Você está na página 1de 6

ANALISA KUANTITATIF

1. Pengertian Analisa Kuantitatif

Analisa kuantitatif adalah suatu analisa yang digunakan untuk mengetahui kadar
suatu zat (Svehla, 1985). Analisa kuantitatif berkaitan dengan penetapan beberapa
banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan
tersebut, yang sering kali dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyusun
sebagian kecil atau sebagian besar sampel yang di analisis (Day dan Underwood,
2002).Pengertian lain dari analisa kuantitatif adalah analisa yang bertujuan untuk
mengetahui jumlah kadar senyawa kimia dalam suatu bahan atau campuran bahan
(Sumardjo, 1997).

2. Macam-Macam Analisa Kuantitatif

Secara garis besar metode yang digunakan dalam analisis kuantitatif dibagi
menjadi dua macam yaitu kimia analisis kuantitatif instrumental, yaitu metode
analisis bahan-bahan kimia menggunakan alat-alat instrumen, dan analisa kimia
konvensional.

Metode dalam analisa kuantitatif dibedakan menjadi 2 bagian:

1. Metode gravimeter, yaitu penetapan kadar suatu unsur atau senyawa berdasarkan
berat, tetapnya dengan cara penimbangan. Cara dilakukan dengan unsur atau
senyawa yang diselidiki dan bahan yang menyusunnya. Bagian terbesar yang
dilakukan metode gravimetri adalah perubahan unsur berat tetapnya. Berat
senyawa selanjutnya dapat dianalisa berdasarkan jenis senyawa (khoppar, 1990)..

Metode volumetri, adalah analisa kuantitatif yang dilakukan dengan cara


menambahkan sejumlah larutan baru yang lebih diketahui kadarnya. Dengan
mengetahui jumlah larutan baru yang ditambahkan dan reaksinya berjalan secara
kuantitatif sehingga senyawa yang dianalisis dapat dihitung jumlahnya
(Sumardjo, 1997).

2. Volumetri merupakan suatu cara analisis kuantitatif dan reaksi kimia. Pada
analisis ini zat yang akan ditentukan kadarnya direaksikan dengan zat lainnya
telah diketahui konsentrasinya sampai tercapai suatu titik ekuivalensi hingga
kepekatan zat yang kita cari dapat dihitung. Larutan yang kita ketahui
konsentraasinya dengan teliti disebut larutan standar. Larutan ini biasanya
diteteskan dari buret ke dalam erlenmeyer yang mengandung reaksinya selesai.
Proses ini dinamakan titrasi. Titik dimana terjadi perubahan karena indikator
disebut titik titrasi. Titik ini seharusnya jatuh pada titik yang bersamaan, tetapi
hal ini sulit karena kesulitan dalam mencari indikator yang pH intervalnya
mendekati pH ekuivalen. Perbedaan antara titik ekuivalen dengan titik titrasi
disebut kesalahan titrasi (Day dan Underwood, 2002). Indikator adalah asam
organik lemah atau basa organik lemah yang dalam larutan akan terionisasi
sebagian dimana warna yang terionisasi berbeda dengan warna yang tak
terionisasi (Sumardjo, 1994).

Analisis volumetri merupakan suatu analisa untuk menentukan suatu volume


larutan yang konsentrasinya sudah diketahui. Biasanya untuk mengukur volume
larutan standar tersebut harus ditambahkan dengan melalui alat yang disebut
buret. Proses penambahan larutan standar ke dalam larutan yang ditentukan
sampai terjadi reaksi yang sempurna disebut titrasi (Lehninger, 1995).

Reaksi dalam volumetri dibedakan menjadi 3:

(1) Reaksi netralisasi adalah suatu proses terbentuknya garam dari reaksi asam dan
basa. Contoh reaksi: HCl + NaOH  NaCl + H2O.

(2) Reaksi pengendapan atau pembentukan senyawa kompleks. Reaksi meliputi


pembentukan ion-ion kompleks atau pembentukan molekul netral yang terdisosiasi
dalam larutan (Khoppar, 1990). Contoh reaksi: AgNO3 + NaCl  AgCl + NaNO3,
KCN + AgNO3  K{Ag(CN)2} + KNO3, K{Ag(CN)2} + AgNO3  Ag{(CN)2} +
KNO3.

