Você está na página 1de 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai rangkaian usaha dan kebijakan
yang bertujuan untuk memperluas kesempatan kerja, pemerataan pendapatan
masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan mengusahakan pergeseran
kegiatan ekonomi dari
sektor primer ke sektor sekunder dan tersier, sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Arah pembangunan ekonomi mengupayakan pendapatan masyarakat naik
secara berkelanjutan, dan dengan tingkat pendapatan yang lebih merata. Pembangunan
ekonomi yang terarah dan tepat sasaran tentunya membutuhkan perencanaan dan
perancangan yang matang. Hal ini merupakan tanggung jawab pemerintah baik pusat
maupun daerah.
Berdasarkan Undang-undang nomor 22 dan 25 Tahun 1999 tentang Otonomi
Daerah, pemerintah daerah telah diberi wewenang dan tanggung jawab untuk
merencanakan pembangunan daerahnya masing-masing. Pemerintah daerah dianggap
lebih mengetahui dan memahami kondisi, situasi, potensi dan kebutuhan spesifik
daerahnya sehingga perencanaan pembangunan oleh pemerintah daerah yang
bersangkutan diharapkan akan lebih tepat sasaran. Pemberlakuan Otonomi Daerah
semakin diperkuat dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang pelimpahan sebagian wewenang pemerintah daerah untuk mengatur serta
menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri dalam rangka pembangunan nasional,
dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Khususnya untuk Kecamatan Semendawai
Timur diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas dan inisiatifnya untuk lebih menggali
dan mengembangkan potensinya khususnya di bidang agribisnis, serta melaksanakan
pembangunan secara terpadu, serasi, dan terarah agar benar-benar sesuai dengan
prioritas dan potensi masing-masing daerah. Penentuan target pembangunan ekonomi
tersebut tentunya harus melihat kondisi atau tingkat pencapaian sampai dengan saat ini,
dan usaha atau program pembangunan yang akan dilakukan untuk merealisasikan target
tersebut . Pernyataan mengenai target yang ingin dicapai dan tingkat pencapaian sampai
saat ini membutuhkan suatu alat ukur atau indikator berupa data statistik.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ekonomi regional?
2. Apa saja unsur – unsur perekonomian?
3. Apa saja pengertian dan pelaku ekonomi?

C. Tujuan Dan Manfaat


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud ekonomi regional
2. Untuk mengetahui apa unsur-unsur perekonomian
3. Untuk mengetahui apa pengertian dan fungsi pelaku ekonomi

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Ekonomi Regional
Ilmu ekonomi regional merupakan bagian daripada ilmu ekonomi, dimana
secara spesifik membahas tentang pembatasan pembatasan wilayah ekonomi dari suatu
Negara dengan mempertimbangkan kondisi dan sumber daya alam serta sumber daya
manusia yang tersedia disetiap wilayah ekonomi. Ilmu ekonomi regional tidak
membahas tentang kegiatan individu, tetapi melainkan menganalisa suatu wilayah
secara keseluruhan dengan mempertimbangkan potensi yang beragam yang dapat
dikembangkan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dari wilayah yang
bersangkutan.

1. Sejarah Perkembangan Ekonomi Regional


Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu, di masa lalu ada teori – teori yang
dapat dikategorikan sebagai bagian dari ekonomi regional yang terutang secara
berserakan pada bagian tulisan. Dalam hal ini dapat disebutkan, antara lain model lokasi
berbagai jenis usaha dari Von Thunen (1826), model lokasi dari Weber (1929), teori
Central Places dari Christaller (1933), dan teori lokasi ekonomi dari Losch (1939). Di
antara keempat teori tersebut, di dalam studi ekonomi, hanya teori lokasi Weber yang
agak banyak dikenal. Setelah itu walaupun ada berbagai teori lain yang bermunculan,
tidak menjadi perhatian bagi para ahli ekonomi. Para pemikir ekonomi regional baru
menemukan momentumnya kembali setelah diterbitkannya disertasi, Walter Isard pada
tahun 1956. Dalam kurun tenggang waktu kosong karya ilmiah yang berkaitan dengan
ekonomi regional dituangkan dalam jurnal, majalah ilmiah, atau tulisan lepas lainnya
sehingga tidak menjadi perhatian dan bahkan sering tidak berada dalam daftar referensi
perpustakaan. Lagi pula yang banyak dibahas orang bukanlah ekonomi regional an sich
melainkan gabungan dari beberapa disiplin ilmu yang berkaitan dengan studi wilayah.
Gabungan dari beberapa ilmu disebut regional science. Regional science mencakup
beberapa bidang ilmu, seperti ekonomi regional, ilmu bumi ekonomi, sosiologi,
antropologi, ilmu hokum (peraturan – peraturan) sesuai engantopik yang dibahas.
Dalam pertumbuhannya, terutama karena didesak oleh kebutuhan, materi dari regional
science banyak dibahas dalam perencanaan perkotaan dan perencanaan pembangunan

3
daerah. Di dalam perencanaan daerah selalu muncul permasalahan tentang memilih
lokasi dari berbagai kegiatan yang direncanakan akan dibangun di masa mendatang.
Karena tidak adanya pedoman atau buku referensi yang dapat dipakai, penentuan lokasi
sering dilakukan atas dasar musyawarah dari orang – orang yang memiliki berbagai
keahlian/kepentingan dalam suatu lembaga perencanaan pembangunan daerah
(pedesaan dan perkotaan)
Hasil musyawarah badan perencanaan perkotaan dari berbagai disiplin ilmu itu
kemudian dicarikan titik temunya, yaitu prinsip – prinsip yang terkandung di dalamnya.
Ternyata sasaran umum rencana perkotaan adalah terciptanya efisiensi dalam
kehidupan masyarakat. Untuk mencapai efisiensi kehidupan masyarakat secara sadar
dan tidak sadar, para perencana sering kali telah menerapkan prinsip – prinsip ekonomi.

