Você está na página 1de 12

1 INFANTIA, vol.

3, nomor 1, Agustus 2018

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI


MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL DAM-DAMAN
(Penelitian Tindakan kelas B di TK Islam Amanah)
Pitria Wahyuni 1
Lily Barlia 2
Lizza Suzanti 3

Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Kampus Daerah Serang,
Universitas Pendidikan Indonesia

E-mail: bellindaprameswariarfinda@student.upi.edu

Abstrak
Kemampuan kognitif merupakan salah satu kemampuan yang perlu dikembangkan sejak
dini. Belakang ini, sebagian anak belum dapat mengenal tentang warna, masih keliru
dengan konsep banyak dan sedikit serta masih sering kesulitan menyebutkan bilangan
sehingga penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan kognitif anak yang belum
berkembang, khususnya kemampuan anak dalam hal mengenal konsep banyak sedikit,
menyebutkan bilangan, dan mengenal warna. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan metode penelitian tindakan kelas.
Penelitian ini dilakukan dalam prasiklus dan dua siklus menurut model Kemmis dan
Taggart yang terdiri dalam empat tahap (perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi). Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti meliputi, observasi,
wawancara dan dokumentasi. Penelitian dilakukan pada anak kelas B yang berjumlah 10
anak adapun subjek yang akan di teliti adalah 10 anak di kelas B2 di TK Islam Amanah
yang berusia 5 – 6 tahun. Untuk menganalisi data, peneliti menggunakan tiga tahapan
yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini
yaitu permainan tradisional Dam-daman dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak
usia dini, hal ini dibuktikan dengan pada Prasiklus atau sebekum diterapkannya
permainan tradisional Dam-daman kemampuan kognitif anak hanya 47.4%, lalu setelah
permainan tradisional Dam-daman diterapkan dikelas atau pada siklus I diperoleh hasil
yaitu 70.5% , karena hasil tersebut belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan sebelumnya maka dilakukan siklus II dan diperoleh hasil yaitu 94.8%.
Rekomendasi dalam penelitian ini yaitu untuk guru, kepala sekolah dan peneliti
selanjutnya.

Kata kunci: Permainan tradisonal, Dam-daman, Kognitif

1
Penulis Utama, Mahasiswa PGPAUD UPI Kampus Serang
2
Penulis Penanggung Jawab, Dosen PGPAUD UPI Kampus Serang
3
Penulis Penanggung Jawab, Dosen PGPAUD UPI Kampus Serang
Pitria Wahyuni | 2
Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional Dam-Daman

IMPROVE EARLY CHILDHOOD COGNITIVE ABILITY THROUGH


TRADITIONAL GAME DAM-DAMAN
Pitria Wahyuni 1
Lily Barlia 2
Lizza Suzanti 3

Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Kampus Daerah Serang,
Universitas Pendidikan Indonesia

E-mail: bellindaprameswariarfinda@student.upi.edu

Abstract
Cognitive ability is one of the skills that need to be developed early on. Behind this, some children
have not been able to know about the color, it is still wrong with the concept of a lot and a little and
often mentions the number of difficulties so that the research was distributed by the child's cognitive
ability that has not been developed, in particular the ability of the child to know in regards to the
concept of a lot of little, mention numbers, and get to know the color. The approach used in this study
is a qualitative approach, with a research methods class action. This research was conducted in
prasiklus and two cycles according to the model of Kemmis and Taggart consisting in four phases
(planning, implementation, observation and reflection). Data collection techniques used by researchers
include, observation, interview and documentation. Research done on the child class B totalling 10
childrens as a subject that will be conscientious is 10 children in class B2 in TK Islam Amanah aged 5
– 6 years. To analyze the data, the researchers used three stages, namely the reduction of the data, the
presentation of the data and the withdrawal of the conclusion. The results of this research, namely the
traditional Dam-daman games can improve cognitive ability, early childhood, this is proven by
Prasiklus on or before implementing traditional game Dam-daman cognitive ability only 47.4%, then
after the game a traditional Dam-daman applied or processed in the cycle I gained hasi was 70.5%,
because the results are not in accordance with the indicators of the success that has been set before then
performed the cycle II and obtained results was 94.8%. The recommendations in this study yaaitu for
teachers, principals and researchers.

