Você está na página 1de 9

AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH


A. PENDAHULUAN
Siklus pengelolaan keuangan daerah mengikuti siklus dalam sistem pengendalian
entitas pemerintah. Siklus pengelolaan keuangan daerah dapat dibagi menjadi 5 tahapan yaitu
perencanaan fundamental, perencanaan operasional, Tahap Penganggaran, Tahap
Pengendalian dan Pengukuran, Tahap Pelaporan dan umpan balik.
Keuangan daerah merupakan semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai. Ruang lingkup keuangan Negara
yang dikelola langsung oleh Pemerintah Pusat adalah Anggaran Pendapatan dan belanja
Negara (APBN), dan yang dikelola langsung oleh Pemerintah Daerah adalah Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Jadi akuntansi keuangan pemerintah daerah
merupakan bagian dari akuntansi sector public yang mencatat dan melaporkan semua
transaksi yang berkaitan dengan keuangan daerah.

B. DEFINISI AKUNTANSI
Menurut American Accounting Association, akuntansi merupakan suatu proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi keuangan dari suatu
organisasi yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi
bagi pihak yang memerlukan.
Menurut Accounting Principles Board, akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang
fungsinya menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas
ekonomi, digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam membuat pilihan
alternative arah tindakan.
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang berfungsi menyajikan informasi kuantitatif,
terutama yang bersifat keuangan, dari suatu lembaga atau perusahaan, yang diharapkan dapat
digunakan sebagai dasar dalam mengambil keputusan – keputusan ekonomis di antara
berbagai alternatif tindakan.
Akuntansi Sektor Publik merupakan sistem informasi yang mengidentifikasi,
mengatur, dan mengomunikasikan informasi ekonomi dan entitas sector public. Informasi
ekonomi sector public berguna untuk pengambilan keputusan yaitu diantaranya : alokasi
sumber daya ekonomi, pelayanan public, kinerja organisasi sector public, penilaian
kemampuan likuiditas, distribusi pendapatan dan stabilitas ekonomi.
Akuntansi keuangan pemerintah daerah merupakan bagian dari akuntansi sektor
publik, yang mencatat dan melaporkan semua transaksi yang berkaitan dengan keuangan
daerah.

C. DASAR- DASAR DAN TEKNIS AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH


DAERAH

1. Pembukuan Tunggal dan Pembukuan Berpasangan


Sistem pembukuan tunggal (single entry) adalah sistem yang pencatatan transaksinya
dilakukan dengan mencatat secara tunggal. Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan
dicatat pada sisi Penerimaan dan transaksi yang berakibat berkurangnya kas akan dicatat pada
sisi Pengeluaran.
Sistem pembukuan berpasangan (double entry) adalah sistem yang pencatatan
transaksinya dicatat secara berpasangan. Dalam sistem ini proses pencatatannya tersebut ada
sisi Debit dan Kredit. Debit ada disebelah kiri dan Kredit ada disebelah kanan.

2. Siklus Akuntansi
Akuntansi adalah suatu sistem. Sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri atas
subsistem- sistem atau kesatuan yang lebih kecil, yang berhubungan satu sama lain dan
memiliki tujuan tertentu. Suatu sistem mengolah input ( masukan) menjadi output (keluaran).
Input sistem akuntansi adalah bukti- bukti transaksi dalam bentuk dokumen atau formulir.
Sedangkan outputnya adalah laporan keuangan. Di dalam proses akuntansi, terdapat beberapa
catatan yang dibuat. Catatan- catatan tersebut adalah jurnal, buku besar, dan buku pembantu.
Sistem akuntansi dapat dijelaskan secara rinci melalui siklus akuntansi. Siklus
akuntansi adalah tahapan- tahapan yang ada dalam sistem akuntansi. Apabila digambarkan
sebagai berikut :

a. Persamaan Akuntansi
Persamaan dasar akuntansi merupakan alat bantu untuk memahami sistem pencatatan
transaksi. Persamaan dasar akuntansi dalam konteks akuntansi pemerintahan dapat diuraikan
dalam tahap sebagai berikut :
ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA + PENDAPATAN - BELANJA

