Você está na página 1de 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan plastik dalam pemanfaatannya di kehidupan manusia memang tak
dapat dielakkan, sebagian besar penduduk di dunia memanfaatkan plastik dalam
menjalankan aktivitasnya. Namun, dibalik pemanfaatan plastik tersebut
menimbulkan masalah baru, yaitu sampah plastik. Sifat plastik yang sulit
diuraikan dalam tanah, perlu waktu berpuluh‐puluh tahun untuk tanah
menguraikan sampah-sampah dari bahan plastik tersebut. Sampah merupakan
salah satu masalah lingkungan hidup yang sampai saat ini masih belum bisa
ditangani dengan baik, terutama pada negara-negara berkembang. Kemampuan
pengelolaan sampah yang masih rendah dengan ketidakseimbangan produksi
sampah membuat sampah menjadi menumpuk dimana-mana.

Sampah yang tidak terurus dengan baik akan menghasilkan kualitas


lingkungan yang tidak baik pula, air yang dihasilkan dari sampah menyebabkan
pencemaran baik di tanah, air, dan udara, meningkatkan perkembangan hama
penyakit, menurunnya kesehatan dan nilai estetika lingkungan karena pencemaran
air, tanah dan udara. Masalah sampah yang timbul di kota-kota besar adalah
karena sulitnya pengumpulan, pengangkutan, pembuangan, pemanfaatan, dan
pemusnahan sampah, baik sampah yang berasal dari rumah tanggga, pasar,
industri maupun sampah kantor. Salah satu jenis sampah yang sulit untuk
diuraikan adalah sampah plastik.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menilai persoalan


sampah sudah meresahkan. Indonesia bahkan masuk dalam peringkat kedua di
dunia sebagai penghasil sampah plastik ke Laut setelah Tiongkok. Hal itu
berkaitan dengan data dari KLHK yang menyebut plastik hasil dari 100 toko atau
anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dalam waktu satu tahun
saja, sudah mencapai 10,95 juta lembar sampah kantong plastik.
Atas dasar hal tersebut untuk mengurangi penggunaan kantong plastik kami
mengganggap perlu adanya alat pengganti kantong plastik yang digunakan untuk
kehidupan manusia. Maka dari itu PT EVE berniat untuk membuat perusahaan
yang memproduksi tote bag. Tote bag merupakan tas sederhana yang saat ini
banyak digunakan oleh beragam kalangan. Tidak hanya anak muda saja yang
senang menggunakannya, orang tua pun juga dapat menggunakannya untuk
beragam keperluan. Lihat saja, saat ini banyak sekali yang menggunakan tote bag
untuk ke sekolah, membungkus barang, maupun sebagai cinderamata.

Selain itu, tote bag juga dapat dijadikan sebagai pengganti plastik yang
ramah lingkungan. Keberadaan tote bag ini merupakan gerakan untuk mengurangi
sampah plastik. Tote bag ini dibuat dari bahan spunbound, bahan ini sendiri
tergolong seperti bahan kain yang tipis saat disentuh, meskipun begitu bahan
Spunbound ini jauh lebih kuat dan tahan lama sehingga cocok untuk digunakan
sebagai pembungkus barang pengganti tas jinjing plastik biasa. Tote bag ini bisa
digunakan berkali-kali tanpa takut rusak atau sobek karena bahan Spunbound ini
juga dikenal sebagai bahan yang ramah lingkungan. Tote bag digunakan karena
kekokohannya untuk membawa sesuatu, seperti kantong plastik. Perbedaannya
adalah material/bahan baku yang digunakan dan proses pembuatannya. Karena
terbuat dari kain, tote bag dinilai lebih ramah lingkungan. Dengan adanya tote
bag ini diharapkan penggunaan akan kantong plastik di Indonesia akan berkurang.

Peluang inilah yang kami manfaatkan untuk membuat suatu bisnis yang
menguntungkan. Selain digunakan untuk pengganti kantong plastik, tote bag juga
dapat berperan untuk melengkapi penampilan. Yang membuat tote bag berbeda
adalah tas ini dapat didesain dengan gambar yang berbeda-beda. Tas ini juga dapat
diberi warna sesuai selera, sehingga walaupun bentuk tas nya sama, tetapi
gambarnya berbeda-beda. Gambar dan warna inilah yang menarik perhatian
pembeli. Sehingga dipastikan bahwa permintaan akan tote bag ini sangatlah
banyak, sesuai dengan trend masyarakat yang menginginkan tas murah namun
berkualitas. Masyarakat, terutama kaum wanita ingin tetap tampil trendy dan
menarik dalam segala suasana. Atas dasar masalah tersebut, menjadi alasan bagi
PT EVE untuk mendirikan usaha ini.
1.2 Data Dasar
Data yang digunakan adalah jumlah populasi penduduk di Indonesia, yaitu
sebagai berikut:

