Você está na página 1de 24

GAMBARAN PEMERIKSAAN HASIL CA 19-9 METODE

ELISA DI RSUD ULIN BANJARMASIN

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Diploma III


Program Studi : Analis Kesehatan

Disusun Oleh:
Siti Noorhalimah
EAK10150033

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN


POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN
BANJARMASIN
2018
GAMBARAN PEMERIKSAAN HASIL CA 19-9 METODE
ELISA DI RSUD ULIN BANJARMASIN

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Diploma III


Program Studi : Analis Kesehatan

Disusun Oleh:

Siti Noorhalimah
EAK10150033

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN


POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN
BANJARMASIN
2018
PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran Pemeriksaan Hasil Ca


19-9 Metode ELISA Di RSUD Ulin Banjarmasin” telah disetujui untuk diajukan
di hadapan Tim Penguji Proposal KTI Politeknik Unggulan Kalimantan Program
Studi D-III Analis Kesehatan.

Banjarmasin, Maret 2018

Pembimbing I Pembimbing II

(Wiwik Purwanti, S.Si, S.Kom, M.Imun) (Mu’jizatillah, S.Ft, Physio, M.Kes)


NIK. ............................... NIK. 1120217047

Mengetahui
Ketua Program Studi D-III Analis Kesehatan
Politeknik Unggulan Kalimantan

(Amalia Ajrina S,Si.,M,Si)


NIK. 1140415012
PENGESAHAN

Bukti Pengesahan Hasil Revisi Proposal Penelitian KTI


Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Program Studi D-III Analis Kesehatan

Telah diseminarkan pada tanggal


setelah diadakan perbaikan, selanjutnya disetujui untuk dilakukan penelitian
No Nama Pembimbing/Penguji Tanda Tangan
1.

(Penguji)
2.

Wiwik Purwanti, S.Si, S.Kom, M.Imun


(Pembimbing I)
3.

Mu’jizatillah, S.Ft, Physio, M.Kes


(Pembimbing II)
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas karunia yang Allah SWT berikan atas limpahan rahmat, dan
kasih sayang-Nya, atas petunjuk bimbingan yang telah diberikan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Proposal KTI yang berjudul “Gambaran Pemeriksaan Hasil
Ca 19-9 Metode ELISA di RSUD Ulin Banjarmasin”.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
sedalam-dalamnya kepada semua pihak, yang telah memberikan bantuan berupa
bimbingan, arahan, motivasi dan doa selama proses penulisan Proposal ini. Penulis
dengan penuh hormat dan tulus hati menghaturkan rasa terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak H. Aus Al Anhar, SKM., MS selaku Direktur Politeknik Unggulan
Kalimantan
2. Ibu Amalia Ajrina, S.Si, M.Si selaku ketua prodi Analis Kesehatan.
3. Wiwik Purwanti, S.Si, S.Kom, M.Imun selaku dosen pembimbing I yang
telah banyak memberikan bimbingan, saran dan bantuan dalam penyusunan
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Mu’jizatillah, S.Ft, Physio, M.Kes selaku dosen pembimbing II yang
banyak mengarahkan cara penulisan yang baik dan benar.
5. Dosen Penguji
6. Seluruh dosen prodi Analis Kesehatan beserta staf tata usaha Politeknik
Unggulan Kalimantan
7. Mama, abah, kakak, serta seluruh keluarga yang memberikan doa,
semangat, perhatian, serta dukungan baik moral maupun materil dalam
pembuatan Proposal Karya Tulis Ilmiah.
8. Sahabat-sahabat saya serta seluruh rekan mahasiswa(i) terutama angkatan
2015 prodi Analis Kesehatan yang telah memberikan doa, motivasi dan
bantuan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
Teriring harapan dan doa semoga Allah SWT membalas amal kebaikan dari
berbagai pihak tersebut. Tentunya masih banyak kekurangan yang ada dalam
penulisan KTI ini, untuk itu penulis sangat berharap masukan dari pembaca dan
semoga karya ilmiah ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin

Banjarmasin, Maret 2018

Siti Noorhalimah
EAK10150033
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker Pankreas merupakan kanker yang berasal dari sel-sel yang melapisi
saluran pankreas. Sekitar 95% kanker pankreas merupakan Adenokarsinoma.
Kanker ini lebih sering terjadi pada laki-laki dan lebih sering menyerang orang
kulit hitam. kanker ini jarang terjadi sebelum usia 50 tahun dan rata-rata penyakit
ini terdiagnosis pada penderita yang berumur 55 tahun (Brunner & Suddarth,
2001).
Kanker pankreas menduduki peringkat ke-12 di dunia dengan 338.000 kasus
pada tahun 2012. Prevalensi pasien kanker pankreas di dunia yang bertahan
hidup selama lima tahun adalah 4.1 per 100.000. Kanker ini bersifat fatal dan
merupakan penyebab kematian ketujuh (WHO, 2012). Di Amerika Serikat,
kanker pankreas masuk dalam peringkat keempat penyebab kematian setelah
kanker paru, prostat, dan kolorektal. Pada tahun 2008 insidensi kanker pankreas
di Amerika Serikat adalah 37.700 kasus dan 34.300 diantaranya meninggal
karena penyakit ini. Survival rate penderita kanker pankreas yang bertahan
selama lima tahun < 5% (Hidalgo, 2010).
Kanker ini jarang ditemukan di usia <40 tahun dan banyak di usia 60 – 80
tahun. Insidensi kanker pankreas adalah 1-10 kasus per 100.000 dan umumnya
meningkat di negara berkembang (Ryan, 2014), seperti di Indonesia, kanker
pankreas merupakan kanker ganas ketiga terbanyak setelah kanker paru dan
kanker kolon.
Diagnosa kanker pankreas secara laboratorium dapat dilakukan dengan
pemeriksaan Ca 19-9. Teknik pemeriksaan yang digunakan adalah teknik yang
dapat menganalisa suatu protein tertentu seperti ELISA (Enzyme linked
immunosorbent Assay). kanker marker Ca 19-9 paling banyak digunakan karena
mempunyai sensitivitas 80% dan spesivitas 60-70%.
Jumlah pasien tahun 2017 terdiagnosa 169 pasien di RSUD Ulin
Banjarmasin. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik melakukan suatu
penelitian untuk melihat “Gambaran Pemeriksaan hasil Ca 19-9 Metode ELISA
di RSUD Ulin Banjarmasin”

B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran pemeriksaan hasil Ca 19-9 metode ELISA di RSUD Ulin
Banjarmasin ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pemeriksaan hasil Ca 19-9 metode ELISA di
RSUD Ulin Banjarmasin
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pemeriksaan hasil Ca 19-9 metode ELISA berdasarkan
usia.
b. Untuk mengetahui pemeriksaan hasil Ca 19-9 metode ELISA berdasarkan
jenis kelamin.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai bahan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang
immunologiserologi tentang pemeriksaan Ca 19-9 metode ELISA
2. Bagi Masyarakat
Sebagai sarana informasi tentang pemeriksaan kanker pankreas
3. Bagi Instansi
Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang
pemeriksaan Ca 19-9 dan sebagai tambahan informasi kepada petugas
laboratorium tentang pemeriksaan Ca 19-9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Kanker Pankreas
Kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar penyakit yang
dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang digunakan
adalah tumor ganas. Salah satu fitur mendefiniskan kanker adalah
pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas
normal, dan yang kemudian dapat menyerang bagian sebelah tubuh dan
menyebar ke organ lain. Proses ini disebut metastasis. Metastasis merupakan
penyebab utama kematian akibat kanker (WHO, 2009).
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua
fungsi utama, yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon
penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan
berhubungan erat dengan duodenum (Sylvia, 2006).
Kanker Pankreas merupakan kanker yang berasal dari sel-sel yang
melapisi saluran pankreas. Sekitar 95% kanker pankreas merupakan
Adenokarsinoma. Kanker ini lebih sering terjadi pada laki-laki dan sering
menyerang orang berkulit hitam. Kanker ini jarang terjadi sebelum usia 50
tahun dan rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada penderita yang berumur 55
tahun. (Brunner & Suddarth, 2001).

