Você está na página 1de 10

LABORATORIUM FIBER OPTIK

LAPORAN PRATIKUM MATA KULIAH SISTEM KOMUNIKASI FIBER OPTIK

KELAS / GROUP : JTD 3C/KELOMPOK 2


NAMA KELOMPOK : 1. Achmad Fikri (1541160037)
2.Dani Wahyu (1541160118)
3.Fenny Andiny (1541160049)
4.Judha Atma (1541160054)
5.Sintia Budiarti (1541160123)
NILAI :
DOSEN : YOYOK HERU PI, Drs, MT.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
TRANSMITTER DAN RECEIVER FIBER OPTIK

I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu merancang desain Rangkaian Transmitter dan Receiver Fiber
optik.
2. Mahasiswa mampu membuat dan mengoperasikan Rangkaian Transmitter dan
Receiver Fiber optik.
3. Mahasiswa mengamati dan menguji pengiriman sinyal melalui fiber optik.

II. DASAR TEORI


2.1 Komunikasi dan Transmisi data Fiber Optik
Gambar 1 adalah contoh pengaplikasian fiber optik dalam sistem komunikasi.

Gambar 1 Blok Diagram Komunikasi data menggunakan Fiber Optik

Prinsip-prinsip dasar dari komunikasi fiber optic ialah sinyal itu lewat dari fase seperti
pada bentuk gelombang analog. Kemudian, melalui pengubah analog menjadi digital yang
mngubah gelombang analog menjadi rangkaian pulsa digital. Lalu, sinyal digital itu melewati
sumber sinyal yang mungkin laser atau LED, yang mengubah pulsa digital elektronik
menjadi pulsa sinar yang ekuivalen. Pada akhir penerimaan suatu detector menangkap pulsa
sinar dan menerjemahkannya dalam pulsa digital, yang kemudian terus melalui pengubah
analog menghubungkan dengan kabel fiber optik yang mengeluarkan sinar digital, seperti
misal komputer, konversi anaog menjadi digital tidak diperlukan. Dalam banyak sirkuit fiber
optik teresterial, repeater yang untuk membuat sinyal ditempati kira-kira setiap 40 km.
Supaya dibuat, pulsa sinar itu pertama tama harus diubah lagi menjadi pulsa elektrik.
Kemudian, sinyal itu dibuat dan diubah lagi dalam pulsa sinar.
Berlainan dengan telekomunikasi yang mempergunakan gelombang electromagnet, maka
pada fiber optik gelombang cahayalah yang bertugas membawa sinyal informasi. Pertama-tama
microphone merubah sinyal suara menjadi sinyal listrik. Kemudian, sinyal listrik ini dibawa oleh
gelombang pembawa cahaya melalui fiber optik dari pengirim (transmitter) menuju alat penerima
(receiver) yang terletak pada ujung lainnya dari fiber. Modulasi gelombang cahaya ini dapat
dilakukan dengan merubah sinyal listrik termodulasi menjadi

2
gelombang cahaya pada transmitter dan kemudian merubahnya kembali menjadi sinyal listrik
pada receiver. Pada receiver sinyal listrik dapat dirubah kembali menjadi gelombang suara.
Tugas untuk merubah sinyal listrik ke gelombang cahaya atau kebalikannya dapat dilakukan
oleh komponen elektronik yang dikenal dengan nama komponen optoelectronic pada setiap
ujung fiber optik.

III. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


 Resistor 2.2kΩ : 1 buah,  Resistor 100k Ω : 1 buah,
 Kapasitor 10uF : 1 buah,  Resistor 1k Ω : 1 buah,
 Resistor 10kΩ : 1 buah,  Kapasitor 10uf : 2 buah,
 Resistor 5.6kΩ : 3 buah,  Kapasitor 100uf : 1 buah,
 Resistor 220kΩ : 1 buah,  Kapasitor 0.5pf : 1 buah,
 Kapasitor 100uf : 1 buah,  Kapasitor 220uf : 1 buah,
 Resistor 4.3kΩ : 1 buah,  Kapasitor 10nf : 2 buah,
 Kapasitor 0.1uf : 1 buah,  Pcb 20x10 : 2 buah,
 Resistor 100k : 1 buah,  IC LM358 : 2 buah,
 Resisitor 41 Ω : 1 buah,  IC LM386 : 1 buah,
 Resistor 680 Ω : 3 buah,  Mic Condesor 1 : 1 buah,
 Led Merah 650nm : 1 buah,  Speaker 8 ohm 5w : 1 buah,
 2N2222 : 1 buah,  Socket IC : 1 buah
 Resistor 4.7K Ω : 2 buah