Sumber: Badan Pusat Statistik


Berdasarkan data dari jumlah populasi penduduk di Indonesia penduduk
yang memiliki usia 15 sampai dengan 59 yaitu sebesar 165.370.000. Dimana
penduduk pada rentang usia 15 sampai dengan 59 adalah penduduk yang memiliki
kecenderungan untuk menggunakan kantong plastik saat berbelanja. Di Indonesia
sendiri rata-rata pemakaian kantong plastik untuk satu orang sebesar 700 lembar
pertahun (Yahoo!Indonesia dan Greeneration Indonesia, 2013). Kementerian
Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan, saat ini jumlah pasar modern yang
ada diseluruh Indonesia mencapai 23.000 unit. Jumlah tersebut mengalami
peningkatan sebesar 14 persen dalam tiga tahun terakhir. Dengan meningkatnya
jumlah pertumbuhan jumlah pasar modern maka akan berdampak pada
penggunaan kantong plastik yang akan terus meningkat. Menurut survei yang
dilakukan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) terhadap efektivitas
kebijakan plastik berbayar yang diberlakukan pemerintah sejak 21 Februari tahun
2016, menunjukkan sekitar 30 persen konsumen di Indonesia tidak lagi
menggunakan kantong plastik saat berbelanja.

1.3 Deskripsi Produk


Tote bag merupakan tas sederhana yang saat ini banyak digunakan oleh
beragam kalangan. Saat ini banyak sekali yang menggunakan tote bag untuk ke
sekolah, membungkus barang, maupun sebagai cinderamata. Selain itu, tote bag
juga dapat dijadikan sebagai pengganti plastik yang ramah lingkungan. PT EVE
adalah salah satu perusahaan yang memproduksi tote bag. Jenis kain yang kami
gunakan dalam produksi tote bag ini adalah spunbond. Kain spunbond
didefinisikan sebagai bahan kain terstruktur datar seperti lembaran atau jaring.
Ditinjau dari proses pembuatannya kain spundbond sendiri sebenarnya tidak
dibuat dengan cara ditenun tetapi dibentuk oleh ikatan serat panjang yang tersusun
secara kuat melalui serangkaian proses kimiawi.
1. Keunggulan Jenis Kain Spundbond
Tas belanja yang dibuat dari bahan kain spunbond ini secara keseluruhan
memiliki lebih banyak keunggulan jika dibandingkan dengan model tas
belanja yang dibuat dari bahan lainnya. Adapun beberapa keunggulan jika
menggunakan jenis kain spunbond adalah sebagai berikut:
a. Tas spunbond dikenal lebih tahan lama jika dibandingkan plastik maupun
kertas.
b. Tas yang dibuat dari bahan spunbond dapat dicuci dan digunakan
berulang-ulang kali.
c. Tas kain spundbond cenderung aman dipakai dan ramah lingkungan.
d. Ketersediaan warnanya sangat beragam sehingga sangat sesuai jika
digunakan sebagai tas promosi maupun tas souvenir.
e. Tidak mengandung bahan kimia berbahaya.

2. Jenis Kain Spunbond Berdasarkan Ketebalannya


Berdasarkan tingkat ketebalan bahannya, kain spunbond yang biasa
digunakan untuk membuat tas sebenarnya dapat dikelompokkan kedalam
berbagai jenis dan variasi yang berbeda. Mulai dari kain spunbond 50 gram,
kain spunbond 75 gram, hingga kain spunbond 100 gram yang tersedia dalam
banyak warna.
a. Kain spunbond 50 gram merupakan jenis bahan yang paling tipis diantara
bahan spunbond lainnya. Kain ini biasa digunakan sebagai kemasan
pembungkus tas wanita pada saat pertama kali dibeli.
b. Kain spunbond 75 gram merupakan salah satu jenis bahan kain spunbond
yang sering digunakan sebagai bahan goodie bag. Kain spunbond jenis ini
pada dasarnya memiliki tekstur dan tingkat ketebalannya yang sedang
sehingga sangat mudah untuk dijahit dan dikombinasikan menjadi
berbagai model tas. Ketebalan ini pula lah yang akan PT EVE gunakan
untuk pembuatan tote bag.
c. Kain spunbond 100 gram merupakan bahan yang paling tebal untuk jenis
kain spunbond. Tekstur dan struktur bahannya yang tebal memungkinkan
kain spunbond 100 gram untuk membawa barang-barang yang cenderung
agak berat.
3. Cara Merawat Tas Jenis Kain Spunbond
Supaya tas kain spunbond yang anda miliki tetap awet dan dapat digunakan
sebagaimana mestinya, pastikan bahwa anda sudah merawatnya dengan cara
yang baik dan benar.
a. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal sebaiknya cuci tas kain
spunbond dengan air hangat agar kualitas kainnya tetap halus dan tidak
cepat rusak.
b. Sebisa mungkin gunakan sabun cuci berbahan lembut atau shampo untuk
mengangkat noda yang menempel pada tas.
c. Jika anda ingin membersihkan noda yang sedikit membandel cukup sikat
secara perlahan saja. Jangan menyikat tas terlalu kasar karena bisa
membuat serat kain cepat rusak.
d. Cuci bagian luar dan bagian dalam tas secara menyeluruh kemudian bilas
hingga bersih.
e. Keringkan tas kain spunbond dengan cara diangin-anginkan ditempat yang
teduh. Jangan menjemurnya di bawah sinar matahari langsung karena bisa
membuat kain cepat rusak.
f. Setelah dirasa cukup kering selanjutnya anda bisa langsung melipat dan
menyimpan tas spunbond ditempat yang kering agar tidak cepat berjamur.
g. Untuk merapikan tas kain spunbond yang terkesan sangat kusut anda bisa
menyemprotkan sedikit air pada bagian permukaannya. Letakan sehelai
alas kain di atasnya baru disetrika.
4. Kelebihan Tote Bag
Produk yang akan kami tawarkan memiliki beberapa kelebihan diantaranya
adalah:
a. Mudah dibawa kemana-kemana,
b. Dapat digunakan sebagai pengganti kantong plastik,
c. Lebih ramah lingkungan, dan
d. Memiliki desain dan warna yang menarik.