2. Defenisi Ekonomi Regional


Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia memenuhi
kebutuhan hidupnya yang ketersediaannya atau kemampuan orang mendapatkannya
terbatas. Ilmu Ekonomi Regional (IER) atau ilmu ekonomi wilayah adalah suatu cabang
dari ilmu ekonomi yang dalam pembahasannya memasukkan unsur perbedaan potensi
satu wilayah dan wilayah lainnya. Ilmu ekonomi regional berkaitan dengan ilmu lain
terutama dengan ilmu bumi ekonomi (economic geography). Ilmu bumi ekonomi
adalah ilmu yang mempelajari keberadaan suatu kegiatan di suatu lokasi dan bagaimana
wilayah sekitarnya bereaksi atas kegiatan tersebut. Ilmu bumi ekonomi mempelajari
tentang gejala-gejala suatu kegiatan yang berhubungan dengan tempat atau lokasi
sehingga ditemukan prinsip-prinsip penggunaan tata ruang yang berlakuu umum.
Prinsip ini dapat dipakai membuat kebijakan pengaturan penggunaan ruang wilayah
yang efektif dan efisien berdasarkan tujuan umum yang hendak dicapai.
Ilmu bumi ekonomi menggarap kegiatan secara individual, yaituu mempelajari
dampak satu atau kelompok kegiatan di suatu lokasi terhadap kegiatan lain di lokasi
lain, atau bagaimana kinerja kegiatan di lokasi itu sebagai akibat dekat atau jauhnya
lokasi itu dari lokasi kegiatan lain, tetapi lokasi itu saling berhubungan. Sedangkan
ekonomi regional tidak membahas kegiatan individual melainkan menganalisis suatu
wilayah secara keseluruhan atau melihat berbagai wilayah dengan potensi yang
beragam dan bagaimana mengatur suatu kebijakan yang dapat mempercepat
pertumbuhan ekonomi seluruh wilayah. Namun ilmu ekonomi regional dan ilmu bumi
ekonomi menggunakan beberapa istilah yang sama misalnya wilayah nodal, wilayah

4
homogen, kota, dan wilayah belakangnya, tetapi dengan pendekatan yang berbeda. Unit
analisis ekonomi regional adalah wilayah ataupun sektor dan bukan kegiatan individual.
Ilmu ekonomi regional baru masuk ke Indonesia pada awal tahun 1970-an,
karena pemerintah menyadari betapa pentingnya pembangunan daerah sebagai bagian
dari cara untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Artinya, pemerintah mulai
menyadari bahwa kebijakan ekonomi tidak bisa diseragamkan untuk semua daerah,
karena kondisi dan potensi setiap daerah tidak sama.
Istilah-istilah yang digunakan
 Wilayah = region = ruang secara umum
 Kawasan = wilayah yang memiliki kesamaan kondisi fisik
 Perekonomian wilayah = perekonomian suatu kesatuan ruang tanpa ada konotasi
dengan wilayah pemerintahan tertentu.
 Perekonomian daerah = terkait dengan wilayah administrasi pemerintahan
misalnya perekonomian wilayah provinsi, kabupaten, kota dan kecamatan.

3. Hakikat Ilmu Ekonomi Regional


1. Ilmu ekonomi regional adalah cabang ilmu ekonomi yang memasukkan unsur lokasi
dalam bahasan ilmu ekonomi tradisional.
2. Ilmu ekonomi regional memiliki kekhususan dalam menjawab pertanyaan where,
yaitu tentang di mana lokasi dari suatu kegiatan yang seharusnya, namun tidak
menunjuk pada lokasi konkret.
3. Ilmu ekonomi regional pada umumnya memiliki tujuan yang sama dengan teori
ekonomi umum, yaitu full employment, economic growth, dan price stability.
4. Ilmu ekonomi regional bermanfaat untuk membantu perencana wilayah menghemat
waktu dan biaya dalam memilih lokasi.
5. Pada implementasi fisik di lapangan, ilmu ekonomi regional harus
diimplementasikan dengan cabang ilmu lain yang cocok dengan kegiatan yang akan
dilakukan.
6. Ilmu ekonomi regional murni membicarakan prinsip-prinsip ekonomi yang terkait
dengan wilayah. Terdapat 2 kelompok ilmu yang lazim menggunakan ilmu ekonomi
regional sebagai peralatan analisis. Regional science adalah gabungan berbagai
disiplin ilmu yang digunakan untuk menganalisis kondisi suatu wilayah dengan
menekankan analisisnya pada aspek-aspek sosial ekonomi dan geografi, sedangkan

5
regional planning yang lebih menekankan analisisnya pada aspek-aspek tata ruang,
land use (tata guna lahan) dan perencanaan (planning).
7. Ilmu ekonomi regional dan ekonomi pembangunan mempunyai sasaran yang sama,
yaitu mencari langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk meningkatkan
kemakmuran masyarakat, akan tetapi, keduanya berbeda terutama karena luas
cakupannya.
8. Hampir semua disiplin ilmu berguna dalam perencanaan pembangunan. Ilmu
ekonomi regional dapat berperan dalam penentuan kebijakan awal, seperti
menyarankan komoditi atau kegiatan apa yang perlu dijadikan unggulan dan di
wilayah mana komoditi itu dapat dikembangkan.
9. Sampai saat ini, para ahli ekonomi regional masih memiliki pandangan yang
berbeda tentang materi apa saja yang termasuk dalam kategori ilmu ekonomi
regional. Namun, cakupan ilmu ekonomi regional tidak mungkin dibahas lepas dari
induknya, yaitu teori ekonomi umum (terutama cabang ekonomi makro dan
ekonomi pembangunan). Berbagai ahli mempunyai pandangan yang berbeda-beda
tentang cakupan ilmu ekonomi regional.

4. Hal-Hal Yang Dicakup Dalam Ilmu Ekonomi Regional


Ilmu ekonomi regional tidak mungkin dibahas lepas dari induknya, yaitu teori
ekonomi umum (terutama cabang ekonomi makro dan ekonomi pembangunan). Harry
W. Richardson, Teori pertumbuhan ekonomi wilayah dikutip dari teori ekonomi umum
dengan modifikasi seperlunya agar lebih pas membahas ekonomi wilayah. Juga ada
teori yang diikembangkan khusus dalam ekonomi regional, seperti teori basis ekspor
dan kaitan ekonomi wilayah. Edgar M. Hoover umumnya menggunakan pandangan
teori ekonomi umum yang digunakan untuk menganalisis potensi ekonomi wilayah dan
hubungan ekonomi antarwilayah. Avrom Bendavid, memulai dengan materi yang
tercakup dalam teori ekonomi makro seperti teori nilai tambah dan analisis input-output
yang diterapkan untuk ekonomi wilayah dan dilanjtukan dengan teori yang khusu
dikembangkan dlam ekonomi regional, seperti analisis shift-share dan teori basis
ekspor.