2. Anatomi dan Fisiologi Pankreas


Pankreas adalah organ pipih yang terletak dibelakang dan sedikit di
bawah lambung dalam abdomen (Sloane, 2003). Pankreas merupakan
kelenjar retroperitoneal dengan panjang sekitar 12-15 cm (5-6 inchi) dan tebal
2,5 cm (1 inchi). Pankreas berada di posterior kurvatura mayor lambung.
Pankreas terdiri dari kepala, badan, dan ekor dan biasanya terhubung ke
duodenum oleh dua saluran, yaitu duktus Santorini dan ampula Vateri
(Tortora & Derrickson, 2012).
Gambar 2.1. Anatomi Pankreas dan Saluran-Salurannya
(Sumber: Tortora & Derrickson, 2012: Principles of Anatomy &
Physiology, 13th Edition)

Jaringan penyusun pankreas (Guyton dan Hall, 2006) terdiri dari :


1) Jaringan eksokrin, berupa sel sekretorik yang berbentuk seperti
anggur yang disebut sebagai asinus atau Pancreatic acini
(Gambar2.2), yang merupakan jaringan yang menghasilkan enzim
pencernaan ke dalam duodenum.
2) Jaringan endokrin yang terdiri dari pulau-pulau Langerhans atau
Islet of Langerhans (Gambar2.2) yang tersebar di seluruh jaringan
pankreas, yang menghasilkan insulin dan glukagon ke dalam darah.

Gambar 2.2. Asinus dan pulau Langerhans (Guyton & Hall, 2006)
Menurut Tortora dan Derrickson (2012), setiap pulau pankreas
meliputi empat jenis sel yang mensekresi hormon :
1) Alpha atau sel A merupakan sekitar 17% dari sel-sel islet pankreas dan
mengeluarkan glukagon
2) Beta atau sel B merupakan sekitar 70% dari sel-sel islet pankreas dan
mensekresi insulin
3) Delta atau sel D merupakan sekitar 7% dari sel islet pankreas dan
mengeluarkan somatostatin
4) Sel F merupakan sisa sel islet pankreas dan mensekresi polipeptida
pankreas.

3. Epidemiologi
Kanker pankreas menduduki peringkat ke-12 yang paling sering di
dunia dan termasuk dalam peringkat keempat di Amerika Serikat . Kanker ini
lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita (1,5 : 1) dan juga lebih
sering pada kulit hitam dibandingkan berkulit putih. Berisiko dua atau tiga
kali jika memiliki saudara yang menderita kanker pankreas (Brunicardi,
2015). Hampir 80% terjadi pada usia 60-80 tahun. Data di Amerika Serikat
pada tahun 2007 menunjukkan kanker pankreas penyebab kematian terbesar
pada pria dan wanita > 40 tahun dengan resiko tertinggi pada usia 60-79 tahun
dan jarang dijumpai pada usia <50 tahun (Darmawan dan Simadibrata, 2011).
Berdasarkan Surveillance Epidemiology and End Results Program
(SEER) dan data National Center for Health Statistics menunjukkan bahwa
insidensi kanker pankreas pada pria dan wanita meningkat 1,4% tahun 2000-
2009, kemudian data 2011/2012 menunjukkan tingkat kematian meningkat
1,7% (Steer,2008).

4. Etiologi
Etiologi kanker pankreas masih belum jelas. Penelitian epidemiologik
menunjukkan adanya hubungan kanker pankreas dengan beberapa faktor
eksogen (lingkungan) dan faktor endogen pasien. Faktor eksogen antara lain
kebiasaan merokok, diet tinggi lemak, alkohol, kopi, dan zat karsinogen
industri, sedangkan faktor endogen yaitu usia, penyakit pankreas (pankreatitis
kronik dan diabetes mellitus) dan mutasi gen (Padmomarono, 2006).

5. Tanda dan Gejala Klinis


Gejala awal kanker pankreas tidak spesifik dan samar, sering terabaikan
baik oleh pasien maupun dokter sehingga sering terlambat didiagnosis. Tanda
klinis pasien kanker pankreas tergantung pada letak kanker dan perluasan atau
stadium kanker (Padmortono, 2009).
Tabel 2.1 Gejala dan Tanda Klinis Kanker Pankreas
Gejala dan Tanda Klinis Kanker Pankreas

Gejala Klinis Sakit perut, beratbadan turun, ikterus (kaput


pankreas), anoreksia, perut penuh, kembung, mual,
muntah, intoleransi makanan, konstipasi, dan badan
lemah

