Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh:
Siti Noorhalimah
EAK10150033
Disusun Oleh:
Siti Noorhalimah
EAK10150033
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi D-III Analis Kesehatan
Politeknik Unggulan Kalimantan
(Penguji)
2.
Puji syukur atas karunia yang Allah SWT berikan atas limpahan rahmat, dan
kasih sayang-Nya, atas petunjuk bimbingan yang telah diberikan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Proposal KTI yang berjudul “Gambaran Pemeriksaan Hasil
Ca 19-9 Metode ELISA di RSUD Ulin Banjarmasin”.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
sedalam-dalamnya kepada semua pihak, yang telah memberikan bantuan berupa
bimbingan, arahan, motivasi dan doa selama proses penulisan Proposal ini. Penulis
dengan penuh hormat dan tulus hati menghaturkan rasa terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak H. Aus Al Anhar, SKM., MS selaku Direktur Politeknik Unggulan
Kalimantan
2. Ibu Amalia Ajrina, S.Si, M.Si selaku ketua prodi Analis Kesehatan.
3. Wiwik Purwanti, S.Si, S.Kom, M.Imun selaku dosen pembimbing I yang
telah banyak memberikan bimbingan, saran dan bantuan dalam penyusunan
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Mu’jizatillah, S.Ft, Physio, M.Kes selaku dosen pembimbing II yang
banyak mengarahkan cara penulisan yang baik dan benar.
5. Dosen Penguji
6. Seluruh dosen prodi Analis Kesehatan beserta staf tata usaha Politeknik
Unggulan Kalimantan
7. Mama, abah, kakak, serta seluruh keluarga yang memberikan doa,
semangat, perhatian, serta dukungan baik moral maupun materil dalam
pembuatan Proposal Karya Tulis Ilmiah.
8. Sahabat-sahabat saya serta seluruh rekan mahasiswa(i) terutama angkatan
2015 prodi Analis Kesehatan yang telah memberikan doa, motivasi dan
bantuan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
Teriring harapan dan doa semoga Allah SWT membalas amal kebaikan dari
berbagai pihak tersebut. Tentunya masih banyak kekurangan yang ada dalam
penulisan KTI ini, untuk itu penulis sangat berharap masukan dari pembaca dan
semoga karya ilmiah ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin
Siti Noorhalimah
EAK10150033
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker Pankreas merupakan kanker yang berasal dari sel-sel yang melapisi
saluran pankreas. Sekitar 95% kanker pankreas merupakan Adenokarsinoma.
Kanker ini lebih sering terjadi pada laki-laki dan lebih sering menyerang orang
kulit hitam. kanker ini jarang terjadi sebelum usia 50 tahun dan rata-rata penyakit
ini terdiagnosis pada penderita yang berumur 55 tahun (Brunner & Suddarth,
2001).
Kanker pankreas menduduki peringkat ke-12 di dunia dengan 338.000 kasus
pada tahun 2012. Prevalensi pasien kanker pankreas di dunia yang bertahan
hidup selama lima tahun adalah 4.1 per 100.000. Kanker ini bersifat fatal dan
merupakan penyebab kematian ketujuh (WHO, 2012). Di Amerika Serikat,
kanker pankreas masuk dalam peringkat keempat penyebab kematian setelah
kanker paru, prostat, dan kolorektal. Pada tahun 2008 insidensi kanker pankreas
di Amerika Serikat adalah 37.700 kasus dan 34.300 diantaranya meninggal
karena penyakit ini. Survival rate penderita kanker pankreas yang bertahan
selama lima tahun < 5% (Hidalgo, 2010).
Kanker ini jarang ditemukan di usia <40 tahun dan banyak di usia 60 – 80
tahun. Insidensi kanker pankreas adalah 1-10 kasus per 100.000 dan umumnya
meningkat di negara berkembang (Ryan, 2014), seperti di Indonesia, kanker
pankreas merupakan kanker ganas ketiga terbanyak setelah kanker paru dan
kanker kolon.
Diagnosa kanker pankreas secara laboratorium dapat dilakukan dengan
pemeriksaan Ca 19-9. Teknik pemeriksaan yang digunakan adalah teknik yang
dapat menganalisa suatu protein tertentu seperti ELISA (Enzyme linked
immunosorbent Assay). kanker marker Ca 19-9 paling banyak digunakan karena
mempunyai sensitivitas 80% dan spesivitas 60-70%.
