Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
terbesar produksi buah dan sayur dan komponen rantai pasok lainnya
dunia. Berdasarkan Badan Pusat perlu dirancang dengan memperhati-
Statistik (BPS, 2010), produksi buah kan karakteristik tersebut.
tropis secara total mengalami pening- Manajemen rantai pasok oleh
katan dari tahun ke tahun. Pertum- kelompok tani buah manggis pada
buhan ini adalah potensi yang dimiliki sistem produksi agribisnis pada skala
Indonesia yang harus ditangani de- usaha sempit juga menjadi penyebab
ngan serius sekaligus tantangan untuk utama bahwa produk buah kurang
meningkatkan daya saing dan nilai dapat bersaing. Permintaan manggis
tambah produk hingga sampai ke terhadap harga jual produk yang jauh
tangan konsumen. lebih tinggi, harga sarana produksi
Pengukuran kinerja bagi mana- yang lebih murah, ilmu pengetahuan
jemen rantai pasok, merupakan salah dan teknologi, modal investasi, serta
satu hal penting yang perlu dilakukan peningkatan efisiensi akibat realokasi
untuk melihat sejauh mana perfo- sumberdaya dan dorongan persaing-
mance manajemen rantai pasok yang an. Perubahan lingkungan strategis,
diterapkan dalam mencapai efekti- seperti liberalisasi perdagangan, pe-
vitas dan efisiensi yang menjadi tu- satnya pertumbuhan pasar modern
juan pelaku bisnis itu. Pengukuran selain pasar tradisional, dinamika per-
kinerja harus dilakukan seefektif mintaan pasar dan perubahan prefe-
mungkin, agar dapat mengungkap rensi konsumen, serta fenomena seg-
kelemahan serta memberikan masuk- mentasi pasar menuntut usaha agro-
an kepada perusahaan untuk melaku- industri untuk menanamkan modal
kan penyesuaian apa yang diperlukan dan memusatkan perhatiannya pada
untuk memperbaikinya, untuk mem- hubungan dengan konsumen dan pe-
bantu pelaku bisnis mencapai efektivi- masoknya. Kerjasama antar mitra bis-
tas dan efisiensi yang diharapkannya. nis dan tanggung jawab terhadap ke-
Dalam konteks manajemen rantai butuhan konsumen merupakan stra-
pasok pengukuran tidak hanya meli- tegi bersaing dengan tetap mem-
batkan proses internal pelaku bisnis, pertahankan kebutuhan peningkatan
tetapi terhadap seluruh pihak yang efisiensi dalam operasi dalam agribis-
terlibat dalam rantai pasoknya nis. Oleh karena itu, manajamen
(Pujawan, 2005). rantai pasok mulai banyak digunakan
Jika rantai pasok umumnya dalam agroindustri di negara maju
didefinisikan sebagai sistem con- dan negara berkembang. Rantai pasok
sumer-driven, maka rantai pasok per- merupakan proses terintegrasi sejak
tanian dapat didefinisikan sebagai dari bahan baku diperoleh sampai
system producer-consumer-driven. diubah menjadi produk jadi dan
Peramalan permintaan dan pasokan dikirim kepada konsumen (Priyono,
mempunyai tingkat kepentingan yang 2008).
sama dalam rantai pasok pertanian, Penerapan manajemen rantai
tetapi anggota rantai pasok mempu- pasok di kelompok tani yang bergerak
nyai kemampuan yang terbatas dibidang agribisnis buah manggis,
untuk mengendalikannya (Astuti, tentunya bakal lebih rumit dari pada
2009). Rantai pasok pertanian juga yang bergerak dibidang lain, hal ini
cukup khas karena karakteristik ba- dikarenakan sifat produk pertanian
han pertanian yang sangat sensitif itu sendiri yang bersifat musiman dan
terhadap waktu. Oleh karena itu, cepat busuk, serta besarnya pengaruh
pengelolaan persediaan, transportasi, alam dalam proses produksinya
24 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 5, Nomor 1, Maret 2015, hal. 22-30
(Astuti et al., 2010). Kelompok tani vey penelitian dengan ketua kelompok
adalah unit business bergerak agri- tani setempat bahwa pe-nelitian dari
bisnis yang menerapkan manajemen Perguruan Tinggi hanya sebatas ten-
rantai pasok ini dalam kegiatan usa- tang penelitian budidaya manggis
hanya. Kerumitan penerapan manaje- (hulu) tetapi tentang Supply Chain
men rantai pasok pada kelompok tani Management (hulu-hilir) belum ada
ini semakin terasa jika melihat konsep dilakukan penelitian. Selain itu dae-
bisnis yang diterapkannya, struktur rah tersebut mempunyai potensi areal
kelembagaannya, dan jumlah permin- dan produksi manggis yang besar
taan manggis dalam sebagai pemasok untuk dikembangkan.