5. Peranan Ekonomi Regional Dalam Pembangunan Wilayah


Ketika ekonomi perkotaan dan regional mulai berkembang menjadi sebuah
cabang ilmu ekonomi yang terpisah (dasawarsa 1950 dan 1960an), sebagian besar

6
ekonom yang memiliki minat di bidang ini berpikir bahwa cabang ilmu ekonomi
perkotaan dan regional benar-benar berbeda dengan cabang ilmu ekonomi lainnya.
Namun, perkembangan selanjutnya (pada akhir dasawarsa 1960 dan awal 1970-an)
menunjukkan bahwa cabang ilmu ekonomi perkotaan dan regional sebenarnya
merupakan suatu bagian yang vital dari disiplin ilmu ekonomi secara keseluruhan dan
terkait dengan disiplin ilmu lainnya. Selain itu, kenyataan yang ada menunjukkan
bahwa teori serta metode yang digunakan oleh para ahli geografi, khususnya ahli
ekonomi geografi, tidak berbeda jauh dengan yang digunakan oleh para ahli ekonomi
perkotaan dan regional di dalam pembahasan kewilayahan.
Carl J. Sinderman, seorang ahli biologi dalam bukunya The Joy of Science
menjelaskan bahwa, “what a beautiful blueprint for action!…What a fraud! There is no
single scientific method;…Reality, for most professionals, is far sloppier than the neat
textbook ‘scientific method,’ and follows no single pathway”. Sinderman, ingin
menekankan bahwa masing-masing ilmuwan tidak perlu memperdebatkan metode
ilmiah yang paling benar. Beragam metode dengan pendekatan yang berbeda, tetap
dapat memberi kontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Saat ini, banyak ilmuwan
yang tertarik dengan bidang atau kajian yang serupa, walaupun menggunakan metode
ilmiah yang berbeda. Integrasi dari semua karya ilmiah yang dikerjakan di masing-
masing bidanglah yang justru memajukan pengetahuan dan bukan hanya hasil kajian
ilmu tertentu saja.
Pernyataan di atas bukan untuk menjelaskan bagaimana analisis kewilayahan
harus mengikuti berbagai aturan positivisme ilmiah, tetapi lebih untuk mempertegas
bahwa tidak hanya satu metode ilmiah saja yang dapat digunakan. Lebih baik jika kita
peduli terhadap manfaat analisis kewilayahan sebagai landasan bagi penyusunan
kebijakan kewilayahan, dan tidak memperdebatkan metode ilmiah yang digunakan
masing-masing ilmuwan. Analisis kewilayahan lebih merupakan sebuah pendekatan
berbagai teori, kebijakan, dan perencanaan sosial yang terintegrasi.
Pemahaman tentang kekuatan ekonomi dibalik perkembangan suatu wilayah
merupakan hal yang mutlak diperlukan dalam menyusun perencanaan pengembangan
wilayah. Dalam kenyataannya selama ini, aspek teknis memiliki porsi peranan yang
lebih besar ketimbang aspek lainnya, seperti ekonomi dan sosial. Kondisi tersebut saat
ini mulai berubah dimana perencanaan wilayah tidak lagi mengabaikan unsur
perkembangan ekonomi dan sosial, karena adanya fenomena bahwa suatu wilayah akan
berkembang dan terpolarisasi sebagai akibat dari perkembangan aktivitas ekonomi dan

7
sosial. Sebagai contoh, Kota London yang dikenal sebagai pusat aktivitas finansial
dunia, berkembang menjadi Greater London karena munculnya aktivitas-aktivitas
ekonomi dan sosial yang baru di sekitar wilayah pinggirannya. Perkembangan aktivitas
tersebut bahkan tidak mampu diprediksi sebelumnya, sehingga sempat terjadi
penyalahgunaan pemanfaatan ruang. Oleh karena itu, perencanaan wilayah memang
mutlak melibatkan sudut pandang yang bersifat multi dimensi sehingga pengaturan
ruang memang sesuai perkembangan alamiah suatu wilayah.
Dalam perkembangannya, konsep mengenai perencanaan wilayah terus
mengalami evolusi. Penerapan prinsip-prinsip laissez-faire, dimana pasar dibiarkan
bebas bekerja sehingga campur tangan pemerintah dalam bentuk perencanaan tidak
banyak dibutuhkan, ternyata tidak tepat lagi dalam konteks pembangunan wilayah
modern. Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa mekanisme pasar belum tentu dapat
mengatasi semua permasalahan yang muncul dan dibutuhkan campur tangan
pemerintah yang lebih luas lagi. Dengan adanya intervensi pemerintah dalam bentuk
penyusunan perencanaan maka diharapkan alokasi sumberdaya menjadi lebih baik dan
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara agregat.
Bermacam-macam persoalan yang dapat muncul akibat adanya dominasi
prinsip-prinsip laissez-faire, antara lain pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak
terkendali, distribusi pendapatan yang tidak merata, terbatasnya penyediaan barang-
barang publik, masalah pengangguran, ketidakstabilan kondisi sosial dan ekonomi,
tingkat kriminalitas yang tinggi, kesemrawutan tata ruang. Berbagai masalah ini akan
semakin parah jika campur tangan pemerintah dikurangi atau dihilangkan sama sekali.
Berbagai deskripsi di atas menunjukkan pentingnya peranan ekonom regional
dalam penyusunan perencanaan pengembangan wilayah. Bagaimanapun juga,
pemahaman terhadap suatu wilayah harus dilandasi oleh pemahaman tentang aktivitas
ekonomi apa saja yang ada di dalam wilayah tersebut, termasuk bagaimana aktivitas
tersebut bisa terbentuk. Penentuan lokasi yang dilakukan para agen ekonomi
(perusahaan dan rumah tangga) tentunya didasarkan pada rasionalitas yang mereka
miliki. Ekonom regional memiliki berbagai peralatan analisis yang dapat digunakan
untuk mengukur dan menganalisis mengapa terbentuk suatu aktivitas ekonomi, dimana
aktivitas tersebut terbentuk, bagaimana aktivitas tersebut dapat berkembang, dan apa
dampak ekonomi dari perkembangan aktivitas tersebut dalam konteks spasial. Analisis
yang dilakukan oleh para ekonom regional tidak terbatas hanya untuk memahami
aktivitas ekonomi di dalam suatu wilayah saja, tetapi juga mencoba mengidentifikasi