Keywords: traditional Games, Dam-daman, cognitive

1
Penulis Utama, Mahasiswa PGPAUD UPI Kampus Serang
2
Penulis Penanggung Jawab, Dosen PGPAUD UPI Kampus Serang
3
Penulis Penanggung Jawab, Dosen PGPAUD UPI Kampus Serang
3 INFANTIA, vol. 3, nomor 1, Agustus 2018

Pendidikan ialah usaha sadar yang macam-macam warna. Serta Aktivitas yang
terencana dalam meningkatkan suasana di lakukan anak setiap harinya tidak lepas
kegiatan belajar mengajar dan proses dari permainan. Kegiatan yang dilakukan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam bentuk permainan akan membuat
agar anak didik secara aktif anak lebih tertarik, senang dan tidak cepat
mengembangkan potensi dirinya untuk bosan dalam belajar.
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, Permainan yang digunakan untuk
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan mengembangkan kemampuan kognitif anak
akhlak mulia serta keterampilan yang di yaitu melalui permainan tradisional dam-
perlukan pada dirinya, masyarakat, bangsa, daman. Permainan tradisonal dam-daman ini
dan negara (Undang-undang Republik anak mengenal konsep banyak sedikit, dapat
Indonesia no 20 Tahun 2003 tentang menghitung bilangan, mengenal bentuk,
Sisdiknas). ukuran dan lain-lain.
Menurut Rahman (2005:4) Pendidikan Oleh karena itu, dirasa penting untuk
anak usia dini ialah Pendidikan yang melaksanakan suatu penelitian dengan
merupakan upaya terencana dan sistematis menggunakan permainan tradisional untuk
yang dilakukan oleh pendidik terhadap mengembangkan kemampuan kognitif anak
pengasuhan anak usia 0-8 tahun dengan di TK Islam Amanah. Karena kemampuan
tujuan agar anak mampu mengembangkan kognitif merupakan sebagai salah satu dari
potensi yang dimiliki secara optimal. kemampuan dasar yang harus dimiliki anak.
Menurut Hughes (1999:13) pembelajaran
anak usia dini yang dilakukan ialah Berdasarkan uraian diatas, maka
menggunnakan metode bermain, melalui penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
bermain ini anak mampu mengembangkan berikut: (1) Bagaimana gambaran
semua kemampuan yang dimilikinya seperti kemampuan kognitif anak pada kelompok B
kemampuan kognitif, sosial emosional, di TK Islam Amanah? (2)Bagaimana upaya
bahasa, fisik motorik. meningkatkan kemampuan kognitif anak
Salah satu kemampuan yang perlu melalui permainan tradisional dam-daman?
dikembangkan ialah Kemampuan kognitif (3) Apakah terdapat peningkatan
anak. Kemampuan kognitif anak dapat kemampuan kognitif anak melalui
dilihat dari apa yang mereka lakukan permainan tradisional dam-daman?
didorong dari rasa ingin tahu yang besar Dari rumusan penelitian tersebut
pada diri anak. Untuk meningkatkan adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1)
kemampuan kognitif anak ini menggunakan Untuk mengetahui gambaran kemampuan
permainan. Permainan memiliki manfaat kognitif anak pada kelompok B di TK Islam
yang sangat besar bagi kemampuan kognitif Amanah. (2) Untuk mengetahui upaya
anak seperti meningkatkan kemampuan meningkatkan kemampuan kognitif anak
simbolik anak dalam menyatakan ide, usia dini melalui permainan tradisional
fikiran dan perasaannya, mengenal konsep Dam-daman. (3) Untuk mengetahui
waktu, konsep banyak sedikit, mengenal
Pitria Wahyuni | 4
Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional Dam-Daman