bahan bakunya. Sehingga kemampu-
an kelompok tani dalam memanaje- Teknik Pengambilan Sampel
men rantai pasoknya ini, menjadi hal
yang sangat menarik untuk dikaji dan Pengambilan sampel dilakukan
dinilai perfomancenya, yang pada secara sengaja (purposive). Data yang
akhirnya diharapkan dari kelompok di-gunakan dalam penelitian adalah
tani dapat memberikan kontribusi data primer dan sekunder yang ber-
besar dalam menyelesaikan masalah sifat kualitatif maupun kuantitatif.
kebu-tuhan buah manggis di Data primer data yang diperoleh dari,
Kabupaten 50 Kota. wawancara mendalam (in depth
interview) dengan ketua kelompok
Perumusan Masalah tani. Data yang dikumpulkan adalah
data produksi manggis tahun 2013
Masalah yang sering dihadapi (Panen Raya) di Kenagarian Sungai
kelompok tani manggis di Kabupaten Talang Kabupaten 50 Kota. Data
50 Kota dalam menetapkan harga jual sekunder diperoleh dari, jurnal, studi
adalah lemahnya posisi kelompok tani pustaka, internet, dan dokumen-
dalam melakukan proses tawar mena- dokumen pendukung lainnya.
war dan kurangnya pasokan manggis
di daerah tersebut untuk memenuhi KARAKTERISTIK RANTAI
permintaan dari luar. Umumnya hal PASOK BUAH MANGGIS DI
ini diakibatkan oleh jumlah penjualan KENAGARIAN SUNGAI TALANG
yang kecil, aksesbilitas petani dalam KABUPATEN 50 KOTA
mendistribusikan manggisnya yang PROVINSI SUMATERA BARAT
rendah, serta adanya keterikatan
petani dengan lembaga tataniaga yang 1. Struktur Rantai Pasok Buah
bera-da diatasnya dalam bentuk Manggis
pinjaman modal yaitu kelompok tani.
a. Petani
METODOLOGI PENELITIAN Petani manggis merupakan pe-
laku dalam rantai pasok yang ber-
Penelitian ini dilakukan di peran melakukan kegiatan budidaya
Kenagarian Sungai Talang Kabupaten manggis, mulai dari pembibitan po-
50 Kota Sumatera Barat. Pemilihan hon manggis, pemeliharaan, dan pe-
lokasi ini dilakukan secara sengaja manenan. Pada saat ini, jumlah petani
(purposive) dengan mempertimbang- manggis yang terlibat dalam rantai
kan belum adanya penelitian menge- pasok buah manggis segar adalah 22
nai supply chain management didae- orang. Sebagian besar petani manggis
rah tersebut. Menurut wawancara sur- merupakan pemilik kebun manggis
Dedet Deveriky dkk, Analisis Manajemen Rantai Pasok 25
dengan luas lahan rata-rata 0,5-1,5 manggis di sana tidak ada yang
hektar. Pohon manggis dibudidayakan bersisa.
di Kenagarian Sungai Talang ini
adalah sebagaian besar dari warisan c. Pedagang Besar
yang sudah berusia lebih dari 30 Dalam rantai pasok buah
tahun. manggis ini, pedagang besar berperan
Budidaya manggis yang dilaku- sebagai penghubung antara kelompok
kan oleh petani manggis di kenagarian tani dengan pedagang perantara
Sungai Talang Kabupaten 50 Kota ini yanga ada di dalam daerah Sumatera
masih kurang atau masih belum Barat (Kecamatan Sicincin) dan Luar
intensif, dikarenakan beberapa para daerah Sumatera Barat (Jakarta).
petani tidak melakukan pemupukan, Pedagang besar membeli manggis di
pengendalian hama dan penyakit, tempat kelompok tani. Harga beli
pemangkasan cabang dan ranting buah manggis dari kelompok tani di-
manggis secara rutin. bedakan lagi kualitas dan ditetapkan
berdasarkan negosiasi antara kelom-
b. Kelompok Tani pok tani dengan pedagang besar.