8
keterkaitan dan interaksi antar wilayah. Berbagai alat analisis seperti model input-
output, economic base theory dan shift-share analysis, sistem neraca sosial ekonomi
(social accounting matrix), model keseimbangan umum (general equilibrium model),
model gravitasi, berbagai indeks ketimpangan wilayah, maupun ekonometrika spasial
menjadi kekuatan yang dimiliki para ekonom regional dalam menganalisis ekonomi
wilayah dengan baik.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, pembangunan wilayah di Indonesia
harus dilaksanakan secara terpadu dengan menyusun perencanaan dari sudut pandang
pengembangan wilayah (regional development). Secara teoritis pembangunan wilayah
harus dapat menyeimbangkan kepentingan lokal dengan tujuan nasional secara
keseluruhan. Keterpaduan kepentingan tersebut melibatkan keterpaduan antar sektor,
baik sektor-sektor ekonomi, sektor-sektor non-ekonomi dan antara kawasan rural
maupun urban. Dalam konteks pembangunan wilayah, ekonom regional dapat berperan
untuk menganalisis kecenderungan arah pergerakan aktivitas ekonomi di masa
mendatang. Ini dapat membantu para perencana teknis untuk merencanakan
pembangunan infrastruktur sesuai arah kebutuhan aktivitas yang diinformasikan oleh
para ekonom regional. Tanpa kerjasama antara ekonom regional dengan para
perencana, pembangunan wilayah dapat menempatkan aktivitas di ruang yang salah.
Saat ini, para ekonom regional menggunakan pendekatan baru dalam konteks
penyusunan perencanaan wilayah. Mereka tidak lagi sekedar percaya pada historical
data untuk mengamati perilaku ekonomi yang ada di suatu wilayah. Salah satu
kelemahan para perencana wilayah di masa lalu ialah adanya keyakinan dari mereka
bahwa perilaku ekonomi wilayah di masa lalu dapat menjadi acuan dalam
merencanakan masa depan suatu wilayah. Ini ibarat melihat “kaca spion” ketika
mengemudi, dengan harapan bahwa jalan yang akan dilalui di depan, sama polanya
dengan jalan yang telah dilewati. Akibatnya, perencanaan wilayah seringkali
mengalami kendala karena kesalahan di dalam memprediksi masa depan. Oleh
karenanya, para ekonom regional saat ini menggunakan kombinasi antara traditional
tools dengan pendekatan modern seperti multi-sector analysis (MSA) dan cluster
analysis. Salah satu penekanan dalam pendekatan modern ini ialah adanya keyakinan
bahwa setiap perencanaan wilayah harus didesain untuk mengantisipasi berbagai
kemungkinan kejadian di masa mendatang. Hal ini mengingat semakin tingginya
derajat ketidakpastian (uncertainty) perekonomian dan kondisi iklim dunia, sehingga
kemampuan antisipasi lebih penting ketimbang sekedar mengikuti pola perilaku yang

9
sudah ada. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tidak mungkin dalam
mengembangkan wilayah hanya menggunakan satu pendekatan ilmu atau metode saja.
Peranan ekonom regional merupakan bagian yang penting dan tidak terpisahkan dalam
perencanaan maupun analisis pengembangan wilayah, dan sama pentingnya dengan
peran para perencana dari disiplin ilmu non-ekonomi. Karakteristik setiap wilayah
tentunya tidak sama, sehingga membutuhkan kejelian dan kemampuan intuisi para
perencana wilayah untuk mengkombinasikan berbagai pendekatan ilmu yang ada.

B. Unsur Unsur Perekonomian


Demi berjalannya segala aktivitas ekonomi, tentunya harus mempunyai 3 unsur pokok
yakni :
1. Keinginan Manusia
Sebenarnya keinginan manusia itu akan timbul dari kebutuhannya. Pada dasarnya
keinginan manusia dibagi menjadi 2 bagian yaitu keinginan pokok dan keinginan
tambahan. Kebutuhan utama manusia disebut juga kebutuhan pokok, misalnya makan,
pakaian, rumah. Sedangkan kebutuhan tambahan adalah keinginan sekunder atau
keinginan lain diluar keinginan tambahan. Dengan perkembangan peradaban,
kebudayaan, teknologi saat ini, keinginan manusia semakin meningkat.
Keanekaragaman keinginan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti
pendidikan, kebudayaan, agama, ras, dan lain-lain. Keinginan manusia meiliki 2 ciri
diantaranya keinginan manusia beraneka ragam dan keinginana manusia tidak terbatas.

2. Sumber - Sumber Daya


Setiap pelaku ekonomi harus bisa memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomi agar
aktivitas ekonomi yang dilakukan berjalan dengan optimal. Berikut macam-macam
sumber daya ekonomi yaitu :
 Sumber daya alam
Semua yang berasal dari alam yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan suatu
barang dan jasa. guna menjadi alat pemenuh kebutuhan manusia. sebelumnya sumber
daya alam terlebih dahulu diolah agar bisa dimanfaatkan seperti gas, minyak bumi, dan
lain sebagainya. akan tetapi dalam pengelolaan sumber daya alam harus lebih diawasi
oleh pemerintah dan warga sekitar. meminimalisir terjadinya pengeksploitasian yang
berlebihan.
 Sumber daya manusia

10
Manusia merupakan subjek yang membutuhkan barang dan jasa serta manusia juga
dapat mengolah berbagai macam sumber daya alam menjadi barang dan jasa yang
mereka inginkan. Kualitas manusia sangat berpengaruh demi perkembangan
perekonomian di Indonesia. manusia yang berkualitas harus memiliki 3 faktor utama,
yaitu berakhlak mulia, miliki keahlian serta kekuatan fisik yang menunjang manusia
untuk memproduksi suatu produk dengan hasil maksimal.
 Sumber daya modal
modal merupakan segala sesuatu yang diciptakan manusia dan digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa yang mereka inginkan, bisa berupa uang ataupun barang.