peningkatan kemampuan kognitif anak


melalui permainan tradisional dam-daman.
Kognitif dapat diartikan sebagai
tingkah laku yang mengakibatkan orang
memperoleh pengetahuan atau yang
dibutuhkan untuk menggunakan Gambar 2.1 Permainan Tradisional Dam-daman
pengetahuan. Perkembangan kognitif
menunjukan perkembangan anak dari cara METODOLOGI
berpikirnya guna untuk menyelesaikan Dalam penelitian ini menggunakan
berbagai masalah yang ada dalam pendekatan kualitatif, menurut Sugiyono
kehidupannya sehingga dapat dipergunakan (2011:12). Penelitian dilakukan apa adanya
sebagai tolak ukur pertumbuhan kecerdasan. sesuai yang ditemukan peneliti dilapangan.
Menurut Jamaris (2006:23) aspek penelitian yang dilakukan ini pada kondisi
perkembangan kognitif anak ada 3 macam, yang alamiah, data yang dihasilkan dari
yaitu (1) Berfikir Simbolis. Berfikir penelitian ini disajikan dengan deskripsi.
simbolis merupakan kemampuan Metode yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan penalaran untuk mengetahui ialah penelitian tindakan kelas (action
dan memahami kata-kata yang diucapkan. research), suatu bentuk kajian yang bersifat
Berfikir simbolis ini anak berfikir tentang reflektif, yang dilakukan oleh pelaku
objek dan peristiwa walaupun objek dan tindakan untuk meningkatkan kemantapan
peristiwa tersebut tidak hadir secara rasional dari tindakan-tindakannya dalam
kongkrit (nyata) dihadapan anak, dengan melaksanakan tugas dan memperdalam
pemikiran simboliknya, anak juga dapat pamahaman terhadap kondisi dalam praktik
mengetahui hubungan sebaab akibat. (2) pembelajaran. Sedangkan model yang
Berfikir Egosentris. Berfikir egosentris ini digunakan dalam penelitian ini ialah
anak berfikir tentang benar atau tidak, setuju Kemmis dan Taggart yang didalamnya
dan tidak setuju, berdasarkan sudut pandang memiliki empat langkah (1) perencanaan,
sendiri. Egosentris ini bukan berarti egois, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4)
tetapi hanya dapat mengerti suatu masalah refleksi.
dari sudut pandang masalahnya sendiri Subjek penelitian yang diteliti ini
karena keterbatasan pemikiran (3) berfikir ialah kemampuan kognitif anak melalui
intuitif merupakan kemampuan memahami permainan tradisional dam-daman, yang
sesuatu tanpa melalui pemikiran rasional. dilakukan pada anak-anak kelompok B
Permainan dam-daman ialah dengan usia 5-6 Tahun di TK Islam Amanah
permainan sama dengan catur jawa dan berjumlah 10 orang, 6 anak laki-laki dan 4
sama seperti game tic tac toe. Permainan anak perempuan. Teknik pengumpulan data
dam-daman yaitu di mainkan oleh dua yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
pemain. Dimana setiap pemain harus dengan dua cara yaitu wawancara dan
membuat suatu garis lurus dengan batu/pion. observasi. Instrument yang digunakan dalam
5 INFANTIA, vol. 3, nomor 1, Agustus 2018

penelitian ini ialah pedoman wawancara dan yang penting, karena data yang telah
lembar observasi (1) Pedoman wawancara, terkumpul tidak akan berarti apa-apa tanpa
Peneliti melakukan wawancara dengan guru di analisis dan diberi makna melalui
kelas kelompok B di TK Islam Amanah, interpretasi data. Proses analisis dan
mengenai kemampuan kognitif anak di interpretasi data dalam PTK ini diarahkan
sekolah dan untuk mengetahui upaya apa untuk mengumpulkan informasi yang
saja yang sudah diberikan kepada anak. (2) diperlukan untuk menjawab rumusan
Lembar obsrvasi. Lembar observasi yang masalah.
digunakan peneliti ini berupa kisi-kisi
instrument kemampuan kognitif anak yang HASIL DAN PEMBAHASAN
terdiri dari tiga indikator yaitu mengetahui Pada pelaksanaan penelitian, peneliti
konsep banyak sedikit, menyebutkan menghasilkan data sebagai berikut.
bilangan 1-10 dan mengenal warna. Peneliti melakukan penelitian
Analisis data yang dipakai yaitu teknik dengandua kali siklus dan satu kali pra
analisis data penelitian kualitatif, sehingga sikulus. Peneliti melakukan prasiklus pada
peniliti akan menggunakan teori teknik tanggal 28 mei 2018, dimana pada saat
analisis yang dikemukakan oleh Miles dan prasiklus peniliti hanya melakukan sebuah
Huberman Wina Sanjaya ( 2009: 106-107) observasi tentang gambaran umum atau
yang menyatakan bahwa terdapat tiga kondisi awal kemampuan kognitif anak usia
macam kegiatan analisis data kualitatif, dini di TK Islam Amanah kelompok B. pada
yaitu: (1) Reduksi data. Reduksi data yaitu saat prasiklus peneliti mendapatkan data;
menyeleksi data sesuai dengan fokus Kegiatan pra siklus merupakan
masalah. Pada tahap ini peneliti dan guru kegiatan pengamatan awal pada tahap
mengumpulkan semua instrumen yang penelitian, dimana penelitian ini mengamati
digunakan untuk mengumpulkan data secara keseluruhan proses kegiatan belajar
kemudian dikelompokkan berdasarkan mengajar dari awal pembelajaran sampai
fokus masalah. Data yang telah dilakukan akhir pembelajaran di TK Islam Amanah
tersebut dapat memberikan gambaran yang pada Kelompok B2. Dengan melakukan
jelas dan mempermudah peneliti untuk kegiatan pra siklus ini peneliti melakukan
melakukan pengumpulan data selanjutnya. pengamatan tentang aktivitas belajar
(2)Penyajian Data ini merupakan langkah mengajar dalam meningkatkan kemampuan
kedua setelah reduksi data. penyajian data kognitif pada anak kelompok B2 di TK
dilakukan dengan cara mendeskripsikan Islam Amanah, dan mengamati kelebihan
data. Mendeskripsikan data bisa dilakukan serta kelemahan pada saat pembelajaran
dalam bentuk naratif, membuat grafik atau berlangsung. Dari hasil pengamatan tersebut
menyusunnya dalam bentuk tabel. (3) peneliti menjadikan kelebihan dan
Penarikan/Verifikasi Kesimpulan. Membuat kelemahan sebagai bahan kajian bagi
kesimpulan berdasarkan deskriptif data. peneliti sehingga dapat dicari solusinya pada
Dalam proses penelitian ini saat melakukan rencana pembelajaran siklus
menginterpretasi data merupakan langkah
Pitria Wahyuni | 6
Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional Dam-Daman