ASET + BELANJA + PENGELUARAN PEMBIAYAAN = KEWAJIBAN


+ EKUITAS DANA + PENDAPATAN + PENERIMAAN PEMBIAYAAN

b. Konsep Debit dan Kredit


Suatu transaksi yang berakibat bertambahnya asset, belanja, dan pengeluaran pembiayaan
akan dicatat pada sisi Debit, sedangkan yang berakibat berkurangnya asset, belanja, dan
pengeluaran pembiayaan akan dicatat pada sisi Kredit. Suatu transaksi yang berakibat
bertambahnya kewajiban, pendapatan, ekuitas dana, dan penerimaan pembiayaan akan dicatat
pada sisi Kredit begitupun sebaliknya.
c. Penjurnalan
Menjurnal adalah prosedur mencatat transaksi keuangan di buku jurnal. Buku jurnal
merupakan media untuk mencatat transaksi secara kronologis ( berdasarkan urutan waktu
terjadi transaksi). Keberadaan jurnal dalam proses akuntansi tidak menggantikan peran
rekening/ akun tetapi menjadi sumber untuk pencatatan ke dalam rekening/ akun. Dengan
adanya jurnal, pencatatan ke rekening/ akun menjadi lebih mudah karena jurnal memilah-
milah transaksi pendebitan dan pengkreditan yang sesuai dengan rekening/ akun yang
bersangkutan.
d. Buku Besar
Buku besar adalah buku yang berisi kumpulan rekening/ akun/ perkiraan. Rekening- rekening
digunakan untuk mencatat secara terpisah asset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, belanja, dan
pembiayaan. Transaksi ekonomi mulanya dicatat menggunakan jurnal. Kemudian jurnal
tersebut diposting ke rekening- rekening buku besar yang sesuai.
e. Saldo Normal
Saldo normal rekening kelompok Aset, belanja, dan pengeluaran pembiayaan adalah Debit,
sedangkan saldo normal rekening kelompok kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, dan
penerimaan pembiayaan adalah kredit.
f. Laporan Keuangan
1) Laporan Realisasi Anggaran
Laporan yang menyajikan ikhitisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi
yang dikelola oleh pemrintah daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran
dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
2) Neraca
Laporan keuangan yang menyajikan posisi keuangan entitas ekonomi pada suatu tanggal
tertentu. Laporan ini dibuat untuk menyajikan informasi keuangan yang dapat dipercaya
mengenai asset, kewajiban, dan ekuitas dana.
3) Laporan Arus Kas
Laporan yang menyajikan informasi tentang sumber, penggunaan , perubahan kas dan setara
kas selama satu peride akuntansi . Laporan arus kas menyajikan informasi kas sehubungan
dengan aktivitas operasional, investasi asset non keuangan, pembiayaan, dan transaksi non
anggaran.
4) Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan yang disajikan secara sistematis sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan,
yang dimana setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas
harus mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan Atas Laporan
Keuangan. Catatan Atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas.
Catatan Atas Laporan Keuangan juga memberikan informasi tentang kebijakan akuntansi
yang dipergunakan oleh intitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan
untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan.

3. Pemakai Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


Para pengguna dikategorikan sebagai berikut :
a. Penerim pelayanan atau wakil- wakilnya ( masyarakat, pembayar pajak, konsumen)
b. Penyedia sumber dana atau wakil- wakilnya ( kreditor, investor, donor, pemerintah atasan).
c. Pihak- pihak lain ( pimpinan SKPD/PPKD, asosiasi profesi, para pemerhati Pemerintah
Daerah).