3. Cara Berproduksi
Cara memproduksi suatu barang sebenarnya berada diluar bidang ekonomi, tetapi
permasalahan-permasalahan tentang barang, jasa yang diproduksi, jumlah barang dan
cara yang digunakan untuk memproduksi suatu barang hingga pembiayaan termasuk
dalam bidang ekonomi dan merupakan permasalan-permasalahan yang harus
diselesaikan para ahli ekonomi.

C. Pengertian Dan Fungsi Pelaku Ekonomi


Pelaku Ekonomi adalah individu, kelompok, atau lembaga yang melakukan
kegiatan perekonomian baik produksi, distribusi, dan konsumsi. Umumnya, Pelaku
ekonomi terbagi atas lima macam kelompok besar yaitu Rumah Tangga Keluarga,
Masyarakat, Perusahaan, Pemerintah dan Negara. Dari keempat macam tersebut
memiliki peran tersendiri dalam kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. Peran dan
Fungsi Para Pelaku Ekonomi - Dari penjelasan diatas, setiap para pelaku ekonomi
memiliki peran dalam kegiatan perekonomian. Peran dan fungsi para pelaku ekonomi
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Rumah Tangga Keluarga
Rumah tangga keluarga adalah pelaku ekonomi dengan lingkup kecil yang terdiri dari
ayah, ibu, dan anak. Terdapat juga individu bukan dari keluarga tersebut dapat
dikatakan anggota keluarga karena terlibat kegiatan ekonomi di keluarga tersebut,
seperti nenek, kakek, saudara, atau pembantu. Berikut peran rumah tangga keluarga
dalam kegiatan ekonomi.
a. Rumah tangga keluarga sebagai produsen:

11
Rumah tangga keluarga sebagai produsen dalam kegiatan ekonomi adalah rumah tangga
dapat menghasilkan barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam
menghasilkan produksi, Rumah tangga keluarga sebagai produsen mempunyai tanah,
tenaga kerja, modal, atau keahlian yang dapat dimanfaatkan. Hasilnya adalah berupa
uang.
Penghasilan tersebut didapatkan dari:
 Usaha sendiri
 Bekerja dengan pihak lain
 Menyewakan faktor-faktor produksi
b. Rumah tangga keluarga sebagai distributor:
Rumah tangga keluarga berperan sebagai distributor dengan membuka warung atau
toko, menjadi pedagang, dll. Tujuannya adalah untuk mendapatkan penghasilan.
c. Rumah tangga keluarga sebagai konsumen: Rumah tangga keluarga sebagai
konsumen merupakan yang sudah tentu karena setiap pelaku ekonomi memiliki
kegiatan konsumsi yang berasal dari hasil pendapatan yang diperoleh, sehingga,
kegiatan ekonomi utama dalam rumah tangga keluarga adalah konsumsi.
d. Faktor-faktor yang memengaruhi banyak sedikitnya konsumsi dalam rumah tangga
keluarga adalah sebagai berikut.
 Jumlah pendapatan keluarga
 Jumlah anggota keluarga
 Status sosial ekonomi keluarga
 Harga barang atau jasa yang dibutuhkan

2. Masyarakat
a. Masyarakat sebagai produsen: Masyarakat sebagai produsen adalah anggota
kelompok dengan penghasilan pendapatan dari menjual produksi produk barang atau
jasa, seperti berdagang, membuat kerajinan, hewan ternak, dll. Ciri-ciri usaha dalam
mendapatkan penghasilan adalah sebagai berikut.
 Umumnya tidak menggunakan alat-alat canggih
 Tidak membutuhkan pendidikan/keahlian khusus
 Dapat membuka lapangan kerja yang dapat menampung banyak anggota
 Usaha ekonomi dapat berlangsung di dalam ruang lingkup kecil
b. Masyarakat sebagai distributor: Peran ini dapat terwujud jika masyarakat menjadi
penyalur bahan produksi ke konsumen.

12
c. Masyarakat keluarga sebagai konsumen: Setiap kelompok masyarakat tentu
membutuhkan barang dan jasa untuk kelangsungan usaha dan hidupnya. Hal ini
menjadikan sebagai konsumen dari produsen lain. Masyarakat adalah pengguna produk-
produk umum, seperti jalan raya, sekolah, dll. Jika masyarakat tidak memiliki
penghasilan, atau hanya berperan sebagai konsumen saja, maka mereka disebut
pengangguran. Kebanyakan pengangguran merupakan status ekonomi sangat rendah.
Sehingga diperlukan bagi kita untuk produktif, tidak sebatas mengkonsumsi saja.

3. Perusahaan
Perusahaan adalah suatu badan usaha yang menjalankan suatu kegiatan yang
menghasilkan produk dan jasa yang bertujuan memperoleh keuntungan. Perusahaan
sering dikaitkan dengan rumah tangga, Tetapi banyak perbedaan didalamnya, yaitu dari
segi tujuannya. Tujuan utama Rumah tangga keluarga adalah memenuhi kebutuhan
hidupnya, sedangkan tujuan utama perusahaan adalah mmperoleh keuntungan. Peran
perusahaan dalam kegiatan ekonomi adalah sebagai berikut.
a. Perusahaan sebagai produsen: Peran utama perusahaan untuk produksi dengan
menghasilkan keuntungan. Tentu saja perusahaan berperan sebagai produsen. Hal-hal
yang harus dilakukan perusahaan sebelum menjalankan aktivitasnya adalah sebagai
berikut.
 Menentukan barang atau jasa yang akan diproduksi
 Menentukan proses pengelolaan produksi barang atau jasa tersebut
 Memastikan barang dan jasa diproduksi sesuatu kebutuhan konsumen

b. Perusahaan sebagai distributor: Peran utama perusahaan adalah mengalami kerugian,


sehingga mereka harus berperan sebagai distributor agar produknya sampai ke
konsumen. Pada umumnya kegiatan distribusi yang dilakukan adalah sebagai berikut
 Membuka cabang perusahaan
 Membuat kegiatan dan promosi
 Mengadakan kegiatan perdagangan
 Memiliki armada angkatan

c. Perusahaan sebagai konsumen: Kegiatan konsumsi perusahaan berkaitan erat dengan


kegiatan produksi antara lain sebagai berikut.
□ Pengadaan bahan pokok

13
□ Pengadaan alat dan bahan
□ Pendanaan upah karyawan

4. Pemerintah
Pemerintah adalah lembaga kepemerintahan yang tugasnya untuk memperhatikan
kegiatan perekonomian tetap berjalan. Peran pemerintah dalam kegiatan perekonomian
adalah sebagai berikut.

