Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OLEH:
PANDI A
L23115520
DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULATAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN PEMASARAN IKAN
ASIN PADA TIAP PELAKU PEMASARAN DI DESA KOROANI
KECAMATAN TAMBULANGI KABUPATEN NAGAN RAYA
Oleh: Asri anas
A. Batasan Variabel
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu menganalisis rantai pemasaran
ikanasin dan menentukan besaran share nelayan, margin dan profit margin
pada setiap lembaga pemasarannya, maka diperlukan variabel dan data
untuk dianalisis. Periode data yang dianalisis adalah rata-rata nilai per hari
pada musim timur, antara lain sebagai berikut.
1. Hasil produksi ikan asin adalah produksi rata-rata ikan segar yang
diasinkan yang akan dijual kepada konsumen yang dinyatakan dalam
satuan Kg/hari.
2. Jumlah pembelian setiap lembaga pemasaran adalah rata-rata pembelian
ikan asin oleh setiap lembaga pemasaran dari saluran pemasaran
sebelumnya dihitung dalam Kg/hari.
3. Harga pembelian dan penjualan di masing-masing rantai pemasaran
adalah harga pembelian dan penjualan rata-rata ikan asin pada tiap-tiap
lembaga pemasaran berdasarkan situasi pasar yang berlaku pada saat
penelitian dinyatakan dalam Rp/Kg.
4. Biaya pemasaran yaitu jumlah biaya yang dikeluarkan tiap lembaga
pemasaran ikan baik segar ataupun olahan dalam melaksanakan kegiatan
usahanya yang terdiri atas biaya variabel (variable cost) dan biaya tetap
(fixed cost), dihitung dalam Rp/Kg/hari.
5. Pendapatan adalah selisih antara nilai hasil penjualan dengan total biaya
yang dikeluarkan dinyatakan dalam Rp/Kg/hari.
6. Rantai pemasaran adalah banyaknya mata rantai atau lembaga pemasaran
yang dilalui dalam penyampaian ikan segar atau olahan dari nelayan
(produsen) ke konsumen yang dinyatakan dalam unit (bilangan).
7. Margin pemasaran adalah perbedaan harga yang diterima nelayan
produsen dengan harga yang dibayar oleh konsumen ikan baik segar
maupun olahan dihitung dalam Rp/Kg.
8. Profit margin adalah keuntungan bersih per Kg ikan yang dihitung dari
selisih antara harga beli dengan harga jual di setiap pelaku pemasaran ikan
yang terlibat baik segar ataupun olahan dikurangi biaya pemasaran,
dihitung dalam Rp/Kg.
9. Share nelayan yaitu bagian atau proporsi yang diterima nelayan dari harga
jual oleh lembaga pemasaran terkait, dinyatakan dalam persen.
B. Analisa Pendapatan
Biaya total merupakan keseluruhan jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan. Biaya ini didapat dari menjumlahkan biaya tetap dan biaya
variabel. Untuk melihat
1. Total biaya produksi dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
TBP = BT + BV ………………………………….…........(Dumairy, 2004)
Dimana :
TBP = Total Biaya Produksi (Rp)
BT = Biaya Tetap (Rp) BV = Biaya Variabel (Rp)
C. Pembahasan
1. Analisis Biaya
Perhitungan biaya produksi sangat penting dalam mengambil
suatukeputusan dalam menjalankan suatu usaha. Dengan adanya
perhitungan biaya produksi akan diperoleh gambaran tentang besarnya
pendapatan yang akan diterima. Biaya produksi yang dimaksud di sini
adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh pengolah ikan asin, baik biaya
investasi maupun biaya operasional. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
satu proses produksi dapat bersifat biaya tetap dan biaya variabel.
a. Biaya tetap adalah semua biaya-biaya yang dikeluarkan tidak habis
dalam sekali produksi, misalnya penyusutan alat.
Biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh pengolah ikan asin
pertama kali merintis usahanya relatif besar yaitu mencapai Rp 780.000,-
karena harus membuat bangunan meskipun sederhana, bangunan
tersebut memiliki umur ekonomis sekitar 3 tahun. Namun jika di rata–
ratakan, maka biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh pengolah untuk
sekali produksi ikan asin (80 kg) adalah Rp 20.000,
b. Biaya Variabel adalah biaya-biaya yang habis dipakai dalam sekali proses
produksi, misalnya bahan-bahan dalam pengolahan ikan asin
Biaya variabel adalah Rp 1.197.000,- jadi pengeluaran
keseluruhan pengolah ikan asin setiap produksi adalah Rp 1.217.000,-
2. Analisis Pendapatan
Besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh pengolah sekaligus
penjual ikan asin dalam menjalankan kegiatan usaha sangat dipengaruhi
kecermatan lembaga pemasaran tersebut dalam mengkombinasikan antara
biaya produksi, jumlah produksi harga jual dan harga beli konsumen.
Pendapatan dapat ditingkatkan dengan menaikkan harga jual, menekan
biaya produksi dan menghemat biaya pemasaran.
Di daerah penelitian, rata-rata jumlah produksi ikan asin dalam 80 kg
ikan segar menghasilkan 40 kg ikan asin dengan harga jual Rp 65.000,-/kg.