Kelompok tani manggis di Pembelian buah manggis dilakukan di
Nagari Sungai Talang merupakan kelompok tani dan dibayar secara
kelompok tani yang didirikan oleh tunai oleh pedagang besar di waktu
beberapa orang petani manggis di itu juga, pedagang besar juga melaku-
Kenagarian Sungai Talang Kabu- kan sortasi dan grading pada buah
paten 50 Kota. Nama kelompok Tani manggis yang dibeli dari kelompok ta-
adalah kelompok tani “Ingin Maju” ni kemudian menjual buah mangginya
yang diketuai oleh Bapak Ifsal. ke pedagang perantara di Sicincin dan
Kelompok tani berperan sebagai pedagang besar di Jakarta.
bussiness unit dalam mengelola serta
mengko-ordinir petani manggis dalam d. Pedagang Perantara Sicincin
memproduksi manggisnya. Misalnya Dalam rantai pasok buah
hasil panen para petani dicatat oleh manggis ini, pedagang perantara di
pengurus kelompok tani, penjadwalan Sicincin berperan sebagai penghu-
panen, penjadwalan pemupukan (jika bung antara pedagang besar dengan
ada) dan teknis lainnya. Kelompok pedagang pengecer serta konsumen
tani melakukan sortasi dan grading akhir yang ada di dalam daerah
pada buah manggis yang dikirim oleh Sumatera Barat (Kecamatan Sicincin).
petani kemudian menjual manggis Pedagang perantara membeli manggis
kualitas baik kepada pedagang besar dari pedagang besar dari Sungai
secara lagsung. Buah manggis yang Talang dan mengumpulkan serta
yang dihasilkan oleh petani terbagi mencari orang yang ingin menjual
menjadi 2 grade yaitu grade super langsung ke konsumen akhir karena
dan grade BS (bekas sortiran). pedagang pengecer disini hanya be-
Buah manggis hasil sortasi oleh kerja disaat panen raya buah manggis.
kelompok tani yang tidak memenuhi Harga beli buah manggis dari pe-
syarat dalam persyaratan grade maka dagang besar dibedakan lagi kualitas
disiasati dengan menjual manggis dan ditetapkan berdasarkan negosiasi
kepada pedagang pengecer. Itupun antara pedagang besar dan pedagang
hasil sortasi tidak terlalu banyak. perantara di Sicincin. Rata-rata harga
Hanya sampai 0,5-2 % dari total per manggis Rp.10.000-Rp.12.000/kg di-
produksi petani manggis. Sehingga tingkat pedagang perantara dan
26 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 5, Nomor 1, Maret 2015, hal. 22-30
botnya oleh pakar, diagrerasi untuk pada sore hari maka pengiriman akan
menentukan nilai metrik level satu. dilakukan pada esok hari (N+1) se-
Nilai metrik level satu untuk re- hingga jumlah lead time pe-mrosesan
liability buah manggis adalah 40,5 adalah satu hari. Sedangkan untuk
dan apabila dibandingkan dengan pelanggan di luar Provinsi Sumatera
standar penilaian kinerja pemasok, Barat seperi Jakarta maka order
nilai ini tergolong kurang. Artinya pemrosesan adalah (N+2) sehingga
tercipta kinerja yang kurang dalam jumlah lead time adalah 2-4 hari.
hal pemenuhan pesanan. Nilai ini Menurut hasil agregasi di dalam pe-
masih dapat ditingkatkan menjadi ngukuran kinerja responsivness rantai
baik bahkan menjadi sangat baik. pasok manggis dimulai dari pema-
sukan input pada metrik level tiga,
2. Supply Chain Responsivness sehingga diperoleh nilai dari metrik
Pengukuran variabel ini akan level dua. Metrik level dua waktu
dibagi kedalam 3 level matriks, yang source adalah 3 hari. Waktu make 4,5
mana level terbawah/level 3, merupa- hari, dan waktu deliver 4 hari.
kan penjabaran dari level 2, begitu
pun level 2, merupakan pen-jabaran 3. Supply Chain Agility
dari matriks level 1. Penjumlahan Kondisi bahan baku yang ber-
agrerat setiap level akan menetukan sifat musiman dan cepat rusak ini
nilai matriks level 1, yakni waktu pe- menyebabkan pengukuran fleksibili-
menuhan pesanan, yang mana sebagai tas tidak dilakukan, karena menurut
acuan dalam menentukan kinerja wawancara dengan kelompok tani, pe-
responsivitas. Rincian atribut setiap dagang besar tidak pernah meminta
level belum diadopsi dari penelitian tambahan permintaan secara tiba-
terdahulu, yang nantinya akan di- tiba. Sistem produksi yang stabil yang
sesuaikan dilapangan, karena atribut membuat pedagang besar tidak mela-
pastinya akan diketahui pada tahapan kukan tambahan permintaan secara
penelitian. Nilai per atribut (hari/ mendadak.
siklus) akan ditentukan sendiri oleh
peneliti berda-sarkan observasi dan 4. Supply Chain Cost
wawancara langsung dengan pihak Untuk perhitungan adalah ke-
manajemen ter-kait. lompok tani mengeluarkan biaya yang
Lead time kelompok tani wajar dan sesuai dengan pemasukan
manggis dalam melayani pelanggan yang diterimanya. Efisiensi biaya yang
ter-diri dari dua bagian, yaitu lead lebih baik diperoleh dengan pemasok.
