Você está na página 1de 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
lahkami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Kerajaan Mataram Kuno”. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Blanakan, 30 Januari 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mataram Kuno atau Mataram (Hindu) merupakan sebutan untuk dua dinasti, yakni
Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra, yang berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan.
Dinasti Sanjaya yang bercorak Hindu didirikan oleh Sanjaya pada tahun 732. Beberapa saat
kemudian, Dinasti Syailendra yang bercorak Buddha Mahayana didirikan oleh Bhanu pada
tahun 752. Kedua dinasti ini berkuasa berdampingan secara damai. Nama Mataram sendiri
pertama kali disebut pada prasasti yang ditulis di masa raja Balitung. Pada umumnya para
sejarawan menyebut ada tiga dinasti yang pernah berkuasa di Kerajaan Medang, yaitu
Wangsa Sanjaya dan Wangsa Sailendra pada periode Jawa Tengah, serta Wangsa Isyana pada
periode Jawa Timur.
Istilah Wangsa Sanjaya merujuk pada nama raja pertama Medang, yaitu Sanjaya. Dinasti
ini menganut agama Hindu aliran Siwa. Menurut teori van Naerssen, pada masa
pemerintahan Rakai Panangkaran (pengganti Sanjaya sekitar tahun 770-an), kekuasaan atas
Medang direbut oleh Wangsa Sailendra yang beragama Buddha Mahayana. Mulai saat itu
Wangsa Sailendra berkuasa di Pulau Jawa, bahkan berhasil pula menguasai Kerajaan
Sriwijaya di Pulau Sumatra. Sampai akhirnya, sekitar tahun 840-an, seorang keturunan
Sanjaya bernama Rakai Pikatan berhasil menikahi Pramodawardhani putri mahkota Wangsa
Sailendra. Berkat perkawinan itu ia bisa menjadi raja Medang, dan memindahkan istananya
ke Mamrati. Peristiwa tersebut dianggap sebagai awal kebangkitan kembali Wangsa Sanjaya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Kuno ?
2. Bagaimana proses berkembangnya Kerajaan Mataram Kuno ?
3. Bagaimana kehidupan rakyat Kerajaan Mataram Kuno pada saat itu ?
4. Apa penyebab runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno ?
5. Apa saja peninggalan - peninggalan Kerajaan Mataram Kuno ?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui lebih dalam tentang Kerajaan Mataram Kuno.
2. Mengetahui bagaimana sejarah dan proses berkembangnya Kerajaan Mataram Kuno.
3. Mengetahui bagaiamana kehidupan dan penyebab runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno.
4. Mengetahui peninggalan – peninggalan Kerajaan Mataram Kuno.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno


Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan berada di wilayah aliran sungai-sungai
Bogowonto, Progo, Elo, dan Bengawan Solo di Jawa Tengah. Keberadaan kerajaan ini dapat
diketahui dari Prasasti Canggal. Prasasti berangka tahun 732 Masehi ini menyebutkan bahwa
kerajaan itu pada awalnya dipimpin oleh Sana. Setelah kematiannya, tampuk kekuasaan
dipegang oleh keponakannya, Sanjaya. Pada masa pemerintahan Sri Maharaja Rakai
Panangkaran berdiri pula sebuah dinasti baru di Jawa Tengah, yaitu Dinasti Syailendra yang
beragama Budha. Perkembangan kekuasaan dinasti tersebut di bagian selatan Jawa Tengah
menggeser kedudukan Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu hingga ke bagian tengah Jawa
Tengah. Akhirnya, untuk memperkuat kedudukan masing-masing, kedua dinasti itu sepakat
bergabung. Caranya adalah melalui pernikahan antara Raja Putri Pramodharwani dari pihak
Syailendra dengan Rakai Pikatan dari dinasti saingannya.
Kerajaan Mataram Kuno terkenal keunggulannya dalam pembangunan candi agama
Budha dan Hindu. Candi yang diperuntukan bagi agama Budha antara lain Candi Borobudur,
yang dibangun oleh Samaratungga dari Dinasti Syailendra. Candi Hindu yang dibangun
antara lain Candi RoroJongrang di Prambanan, yang dibangun oleh Raja Pikatan. Pada zaman
pemerintahan Raja Rakai Wawa terjadi banyak kekacauan di daerah-daerah yang berada di
bawah kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno sementara ancaman dari luar mengintainya.
Keadaan menjadi semakin buruk setelah kematian sang raja akibat perebutan kekuasaan di
kalangan istana. Akhirnya, pengganti Raja Wawa yang bernama Mpu Sindok mengambil
keputusan untuk memindahkan pusat pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Di
sana ia membangun sebuah dinasti baru yang bernama Isyana.
Kerajaan mataram kuno dipimpin pertama kali oleh Raja Sanjaya yang terkenal
sebagai seorang raja yang besar. Ia adalah penganut Hindu Syiwa yang taat. Setelah Rakai
Mataram Sang Ratu Sanjaya meninggal dunia, beliau kemudian digantikan oleh putranya
yang bernama Sankhara yang bergelar Rakai Panangkaran Dyah Sonkhara Sri
Sanggramadhanjaya. Raja Panangkaran lebih progresif dan bijaksana daripada Sanjaya
sehingga Mataram Kuno lebih cepat berkembang. Daerah-daerah sekitar Mataram Kuno
segera ditaklukkan, seperti kerajaan Galuh di Jawa Barat dan Kerajaan Melayu di
Semenanjung Malaya.Ketika Rakai Panunggalan berkuasa, kerajaan Mataram Kuno mulai
mengadakan pembangunan beberapa candi megah seperti candi Kalasan, candi Sewu, candi
Sari, candi Pawon, candi Mendut, dan Candi Borobudur.

2.2. Proses Berkembangnya Kerajaan Mataram Kuno


Perkembangan Kerajaan Mataram Kuno dibagi menjadi 2 :
a. Dinasti Sanjaya
Istilah Wangsa Sanjaya diperkenalkan oleh sejarawan bernama Dr. Bosch dalam
karangannya yang berjudul Sriwijaya, de Sailendrawamsa en de Sanjayawamsa (1952). Ia
menyebutkan bahwa, di Kerajaan Medang terdapat dua dinasti yang berkuasa, yaitu dinasti
Sanjaya dan Sailendra. Istilah Wangsa Sanjaya merujuk kepada nama pendiri Kerajaan
Medang, yaitu Sanjaya yang memerintah sekitar tahun 732. Berdasarkan Prasasti Canggal
(732 M) diketahui Sanjaya adalah penerus raja Jawa Sanna, menganut agama Hindu aliran
Siwa, dan berkiblat ke Kunjarakunja di daerah India, dan mendirikan Shivalingga baru yang
menunjukkan membangun pusat pemerintahan baru.
Sejak saat itu Kerajaan Medang dikuasai oleh Wangsa Sailendra. Sampai akhirnya
seorang putri mahkota Sailendra yang bernama Pramodawardhani menikah dengan Rakai
Pikatan, seorang keturunan Sanjaya, pada tahun 840–an. Rakai Pikatan kemudian mewarisi
takhta mertuanya. Dengan demikian, Wangsa Sanjaya kembali berkuasa di Medang.