I. Peneliti membuat perencanaan yang dengan baik tanpa bantuan dengan guru dan
dilakukan pada tahap prasiklus yaitu; sudah bisa membantu temannya. Sedangkan
a) Melakukan koordinasi dengan kepala masih terdapat 9 anak yang termasuk
sekolah untuk meminta izin akan melakukan kedalam kategori mulai berkembang (MB).
penelitian. b) Melakukan koordinasi dengan Anak yang berinisial At, Vi, dan Al ini
guru kelas kelompok B2 di TK Islam belum mampu memahami konsep banyak
Amanah. c) Mengkomunikasikan dengan sedikit hal ini terbukti pada saat peneliti
guru kelas permasalahan yang akan di amati menyiapkan benda berupa kancing dan batu
oleh peneliti. yang masing-masing berjumlah 15, guru
Pada tahap observasi yang dilakukan menginstruksikan anak untuk memilih mana
oleh peneliti ini ialah mengamati dari awal yang lebih banyak antara batu dan kancing,
pembelajaran hingga akhir pembelajaran anak yang berinisial At, Vi, dan Al ini
dalam kelas pada kelompok B2 yang langsung memilih batu. Sedangkan pada
dilakukan oleh guru dan anak-anak di TK indikator mengenal bilangan dan mengenal
Islam Amanah. Pengamatan yang dilakukan warna rata-rata dari semua anak sudah
oleh peneliti adalah upaya TK Islam mampu meyebutkan bilanngan dengan baik
Amanah dalam meningkatkan kemampuan tapi masih perlu bantuan guru.
kognitif pada anak. Setelah melihat hasil dari pra siklus
Berikut uraian hasil pengamatan maka peneliti memutuskan untuk
perkembangan kemampuan kognitif anak memberikan refleksi dari kegiatan
kelompok B2 di TK Islam Amanah pada pengamatan sebelumnya. Dari hasil
saat pembelajaran berlangsung. prasiklus kemampuan kognitif anak di TK
Tabel 4.1 Islam Amanah kota serang sudah cukup
Kondisi Awal Kemampuan Kognitif baik. Namun masih ada beberapa anak yang
Anak masih kurang kemampuan kognitifnya
Kategori f Presentase (%) sehingga membutuhkan penanganan yang
BSB 1 10% lebih, hal ini terlihat pada saat anak aktivitas
BSH - - pembelajaran masih ada beberapa anak yang
MB 9 90% masih kebingungan dalam mengenal konsep
BB - - banyak sedikit, mengenal warna dan
Dari tabel diatas menunjukan bahwa menyebutkan bilangan. Dari hasil
rata-rata kondisi awal kemampuan kognitif pengamatan tersebut maka peneliti
pada kelompok B2 di TK Islam Amanah menindak lanjuti pada siklus I.
termasuk kedalam kategori cukup yaitu Pada siklus I ini peneliti menerapkan
dengan persentase 47,4. Dari 10 anak yang permainan tradisional dam-daman. Siklus I
diamati 1 orang anak yang berinisial Ra ini dilakukan dengan satu kali pertemuan
termasuk kedalam kategori berkembang yaitu pada hari senin yang bertepatan
sangat baik (BSB), hal ini berarti Ra telah dengan tanggal 4 Juni 2018. Adapun tema
mampu menyebutkan konsep banyak sedikit, yang diajarkan pada siklus I ini adalah
menyebutkan bilangan dan mengenal warna transportasi air dengan subtema perahu layar.
7 INFANTIA, vol. 3, nomor 1, Agustus 2018