a. Pemerintah sebagai produsen: Pemerintah terlibat dalam peran untuk mewujudkan


sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Indonesia. Menurut UUD 1945 pasal 33 ayat 2
"Cabang-cabang yang penting bagi negara dan menguasai hidup orang banyak dikuasai
oleh negara. Sedangkan pelaksanaannya sebagai produsen diwujudkan hampir dalam
seluruh bidang perekonomian. Sebagai pelaksana kegiatan produksi pemerintah
membuat Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

b. Pemerintah sebagai distributor: Peran pemerintah sebagai distributor berfungsi untuk


sebesar-besarnya mensejahterakan rakyat. Pada umumnya, peran pemerintah sebagai
distributor adalah penyaluran sesuatu dari yang berlebihan kepada yang kekurangan
agar terwujudnya kesejahteraan secara merata.

c. Pemerintah sebagai konsumen: Dalam pemenuhan kebutuhan untuk menjalankan


tugasnya, pemerintah membutuhkan dana yang akan digunakan. Kata pemenuhan
kebutuhan yang dikatakan pemerintah adalah konsumen. Contohnya adalah untuk
membeli peralatan. Kegiatan konsumsi pemerintah memiliki tujuan dalam
meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan membangun sarana prasarana negara.

14
BAB III
METODE PRAKTIK LAPANGAN

A. Tempat dan Waktu


Kegiatan praktik lapangan ini dilaksanakan di Kecamatan Semendawai
Timur Kabupaten OKU Timur pada bulan Mei 2018
B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam Praktik Lapangan ini adalah
perlengkapan seperti buku, pulpen, kuisioner.

C. Metode Prakrik Lapangan

Metode yang digunakan dalam Praktik Lapangan ini adalah obsevasi dan
wawancara langsung kepada masyarakat di kecamatan Semenidawai Timur.
Data yang digunakan adadlah data primer dengan kobisevasi langsung
kelapangan, sedangkan data sekunder diperoleh dari dinas dan instansi dan
literature yang dihubungkan dengan kegiatan praktik lapangan.

15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Wilayah


1. `Letak dan Batas Wilayah
Secara adminitrasi Kecamatan Semendawai Timur merupakan salah satu kecamatan
yang terletak dalam Kabupaten OKU Timur Provinsi Sumatra Selatan. Menurut
monografi Kecamatan Semendawai Timur,wilayah tersebut berbatasan dengan
beberapa kecamatan diantaranya:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Lempuing OKI
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Semendawai Suku III OKUT
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Belitang 11 OKUT
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Seunendawai Barat dan Cempaka
OKUT

Sarana trasportasi yang digunakan oleh masyarakat Kecamatan


Semendawai Timur adalah trasportasi jalur darat. Kondisi jalan darat yang
dimiliki sudah bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Kondisi jalan desa
secara keseluruhan masih merupakan jalan berbatu dansebagian lagi ada yang
cor. Adapun jarak kecamatan dengan ibu kota pemerintahan adalah ± 120 km
Sistiem pemerintah kecamatan Semendawai Timur dapat berjalan
dengan lancar atas kerjasama yang baik antara perangkat
pemerintahan.Kecamatan Semendawai Timur dipimpin oleh seorang Camat dan
dibantu oleh perangkat perintahan lainnya.Kecamatan Semendawai Timur
terdiri dari 15 desa dan masing –masing dipimpin oleh seorang Kepala Desa.
Seperti telihat pada tabel berikut :

Semendawai Timur
Kecamatan

Negara Indonesia
Provinsi Sumatera Selatan

16
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
Pemerintahan
• Camat Fifi Luthas

Luas 183,27 km²


Jumlah penduduk 34.191 jiwa

Kepadatan - jiwa/km²
Desa/kelurahan 15
Semendawai Timur adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur, Sumatera Selatan, Indonesia.
Kecamatan Semendawai Timur berkantor Camat di desa Burnai Mulya. memiliki
sejumlah Kelurahan/desa, diantaranya: - Desa Bungin Jaya - Desa Burnai Jaya - Desa
Burnai Mulya - Desa Karang Anyar - Desa Karang Melati - Desa Karang Menjangan -
Desa Karang Mulya - Desa Kota Mulya - Desa Kota Tanah - Desa Melati Jaya - Desa
Melati Agung - Desa Mulya Jaya - Desa Nirwana - Desa Tulung Harapan - Desa Warna
Sari
2 Geografi dan Topografi
Luas wilayah Kecamatan Semendawa Timur adalah 183,27 km yang terdiri dari lahan
pemukiman penduduk , lahan pertanian ldan lahan perkebunan. Beriklim tropis yang
tebagi menjadi 2(dua) musim yaitu musim penghujan (Bulan Oktober sampuaui dengan
Bulan April) dan musim kemarau (Bulan Mei sampai Bulan September). Keadaan tanah
datar dan sebagian bergelombang,dengan jenis tanah pada umumnya adalah lempung
berpasir.Keadaan tanah tersebut sangat mendukung untuk usaha pertanian baik tanaman
pangan,holtikultura/palawija, maupun perkebunan.
3 Penduduk
Penduduk Kecamatan Semendawai Timur berjumlah 34.191 jiwa,dan untuk jenjang
pendidikan penduduk Kecamatan Semendawai Timur sebagian besar telah
menyelesaikan di tingkat Sekolah Dasar ( SD) ,akan tetapi banyak juga yang sudah
menyelesaikan pendidikan sampai pada jenjang akademik dan perguruan tinggi.
4 Mata Pencarian
Mata pencarian penduduk kecamatan Semendawai Timur sebagian besar adalah
petani,akan tetapi sebagian kecil ada juga sebagai pelaku usaha pengolah kayu sebagai
funiture,perternak ikan,kuli bangunan,pedagang,dan Pegawai Negri Sipil (PNS).