b. Dinasti Syailendra
Selama ini kerajaan Medang dianggap diperintah oleh dua wangsa yaitu Wangsa
Sailendra yang beragama Buddha dan Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu Siwa, pendapat
ini pertama kali diperkenalkan oleh Bosch. ada awal era Medang atau Mataram Kuno,
wangsa Sailendra cukup dominan di Jawa Tengah. Menurut para ahli sejarah, wangsa
Sanjaya awalnya berada di bawah pengaruh kekuasaan wangsa Sailendra. Mengenai
persaingan kekuasaan tersebut tidak diketahui secara pasti, akan tetapi kedua-duanya sama-
sama berkuasa di Jawa Tengah. Sementara Poerbatjaraka menolak anggapan Bosch mengenai
adanya dua wangsa kembar berbeda agama yang saling bersaing ini. Menurutnya hanya ada
satu wangsa dan satu kerajaan, yaitu wangsa Sailendra dan Kerajaan Medang. Sanjaya dan
keturunannya adalah anggota Sailendra juga. Ditambah menurut Boechari, melalui
penafsirannya atas Prasasti Sojomerto bahwa wangsa Sailendra pada mulanya memuja Siwa,
sebelum Panangkaran beralih keyakinan menjadi penganut Buddha Mahayana.
.

2.3. Kehidupan Rakyat Mataram Kuno


Rakyat Mataram menggantungkan kehidupannya pada hasil pertanian. Hal ini
mengakibatkan banyak kerajaan-kerajaan serta daerah lain yang saling mengekspor dan
mengimpor hasil pertaniannya.Usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan hasil
pertanian telah dilakukan sejak masa pemerintahan Rakai Kayuwangi. Yang diperdagagkan
pertama-tama hasil bumi, seperti beras, buah-buahan, sirih pinang, dan buah mengkudu.Juga
hasil industry rumah tangga, seperti alat perkakas dari besi dan tembaga,
pakaian,paying,keranjang, dan barang-barang anyaman, gula, arang, dan kapur sirih.
Binatang ternak seperti kerbau, sapi, kambing, itik, dan ayam serta telurnya juga di perjual
belikan.
Usaha perdagangan juga mulai mendapat perhatian ketika Raja Balitung
berkuasa.Raja telah memerintahkan untuk membuat pusat-pusat perdagangan serta penduduk
disekitar kanan-kiri aliran Sungai Bengawan Solo diperintahkan untuk menjamin kelancaran
arus lalu lintas perdagangan melalui aliran sungai tersebut.Sebagai imbalannya, penduduk
desa di kanan-kiri sungai tersebut dibebaskan dari pungutan pajak.Lancarya pengangkutan
perdagangan melalui sungai tersebut dengan sendirinya akan menigkatkan perekonomian dan
kesejahteraan rakyat Mataram Kuno.

2.4. Penyebab runtuhnya Kerjaan Mataram Kuno


Runtuhnya kerajaan Mataram disebabkan oleh beberapa faktor.
1 1. Pertama, disebabkan oleh letusan gunung Merapi yang mengeluarkan lahar. Kemudian
lahar tersebut menimbun candi-candi yang didirikan oleh kerajaan, sehingga candi-candi
tersebut menjadi rusak.
2 2. Kedua, runtuhnya kerajaan Mataram disebabkan oleh krisis politik yang terjadi tahun 927-
929 M.
3 3. Ketiga, runtuhnya kerajaan dan perpindahan letak kerajaan dikarenakan pertimbangan
ekonomi. Di Jawa Tengah daerahnya kurang subur, jarang terdapat sungai besar dan tidak
terdapatnya pelabuhan strategis.Sementara di Jawa Timur, apalagi di pantai selatan Bali
merupakan jalur yang strategis untuk perdagangan, dan dekat dengan daerah sumber
penghasil komoditi perdagangan.
Mpu Sindok mempunyai jabatan sebagai Rake I Hino ketika Wawa menjadi raja di
Mataram, lalu pindah ke Jawa timur dan mendirikan dinasti Isyana di sana dan menjadikan
Walunggaluh sebagai pusat kerajaan. Mpu Sindok yang membentuk dinasti baru, yaitu
Isanawangsa berhasil membentuk Kerajaan Mataram sebagai kelanjutan dari kerajaan
sebelumnya yang berpusat di Jawa Tengah. Mpu Sindok memerintah sejak tahun 929 M
sampai dengan 948 M.Sumber sejarah yang berkenaan dengan Kerajaan Mataram di Jawa
Timur antara lain prasasti Pucangan, prasasti Anjukladang dan Pradah, prasasti Limus,
prasasti Sirahketing, prasasti Wurara, prasasti Semangaka, prasasti Silet, prasasti Turun
Hyang, dan prasasti Gandhakuti yang berisi penyerahan kedudukan putra mahkota oleh
Airlangga kepada sepupunya yaitu Samarawijaya putra Teguh Dharmawangsa.