Siklus I dilaksanakan secara bertahap yakni


ada 4 tahapan yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. a) Kegiatan Awal
Berikut tahapan perencanaan pada siklus I Guru mengkondisikan anak-anak untuk
meliputi kegiatan duduk di kursi masing-masing, untuk
a) Peneliti melakukan koordinasi dengan melakukan pembukaan sebelum melakukan
guru kelas tentang kegiatan yang akan kegiatan pembelajaran.
dilakukan untuk meningkatkan b) Kegiatan Inti
kemampuan kognitif anak di kelompok Pada kegiatan inti ini peneliti memberikan
B2 TK Islam Amanah. Guru kelas lembar kerja anak berupa mencocokkan
bertindak sebagai observer dan peneliti angka sesuai dengan jumlah gambar perahu.
sebagai pelaksanaan tindakan Setelah anak menyelesaikan tugas tersebut,
b) Membuat RPPH yang akan digunakan barulah peneliti mengenalkan berbagai
peneliti sebagai alat bantu acuan untuk macam warna kepada anak. Kemudian
melaksanakan kegiatan pembelajaran. peneliti mengenalkan permainan dam-
c) Menyiapkan alat dan bahan yang daman. Setelah itu, peneliti menjelaskan
digunakan dalam kegiatan permainan langkah-langkah permainan dam-daman.
dam-daman. Menggunakan kertas HVS Selanjutnya peneliti mencontohkan cara
yang berpola permainan dam-daman dan bermain permainan dam-daman kepada
menyiapkan kancing dengan warna yang anak. Peneliti membagi anak ke dalam 5
berbeda. kelompok dimana setiap kelompok terdiri
d) Menyiapkan lembar observasi untuk dari 2 orang anak. Untuk menentukan
melihat peningkatan kemampuan kognitif pemain pertama dengan cara suit (kertas,
anak melalui permainan dam-daman. batu, gunting). Setelah itu, peneliti
Setelah merencanakan apa yang mengintruksikan anak untuk bermain
akan dilakukan pada siklus I ini, peneliti permainan dam-daman. Dimana dalam
melanjutkan ke tahap selanjutnya yang permainannya anak masih dibantu oleh
merupakan inti dari siklus I ini yaitu tahap peneliti.
pelaksanaan. Dimana pada tahap ini mulai c) Kegiatan Penutup
dilakukan tindakan dengan melalui Setelah kegiatan permainan selesai, peneliti
permainan tradisional dam-daman. Adapun mengkondisikan anak kembali untuk
tindakan yang diakukan adalah melakukan mengevaluasi kegiatan hari ini.
permainan dam-daman yang beralaskan Kemudian, pada saat pelaksanaan siklus I
kertas HVS dan menggunakan kancing tersebut, peneliti melakukan pengamatan.
sebagai pionnya. Dalam pelaksanaan siklus Dan dari pengamatan tersebut peneliti
I ini dilakukan dengan dibagi dalam 3 memperoleh hasil kemampuan kognitif anak
kegiatan yang meliputi kegiatan awal, sebagai berikut yaitu:
kegiatan inti, dan yang terakhir merupakan
kegiatan penutup. Berikut penjelasan dari 3 Tabel 4.2
kegiatan tersebut yaitu:
Pitria Wahyuni | 8
Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional Dam-Daman