3
IV. GAMBAR RANGKAIAN

Gambar 1.1 Rangkaian Receiver Fiber Optic

Gambar 1.2 Rangkaian Transcmitter Fiber Optic


1. Layout Rangkaian Transmitter FO 2. Layout Rangkaian Receiver FO

Gambar 1.3 Desain Layout pada PCB

V. PROSEDUR PRAKTIKUM
a. Mencari dan menentukan rangkaian yang tepat digunakan sebagai
tranciever
b. Mensimulasikan rangkaian dengan simulator proteus
 Membuat layout transmitter
 Membuat layout receiver
c. Mencetak layout yang telah dibuat pada PCB dengan cara sablon
d. Melakukan proses etching
e. Membuat lubang dengan cara mengebor tiap-tiap port komponen pada
PCB
f. Melakukan pemasangan komponen pada PCB dengan menggunakan
solder
g. Melakukan pengujian rangkaian, baik rangkain Rx maupun Tx
sebelum dihubungkan degan kabel fiber optic yang sudah di splicing
dan dipasang konektor
h. Mengamati output yang dihasilkan dari rangkaian tranciever
VI. ANALISIS DATA
6.1 Transmitter
Pada transmitter (Tx), terdapat bagian utama yaitu microphone setup,
amplifier dan photo-transmitter

2
Gambar 1.4 Rangkaian Tranmitter

1. Microphone setup

Gambar 1.5 Microphone setup


Pada bagian microphone setup, dalam rangkain tranciver ini
kami menggunakan microphone condenser untuk microphone
setup nya. Dimana pin pada microphone setup ini, nantinya akan
terhubung dengan resistor 2.2 KΩ dengan ground. Pada bagian ini
juga akan dipasang speaker sehingga sinyal dari microphone nanti
akan diubah menjadi sinyal listrik dan dipancarkan ke amplifier.
Pada perancangan microphone setidaknya membutuhkan 0.5 mA -1mA
agar dapat bekerja. Sehingga didapatkan,

9
= = = 9000 ℎ
1

Jadi untuk mendapatkan hasil yang baik, sesuai perhitungan


kita dapat menggunakan resistor 9 KΩ

3
2. Amplifier

Gambar 1.6 amplifier

Sinyal yang telah diubah menjadi sinyal listrik nantinya akan diteruskan ke
dalam amplifier yang didalamnya terdapat LM358. Pada penguat LM 358 ini
terdapat 4 (empat) kaki dimana pin 3 (+) dari LM 358 terhubung ke ground. LM
358 disini berfungsi sebagai pengatur tegangan sinyal listrik dari suara yang
masuk, yang di gunakan sebagai pembanding, dan akan terbaca dengan logika
1 dan logika 0 sesuai dengan input sinyal suara tadi. Dan setelah sinyal suara
tadi mendapatkan penguatan yang cukup untuk menghidupkan photo-
transistor maka sinyal suara tadi akan masuk ke bagian selanjutnya, yaitu
photo-transmitter circuit.
220000

= +1= + 1 = 23
10000

Atau sebesar,
Gain(dB) = 10 log 23 =13.62 dB

4
3. Photo-transmitter

Gambar 1.7 Photo-transmitter

Pada bagian terakhir dari sebuah transmitter terdapat photo


transmitter yang merupakan angkaian penguat transistor bias
pembagi tegangan, karena pada rangkaian tersebut terdapat
transistor N2222 yang memiliki tipe Bipolar Junction Transistor
(BJT) jenis NPN, dimana kaki collector pada transistor terhubung
ke vcc (+) terhadap emitor, kaki basisakan diberi tegangan bias
terhadap emitor dan untuk kaki emitor akan terhubung ke ground.
a melalui saluran fiberoptic menuju bagian receiver.