Tanda Klinis Gizi kurang, pucat, lemah, ikterik, pruritus,


hepatomegali, kandung empedu membesar
(Courvoisier’s sign), masa epgastrium, splenomegali,
asites, tromboplebitis (Trousseau’s syndrome),
edema tungkai.

a. Sakit perut : hampir 90% kasus dengan keluhan sakit perut. Lokasi sakit
perut biasanya pada ulu hati, awalnya difus kemudian terlokalisir. Sakit
perut biasanya disebabkan invasi kanker pada pleksus celiac dan pleksus
mesentrik superior.
b. Berat badan turun lebih 10% dari berat ideal. Awalnya terjadi secara
bertahap kemudian menjadi progresif. Hal ini bisa disebabkan berbagai
faktor, antara lain: asupan makanan kurang, malabsorbsi lemak dan
protein, dan peningkatan kadar sitokin pro-inflamasi ( TNF α dan IL-6)
(El-Jurdi dan Saif, 2010).
c. Ikterus obstruktif, dijumpai pada 80-90% kanker kaput pankreas karena
obstruksi saluran empedu oleh kanker. Hal ini juga sering dikaitkan
dengan mual dan rasa tidak nyaman di perut. Bisa juga terjadi pada korpus
atau kauda pankreas pada stadium lanjut (6-13%) akibat metastasis di hati
atau limfonodi yang menekan saluran empedu (Williams, 2013).

6. Diagnosis
Deteksi awal kanker pankreas sulit untuk dilakukan dikarenakan tanda
dan gejala klinis yang tidak spesifik. Akibatnya tidak ada program skrining
yang direkomendasikan pada populasi. Namun, pasien yang berisiko tinggi
secara signifikan meningkat 18 kali terhadap kejadian kanker pankreas
(Cascinu et al, 2010).
Skrining pada individu berisiko tinggi sangat penting meskipun masih
kontroversi dalam beberapa aspek. Penelitian skrining pada kelompok yang
berisiko tinggi menunjukkan lesi preinvasif pankreas pada beberapa pasien.
Penelitian Canto et all, menskrining 225 pasien asimptomatik dengan risiko
tinggi dengan menggunakan CT, MRI, dan Endoscopic Ultrasonography
(EUS). Dari penelitian tersebut dijumpai massa pankreas ataupun dilatasi
duktus pankreas (Konstantinou et al, 2013)
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pasien kanker pankreas terdapat kenaikan serum lipase, amylase,
dan glukosa. Anemia dan hipoalbuminemia yang timbul sering disebabkan
karena penyakit kankernya dan nutrisi yang kurang. Pasien dengan ikterus
obstruktif terdapat kenaikan bilirubin serum terutama bilirubin
terkonjugasi (direk), alkali fosfatase, waktu protrombin memanjang,
bilirubinuria positif. Kelainan laboratorium lain adalah berhubungan
dengan komplikasi kanker pankreas, antara lain : kelainan transaminase
akibat metastasis hati yang luas, tinja berwarna hitam akibat perdarahan
saluran cerna atas, steatorea akibat malabsorbsi lemak, dan sebagainya
(McIntyre dan Winter, 2015).

b. Petanda Kanker marker Ca 19-9


Penanda kanker Ca 19-9 (carbohydrate antigen 19-9) sering
meningkat pada kanker pankreas. Ca 19-9 dianggap paling baik untuk
diagnosis kanker pankreas, karena memiliki sensitivitas dan spesifivitas
tinggi (80% dan 60-70%), akan tetapi konsentrasi yang tinggi biasanya
terdapat pada pasien dengan besar kanker >3 cm, dan merupakan batas
reseksi kanker (Padmomarono, 2006).
American Society of Clinical Oncology (ASCO) menyatakan bahwa
Ca 19-9 harusnya tidak digunakan untuk skrining kanker pankreas
dikarenakan peningkatan yang salah (false-positive) atau false normal
(false-negative). Ca 19-9 mempunyai peranan penting untuk mengetahui
prognosis dan respon terapi pada pasien setelah mendapat terapi reseksi
dan kemoterapi (Gayle dan Loconte, 2010).
Ca 19-9 merupakan suatu substansi yang dihasilkan oleh sel-sel
kanker kelenjar eksokrin pankreas dan dapat dideteksi pada pemeriksaan
darah. Namun, pemeriksaan Ca 19-9 sulit dideteksi pada kanker stadium
dini sehingga tidak direkomendasikan untuk skring rutin pada penderita
yang asimtomatik. Pemeriksaan Ca 19-9 sering digunakan untuk menilai
hasil terapi serta rekurensi kanker pankreas setelah terapi (American
cancer society, 2011)
B. Kerangka Teori