Kemampuan Kognitif Anak Setelah kendaraan udara. Tahapan perencanaan pada


Tindakan Siklus I siklus II meliputi :
Kategori f Presentase (%) Koordinasi dilakukan peneliti
BSB 3 30% bersama guru kelas tentang kegiatan yang
BSH 7 70% akan dilakukan untuk meningkatkan
MB - - kemampuan kognitif anak di kelompok B2
BB - - TK Islam Amanah. Observer pada
penelitian ini adalah guru kelas sedangkan
dan pelaksanaan tindakan dilakukan
peneliti.
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa RPPH yang dibuat akan menjadi
kemampuan kognitif anak setelah di acuan peneliti dalam kegiatan pembelajaran.
terapkan permainan dam-daman, Kertas HVS yang berpola permainan
kemampuan kognitif anak kelompok B2 TK dam-daman dan kancing merupakan alat dan
Islam Amanah meningkat. bahan yang digunakan dalam penelitian.
Refleksi dalam pelaksanaan siklus I Ketika ingin melihat tingkat kemampuan
ini disimpulkan bahwa dalam upaya kognitif anak melalui permainan dam-
mengembangkan kemampuan kognitif anak daman digunakanlah lembar observasi.
di TK Islam Amanah dengan diterapkannya Pelaksanaan
permainan dam-daman, kemampuan
kognitif anak meningkat. Dari yang mulai Tindakan yang diakukan adalah
berkembang menjadi berkembang sesuai melakukan permainan dam-daman yang
harapan. Hal ini terbukti dari, kemampuan beralaskan kertas HVS dan kancing sebagai
anak dalam mengenal konsep banyak pionnya.
sedikit, mengenal warna dan menyebutkan Kegiatan Awal
bilangan sudah tidak dibantu oleh guru akan
tetapi anak belum bisa membantu temannya. Anak-anak dikondisikan guru untuk
Karena tingkat kemampuan kognitifnya duduk di kursinya, setelah itu bersama-sama
belum mencapai indikator keberhasilan berdoa, bernyanyi sambil bertepuk tangan.
yang telah ditetapkan maka peniliti Anak-anak diabsen oleh guru dan
melanjutkan untuk melakukan tindakan ditanyakan kabarnya anak sambil diselingi
siklus II. percakapan-percakapan kecil tentang tema
dan kegiatan hari tersebut.
Penelitian tindakan pada siklus II Kegiatan Inti
dilakukan satu kali pertemuan. Kegiatan
siklus II hamper sama tidak jauh berbeda Lembar kerja yang diberikan peneliti untuk
dengan siklus II. Pada hari senin tanggal 13 anak berupa gambar perahu yang akan
juni 2018 dipilih untuk melakukan dicocokkan dengan angka yang sesuai
penelitian.. Pada siklus II ini, peneliti pasangannya. Saat anak telah menyelesaikan
memilih tema transportasi dengan subtema tugas tersebut, guru mengenalkan berbagai
9 INFANTIA, vol. 3, nomor 1, Agustus 2018

macam kendaraan udara serta Tabel 4.6


pengemudinya, mengenal huruf dari nama- Rekapitulasi Data Kemampuan
nama kendaraan udara warna kepada anak. Kognitif Anak Dalam Permainan
Peneliti mengenalkan permainan dam- Dam-Daman Siklus II
daman. Langkah-langkah permainan dam- No Kriteria Jumlah Persentase
daman dijelaskan oleh peneliti. Selanjutnya Anak
peneliti mencontohkan cara bermain 1. BSB 10 100%
permainan dam-daman kepada anak.
Peneliti membagi anak ke dalam 5 2. BSH - -
kelompok dimana setiap kelompok terdiri
3 MB - -
dari 2 orang anak. Untuk menentukan
pemain pertama dengan cara suit (kertas, 4 BB - -
batu, gunting). Setelah itu, peneliti
mengintruksikan anak untuk bermain
permainan dam-daman. Anak dipersilahkan Berikut penjelasan pencapaian kemampuan
untuk bermain permainan dam-daman kognitif anak dari data yang diperoleh pada
dengan masih dibantu oleh peneliti dan setiap indikator kemampuan kognitif dalam
peneliti sendiri sebagai observer. tahap siklus I:
Kegiatan Penutup Mengetahui konsep banyak sedikit

