:
Vol.5 No. 2. Alfabeta.

Michaels. 2009. Handbook for Archodiocesan Santoso, Agus Budi. 2007. Peranana Komite
Catolic School Advisooy Boards. Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pen-
didikan Dasar di Kota Madiun. Skripsi
Mulyasa. 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profe- tidak diterbitkan FBS IKIP PGRI Ma-
sional. Bandung: Remaja Rosdakarya. diun.

________. 2007. Medologi Penelitian Kualitatif. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif
Bandung: Remaja Rosda Karya. dan Kualititatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
________. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah.
Bandung: Remaja Rosdakarya. ________. 2012. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
Mulyono, W., & Pardjono, P. 2014. Peran Komite R&D. Bandung: Alfabeta.
Sekolah Dalam Penyelenggaraan Pendidi-

Peran Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah Dasar

Você também pode gostar