Kanker Pankreas Faktor resiko


Umur dan Jenis
Kelamin

Pasien yang
diiduga kanker
pankreas

Serum

Pemeriksaan
Ca 19-9

Metode ELISA
yang dibaca secara
Fluoresensi (ELFA)

Hasil
Pemeriksaan
Ca 19-9

Normal Tidak Normal


< 37 U/ml > 37 U/ml

Keterangan :
 Tidak diteliti :
 Yang diteliti :
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah bersifat survey deskriptif, yaitu suatu jenis penelitian
yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi
tentang suatu keadaan secara objektif, dengan pendekatan cross sectional, yang
diarahkan untuk mengetahui data yang diambil pada saat penelitian gambaran
pemeriksaan Ca 19-9 dimana kedua data yang menyangkut variabel mandiri
dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2002)

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium RSUD Ulin Banjarmasin
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2018

C. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Observasional yang
bersifat deskriptif.

D. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang diduga kanker
pankreas di RSUD Ulin Banjarmasin
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampel yang diambil
dari data hasil pemeriksaan pasien yang diduga kanker pankreas di RSUD
Ulin Banjarmasin. Berdasarkan Sugiono (2012), ukuran sampel yang layak
dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500
E. Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini adalah variabel mandiri, yaitu data hasil
pemeriksaan Ca 19-9 pada pasien penderita kanker pankreas di RSUD Ulin
Banjarmasin.

F. Definisi Variabel Operasional


Tabel 3.1 Definisi Variabel Operasional
No Nama Variabel Definisi Operasional Skala Ukur

1. Kanker Kanker ganas yang berasal dari sel-sel Ordinal


Pankreas yang melapisi saluran pankreas,
meningkat pada pasien dengan kadar
pemeriksaan Ca 19-9 >37 U/ml.
2. Pemeriksaan Ca Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya Nominal
19-9 penyakit kanker pankreas dengan
melakukan pemeriksaan kadar Ca 19-9
menggunakan metode ELISA yang
dibaca secara fluoresensi (ELFA) pada
pasien yang diduga kanker pankreas di
RSUD Ulin Banjarmasin
3. Data rekam Data pasien berdasarkan data biling di Ordinal
medik RSUD Ulin Banjarmasin

G. Metode Pengumpulan Data


Data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan data sekunder yang
diperoleh dengan cara melihat data pemeriksaan Ca 19-9 metode ELISA disertai
pemberian kuisoner sebagai data pendukung untuk mengetahui kemungkinan
adanya faktor-faktor resiko kanker pankreas
H. Tahapan Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Peneliti melakukan pengambilan data hasil pemeriksaan Ca 19-9

2. Pemeriksaan Sampel
a. Prinsip :
Prinsip pemeriksaan ini merupakan kombinasi metode immunoassay
enzimatik sandwich dua langkah dengan deteksi akhir fluorosen (ELFA)
dengan langkah sebagai berikut (gambar 3):

Gambar 4. Reaksi imunologis pada tes CA 19-9 metode ELFA


(Sumber: modifikasi dari http://www.procalcitonin.com)

a. Antibodi 1116-NS-19-9 yang terfiksasi pada dinding SPR


menangkap antigen reaktif yang terdapat pada sampel.
b. Komponen yang tidak terikat akan dikeluarkan selama fase
pembilasan.
c. Antibodi 1116-NS-19-9 berlabel alkali fosfatase (konjugat)
kemudian akan diinkubasi dalam SPR dan akan berikatan dengan
antigen reaktif 1116-NS-19-9.
d. Komponen yang tidak terikat akan dikeluarkan pada fase
pembilasan.
e. Substrat (4-methyl-umbelliferyl phosphate) dipipet keluar masuk
SPR. Enzim konjugat akan mengkatalisis proses hidrolisis substrat
ini menjadi produk fluoresen (4-methyl-umbeiliferone) dimana
fluoresen tersebut akan diukur pada panjang gelombang 450 nm.
Intensitas fluorosen setara dengan konsentrasi antigen reaktif
1116-NS-19-9 pada sampel

b. Cara Kerja
1) Master lot data entry (MLE)
Master lot data entry (MLE) yang terdapat dalam tiap kit dimasukkan
sebelum reagen dengan lot baru digunakan. Master lot data Entry
(MLE) berisi spesifikasi data kurva kalibrasi. Jika langkah ini tidak
dilakukan sebelum memulai tes, maka alat tidak dapat mencetak hasil.