Rangkaian ini menggunakan rangkian pembagi tegangan sebelum ke


transistor dengan R1 bernilai 100.594K Ohm dan R2 680 Ohm. Sehingga
didapatkan tegangan yang masuk ke basis transistor adalah
2 680

= × = × 9 = 0.06
1+ 2 100594.052 + 680

Pada transistor ini akan bekerja sebagai penguat dari sinyal


yang telah dikuatkan oleh LM 358, dikarenakan sebagian tegangan
yang akan disalurkan dari bagian kedua dan bagian ketiga hilang,
maka akibatnya sinyal yang telah tertampung sebagian di bagian
ketiga tidak cukup untuk membangkitkan LED. Maka dari itu

5
untuk membangkitkan LED agar dapat mendeteksi sinyal suara
ada atau tidak digunakanlah transistor 2N2222 untuk menguatkan
kembali sinyal suara tersebut. Prinsip kerjanya dari blok ketiga
ini apabila sinyal suara yang masuk sangat besar (sangat keras
suaranya) maka pada collector yang terhubung dengan vcc
menghasilkan arus yang sangat besar dan akan membangkitkan
tegangan bias di basis dan selanjutnya arus dan tegangan tersebut
akan menuju kaki emitor. Selain transistor 2N2222, terdapat
potensiometer yang digunakan sebagai pengatur besar tegangan
(keras atau lemah suara ) dari inputan sinyal dari blok amplifier
tersebut. Selanjutnya arus yang berasal dari vcc tadi akan masuk
ke LED yang nantinya setelah berhasil menyala, maka sinyal
suara yang telah diubah menjadi sinyal cahaya tersebut akan
dibawa melalui saluran fiberoptic menuju bagian receiver.

6.2 Receiver
Pada receiver terdapat dua bagian utama yaitu, bagian
satu yang terdapat photodiode dan bagian dua yang terdapat
variable resistor.

1 2

Pada bagian 1 terdapat photodioda yang berguna untuk


menagkap sinyal cahaya yang berasal dari LED. Photodioda
membutuhkan tengangan 5 – 7.5 V untuk dapat bekerja, untuk

6
untuk dibutuhkan rangkaian pembagi tegangan yang disusun dari R1 dan R3
yang bernilai 4.7K sehingga didapatkan tegangan
4.7k

V= × 9 = 4.5V
4.7k + 4.7k

Pada percobaan tegangan yang dihasilkan tidak sesuai


yang diharapkan sehingga photodhioda ini nantinya kurang
bekerja maksimal dalam penggunaannya.
Ketika terdapat cahaya yang masuk ke photodioda maka
resistansi pada photodiode berubah – ubah yang sehingga
tegangan yang dihasilkan oleh photodioda juga ikut berubah
sesuai dengan itensitas cahaya yang masuk pada photodioda.
Kemudian tegangan dikuatkan oleh IC LM358 yang nantinya
akan dikirim ke bagian 2. Pada bagian 2 berguna untuk mengatur
volume melalui potensio / variable resistor yang akan dihasilkan
oleh speaker yang berfungsi sebagai tranduser yaitu mengubah
sinyal listrik menjadi sinyal suara

VII. KESIMPULAN

Pada praktikum perancangan tranciever fiber optic ini, rangkaian transmitter


yang dibuat merupakan rangkaian penguat sederhana, sedangkan pada rangkaian
receiver itu sendiri dibuat dengan menggunakan beberapa penguat(Op-Amp).
Pada praktikum tranciever, laser dalam rangkaian transmitter menyala,
namun tidak dapat mengirimkan data ke receiver. Sehingga, pada output pada
receiver tidak keluar. Hal ini dikarenakan pada photo transmitter menghasilkan
output tegangan yang rendah sehingga kurang cukup untuk membangkitkan LED.

Você também pode gostar