Setelah kegiatan permainan selesai, peneliti Pada perkembangan mengetahui konsep


mengkondisikan anak kembali untuk banyak sedikit dalam proses pembelajaran
mengevaluasi kegiatan hari ini. Dimana di dalam kelas dari 10 orang anak terdapat 5
peneliti menanyakan kembali apa yang telah orang anak yang berinisial At, Ch, Pa, Ra
dilakukan tentang warna, mengenal konsep dan Di termasuk ke dalam kategori mulai
banyak sedikit serta menyebutkan bilangan berkembang (BSH). Dalam hal ini At, Ch,
dan menanyakan perasaan anak pada saat Pa, Ra dan Di sudah mengetahui konsep
melangsungkan kegiatan permainan. banyak sedikit tanpa bantuan guru tetapi
Observasi belum mampu membantu temannya. Jadi,
dapat dikatakan pula bahwa At, Ch, Pa, Ra
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas dan Di sudah mampu membedakan atau
anak dalam mengikuti kegiatan permainan membandingkan benda yang jumlahnya
dam-daman, diperoleh aspek-aspek lebih banyak dan yang lebih sedikit tanpa
kemampuan kognitif dalam permainan dam- dibantu lagi oleh guru tetapi belum mampu
daman yang meliputi mengenal warna, membantu temannya. Selain itu terdapat
mengenal konsep banyak sedikit serta pula 5 dari 10 orang anak yang berada
menyebutkan bilangan. Hasil observasi anak dalam kriteria berkembang sangat baik
siklus II ditampilkan dalam tabel 4.5 sebagai (BSB) antara lain Ge, Vi, Ar, Al dan Fi.
berikut: Terlihat ketika guru bertanya kepada satu
persatu pada anak mengenai pion yang telah
Pitria Wahyuni | 10
Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional Dam-Daman

mereka dapatkan setelah melakukan guru dan sudah mampu membantu


permainan dan masing-masing dari mereka temannya.
akan menghitung jumlah pion yang telah Refleksi
mereka dapatkan tersebut kemudian setelah
Dalam meningkatkan kemampuan kognitif
masing-masing dari mereka mengetahui
anak di TK Islam Amanah. Anak sudah
jumlah pionnya, mereka membandingkan
mengalami peningkatan yang signifikan, hal
jumlah pion mana yang lebih banyak dan
ini terbukti dari tingkat perkembangan
yang lebih sedikit.
kemapuan kognitif pada setiap siklusnya
Menyebutkan bilangan
mengalami peningkatan. Pada siklus I
Pada indikator menyebutkan bilangan setiap tingkat perkembangan kemampuan kognitif
orang anak sudah mampu menyebutkan anak berada dalam kategori berkembang
bilangan tanpa dibantu lagi oleh gurunya sesuai harapan dan pada siklus II tingkat
dan setiap anak sudah mampu membantu perkembangan kemampuan kognitif anak
temannya. Sehingga dapat dikategorikan berada dalam kategori berkembang sangat
bahwa setiap orang anak sudah mencapai baik. Karena pada siklus II telah mencapai
kategori berkembang sangat baik (BSB). pada indikator keberhasilan yang telah
Hal ini terlihat pada saat guru menanyakan ditetapkan sebelumnya maka peneliti
setiap anak setelah memperoleh pion dan meyelesaikan tindakn dalam meningkatkan
guru meminta anak untuk menghitung kemampuan kognitif anak TK Islam
berapa banyak pion yang didapatkan. Selain Amanah kelompok B2.
menghitung pion milikinya, anak juga
diminta untuk menghitung pion milik Hasil yang diperoleh mulai dari tahap
temannya agar anak tidak hanya mengetahui prasiklus, siklus I hingga siklus II
jumlah pion yang didapatkannya saja, akan
Prasiklus Siklus I Siklus II
tetapi juga mengetahui jumlah pion yang No Kriteria
f % F % F %
didapatkan oleh temannya.
1 BB - - - - - -
Mengenal warna
90
Pada indikator mengenal warna ini 6 anak 2 MB 9 - - - -
%
yang mencapai kriteria berkembang sesuai
harapan (BSH) diantaranya : Ch, Pa, Ar, Ra, 70
3 BSH - - 7 - -
%
Al dan Fi dilihat ketika anak mampu
membedakan warna pion yang dimainkan 10 30
4 BSB 1 3 10 100%
tanpa bantuan guru tetapi belum mampu % %
membantu temannya. 10 10
Jml 10 10 10 100%
Beda halnya dengan 4 orang anak lain yang 0% 0%
masih berkembang sangat baik (BSB) yaitu menunjukan perkembangan yang baik,
At, Ge, Vi dan Di. Mereka sudah mampu ditunjukan melalui tabel berikut:
membedakan warna pion yang dimainkan.
dirinya dan lawan mainnya tanpa bantuan
11 INFANTIA, vol. 3, nomor 1, Agustus 2018