Jumlah pasien tahun 2017 terdiagnosa 169 pasien di RSUD Ulin
Banjarmasin. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik melakukan suatu
penelitian untuk melihat “Gambaran Pemeriksaan hasil Ca 19-9 Metode ELISA
di RSUD Ulin Banjarmasin”
B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran pemeriksaan hasil Ca 19-9 metode ELISA di RSUD Ulin
Banjarmasin ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pemeriksaan hasil Ca 19-9 metode ELISA di
RSUD Ulin Banjarmasin
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pemeriksaan hasil Ca 19-9 metode ELISA berdasarkan
usia.
b. Untuk mengetahui pemeriksaan hasil Ca 19-9 metode ELISA berdasarkan
jenis kelamin.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai bahan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang
immunologiserologi tentang pemeriksaan Ca 19-9 metode ELISA
2. Bagi Masyarakat
Sebagai sarana informasi tentang pemeriksaan kanker pankreas
3. Bagi Instansi
Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang
pemeriksaan Ca 19-9 dan sebagai tambahan informasi kepada petugas
laboratorium tentang pemeriksaan Ca 19-9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Kanker Pankreas
Kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar penyakit yang
dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang digunakan
adalah tumor ganas. Salah satu fitur mendefiniskan kanker adalah
pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas
normal, dan yang kemudian dapat menyerang bagian sebelah tubuh dan
menyebar ke organ lain. Proses ini disebut metastasis. Metastasis merupakan
penyebab utama kematian akibat kanker (WHO, 2009).
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua
fungsi utama, yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon
penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan
berhubungan erat dengan duodenum (Sylvia, 2006).
Kanker Pankreas merupakan kanker yang berasal dari sel-sel yang
melapisi saluran pankreas. Sekitar 95% kanker pankreas merupakan
Adenokarsinoma. Kanker ini lebih sering terjadi pada laki-laki dan sering
menyerang orang berkulit hitam. Kanker ini jarang terjadi sebelum usia 50
tahun dan rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada penderita yang berumur 55
tahun. (Brunner & Suddarth, 2001).
Gambar 2.2. Asinus dan pulau Langerhans (Guyton & Hall, 2006)
Menurut Tortora dan Derrickson (2012), setiap pulau pankreas
meliputi empat jenis sel yang mensekresi hormon :
1) Alpha atau sel A merupakan sekitar 17% dari sel-sel islet pankreas dan
mengeluarkan glukagon
2) Beta atau sel B merupakan sekitar 70% dari sel-sel islet pankreas dan
mensekresi insulin
3) Delta atau sel D merupakan sekitar 7% dari sel islet pankreas dan
mengeluarkan somatostatin
4) Sel F merupakan sisa sel islet pankreas dan mensekresi polipeptida
pankreas.
3. Epidemiologi
Kanker pankreas menduduki peringkat ke-12 yang paling sering di
dunia dan termasuk dalam peringkat keempat di Amerika Serikat . Kanker ini
lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita (1,5 : 1) dan juga lebih
sering pada kulit hitam dibandingkan berkulit putih. Berisiko dua atau tiga
kali jika memiliki saudara yang menderita kanker pankreas (Brunicardi,
2015). Hampir 80% terjadi pada usia 60-80 tahun. Data di Amerika Serikat
pada tahun 2007 menunjukkan kanker pankreas penyebab kematian terbesar
pada pria dan wanita > 40 tahun dengan resiko tertinggi pada usia 60-79 tahun
dan jarang dijumpai pada usia <50 tahun (Darmawan dan Simadibrata, 2011).
Berdasarkan Surveillance Epidemiology and End Results Program
(SEER) dan data National Center for Health Statistics menunjukkan bahwa
insidensi kanker pankreas pada pria dan wanita meningkat 1,4% tahun 2000-
2009, kemudian data 2011/2012 menunjukkan tingkat kematian meningkat
1,7% (Steer,2008).
4. Etiologi
Etiologi kanker pankreas masih belum jelas. Penelitian epidemiologik
menunjukkan adanya hubungan kanker pankreas dengan beberapa faktor
eksogen (lingkungan) dan faktor endogen pasien. Faktor eksogen antara lain
kebiasaan merokok, diet tinggi lemak, alkohol, kopi, dan zat karsinogen
industri, sedangkan faktor endogen yaitu usia, penyakit pankreas (pankreatitis
kronik dan diabetes mellitus) dan mutasi gen (Padmomarono, 2006).
a. Sakit perut : hampir 90% kasus dengan keluhan sakit perut. Lokasi sakit
perut biasanya pada ulu hati, awalnya difus kemudian terlokalisir. Sakit
perut biasanya disebabkan invasi kanker pada pleksus celiac dan pleksus
mesentrik superior.
b. Berat badan turun lebih 10% dari berat ideal. Awalnya terjadi secara
bertahap kemudian menjadi progresif. Hal ini bisa disebabkan berbagai
faktor, antara lain: asupan makanan kurang, malabsorbsi lemak dan
protein, dan peningkatan kadar sitokin pro-inflamasi ( TNF α dan IL-6)
(El-Jurdi dan Saif, 2010).
c. Ikterus obstruktif, dijumpai pada 80-90% kanker kaput pankreas karena
obstruksi saluran empedu oleh kanker. Hal ini juga sering dikaitkan
dengan mual dan rasa tidak nyaman di perut. Bisa juga terjadi pada korpus
atau kauda pankreas pada stadium lanjut (6-13%) akibat metastasis di hati
atau limfonodi yang menekan saluran empedu (Williams, 2013).
6. Diagnosis
Deteksi awal kanker pankreas sulit untuk dilakukan dikarenakan tanda
dan gejala klinis yang tidak spesifik. Akibatnya tidak ada program skrining
yang direkomendasikan pada populasi. Namun, pasien yang berisiko tinggi
secara signifikan meningkat 18 kali terhadap kejadian kanker pankreas
(Cascinu et al, 2010).