1.4 Tenaga Ahli


Dalam hal ini tenaga ahli yang dibutuhkan untuk membantu proses kinerja
dalam perusahaan diantaranya yaitu:
- Ahli Keuangan : Siti Rokhmah
- Ahli Pemasaran : Laksmi Dewi Maharani
- Ahli Produksi : Raka Maulana Arysandi
- Ahli R&D : M. Iqbal Fajrul Falah
- Ahli Manajemen : Sanita Damara

Ahli Keuangan
Ahli keuangan merupakan orang yang melakukan kegiatan perencanaan,
penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana
yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan.

Ahli Pemasaran
Ahli pemasaran merupakan orang yang bertugas untuk memberikan informasi
tentang produk yang dijual oleh perusahaan memberitahu kepada publik mengenai
produk yang akan ditawarkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan.

Ahli Produksi
Ahli produksi merupakan orang yang memproses atau mengelola suatu
produk/barang dari suatu bahan dasar/baku hingga menjadi berbentuk dan sesuai
dengan kebutuhan (produk jadi).

Ahli Research and Development (R&D)


Ahli Research and Development adalah orang yang bertanggung jawab
untuk segala aktivitas riset dan pengembangan di perusahaan tersebut. Bagian
R&D juga bertanggung jawab untuk memastikan kualitas performansi dalam
perusahaan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan.

Ahli Manajemen
Ahli manajemen merupakan orang yang mengkoordinasikan seluruh
kegiatan yang ada di perusahaan untuk mencapai sasaran perusahaan.

1.5 Deskripsi Bahan Baku


Adapun bahan baku yang PT EVE gunakan dalam pembuatan tote bag
adalah sebagai berikut:
1. Biji Plastik Polypropylene
Biji plastik PP adalah bahan baku utama yang digunakan untuk membuat kain
spunbond. Plastik PP bersifat kuat, ringan, dan tahan terhadap panas. Plastik PP
mampu menjaga bahan yang ada di dalamnya dari kelembaban, minyak dan
senyawa kimia lain. PP biasanya digunakan sebagai pembungkus pada produk
sereal sehingga tetap kering dan segar. PP juga digunakan sebagai ember, kotak
margarin dan yogurt, sedotan, tali, isolasi, dan kaleng plastik cat. Plastik dari
PP dianggap aman juga digunakan kembali dan dapat didaur ulang.

Gambar 1. Contoh Biji Plastik PP

2. Tinta Sablon
Tinta Nilon untuk menyablon diatas bahan/media nilon atau kain polyester
(bahan tas). Menggunakan minyak pencampur M3 sebagai pengencer (solvent)
dan pembersihnya. Tinta nilon mudah untuk digunakan, dan terkadang
memerlukan campuran catalyst (penguat) untuk bahan nilon tertentu.

3. Cairan M3
M3 pencampur ini digunakan untuk mencampurkan tinta agar sesuai dengan
tingkat kekentalan dan warna yang diinginkan. Biasanya digunakan pada tinta
berbasis minyak seperti PVC (cat untuk plastik) diantaranya:
 Cairan M3 (sifatnya keras dan baunya menyengat, cepat melarutkan lemak
seperti plastik, karet dan kulit)
4. Resleting
Resleting ini digunakan untuk menyatukan bagian tas yang dilipat menjadi
kecil dan mudah untuk dibawa. Resleting ini ditempatkan di bawah bagian tas.
5. Benang
Benang digunakan untuk menjahit resleting pada tas.
BAB II

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

2.1 Mengukur Dan Meramal Permintaan


1. Total Permintaan Pasar
Total permintaan pasar didapatkan dari 70% populasi penduduk
Indonesia. Dimana populasi penduduk Indonesia adalah 165.370.000,
sehingga didapatkan total permintaan pasar sebesar 115.759.000 unit.
2. Wilayah Permintaan Pasar
Wilayah permintaan pasar produk PT EVE adalah mencakup seluruh
wilayah di Indonesia.
3. Penjualan Aktual dan Pangsa Pasar
Total penjualan aktual dan pangsa pasar didapatkan dari total permintaan
pasar. PT EVE mengambil 9% dari total permintaan pasar yang ada,
sehingga didapatkan bahwa pangsa pasar yang didapat sebesar
10.418.310 unit/tahun.