D. JENIS- JENIS TRANSAKSI PEMERINTAH DAERAH


1. Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah,
yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak
perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatn Daerah meliputi : Pendapatan Asli Daerah,
Dana Perimbangan, Lain- lain Pendapatan Daerah yang Sah.
2. Belanja Daerah
Belanja Daerah meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang dapat
mengurangi ekuitas dana yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah.
3. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup deficit atau untuk
memanfaatkan surplus. Pembiayaan Daerah meliputi penerimaan pembiayaan, pengeluaran
pembiayaan dan sisa lebih anggaran tahun berkenaan.
4. Asset Daerah
Aset meliputi sumber daya ekonomi yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah daerah
sebagai akibat masa lalu dan dari manfaat ekonomi. Asset dibagi menjadi dua kelompok yaitu
asset lancar dan asset tidak lancar.
5. Kewajiban Daerah
Kewajiban meliputi utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
menimbulkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah.
6. Ekuitas Dana Daerah
Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara
asset dan kewajiban pemerintah daerah. Dalam neraca pemerintah daerah, ekuitas dana
disajikan berdasarkan likuiditasnya yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu : ekuitas dana
lancar, ekuitas dana investasi, dan ekuitas dana cadangan.

E. SISTEM DAN STRUKTUR AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH


1. Sistem Akuntansi Keuangan Pemda
Sesuai dengan PP 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah,
tanggungjawab atas pelaksanaan APBN/APBDada pada entitas pelaporan. Setiap entitas
pelaporan memiliki dua entitas akuntansi, yaitu sebagai bendahara umum dan sebagai
pengguna anggaran. Dari dua sistem tersebut, pada akhir periode laporan yang dihasilkan
akan digabungkan menjadi laporan entitas yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
Di dalam pencatatan akuntansi hubungan Pusat- Cabang dikelompokkan menjadi dua,
yaitu :
a. Sistem sentralisasi, dengan sistem ini akuntansi SKPD diselenggarakan oleh PPKD, sehingga
SKPD tidak melakukan siklus akuntansi secara normal, dan tidak memerlukan konsolidasi
pusat- cabang pada akhir siklus akuntansi.
b. Sistem desentralisasi, dengan sistem ini akuntansi SKPD diselenggarakan terpisah dengan
akuntansi PPKD, namun untuk menjaga sinkronisasi serta hubungan pusat- cabang, maka
dibutlah akun pusat dengan akun cabang atau disebut Rekening Koran.
2. Struktur Akuntansi Keuangan Pemda
Struktur akuntansi di pemerintah daerah menggunakan konsep transaksi Kantor Pusat-
Kantor Cabang. Yang bertindak sebagai Kantor Pusat adalah PPKD dan sebagai Kantor
Cabang adalah SKPD. Sebagai konsekuensi dari struktur akuntansi tersebut diperlukan
control pencatatan antara PPKD dan SKPD melalui mekanisme akun resiprokal, yaitu akun
Rekening Koran-PPKD yang ada di SKPD dan akun Rekening Koran- SKPD yang ada di
PPKD.
Saldo normal akun “Rekening Koran-PPKD” adalah kredit. Akun Rekening Koran –
PPKD Utang merupakan contra account dari Rekening Koran PPKD, sehingga saldonya
adalah Debit. Akun- akun Rekening Koran-PPKD ini rekening reciprocal-nya yaitu akun
Rekening Koran SKPD yang ada di PPKD sebagai akun asset.
Saldo normal akun “REkening Koran –SKPD” adalah Debit. Akun Rekening Koran-
SKPD Utang merupakan contra account dari Rekening Koran-SKPD, sehingga saldonya
adalah Kredit.
F. JENIS- JENIS AKUNTANSI
1. Akuntansi Berbasis Anggaran (Budgetair Based Accounting)
Akuntansi Anggaran adalah akuntansi yang mencatat, mengklasifikasi, dan
mengikhtisarkan transaksi berdasarkan anggaran pendapatan ataupun belanja. Sistem
akuntansi ini memasukkan jumlah yang dianggarkan dan jumlah actual dalam catatan ganda.
Untuk menyederhanakan kerumitan itu, maka dilakukan pembandingan yang sistematik
dan berkelanjutan antar angka actual dan angka anggaran, tanpa melalui proses penjurnalan
anggaran , melaikan cukup mengandalkan data anggaran yang telah direkam dalam Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA). Namun, hal ini berbeda di perusahaan swasta. Dalam
perusahaan swasta anggaran tidak termasuk laporan yang dipublikasikan. Sedangkan di
pemerintahan, anggaran merupakan laporan utama yang harus menjadi dokumen public.