17
5 Agama dan Pola Kehidupan Masyarakat
Keadaan sosial masyarakat Kecamatan Semendawai Timur seperti halnya keadaan
sosial budaya masyarakatpada umumnya,berjalan dengan lancar,baik dan wajar.Hal ini
dapat dilihatpada beberapa kegiatan sepertu gotong royong,ronda malam,saling
membantu tetangga bila ada hajatan, membatu tetangga yang terkena musibah,baik
berupa materi,tenaga maupun bentuk lainnya.
6 Sarana Perhubungan dan Komunikasi
Jalur perhubungan transportasi yang bisa dilakukan masyarakat Kecamatan
Semendawai Timur adalah memperlancar jalur darat yang ditunjang dengan berbagai
jenis kendaraan dan sebuah jalan raya menuju ibu kota Provinsi.Sarana darat apat
ditempuh dengan mengunakan alat transportasi berupa mobil,sepeda motordan sepeda
yang dimiliki oleh penduduk yang dimiliki oleh penduduk Kecamatan Semendawai
Timur.
B.Pembahasan Komoditi
Morfologi Tanaman Karet
Tanaman karet memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar lateral,
dan akar serabut. Pada tanaman yang berumur 3 tahun kedalaman akar tunggang sudah
mencapai 1,5 m. Apabila tanaman sudah berumur 7 tahun maka akar tunggangnya
sudah mencapai kedalaman lebih dari 2,5 m. Pada kondisi tanah yang gembur, akar
lateral dapat berkembang sampai kedalaman 40-80 cm. Akar lateral berfungsi untuk
menyerap air dan unsur hara dari tanah. Pada tanah yang subur akar serabut masih
dijumpai sampai kedalaman 45 cm. Akar serabut akan mencapai jumlah yang
maksimum pada musim semi dan pada musim gugur mencapai jumlah minimum
(Basuki dan Tjasadiharja, 1995).

Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar.
Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 m. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan
memiliki percabangan yang tinggi. Beberapa pohon karet ada kecondongan arah
tumbuh agak miring. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan
naman lateks (Setiawan dan Andoko, 2000).

Daun karet berselang-seling, tangkai daunnya panjang dan terdiri dari 3 anak daun yang
licin berkilat. Petiola tipis, hijau, berpanjang 3,5-30 cm. Helaian anak daun bertangkai
pendek dan berbentuk lonjong-oblong atau oblong-obovate, pangkal sempit dan tegang,

18
ujung runcing, sisi atas daun hijau tua dan sisi bawah agak cerah, panjangnya 5-35 cm
dan lebar 2,5-12,5 cm (Sianturi, 2001).

Daun karet berwarna hijau. Apabila akan rontok berubah warna menjadi kuning atau
merah. Daun mulai rontok apabila memasuki musim kemarau. Daun karet terdiri dari
tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama sekitar 3-20
cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10 cm. Biasanya terdapat 3 anak daun pada
setiap helai daun karet. Anak daun karet berbentuk elips, memanjang dengan ujung
yang meruncing, tepinya rata dan tidak tajam (Marsono dan Sigit, 2005).

Bunga karet terdiri dari bunga jantan dan betina yang terdapat dalam malai payung
yang jarang. Pada ujungnya terdapat lima taju yang sempit. Panjang tenda bunga 4-8
mm. Bunga betina berambut, ukurannya sedikit lebih besar dari bunga jantan dan
mengandung bakal buah yang beruang tiga. Kepala putik yang akan dibuahi dalam
posisi duduk juga berjumlah tiga buah. Bunga jantan mempunyai sepuluh benang sari
yang tersusun menjadi suatu tiang. Kepala sari terbagi dalam 2 karangan dan tersusun
lebih tinggi dari yang lain (Marsono dan Sigit, 2005).

Bunga majemuk ini terdapat pada ujung ranting yang berdaun. Tiap-tiap karangan
bunga bercabang-cabang. Bunga betina tumbuh pada ujung cabang, sedangkan bunga
jantan terdapat pada seluruh bagian karangan bunga. Jumlah bunga jantan jauh lebih
banyak daripada bunga betina. Bunga berbentuk “lonceng” berwarna kuning. Ukuran
bunga betina lebih besar daripada bunga jantan. Apabila bunga betina terbuka, putik
dengan tiga tangkai putik akan tampak. Bunga jantan bila telah matang akan
mengeluarkan tepung sari yang berwarna kuning. Bunga karet mempunyai bau dan
warna yang menarik dengan tepung sari dan putik yang agak lengket (Setyamidjaja,
1993).

Buah karet memiliki pembagian ruang yang jelas. Masing-masing ruang berbentuk
setengah bola. Jumlah ruang biasanya tiga, kadang-kadang sampai enam ruang. Garis
tengah buah sekitar 3-5 cm. Bila telah masak, maka buah akan pecah dengan
sendirinya. Pemecahan biji ini berhubungan dengan pengembangbiakan tanaman karet
secara alami yaitu biji terlontar sampai jauh dan akan tumbuh dalam lingkungan yang
mendukung (Marsono dan Sigit, 2005).