Skrining pada individu berisiko tinggi sangat penting meskipun masih
kontroversi dalam beberapa aspek. Penelitian skrining pada kelompok yang
berisiko tinggi menunjukkan lesi preinvasif pankreas pada beberapa pasien.
Penelitian Canto et all, menskrining 225 pasien asimptomatik dengan risiko
tinggi dengan menggunakan CT, MRI, dan Endoscopic Ultrasonography
(EUS). Dari penelitian tersebut dijumpai massa pankreas ataupun dilatasi
duktus pankreas (Konstantinou et al, 2013)
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pasien kanker pankreas terdapat kenaikan serum lipase, amylase,
dan glukosa. Anemia dan hipoalbuminemia yang timbul sering disebabkan
karena penyakit kankernya dan nutrisi yang kurang. Pasien dengan ikterus
obstruktif terdapat kenaikan bilirubin serum terutama bilirubin
terkonjugasi (direk), alkali fosfatase, waktu protrombin memanjang,
bilirubinuria positif. Kelainan laboratorium lain adalah berhubungan
dengan komplikasi kanker pankreas, antara lain : kelainan transaminase
akibat metastasis hati yang luas, tinja berwarna hitam akibat perdarahan
saluran cerna atas, steatorea akibat malabsorbsi lemak, dan sebagainya
(McIntyre dan Winter, 2015).
Pasien yang
diiduga kanker
pankreas
Serum
Pemeriksaan
Ca 19-9
Metode ELISA
yang dibaca secara
Fluoresensi (ELFA)
Hasil
Pemeriksaan
Ca 19-9
Keterangan :
Tidak diteliti :
Yang diteliti :
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah bersifat survey deskriptif, yaitu suatu jenis penelitian
yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi
tentang suatu keadaan secara objektif, dengan pendekatan cross sectional, yang
diarahkan untuk mengetahui data yang diambil pada saat penelitian gambaran
pemeriksaan Ca 19-9 dimana kedua data yang menyangkut variabel mandiri
dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2002)
C. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Observasional yang
bersifat deskriptif.
2. Pemeriksaan Sampel
a. Prinsip :
Prinsip pemeriksaan ini merupakan kombinasi metode immunoassay
enzimatik sandwich dua langkah dengan deteksi akhir fluorosen (ELFA)
dengan langkah sebagai berikut (gambar 3):
b. Cara Kerja
1) Master lot data entry (MLE)
Master lot data entry (MLE) yang terdapat dalam tiap kit dimasukkan
sebelum reagen dengan lot baru digunakan. Master lot data Entry
(MLE) berisi spesifikasi data kurva kalibrasi. Jika langkah ini tidak
dilakukan sebelum memulai tes, maka alat tidak dapat mencetak hasil.
2) Kalibrasi
Melakukan kalibrasi dengan kalibrator (S1) yang terdapat pada kit
harus dilakukan setiap menggunakan reagen dengan lot baru dan setelah
memasukkan master lot data. Kalibrasi seharusnya dilakukan setiap 14
hari dan harus selalu dicek hasilnya dengan kontrol.
3) Kontrol
Kontrol kualitas harus dilakukan segera setelah kit baru dibuka untuk
meyakinkan kualitas reagen tidak berubah. Kontrol tidak dapat
divalidasi jika nilainya keluar dari nilai yang diharapkan.
4) Langkah kerja
cara skematis tes Ca 19-9 berlangsung sebagai berikut (gambar 6):
Gambar 7. Proses kerja automatis pada SPR dan strip reagen Mini
Vidas
(Sumber: modifikasi dari http://www.procalcitonin.com)
C. PASCA ANALITIK
Nilai rujukan: < 37 U/ml
Interpretasi:
CA 19-9 dapat meningkat pada Ca. kolorektal, Ca. Pankreas, dan
kanker lain pada traktus digestivus seperti duktus biliaris dan lambung.
Dapat juga meningkat pada keadaan non-malignansi seperti penyakit
tiroid, artritis reumatoid, infeksi kandung kemih dan pankreatitis.1,9
Kadar CA 19-9 pada keganasan pankreas dapat memberikan
informasi prognostik. Kadar CA 19-9 pada serum < 37 U/ml mempunyai
perpanjangan masa hidup 32 - 36 bulan dan pasien dengan kadar CA 19-
9 > 37 U/ml mempunyai perpanjangan masa hidup 12-15 bulan.
Pemeriksaan CA 19-9 digunakan sebagai pemeriksaan tambahan
untuk prognosis dan memonitor terapi pada pasien yang didiagnosis
dengan keganasan. Penurunan kadar CA 19-9 mengindikasikan suatu
respon positif terhadap terapi dan prognosis yang baik. Peningkatan kadar
CA 19-9 yang konstan menggambarkan respon yang kurang terhadap
terapi.
2. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif berupa persentase, disajikan
dalam bentuk tabel dan diagram
DAFTAR PUSTAKA