Maka total penerimaan pengolah ikan asin dalam sekali produksi adalah Rp
2.600.000,-
Rata-rata keuntungan pengolah sekaligus pedagang ikan asin dalam
satu kali produksi dengan jumlah ikan asinnya 40 Kg adalah Rp 2.600.000,-
Rp 1.217.000,- yaitu Rp 1.403.000,- keuntungan ini diperoleh pengolah ikan
asin karena telah mengeluarkan korbanan dan memberikan nilai tambah
yang besar pada ikan segar. Keuntungan ini belum termasuk keuntungan
dengan mengolah jenis - jenis ikan yang lain. Hal ini membuktikan bahwa
usaha ikan asin patut untuk dikembangkan karena dapat memberikan
keuntungan yang besar.
ANALISIS USAHA PENGOLAHAN IKAN TENGGIRI(Scomberomorus
commerson) ASIN KERING DI DESA MUARA KINTAP KECAMATAN
KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Oleh: Maria Ulfah Riani, Emmy Sri Mahreda, dan Rina Mustika
Dalam segi pemenuhan gizi, ikan asin kering sangat berperan dalam
pemenuhan kebutuhan protein hewani, karena mengandung nilai gizi yang
tinggi. Dengan harga yang relatif murah dibandingkan dengan sumber
protein hewan lainnya, hal ini sangat memungkinkan masyarakat berpeng-
hasilan rendah untuk dapat memenuhi kebutuhan proteinnya. Namun saat ini
ikan asin kering juga telah diterima oleh golongan menengah ke atas,
bahkan produk-produk ikan asin kering tertentu dikategorikan sebagai
makanan mewah salah satunya yaitu ikan tenggiri asin kering ini
(Kadarisman et al., 1999).
Pengeringan merupakan cara pengawetan produk makanan yang
pertama kali digu akan oleh manusia. Pengeringan ikan merupakan cara
pengawetan sebagai lanjutan dari kegiatan pengawetan dengan
penggaraman. Ikan hasil proses penggaraman segera diangkat dari wadah
penggaraman, dicuci bersih kemudian dikeringkan. Desa Muara Kintap di
Kecamatan Kintap Kabupaten Tanah Laut ini adalah salah satu sentral
daerah yang terkenal di Kalimantan Selatan dengan ikan tenggiri asin
keringnya. Desa Muara Kintap terkenal dengan ikan tenggiri asin kering
karena kualitasnya yang bagus dibandingkan dengan daerah pesisir lain di
Kalimantan Selatan. Kualitas ikan tenggiri asin kering yang baik ini diperoleh
karena ikan tenggiri segar yang ditangkap oleh nelayan di laut langsung
diolah menjadi ikan kering didalam kapal dan dijemur diatas kapal.
Proses pengolahan ikan asin kering di dalam kapal ini memerlukan
ukuran kapal yang besar (5 GT – 7 GT), sehingga tentu memerlukan modal
investasi awal yang besar. Alat tangkap yang digunakan oleh nelayan untuk
menangkap ikan tenggiri ini adalah jaring insang hanyut. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis keuntungan, tingkat kelayakan, sensitivitas,
fluktuasi dan variasi harga serta saluran pemasaran ikan tenggiri asin kering
di Desa Muara Kintap
Total biaya adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam satu kali
siklus produksi, pada umumnya terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak
tetap. Rumusnya adalah:
4. Analisis kelayakan
Analisis kelayakan usaha dapat ditentukan dengan menggunakan
metode:
a. Net Present Value (NPV)
b. Internal Rate of Return (IRR)
Hasil perhitungan analisis usaha dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel
4 dibawah:
Usaha pengolahan ikan tenggiri di Desa Muara Kintap
menguntungkan untuk dilakukan karena total penerimaan lebih besar
daripada total biaya dan berada diatas BEP baik pada saat musim maupun
pada saat tidak musim penangkapan. Berdasarkan analisis kelayakan pada
saat musim dan saat tidak musim penangkapan usaha ini layak untuk
dilakukan karena NPV 13 % > 0, Net BCR > 1, dan IRR > 13% dan juga PP
kurang dari 15 Tahun umur ekonomis rata-rata kapal yang digunakan. Hasil
analisis sensitivitas dengan kenaikan solar 25% dan garam 50% usaha
pengolahan ikan tenggiri ini sensitif pada saat musim sedangkan pada saat
tidak musim tidak sensitif terhadap kenaikan harga input tersebut. Rata-rata
fluktuasi harga jual ikan tenggiri asin kering di Desa Muara Kintap antara
saat musim dan saat tidak musim adalah sebesar 48,09% dan variasi harga
pada saat musim penangkapan berkisar Rp 42.000,00– Rp48.000,00
sedangkan pada saat tidak musim penangkapan berkisar Rp 64.000,00 – Rp
68.000,00.
PRODUKTIVITAS DAN KELAYAKAN USAHA BAGAN PERAHU
DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA KWANDANG KABUPATEN
GORONTALO UTARA
Frengky Amrain, Abd. Hafidz Olii, Alfi S.R. Baruwadi