19
Morfologi Tanaman Padi Terbaru
Morfologi dan Klasifikasi Padi - Tanaman Padi (Oriza sativa) merupakan tanaman
yang berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika, dari daerah beriklim Tropis dan Sub
Tropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina)
dimulai pada 3.000 tahun sebelum masehi. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di
Hastinapurr Uttar Pradesh (India) sekitar 100-800SM. Selain Cina dan India, beberapa
wilayah asal padi adalah Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam.
Padi merupakan makanan pokok atau bisa dikatakan makanan wajib bangsa
Indonesia. Karena pada padi (nasi), terdapat glukosa yang cukup untuk memenuhi
kalori harian tubuh. Dahulu, Indonesia pernah sampai mengeksplor padi ke luar negeri.
Namun seiring berjalannya waktu dan bertambahnya penduduk yang melesat, Indonesia
mengimpor padi dari luar negeri. Tanaman padi merupakan tanaman berpembuluh
(Tracheabionta) dan tergolong dalam famili Padi-padian (Graminae). Berikut inilah
klasifikasi dan morfologi tanaman padi:

Klasifikasi Tanaman Padi


Kingdom Plantae
Sub Kingdom Tracheabionta
Divisi Spermatophyta
Sub divisi Angiospermae
Kelas Liliopsida
Ordo Poales
Famili Graminae
Genus Oryza Linn
Spesies Oryza sativa L

Morfologi Tanaman Padi


a. Akar
Akar pada tanaman padi dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Radikula : akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih yang
berkecambah tumbuh calon akar dan batang. Calon akar mengalami
pertumbuhan kearah bawah sehingga terbentuk akar tunggang, sedangkan calon
batang akan tumbuh keatas sehingga terbentuk batang dan daun.
2. Akar serabut : akar serabut akan tumbuh apabila akar tunggang terbentuk
setelah 5 sampai 6 hari.

20
3. Akar rambut : pada akar tunggang dan akar serabut akan tumbuh bagian akar
yang keluar. Bagian tersebut merupakan akar rambut.
4. Akar tajuk : dari ruas batang yang paling rendah akan tumbuh akar yang
disebut sebagai akar tajuk. Akar tumbuhan yang masih muda berwarna putih,
sadangkan akar tumbuhan yang telah mengalami perkembangan (dewasa)
berwarna coklat.
b. Batang
Batang pada tanaman padi yaitu beruas-ruas, seperti tanaman tebu. Ruas-ruas pada padi
merupakan bubung kosong.Pada kedua ujung bubung kosong itu bubungnya ditutup
oleh buku. Panjang ruasnya tidak sama. Ruas pada pangkal batang adalah ruas
terpendek, ruas kedua, ketiga, dan seterusnya berukuran lebih panjang dari ruas
sebelumnya.
c. Daun
Daun tanaman padi menyerupai daun rumput-rumputan. Namun, pada tanaman padi
bersisir dan memiliki daun telinga. Daun pada tanaman padi merupakan daun tidak
lengkap, karena hanya memiliki helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina), tidak
memiliki tangkai daun (petiolus). Helaian daun (lamina) berbentuk bangun pita
(ligulatus), susunan tulang daun (nervatio) bertulang sejajar (rectinervis), warna daun
hijau sampai hijau kekuningan, permukaan daun berbulu kasar (hispidus).
d. Bunga
Bunga pada tanaman padi termasuk bunga telanjang. Artinya, memiliki perhiasan
bunga. Bunga pada tanaman padi merupakan bunga banci, karena terdapat putik
(pistilum) dan benang sari (stamen) dalam satu bunga. Bunga padi termasuk bunga
majemuk tak berbatas (inflorecentia racemosa) yang berbentuk malai (panicula) bunga
pada tanaman padi berwarna hijau kekuningan, jika telah matang atau sempurna bunga
akan menjadi padi dan berwarna kuning pekat.
e. Buah
Buah pada tanaman padi adalah biji yang sehari-hari kita sebut sebagai biji/butir/gabah,
sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah
ini terjadi setelah selesai penyerbukan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian
lain akan membentuk kulit gabah atau sekam. Buah tanaman padi ini termasuk buah
sejati tunggal kering (siccus).

21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil tinjauaan siklus makro ekonomi masyarakat Ke camatan
Semendawai Timur dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
 Siklus pemasaran getah karet
1. Didalam pemasaran getah karet di kecamatan Semendawi Timur terdapat 3
saluran pemasaran yaitu:
a. Saluran pemasaran 1 Petani → Pabrik
b. Saluran pemasaran 11 Petani → Tengkulak → Pabrik
c. Saluran pemasaran 111 Petani → Tengkulak 1 → Tengkulak 11 → Pabrik.
2. Pada saluran 1 harga getah karet Rp 6.500..., pada tengkulak
Untuk saluran II harga getah karet Rp 7.500.. dan dijual ke pabrik dengan harga
Rp15.543
 Siklus pemasaran beras
1. Dildalam pemasaran beras dikecamatan Semendawai Timur 2 saluran pemasaran yaitu;
a. Saluran pemasaran I Petani → Pabrik Penggilingan
b. Saluran pemasaran II Petani → Pabrik Penggilingan → Bulog.
2.Pada saluran I harga beras Rp 7.500 dan pada saluran II harga beras Rp 8.000

B. Saran
Berikut saran yang diperoleh dari tinjauan analisis ini ;
1. Bagi petani hendaknya membuat suatu kelompok agar dapat menjual beras
sendiri dengan harga yang maksimal dan tidak ditentukan oleh pabrik maupun
tengkulak.
2. Untuk pemerintah ,diharapkan untuk lrbih memberikan perhatian kepada petani
agar dapat meningkatkan pendapatan petani.
3. Bagi masyarakat di Kecamatan Semendawai Timur, supaya terus meningkatkan
pendapatan ekonomi yang lebih besar.

22
DAFTAR PUSTAKA

Frick H, FX Bambang Suskiyanto, (1998), Dasar-dasar Eko-arsitektur, Penerbit


Kanisius, Yogyakarta.
Budiarjo, Miriam. Dasar-dasar ilmu politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
1993.
Supardan,Dadang. Pengantar Ilmu Sosial.Jakarta: PT. Bumi Aksara.2008.
Anindita, R. 2005. Ekonomi Pertanian. UT. Jakarta
Drs. Robinson Tarigan, M.R.P “Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi Edisi Revisi”
https://uchniye20.blogspot.com/2016/10/makalah-makro-ekonomi.html, diakses pada
Tanggal 05 Juli 2018
http://pujiimbuy.blogspot.com/2015/06/makalah-makro-inflasipengangguran-
dan_64.html, diakses pada tanggal 05 Juli 2018

23

Você também pode gostar