2.5. Peninggalan – peninggalan Kerajaan Mataram Kuno


A. Prasasti
1) Prasasti Canggal ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir di desa Canggal berangka
tahun 732 M dalam bentuk Candrasangkala.
2) Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun 778 M, ditulis
dalam huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta
3) Prasasti Mantyasih ditemukan di Mantyasih Kedu, Jateng berangka tahun 907 M yang
menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isi dari prasasti tersebut adalah daftar silsilah raja-raja
Mataram yang mendahului Bality yaitu Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai
Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, Rakai Kayuwangi, Rakai
Watuhumalang, dan Rakai Watukura Dyah Balitung. Untuk itu prasasti Mantyasih/Kedu ini
juga disebut dengan prasasti Belitung
4) Prasasti Klurak ditemukan di desa Prambanan berangka tahun 782 M ditulis dalam huruf
Pranagari dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan pembuatan arca Manjusri oleh Raja
Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya.
B. Candi
1) Candi Gatotkaca
2) Candi Bima
3) Candi Dwarawati
4) Candi Arjuna.
5) Candi Semar
6) Candi Puntadewa.
7) Candi Sembrada
8) Candi Srikandi
9) Candi Gedong Songo
10) Candi Sari
11) Candi Mendut
12) Candi Sewu
13) Candi Pawon
14) Candi Borobudur
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara umum kerajaan Mataram Kuno pernah di pimpin oleh 3 dinasti yang pernah
berkuasa pada waktu itu, yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Sailendra, dan Wangsa
Isyana.Istilah Isyana berasal dari nama Sri Isyana Wikramadharmottunggadewa, yaitu gelar
Mpu Sindok setelah menjadi raja Medang (929–947). Silsilah Wangsa Isyana dijumpai dalam
prasasti Pucangan tahun 1041 atas nama Airlangga, seorang raja yang mengaku keturunan
Mpu Sindok. Dalam masa 70 tahun itu tercatat hanya tiga prasasti yang berangka tahun yang
ditentuka, yaitu prasasti Hara-Hara tahun 888 Saka (966 M) prasasti Kawambang Kulwan
tahun 913 Saka (992 M) dan prasasti ucem tahun 934 Saka (1012-1013 M).
Usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan hasil pertanian telah dilakukan sejak
masa pemerintahan Rakai Kayuwangi. Yang diperdagagkan pertama-tama hasil bumi, seperti
beras, buah-buahan, sirih pinang, dan buah mengkudu. Juga hasil industri rumah tangga,
seperti alat perkakas dari besi dan tembaga, pakaian,paying,keranjang, dan barang-barang
anyaman, gula, arang, dan kapur sirih. Binatang ternak seperti kerbau, sapi, kambing, itik,
dan ayam serta telurnya juga di perjualbelikan.

3.2 Saran
Semoga makalah tersebut dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi para
pembaca.Selain itu kita bisa mengetahui lebih dalam tentang kerajaan-kerajaan hindu-budha
di Indonesia khususnya Kerajaan Kalingga.Kita sebagai penerus harus bisa melestarikannya
serta menjaga peninggalan-peninggalannya.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Medang
http://ayunura.blogspot.com/2014/09/contoh-makalah-sejarah-kerajaan-mataram.html
http://fidrew.blogspot.com/2013/02/contoh-makalah-mataram-kuno-latar_18.html
http://diahnfadhilah.blogspot.com/2014/06/makalah-kerajaan-mataram-kuno.html

Você também pode gostar