(3) Reaksi oksidasi-reduksi (redoks). Oksidasi dan reduksi selalu berlangsung secara
serentak, dimana jumlah elektron yang dilepaskan pada oksidasi harus sama dengan
elektron yang didapatkan pada reduksi, Contoh reaksi: 2FeCl3 + SnCl2  2FeCl2 +
SnCl4. (Surakiti, 1989).

Analisa volumetri dapat dibedakan menjadi:

(1) Asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri: bila yang diketahui konsentrasi asamnya.
Alkalimetri adalah apabila konsentrasi basanya diketahui.

(2) Oksidimetri dibagi menjadi dua yaitu permanganametri dan kromatometri.


Permanganametri sebagai oksidatornya adalah KMnO4. Reaksinya: MnO4- + 8H+ 
Mn2+ + 4H2O. Kromatometri bila kita mamakai oksidator K2Cr2O7. Reaksinya:
Cr2O72- + 14H+  Cr.
(3) Kalorimetri adalah titrasi dengan iodium secara tidak langsung. Iodometri adalah
titrasi dengan iodium secara langsung. Reaksinya: I2 + 2S2O32-  2I- +S4O62- I2 + 2e-
 2I- I + e-  I- (Day, dan Underwood, 2002).

Alat-alat yang digunakan


Spektrofotometer
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi
difraksi dengan detektor fototube.
Fungsi
Menurut Cairns (2009), spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan
atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Tiap media akan
menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawaan atau
warna terbentuk. Atau Spektrofotometer adalah suatu instrumen untuk mengukur
transmisi atau absorban dari suatu contoh sebagai fungsi dari panjang gelombang
Teknik kerja atau mekanisme kerja
Prinsip kerja spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya
monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut
diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It). Transmitan
adalah perbandingan intensitas cahaya yang ditransmisikan ketika melewati sampel
(It) dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati sampel (Io).
Persyaratan hukum Lambert Beer, antara lain:
 Radiasi yang digunakan harus monokromatik,
 Energi radiasi yang diabsorpsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi kimia,
 Sampel (larutan) yang mengabsorbsi harus homogen,
 Tidak terjadi fluoresensi atau phosporesensi, dan indeks refraksi tidak
berpengaruh terhadap konsentrasi, jadi larutan tidak pekat (harus encer)
Spektrofotometer bekerja dengan cara mengukur jumlah relatif cahaya dari
panjang gelombang yang berbeda yang diabsorbsi dan ditransmisikan oleh suatu
senyawa. Gambar 1 menjelaskan mekanisme kerja spektrofotometer yang mana
cahaya putih dibiaskan oleh prisma menjadi sejumlah cahaya dengan panjang
gelombang yang berbeda. Cahaya tersebut akan melewati sampel dan kemudian
melewati tabung/kuvet yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik yang
digunakan untuk mengukur densitas sampel tersebut (Campbell et al., 2011).

Kromotografi
Kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan yang menggunakan fase diam
(stationary phase) dan fase gerak (mobile phase). Kromatografi Merupakan teknik
pemisahan yang paling sering digunakan dalam bidang kimia analisis untuk analisis
kualitatif, kuantitatif, atau preparatif dalam bidang farmasi, lingkungan, industri dan
sebagainya.
Kromatografi adalah salah satu metode pemisahan kimia yang didasarkan pada
adanya perbedaan partisi zat pada fasa diam (stationary phase) dan fasa gerak (mobile
phase). Kromatografi berasal dari bahasa Yunani yaitu χρῶμα yang berarti warna dan
γράφειν yang berarti menulis. Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul
berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk
memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan
Fungsi
Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi
komponen- komponennya
Teknik kerja atau mekanisme kerja
Cara kerja kromatografi perinsipnya campuran yang akan dipisahkan
ditambahkan ke kolom yang didalamnya terdapat adsorben (fasa stasioner) dari ujung
satu dan campuran akan bergerak dengan bantuan pengemban / pembawa yang
cocok (fasa mobil) hingga mencapai ujung satunya. Pemisahan dicapai oleh
perbedaan laju turun masing-masing komponen dalam kolom yang ditentukan oleh
kekuatan adsorbsi / koefisien partisi antara fasa mobil dan fasa diam.