2.2 Meramal Permintaan Mendatang


1. Analisis
Kebutuhan akan tote bag (tas ramah lingkungan) meningkat 14% dalam
tiga tahun ini.
2. Survei Niat Pembeli
Berdasarkan survei niat pembeli didapatkan bahwa banyak konsumen
menyambut baik produk tote bag dikarenakan tas tersebut dapat
mengurangi penggunan plastik dan juga ramah terhadap lingkungan.
3. Pendapat Para Ahli
Besarnya jumlah sampah di Indonesia, terutama sampah plastik,
menyebabkan lingkungan menjadi tercemar.
4. Pendapat Wiraniaga
Dengan adanya produk tas ramah lingkungan ini, akan mengurangi
jumlah sampah plastik di Indonesia, selain itu dapat menambah lapangan
pekerjaan bagi pengangguran di Indonesia.

2.3 Segmentasi Pasar, Target Pasar, Dan Positioning


1. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar dari produk PT EVE adalah seluruh wilayah di
Indonesia.
2. Target Pasar
Target pasar dari produk tote bag adalah sebagai berikut:
a. Laki-laki dan perempuan yang peduli akan lingkungan.
b. Sasaran utama berumur 25-39 tahun. Selanjutnya adalah segmen usia
19-14 tahun dan 40 tahun ke atas.
c. Beberapa supermarket di Indonesia.
d. Organisasi lingkungan hidup.
e. Perusahaan yang tergabung dalam Indonesia Business Link.
f. Institusi pendidikan, komunitas yang peduli akan lingkungan.
3. Positioning
Perusahaan sebagai penyedia atau yang memproduksi tote bag (tas ramah
lingkungan) sebagai pengganti kantong plastik untuk membawa barang
belanjaan.

2.4 Sikap, Perilaku, dan Kepuasan Konsumen


1. Sikap
a. Karakteristik
Peduli terhadap lingkungan.
b. Sumber
Kesadaran dari dalam diri sendiri melihat semakin meningkatnya
jumlah sampah plastik.
c. Fungsi
Fungsinya adalah untuk mengurangi penggunaan kantong plastik
sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan.
d. Komponen
Komponen yang dibutuhkan adalah biji plastik yang digunakan
sebagai bahan baku pembuatan kain spunbond.
2. Perilaku
a. Kasat Mata
Peduli terhadap lingkungan yang semakin tercemar dengan sampah
plastik.
b. Tidak Kasat Mata
Memiliki rasa cinta terhadap lingkungan.
3. Kepuasan
Konsumen puas dengan adanya tote bag dapat membantu dalam
membawa barang .

2.5 Analisis Persaingan


1. Identifikasi Pesaing
Pesaing merupakan produsen tote bag.
2. Sasaran Pesaing
Sasaran pesaing yaitu pasar modern seperti carrefur, hypermart, dan
lain-lain.
3. Strategi Pesaing
Strategi pesaing yaitu bekerja sama dengan pihak pasar modern yang
dituju.
4. Kekuatan Pesaing
Kekuatan pesaing yaitu produk lebih tahan lama.
5. Kelemahan Pesaing
Kelemahan pesaing yaitu harga yang ditawarkan lebih mahal.
6. Pola Reaksi Pesaing
Pola reaksi pesaing adalah menawarkan kepada konsumen dengan
diskon.
7. Pesaing
Pesaing dari PT EVE adalah PT Catur Pilar Sejahtera.

2.6 Bauran Pemasaran


A. Product : Produk tote bag dengan menggunakan bahan spunbond,
hhhhhhhhhhyaitu bahan yang ramah lingkungan, karena terbuat dari
hhhhhhhhhhbahan daur ulang.
B. Price : Harga tote bag mulai dari Rp 5.000 s/d Rp 7.500 per unit
hhhhhhhhhhtergantung banyaknya pesanan.
C. Place : Beralamat di Jakarta, dengan target pasar adalah seluruh
hhhhhhhhhhwilayah Indonesia.
D. Promotion : Metode promosi yang kami lakukan adalah dengan media
hhhhhhhhhhsosial, brosur, dan penyuluhan kepada masyarakat.
BAB III
ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI

3.1 Analisis Lapangan


Limbah yang berupa sampah plastik dapat dimanfaatkan dengan cara didaur
ulang menjadi tas ramah lingkungan (tote bag). Beberapa tahun belakangan tas
ramah lingkungan ini semakin diminati oleh banyak kalangan mulai dari
perseorangan dan organisasi.
Proses pembuatan tas ramah lingkungan dimulai dengan pengumpulan
limbah plastik, pengelompokkan dan pemisahan plastik, penghancuran dengan
mesin penggiling menjadi cacahan plastik, setelah itu hasil cacahan diolah dengan
mesin extruder menjadi biji plastik, kemudian biji plastik diolah dengan mesin PP
spunbond non woven menjadi kain spunbond. Selanjutnya kain spunbond diproses
dengan menggunakan mesin non woven bag making menjadi tas ramah
lingkungan (tote bag). Setelah itu, tote bag diproses dengan mesin penjahit untuk
menambahkan resleting pada bagian bawah tote bag, penambahan resleting ini
dimaksudkan agar mudah dibawa yaitu dengan melipatnya menjadi ukuran kecil.
Pasokan bahan baku didapat dari pemasok limbah plastik yang telah ditentukan.
3.2 Lokasi Perusahaan
Dalam menentukan lokasi perusahaan, dilakukan analisis dari beberapa kota
yang telah ditentukan berdasarkan unsur-unsur tertentu. Berikut ini merupakan
hasil dari penentuan lokasi:
Tabel 3.1 Penentuan Lokasi Perusahaan
Nilai Lokasi
Unsur
Ideal Bekasi Serang Jakarta
Bahan Baku 25 20 13 17
Transportasi 18 12 14 10
Fasilitas 15 13 12 13
Tenaga Kerja 10 8 7 8
Aturan 10 6 7 6
Ketersediaan
22 12 14 10
Lahan
Total 100 71 67 64
(Sumber: Pengolahan Data)
Berdasarkan pada tabel penentuan lokasi perusahaan, maka dipilihlah lokasi
perusahaan di Bekasi.
3.3 Proses Pengolahan
A. Proses pengolahan sampah plastik menjadi biji plastik
Pendaur ulangan sampah plastik menjadi biji plastik atau bahan baku
setengah jadi, terlebih dahulu diproses dan diolah melalui beberapa tahapan.
Adapun proses dan tahapan pengolahan sampah plastik menjadi biji plastik
diuraikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.2 Proses pengolahan sampah plastik menjadi biji plastik

Gambar Proses
No. Keterangan
Pengolahan
Pengumpulan limbah plastik yang
diperoleh dari pemulung maupun tempat
penampungan sampah dari tempat yang
1. sudah ditentukan, selanjutnya akan
dikirim ke pengepul untuk diproses atau
didaur ulang.

Pengelompokan dan pemisahan sampah


plastik yang dilakukan secara manual
2. oleh pengepul atau petugas sortir
berdasarkan jenis plastik, yaitu:
1. Polietilena (PE) misalnya: plastik
pembungkus makanan dan minuman,
botoh anti pecah, penyekat kawat
atau kabel,
2. High Density Polyethylene (HDPE)
misalnya: piring dan gelas dari bahan
melamin, tangki bahan bakar
kendaraan, kantong plastik, tempat
makan plastik, dan pipa air,
3. Polipropilenia (PP) misalnya: produk
yang terbuat dari fiber glass.
Sampah plastik yang telah
dikelompokan berdasarkan jenisnya,
kemudian dikelompokkan lagi
berdasarkan warnanya yang dilakukan
secara manual oleh pengepul atau para
3.
petugas sortir, hal ini bertujuan agar
sampah plastik yang diolah menjadi biji
plastik memiliki warna yang seragam,
dan memudahkan dalam proses
produksi.
Plastik yang telah dikelompokan
berdasarkan jenis dan warnanya
kemudian digiling menggunakan mesin
penggiling sehingga menjadi bentuk
4. cacahan plastik yang ukurannya lebih
kecil, hal ini dilakukan untuk
memudahkan proses pengolahan
menjadi biji plastik.
Setelah menjadi cacahan plastik tersebut
siap untuk diproses menjadi biji plastik
dengan menggunakan mesin pellet/
mesin extruder.
5.

Proses pembuatan biji plastik dengan


menggunakan mesin pellet/mesin
extruder, yaitu mesin dengan pemanas
(elemen heater) dengan suhu sekitar
230oC yang menyebabkan plastik
menjadi lembek dan meleleh sehingga
antar cacahan plastik tersebut menyatu.
6. Proses ini berlangsung selama kurang
lebih 2 jam. Dalam perusahaan yang
kami tinjau terdapat 4 mesin extruder,
dengan tiap mesin memiliki fungsi yang
sama dalam proses pengolahan biji
plastik, namun masing-masing mesin
tersebut mengolah biji plastik dengan
jenis plastik yang berbeda.
7. Setelah proses pemanasan oleh mesin
extruder hingga bahan plastik telah
selesai dilelehkan, maka bahan plastik
tersebut akan keluar melalui filter
output dari mesin extruder dalam bentuk
benangan dengan diameter sekitar 4
mm, dan kemudian benangan plastik
tersebut akan dilanjutkan ke mesin
pemotong untuk dicacah menjadi biji-
biji plastik.

Proses pemotongan benangan plastik


oleh mesin pemotong, bahan plastik
tersebut dicacah dengan ukuran panjang
sekitar 0,5 cm dan diameter 4 mm
8.
hingga menjadi biji-biji plastik (pellet).