2. Akuntansi Berbasis Kas


Akuntansi berbasis kas adalah akuntansi yang mengakui dan mencatat transaksi
keuangan pada saat kas diterima atau dibayarkan. Keterbatasan sistem akuntansi ini adalah
keterbatasan informasi yang dihasilkan karena terbatas pada pertanggungjawaban kas saja,
tetapi tidak memperlihatkan pertanggungjawaban manajemen atas kas dan kewajiban.
3. Akuntansi Berbasis Akrual
Akuntansi berbasis akrual adalah akuntansi yang mengakui dan mencatat transaksi atau
kejadian keuangan pada saat terjadi atau saat perolehan. Dalam akuntansi akrual, informasi
yang dihasilkan jauh lebih lengkap dan menyediakan informasi yang rinci mengenai asset dan
kewajiban.

4. Akuntansi Berbasis Kas Menuju Akrual


Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah, yaitu basis kas untuk
pengakuan pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan. Sedangkan basis akrual digunakan
untuk pengakuan asset, kewajiban dan ekuitas dana.

G. STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAN KEBIJAKAN AKUNTANSI


PEMERINTAH DAERAH
1. Pengakuan
Pengakuan dalam istilah akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinya criteria
pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi
bagian yang melengkapi unsure asset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja dan
pembiayaan.

2. Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap
pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos- pos dalam laporan keuangan menggunakan
nilai perolehan historis. Asset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas atau sebesar
nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh asset tersebut dan kewajiban
dicatat sebesar nilai nominal.
3. Pengungkapan (Disclosure)
Catatan Atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan terperinci dari angka yang ada pada
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan Atas Laporan
Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitas
pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diuangkapkan di dalam
Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk
menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
Catatan Atas Laporan Keuangan setidaknya harus disajikan dengan susunan berikut :
a. Informasi tentang kebijakan fiscal, ekonomi makro, Perda APBD, serta kendala dan
hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target.
b. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan.
c. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan- kebijakan akuntansi
yang dipilih.
d. Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
e. Pengungkapan informasi untuk pos- pos asset dan kewajiban yang timbul sehubungan
dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasi dengan
penerapan basis kas.
f. Informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam
lembar muka laporan keuangan.
g. Daftar dan skedul.
Selain itu, suatu entitas pelaporan mengungkapkan hal- hal berikut ini apabila belum
diinformasikan dalam bagian manapun dari laporan keuangan, yaitu :
a. Domisili dan bentuk hukum suatu entitas serta yurisdiksi di mana entitas tersebut beroperasi.
b. Penjelasan mengenai sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya.
c. Ketentuan perundang- undangan yang menjadi landasan kegiatan opersionalnya.

Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pencatatannya


(Pembukuan)
Last updated on 16 July 2018 by Admin Akuntansi, Semua Kategori

Akuntansi Keuangan Daerah – Akuntansi memiliki jenis yang bermacam-macam bergantung


pada fungsi dan tujuan akuntansi itu sendiri. Pada artikel sebelumnya telah membahas
tentang akuntansi pemerintah, sekarang kita akan membahas tentang akuntansi keuangan daerah. Apa
itu akuntansi keuangan daerah ? Tetap lanjut baca artikel berikut ini.

PENGERTIAN AKUNTANSI DAERAH


Akuntansi daerah adalah proses akuntansi termasuk didalamnya adalah proses identifikasi, pengukuran,

pencatatan serta pelaporan setiap transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu entitias/instansi pemerintah

daerah (pemda) seperti kabupaten, kota ataupun provinsi) yang dijadikan acuan untuk pengambilan

kebijakan ekonomi, baik oleh pihak internal ataupun eksternal.