Gambar 5. Master lot data entry


(Sumber: http://www.biomerieux-usa.com )

2) Kalibrasi
Melakukan kalibrasi dengan kalibrator (S1) yang terdapat pada kit
harus dilakukan setiap menggunakan reagen dengan lot baru dan setelah
memasukkan master lot data. Kalibrasi seharusnya dilakukan setiap 14
hari dan harus selalu dicek hasilnya dengan kontrol.
3) Kontrol
Kontrol kualitas harus dilakukan segera setelah kit baru dibuka untuk
meyakinkan kualitas reagen tidak berubah. Kontrol tidak dapat
divalidasi jika nilainya keluar dari nilai yang diharapkan.
4) Langkah kerja
cara skematis tes Ca 19-9 berlangsung sebagai berikut (gambar 6):

Gambar 6. Proses pada tes Ca 19-9 metode ELFA


(Sumber: modifikasi dari http://www.procalcitonin.com)

1) Strip reagen dan SPR yang dibutuhkan dikeluarkan dari lemari es


dan didiamkan pada suhu ruangan minimal 30 menit.
2) Satu strip dan SPR CA 19-9 digunakan untuk tiap satu sampel,
kontrol dan kalibrator dari tes yang akan diperiksa. Pastikan
kemasan kembali ditutup setelah SPR yang dibutuhkan dikeluarkan.
Memilih “199” pada alat untuk masuk pada kode tes. Kalibrator
harus ditandai sebagai “S1” dan dites dengan cara duplikat. Jika
kontrol akan dites, maka ditandai dengan “C1”
3) Sampel dapat disentrifus jika perlu
4) Kalibrator dan kontrol dihomogenkan menggunakan vortex-type
mixer.
5) Sampel, kalibrator atau kontrol dipipet sebanyak 200 µl ke sumur
sampel.
6) SPR dan strip CA 19-9 dimasukkan ke alat. Warna label dan kode
pemeriksaan strip dan SPR dipastikan sesuai.
7) Data pasien dan pemeriksaan yang akan dilakukan dimasukkan
sesuai posisi sampel pada monitor.
8) “Start” ditekan dan pemeriksaan akan dilakukan secara ototmatis
oleh alat. Pemeriksaan selesai dalam waktu kurang lebih 60 menit.
Proses kerja automatis digambarkan sebagai berikut:

Gambar 7. Proses kerja automatis pada SPR dan strip reagen Mini
Vidas
(Sumber: modifikasi dari http://www.procalcitonin.com)

9) Hasil akan keluar dalam bentuk print out


10) Setelah pemeriksaan selesai, SPR dan strip dikeluarkan dari alat
dan dibuang pada tempat yang telah disediakan.
11) Sampel dengan kadar CA 19-9 lebih dari 500 U/ml harus diperiksa
kembali dan diencerkan dengan diluent (R1). Faktor pengenceran
dimasukkan pada worklist sebelum memulai tes. Jika faktor
pengenceran tidak dimasukkan pada worklist maka hasil tes
dikalikan dengan faktor pengenceran untuk memperoleh
konsentrasi CA 19-9 pada sampel.

C. PASCA ANALITIK
Nilai rujukan: < 37 U/ml
Interpretasi:
CA 19-9 dapat meningkat pada Ca. kolorektal, Ca. Pankreas, dan
kanker lain pada traktus digestivus seperti duktus biliaris dan lambung.
Dapat juga meningkat pada keadaan non-malignansi seperti penyakit
tiroid, artritis reumatoid, infeksi kandung kemih dan pankreatitis.1,9
Kadar CA 19-9 pada keganasan pankreas dapat memberikan
informasi prognostik. Kadar CA 19-9 pada serum < 37 U/ml mempunyai
perpanjangan masa hidup 32 - 36 bulan dan pasien dengan kadar CA 19-
9 > 37 U/ml mempunyai perpanjangan masa hidup 12-15 bulan.
Pemeriksaan CA 19-9 digunakan sebagai pemeriksaan tambahan
untuk prognosis dan memonitor terapi pada pasien yang didiagnosis
dengan keganasan. Penurunan kadar CA 19-9 mengindikasikan suatu
respon positif terhadap terapi dan prognosis yang baik. Peningkatan kadar
CA 19-9 yang konstan menggambarkan respon yang kurang terhadap
terapi.