Setelah melalui mesin pemotongan,


bahan plastik tersebut telah selesai
diolah menjadi biji plastik (pellet)
dengan ukuran panjang sekitar 0,5 cm
9.
dan diameter 4 mm, maka bahan
tersebut telah siap untuk diproses
menjadi berbagai macam produk yang
berbahan dasar plastik.
(Sumber: Pengolahan Data)

B. Proses Pengolahan Biji Plastik Menjadi Tote Bag


Biji plastik yang telah diolah sebelumnya, merupakan bahan baku
setengah jadi yang harus melewati suatu proses pengolahan kembali
sebelum menghasilkan suatu produk yang dapat dipergunakan kembali
dalam kehidupan sehari-hari. Adapun proses dan tahapan pengolahan biji
plastik menjadi suatu produk (tote bag) diuraikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.2 Proses pengolahan biji plastik (pellet) menjadi suatu prodak
No. Gambar Proses Pengolahan Keterangan

Persiapan bahan baku dari biji


plastik hasil daur ulang limbah,
jenis biji plastik yang digunakan
dalam proses pembuatan tote bag
1. adalah biji plastik dengan jenis
Polipropilenia (PP). Biji plastik
(pellet) tersebut diolah kembali
menjadi kain spunbond.

Proses pengolahan biji plastik


dengan menggunakan mesin PP
spunbond non woven menjadi
kain spunbond. Dengan
2.
menggunakan teknik putar (spun)
dan ikat (bond).

Pengolahan kain spunbond


menjadi tas ramah lingkungan
(tote bag). Pada pengolahan ini
terjadi beberapa tahap seperti
3. proses pengepresan dan
pemotongan tote bag sesuai
dengan ukuran yang diinginkan.
Pada tahap ini digunakan Non
Woven Bag Making Machine.
Setelah itu, tas ramah lingkungan
(tote bag) dicetak sesuai desain
yang diinginan oleh konsumen
dengan menggunakan Mesin Two
3.
Color Painting agar lebih
menarik.

Setelah tas ramah lingkungan


(Tote Bag) dicetak sesuai desain,
tahap terakhir adalah proses
penjahitan pada tas untuk
menambahkan resleting pada
4.
bagian bawah tote bag.
Penambahan resleting ini
bertujuan agar tote bag dapat
diperkecil dan lebih mudah
dalam untuk dibawa.
Ini adalah salah satu contoh tas
ramah lingkungan (tote bag)
produksi PT EVE. Tote Bag ini
juga dapat diperkecil agar lebih
5.
mudah dibawa.

3.4 Mesin yang Digunakan Dalam Pembuatan Tas Ramah Lngkungan


Mesin- mesin yang digunakan dalam pembuatan tote bag diantaranya
adalah:
1. Mesin Penggiling/Pencacah
Mesin penggiling adalah mesin yang digunakan untuk menggiling sampah
plastik menjadi berbentuk cacahan plastik.
Komponen utama yang terdapat dalam mesin pencacah plastik adalah:
a. Pisau
Berfungsi sebagai komponen utama yang bersentuhan langsung dengan
bahan plastik atau limbah yang akan memotong-motong limbah plastik,
biasanya terbuat dari bahan stainless steel yang tahan karat.
b. Motor
Motor penggerak ini berfungsi sebagai penggerak poros yang akan menjadi
sumber penggerak utama yang akan menggerakan pisau dan porosnya.
c. Poros
Berfungsi sebagai tempat menempelnya pisau yang bergereak memutar
mengikuti kecepatan motor penggerak. Poros ini tersambung langsung ke
motor atau ada juga yang menggunakan puli atau sabuk penghubung.

d. Bantalan
Untuk mengurangi koefisien gesekan antara as dan rumahnya. Menjadikan
as dan rumahnya tidak aus karena tidak bergesekan langsung tapi melalui
bearing. Mempermudah maintenance peralatan yang berputar.
Mempermurah biaya pembuatan as (as tidak perlu dibuat dari baja kualitas
tinggi). Menjadikan alat yang berputar heavy duty dan mengurangi waktu
perawatan.
e. Pulley
Pullley merupakan tempat sabuk untuk pemindah daya dari motor ke poros.

Gambar 1. Mesin Penggiling/Pencacah


2. Mesin Extruder
Mesin extruder adalah mesin yang digunakan untuk mengolah cacahan plastik
menjadi biji plastik atau pellet dengan menggunakan sistem pemanas (elemen
heater).
Komponen utama yang terdapat dalam mesin pencacah plastik adalah:
a. Penggerak
Penggerak fungsinya sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan screw.
b. Reducer gearbox
Alat ini berfungsi untuk menurunkan RPM, RPM motor listrik berkisar
antara 1600 hingga 4000, jika ini disambungkan langsung ke screw maka
yang terjadi adalah bahwa screw juga akan mengalami putaran tinggi sesuai
dengan putara motor penggerak, namun kenyataannya screw ini dibutuhkan
putaran yang lambat, untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan
gearbox reducer speed.
c. Screw
sebuah screw yang berfungsi untuk mendorong plastik dari hoper menuju ke
mulut silinder.
d. Silinder
merupakan rumah screw yang melindungi isinya.
e. Heating
Alat ini dipasang pada dinding silinder, fungsinya untuk melumerkan
plastik.
f. Pisau pemotong
untuk memotong plastik agar tidak terlalu panjang.