Perbandingan Nilai Kemampuan 100%


Kognitif Anak dari Pra Siklus Hingga 90%
Siklus I 80%
70%
60%
Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel 50%
40%
diatas dapat dianalisis sebagai berikut : 30%
Pada tahap pra siklus, 1 anak atau 10% anak 20%
yang berkriteria berkembang sangat baik, 10%
0%
anak yang berkriteria berkembang sesuai Pra siklus Siklus I Siklus II
harapan belum nampak, 1 anak atau 10 % Mulai Berkembang (MB)
anak berkriteria mulai berkembang dan anak
yang berkriteria belum berkembang tidak Berkembang Sesuai
Harapan (BSH)
nampak Berkembang Sangat Baik
Setelah dilakukan pelaksanaan tindakan (BSB)
pada siklus I yaitu melalui permainan
tradisional dam-daman, kemampuan
kognitif anak mulai meningkat, data yang
SIMPULAN
diperoleh dapat dipaparkan sebagai berikut:
Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan
3 anak atau 30% anak yang berkriteria
kemampuan kognitif adalah dengan dapat
berkembang sangat baik, 7 anak atau 70%
dengan diterapkan permainan dam-daman.
anak yang berkriteria berkembang sesuai
Permainan dam-daman dilaksanakan di
harapan, anak yang berkriteria mulai
kegiatan inti pembelajaran dengan tema
berkembang tidak nampak dan anak yang
yang mendukung. Permainan dam-daman
berkriteria belum berkembang juga tidak
merupakan permainan sama dengan catur
nampak
jawa, dimana permainan ini dimainkan oleh
Setelah dilaksanakan siklus I selanjutnya
dua pemain. Dengan permainan dam-daman
yaitu dilaksanakan siklus II dengan melalui
daya ingat anak akan terlatih, kepekaan anak
permainan tradisional dam-daman, pada
pun akan secara tidak langsung terstimulasi
anak terjadi peningkatan kembali. Untuk
dan melatih kecermatan anak dalam
setiap anak mengalami peningkatan menjadi
menentukan keputusan. Dalam permainan
berkembang sangat baik. Jadi dalam siklus
ini pun, anak secara tidak langsung
II ini tidak ditemukan lagi anak yang
diajarkan tentang konsep banyak sedikit,
berkriteria belum berkembang, mulai
mengenal warna dan menyebutkan bilangan.
berkembang dan berkembang sesuai
harapan. Dari 10 anak tersebut seluruhnya
Permaianan Dam-daman dapat
sudah berkriteria berkembang sangat baik
meningkatkan kemampuan kognitif anak,
atau 100%.
hal ini ditunjukkan dengan adanya
peningkatan capaian indikator dalam setiap
siklusnya, pada pra siklus atau pada saat
Pitria Wahyuni | 12
Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional Dam-Daman

observasi memperoleh capaian 47.4%


dengan kategori MB. Sementara pada siklus
I memperoleh capaian yang lebih baik dari
pra siklus yaitu 70.5% untuk kategori BSH.
Walaupun sudah termasuk kedalam kategori
BSH akan tetapi peneliti melanjutkan siklus
II karena belum mencapai dari indikator
yang telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga
pada siklus II capaian yang diperoleh anak
sebesar 94.8% untuk BSB. Dari seluruh data
yang diperoleh pada setiap siklusnya
terdapat peningkatan yang signifikan dalam
meningkatkan kemampuan kognitif anak.
Maka dapat disimpulkan bahwa permainan
dam-daman terbukti dapat meningkatkan
kemampuan anak usia dini.

Bibliography
Alfabeta Rahman Saleh, Y. (2005)
Pendidikan Anak Usia Dini, Perlu
distimulasi Sejak Dini. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Anak Usia Dini. Bisnis
Indonesia. (21) hal 21-41
A.L., Hughes. (1999). Psikologi Anak
(Children, Play, and Development).
Jakarta : Gramedia Pustaka
Jamaris. Martini. (2006) Perkembangan dan
Pengembangan Anak Usia Tman
Kanak-kanak. Jakarta: Gramedia
Sanjaya, Wina ( 2009 ). Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta. Kencana
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta

Você também pode gostar