Titrimetri
Titrimetri adalah suatu cara analisis yang berdasarkan pengukuran volume larutan
yang diketahui konsentrasinya secara teliti (titran/penitar/larutan baku) yang
direaksikan dengan larutan sampel yang akan ditetapkan kadarnya. Analisa titrimetri
atau analisa volumetrik adalah analisis kuantitatif dengan mereaksikan suatu zat yang
dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah diketahui konsentrasinya secara
teliti, dan reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar tersebut berlangsung
secara kuantitatif.

Fungsi atau kegunaan


Analisa titrimetric digunakan dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari
reaktan

Teknik kerja atau mekanisme kerja


1. Titrasi langsung (direct titration) : larutan sampel dapat langsung dititrasi dengan
larutan standar/baku.
2. Titrasi tidak langsung (indirect titration) : larutan sampel direaksikan dulu dengan
pereaksi yang jumlah kepekatakannya tertentu, kemudian hasil reaksi dititrasi
dengan larutan standar/baku
3. 3) Titrasi kembali (back titration) : dilakukan bila sampel tidak bereaksi
dengan larutan baku/reaksinya lambat. Caranya dengan menambahkan titer secara
berlebih, setelah reaksi dengan analit berjalan sempurna, kelebihan titer
ditentukan dengan menitrasi dengan larutan standar lainnya

Gravimetri
Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode kimia analitik untuk
menentukan kuantitas suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara
mengukur berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan.
Metode analisis gravimetri adalah suatu metode analisis yang didasarkan pada
pengukuran berat, yang melibatkan: pembentukan, isolasi dan pengukuran berat dari
suatu endapan. Analisis gravimetri merupakan analisis dimana sampel dilarutkan ke
dalam akuades. Kemudian analit diubah menjadi bentuk endapan yang dapat
dipisahkan dan ditimbang. Endapan terbentuk terutama untuk analit-analit yang
dalam bentuk garamnya adalah garam sukar larut. Dengan demikian sebagian besar
garam analit tersebut akan mengendap. Namun demikian ada sejumlah sedikit analit
yang tidak terendapkan dan masih dalam bentuk ionnya yang terlarut dalam larutan
akuades.Bamyaknya ion yang terlarut dalam larutan tergantung dari besarnya
konstanta hasil kali kelarutan (Ksp).

Fungsi dan tujuan


Tujuan gravimetri adalah untuk mengetahui berat suatu sampel yang semula
berupa serbuk yang dilarutkan kemudian dilarutkan kembali dengan suatu senyawa
atau unsur lain yang kemudian diendapkan

Mekanisme kerja atau cara kerja


Langkah –langkah dalam analisa gravimetri adalah sebagai berikut :
1. Cuplikan ditimbang dan dilarutkan sehingga partikel yang akan diendapkan
dijadikan ion-ionnya.
2. Ditambah pereaksi agar terjadi endapan.
3. Proses pemisahan endapan / penyaringan endapan
4. Mencuci endapan dan mengujinya secara kualitatif
5. Proses pengeringan endapan / pengovenan
6. Perhitungan kadar dengan stokiometri
Dasar dan cara analisis gravimetri meliputi:
1. Cara pengendapan
Sejumlah sampel dilarutkan kemudian langsung ditambahkan suatu pereaksi
untuk mengubah zat yang kadarnya akan ditetapkan menjadi senyawaan baru
berupa endapan yang bobotnya dapat diketahui dengan penimbangan.
2. Cara penguapan
Pada cara ini dilakukan dengan penguapan sampel dengan bantuan panas atau
pereaksi tertentu. Cara ini kadang-kadang dinamakan cara evolusi.
3. Cara pengendapan elektrolisis
Elektrolisis juga dapat dipakai untuk memisahkan suatu unsur atau senyawa dari
suatu sampel pada potensial tertentu yang kemudian bobotnya dapat diukur.

Tahapan kerja dalam analisis gravimetri, yaitu meliputi: penimbangan, pelarutan,


pemanasan, pengendapan, penyaringan, pencucian, pemijaran, pendinginan, dan
penimbangan.

Você também pode gostar