Gambar 2. Mesin Extruder


3. Mesin PP Spunbond Non Woven
Mesin PP Spunbond Non Woven adalah mesin yang digunakan untuk mengolah
biji plastik atau pellet menjadi kain spunbond.
Gambar 3. Mesin PP Spunbond Non Woven
4. Mesin Non Woven Bag Making
Mesin Non Woven Bag Making adalah mesin yang digunakan untuk
memproses kain spunbond menjadi tas ramah lingkungan (tote bag).

Gambar 4. Mesin Non Woven Bag Making


5. Mesin Painting Two Color
Mesin Painting Two Color adalah mesin yang digunakan untuk mencetak
desain pada tote bag.

Gambar 5. Mesin Two Color

6. Mesin Jahit Otomatis


Mesin Jahit Otomatis adalah mesin
yang digunakan untuk menjahit resleting pada tote bag.
Gambar 6. Mesin Jahit Otomatis

Spesifikasi Mesin

Untuk melihat rincian spesifikasi mesin dapat dilihat pada tabel berikut:
Dimensi
Item Deskripsi Rincian
(cm)
1. Kapasitas: 30 kg/jam
Mesin Penggiling 65 × 50 × 2. Power: 5,5 HP (Motor Bensin)
1
Plastik 140 3. Cutting Size: 10 mm
4. Bahan: Plat Mild Steel
360 × 110 × 1. Output: 15-20 kg/jam
2 Mesin Extruder 2. Power: 18,5 kW
210 3. Berat: 3000 kg
1. Bahan baku: PP
Mesin PP
1200 × 1700 2. Filamen ukuran: ≤ 2,5 denier
3 Spunbond Non 3. Teknik: berputar-terikat
× 1050 4. Kebutuhan tenaga kerja: 5 orang
Woven
5. Output: 1500-6000 ton/tahun
1. Pembuatan tas berbagai ketebalan:
15-20 g
Mesin Non 2. Kecepatan produksi 40-90 pcs/min
1130 × 200 × 3. Berat mesin: 3,2 T
4 Woven Bag
210 4. Total Daya: 20 kW
Making 5. Max. pembuatan panjang tas: 70
cm
6. Max. pembuatan lebar tas: 60 cm
1. Jumlah unit cetak: 2 warna
2. Max. ukuran: 62 × 45 cm
Mesin Two Color 253 × 100 × 3. Min. ukuran: 13 × 18 cm
5 4. Kecepatan: 2000-8000 lembar/jam
Printing 140 5. Berat: 1.400 kg
6. Power: 2,75 kW
7. Power supply: 220 V/50 Hz
1. Jumlah pola: 32 pola jahitan
2. 1 langkah lubang kancing otomatis
3. Ada pemotong benang
Mesin Jahit
6 46 × 23 × 34 4. Ada alat bantu memasukkan
Otomatis
benang ke jarum
5. Penerangan lampu LED
6. Kapasitas: 120 unit/jam
3.5 Kapasitas Mesin Yang Digunakan
Pangsa pasar yang tersedia = 115.759.000 unit/tahun

Permintaan yang dapat dipenuhi = 10.418.310 unit/tahun

Adanya pembatasan perusahaan dalam memproduksi tas ramah lingkungan


(tote bag) karena keterbatasan perusahaan untuk memproduksi lebih dari
10.418.310 unit per tahun, yaitu dari kemampuan mesin memproduksi, luas
pabrik, dan modal yang tersedia untuk membeli mesin dan segala biaya dalam
proses produksi. Perlu peningkatan kualitas dari bagian produksi sendiri yang
dilakukan secara berkala dalam mencapai pangsa pasar yang tersedia. Oleh
karena itu, sisa dari permintaan pasar yang tidak dapat diproduksi oleh PT EVE
akan diproduksi oleh perusahaan lainnya.

Perhitungan banyak mesin yang diperlukan:

1. Mesin Non Woven Bag Making


 Kapasitas mesin = 90 unit/menit
 Permintaan pasar = 10.419.310 unit/tahun
 Hari kerja tersedia = 264 hari

Jumlah yang harus diproduksi per hari

Target kapasitas per hari = Permintaan pasar


Hari kerja tersedia
= 10.418.310/tahun
264 hari/tahun
=.39.463,3 unit/hari dibulatkan menjadi
...39.464 unit/hari
Jumlah mesin yang diperlukan = Target kapasitas per hari
Kapasitas mesin
= 39.464 unit/hari
43.200/hari
=.0,91 mesin dibulatkan menjadi 1
...............mesin
Dari perhitungan di atas, didapati bahwa jumlah tas ramah lingkungan
yang harus diproduksi adalah 39.464 unit/hari. Untuk mencapai angka
tersebut, dibutuhkan 1 mesin Non Woven Bag Making yang memiliki
kapasitas produksi sebesar 43.200 unit/hari.