PIHAK-PIHAK YANG BUTUH INFORMASI AKUNTANSI DAERAH
Akutansi Pemerintahan Daerah (Gambar : Google)

Data-data akuntansi yang telah diolah menjadi informasi-informasi tentu saja diperlukan oleh banyak

pihak, baik internal ataupun eksternal. Beberapa pihak yang jelas membutuhkannya antara lain DPRD,

Badan Pengawas Keuangan (BPK), investor, donatur, analisis ekonomi, pemerhati pemda, rakyat,

pemerintah pusat, ataupun siapapun yang dirasa membutuhkan data informasi tersebut.

Baca Juga : Pihak-Pihak yang Membutuhkan Laporan Akuntansi


LAPORAN KEUANGAN DALAM PEMDA
Sistem pencatatan yang dilakukan dalam akuntansi keuangan daerah tidak jauh berbeda dengan pencatatan

akuntansi lainnya. Pada dasarnya kita perlu mengidentifikasi transaksi ekonomi, apakah transaksi tersebut

bersifat ekonomi atau tidak. Transaksi ekonomi ialah aktivitas yang ada hubungannya dengan uang.

Setelah melakukan pengidentifikasian langkah selanjutnya ialah pengukuran transaksi ekonomi dengan

satuan uang, jadi setiap transaksi yang ada harus dinyatakan dalam nilai mata uang yang berlaku (rupiah).

Selanjutnya adalah pencatatan transaksi serta pengolahan data menjadi sebuah informasi yang diperlukan.

Informasi tersebut kemudian disusun menjadi sebuah laporan keuangan pemerintah daerah. Umumnya

berikut ini laporan keuangan dalam pemda :

1. Laporan Realisasi Anggaran

2. Laporan Neraca

3. Laporan arus kas

4. Catatan atas Laporan Keuangan


SISTEM PENCATATAN SINGLE ENTRY
Ada banyak sistem pencatatan buku, salah satunya adalah sistem pencatatan buku tunggal (single entry).

Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi hanya dilakukan satu kali. Transaksi yang mengakibatkan

pemasukan kas akan dimasukkan dalam sisi penerimaan, sedangkan yang mengurangi kas dimasukkan

dalam sisi pengeluaran.


Baca Juga : Pengertian Manajemen

Sistem pencatatan buku tunggal memiliki kelebihan, salah satunya adalah mudah dipahami dan sederhana.

Namun, dalam sistem ini kurang bagus untuk pelaporan karena sulit untuk menemukan kesalahan

pembukuan serta sulit melakukan kontrol keuangan. Karena itu ada sistem pencatatan lain yang lebih baik.
SISTEM PENCATATAN DOUBLE ENTRY
Sistem kedua adalah pencatatan double entri atau sistem tata buku berpasangat. Dalam sistem ini pada

dasarnya setiap transaksi ekonomi yang terjadi akan dicatat sebanyak dua kali. Pencatatan dengan

menggunakan sistem ini dinamakan menjurnal. Dalam pencatatan model ini sisi debit ada di sebelah kiri,

sedangkan sebelah kanan untuk sisi kredit. Untuk menjaga keseimbangan antara debit dan kredit kita

menggunakan persamaan :

BELANJA + AKTIVA = EKUITAS DANA + UTANG + PENDAPATAN

Transaksi yang menambah aktiva akan dimasukkan dala mdebit, sedangkan mengurangi aktiva

dimasukkan dalam kredit.


SISTEM PENCATATAN TRIPLE ENTRY
Terakhir adalah sistem pencatatan triple entri, dalam sistem ini pelaksanaan pencatatan menggunakan

pencatatan double entry,, tetapi ditambah pencatatan pada buku anggaran. Jadi, pada saat pencatatan

double entry dilakukan, PPK SKPD ataupun bagian keuangan/SKPKD juga melakukan pencatatan

transaksi pada buku anggaran, sehingga pencatatan ini berimbas pada sisa anggaran.

Itu tadi adalah artikel singkat yang membahas tentang akuntansi keuangan daerah. Ilmu akuntansi sangat

diperlukan untuk melakukan manajemen yang teratur pada anggaran, karena jika tidak teratur maka

berimbas pada buruknya kesehatan keuangan perusahaan.

Você também pode gostar