time pemrosesan order dan lead time Supply bahan baku cendrung stabil
pe-ngiriman. Lead time pemrosesan sehingga pemasok dalam hal ini
or-der, yaitu waktu yang dibutuhkan kelompok tani dapat meningkatkan
oleh kelompok tani mulai dari efisiensi biayanya pada transportasi.
manggis dari petani sampai manggis Umumnya dalam sekali pengiriman
di kirim ke pedagang besar. Lead time ke pedagang besar, kelompok tani
pem-rosesan order sesuai dengan dapat mengisi penuh kendaraan pick
keten-tuan yang telah ditetapkan oleh up dengan buah manggis yang dibeli
masing-masing pelaku rantai pasok. dari petani. Pedagang besar umumnya
Untuk pesanan yang ada di dalam mengeluarkan biaya yang tidak wajar
Provinsi Sumatera Barat, maka lead dalam pemenuhan buah manggisnya
time pemrosesan order dimulai nol bila dibandingkan dengan petani dan
hari dan bila pemesanan dilakukan kelompok tani karena pedagang besar
Dedet Deveriky dkk, Analisis Manajemen Rantai Pasok 29
dagang besar nilai matrik level 1 ada- Hugos, dan Schmitz, M. 2007. Supply
lah 0,091 yang artinya pedagang besar Chain Analysis of Fresh Fruit
tidak terlalu mengeluarkan biaya yang and Vegetables in Germany.
besar dalam mendapatkan buah Market and Trade Policies for
manggis di tingkat petani. the Mediterranean Agriculture:
The Case of Fruit/Vegetables
and Olive Oil.
DAFTAR PUSTAKA
Levi, D. Simchi, Kaminsky, P., Levi, E.
Astuti,Retno dan Marimin. 2010. Simchi. 1999. Designing and
Kebutuhan dan Struktur Ke- Managing the Supply Chain.
lembagaan Rantai Pasok Buah McGraw-Hill International Edi-
Manggis, Studi Kasus di Kabu- tion.
paten Bogor. Dalam Jurnal Inte- Lee, Hau. 1999. Supply Chain Ma-
gritas Manajemen Bisnis, Volu- nagement. di dalam : Stanford
me 3, Nomor 1 Supply Chain Forum. Stanford.
Astuti, Retno. 2012. Pengembangan Stanford University.
Rantai Pasok Buah Manggis di Marimin.2004. Pengambilan Kepu-
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. tusan Kriteria Majemuk. Grasi-
Disertasi. Institut Pertanian Bo- ndo. Jakarta
gor Miranda dan Amin W.T. 2006.
Andi Ilham, dkk. 2006. Produktivitas Manajemen Logistik dan Supply
dan Efisiensi dengan Supply Chain Management. Harvari-
Chain Management, Jakarta, Pe- ndo, Jakarta.
nerbit PPM. Monczka, Robert. M, 2002, “Succes
Badan Pusat Statistik. 2009. Statistika Factors in Strategic Supplier
Pertanian. BPS. Jakarta Alliance The Buying Company
Badan Pusat Statistik. 2010. Statistika Perspective II”, Decision
Indonesia. BPS. Jakarta Nazir, M. (1983). Metode Penelitian.
Bolstorff, P., dan Rosenbaum, R. Jakarta : Ghalia Indonesia.
2003. Supply Chain Excellence, Pujawan. Nyonman. 2005. Supply
A Handbook for Dramatic Im- Chain Management. Edisi Per-
provement Using the SCOR tama. Penerbit guna Widya.
Model. AMACOM. American Ritchie, R. dan Brindley, C. 2007.
Management Association. Supply Chain Risk Management
Central Agribussiness Policy Agri- and Performance: Current Tre-
culture Studies Padjajaran nds and Future Develop-ments.
University, 2012. Supply Chain International
Manggosteen in West Suma- Robert.2008. Studi Kasus, Desain
tera. Bandung. dan Metode.Jakarta, PT Raja
Christopher, M.G. 1998. Logistics and Gra-findo Persada.217.
Supply Chain Management: Shapiro, J.F. 2001. Modelling the
Strategies for Reducing Cos- Supply Chain. Duxbury. USA.
ts and Improving Services. Pit- Sharma, M. K. dan Bhagwat, R.
man, London 2007. Integrated BSC-AHP
Heizer, J. dan B. Render. 2005. Approach for Supply Chain
Manajemen Operasi (Ter- Management Evaluation. Mea-
jemahan Edisi Tujuh). Salemba suring
Empat, Jakarta.