I. Pengolahan dan Analisis Data


1. Pengolahan data
Setelah semua data terkumpul dilakukan pengolahan data. Langkah-langkah
pengolahan data menurut Hidayat (2011) adalah sebagai berikut :
a. Editing Data
Data yang diperoleh dari melihat data hasil pemeriksaan Ca 19-9,
kemudian segera dilakukan pengecekan pengisian untuk melihat
kemungkinan adanya pengisian yang kurang.
b. Tabulating Data
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan diagram

2. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif berupa persentase, disajikan
dalam bentuk tabel dan diagram
DAFTAR PUSTAKA

1. Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8


Volume 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EG
2. (WHO, 2012).
3. Hidalgo, M., 2010. Pancreatic Cancer. The New England Journal
Medicine, 362:1605-17
4. Ryan, D.P., Hong, T.S., Bardeesy, N., 2014. Pancreatic Adenocarcinoma.
The New England Journal of Medicine 371: 1039-1049
5. Sylvia A. Price, Patofisologi. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta:
2006.
6. Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta:
EGC.
7. Tortora, G.J., Derrickson, B., 2012. Principles of Anatomy and
Physiology. 13th ed. USA: John Wiley & Sons
8. Guyton, A.C., Hall, J.E., 2006. The Heart. In: Schmitt, W., Gruliow, R.,
eds. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Philadelphia: Elsevier
Saunders, 108.
9. Darmawan, G., and Simadibrata, M., 2011. Pancreatic Cancer : Review of
Etiology, Clinical Features, Diagnostic Procedures, Treatment and
Mesothelin Role. The Indonesian Journal of Gastroenterology,
Hepatology and Digestive Endoscopy volume 12.
10. Brunicardi, 2015
11. Steer, M.L., 2008. Exocrine Pancreas. In: Townsend, C.M., Beauchamp,
R,.D,. Mattox, K,. Evers, B,M,. ed. Sabiston Textbook of Surgery.
Philadelphia : Saunders Elsevier, 1589-1623.
12. Padmortono, F.S., 2009. Tumor Pankreas. In: Sudoyo, A.W., Setiyohadi,
B,. Alwi, I,. Simadibrata, M,. Setiati ,S,.ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta : Interna Publishing.
13. Sudoyo, A, et. al. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi
Keempat. Jakarta: Interna Publishing.
14. El-Jurdi, N.H.M., and Saif, M.W., 2013. Diabetes and Pancreatic Cancer.
JOP. J Pancreas (Online) 2013 July 19; 14(4): 363-366.
15. Williams, N.S., Bulstrode, C.J.K., Oconnel, P.R., 2013. Bailey & Loves
Short Practice of Surgery, 26th ed. USA : Taylor & Francis Group, LLC
16. Cascinu, S., Falconi, M., Valentini V., 2010. Pancreatic cancer : ESMO
Clinical Practice Guidelines for Diagnosis, Treatment and Follow-Up.
Annals of Oncology 21 (Supplement 5): v55–v58.
17. Konstantinou, F., Syrigos, K.N., Saif, M.W., Pancreatic Cancer : What
About Screening and Detection?.JOP. J Pancreas (Online) 2013 July 10;
14(4):312-315.
18. Mclntyre, C.A., Winter, J.M., 2015. Diagnostic Evaluation and Staging
of Pancreatic Ductal Adenocarcinoma. Semin Oncol 42: 19-27.

19. Padmomarono, F Soemanto. Kanker Pankreas. In: Sudoyo, Aru W dkk.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Keempat. Jakarta: Interna
Publishing. 2006; hal 492-6

20. Gayle, A.A., Loconte, N.K., 2010. Pancreatic Adenocacinoma in the


Older Adult, University of Wisconsin Carbone Cancer Centre.
21. American cancer society, 2011

Você também pode gostar