2. Mesin PP Spunbond Non Woven


 Kapasitas mesin = unit/menit
 Permintaan pasar = 10.419.310 unit/tahun
 Hari kerja tersedia = 264 hari

Jumlah yang harus diproduksi per hari

Target kapasitas per hari = Permintaan pasar


Hari kerja tersedia
= 10.418.310/tahun
264 hari/tahun
=.39.463,3 unit/hari dibulatkan menjadi
...39.464 unit/hari

Jumlah mesin yang diperlukan = Target kapasitas per hari


Kapasitas mesin
= 39.464 unit/hari
43.200/hari
=.0,91 mesin dibulatkan menjadi 1
...............mesin

Dari perhitungan di atas, didapati bahwa jumlah tas ramah lingkungan


yang harus diproduksi adalah 39.464 unit/hari. Untuk mencapai angka
tersebut, dibutuhkan 1 mesin Non Woven Bag Making yang memiliki
kapasitas produksi sebesar 43.200 unit/hari.

3. Mesin Printing Two Color

 Kapasitas mesin = 5000 unit/jam


 Permintaan pasar = 10.419.310 unit/tahun
 Hari kerja tersedia = 264 hari
Jumlah yang harus diproduksi per hari

Target kapasitas per hari = Permintaan pasar


Hari kerja tersedia
= 10.418.310/tahun
264 hari/tahun
=.39.463,3 unit/hari dibulatkan menjadi
...39.464 unit/hari
Jumlah mesin yang diperlukan = Target kapasitas per hari
Kapasitas mesin
= 39.464 unit/hari
40.000 /hari
=.0,99 mesin dibulatkan menjadi 1
...............mesin

Dari perhitungan di atas, didapati bahwa jumlah tas ramah lingkungan


yang dicetak desainnya diproduksi sebanyak 39.464 unit/hari. Untuk
mencapai angka tersebut, dibutuhkan 1 mesin Printing Two Color yang
memiliki kapasitas produksi sebesar 40.000 unit/hari.

4. Mesin Jahit Otomatis

 Kapasitas mesin = 120 unit/jam


 Permintaan pasar = 10.419.310 unit/tahun
 Hari kerja tersedia = 264 hari

Jumlah yang harus diproduksi per hari

Target kapasitas per hari = Permintaan pasar


Hari kerja tersedia
= 10.418.310/tahun
264 hari/tahun
=.39.463,3 unit/hari dibulatkan menjadi
...39.464 unit/hari
Jumlah mesin yang diperlukan = Target kapasitas per hari
Kapasitas mesin
= 39.464 unit/hari
960/hari
=.41 mesin
Dari perhitungan di atas, didapati bahwa jumlah resleting yang dipasang
pada tas ramah lingkungan yang harus diproduksi adalah 39.464
unit/hari. Untuk mencapai angka tersebut, dibutuhkan 41 mesin jahit
otomatis yang memiliki kapasitas produksi sebesar 960 unit/hari.

3.6 Tahap Pembangunan Pabrik Tas Ramah Lingkungan (Tote Bag)


Tahapan dalam pembangunan Pabrik Tas Ramah Lingkungan (Tote Bag)
antara lain:

1. Penentuan Lokasi
Pabrik pembuatan tas ramah lingkungan ini sebaiknya didirikan dekat
dengan bahan baku, dimana bahan baku utama dari pembuatan tas ramah
lingkungan ini adalah limbah plastik sehingga lokasi pabrik sebaiknya
didirikan dekat dengan tempat pembuangan limbah. Selain itu peletakan
pabrik juga sebaiknya dekat dengan daerah konsumen, dimana target pasar
produk tas ramah lingkungan ini adalah perseorangan dan organisasi. Hal
tersebut dengan pertimbangan untuk memudahkan transportasi serta
mengurangi biaya produksi.

2. Pendirian Bangunan Pabrik


Luas bangunan pabrik tas ramah lingkungan (tote bag) yang dibutuhkan
berkisar 5.000-7.000 m². Persyaratan bangunan pabrik tas ramah
lingkungan (tote bag) adalah :
a. Berdekatan dengan sumber air, seperti sungai.
b. Bangunan harus dapat melindungi bahan pakan, peralatan dan produk
pakan yang dihasilkan.
c. Konstruksi bangunan permanen.
d. Lokasi pabrik tepung ikan disarankan tidak berada ditengah-tengah
pemukiman penduduk.
3. Tata Letak Pabrik Tas Ramah Lingkungan (Tote Bag)
Untuk menjaga agar alur proses pengolahan tas ramah lingkungan (tote
bag) tertib/teratur dan menghasilkan produk sesuai standar, maka pabrik
tas ramah lingkungan (tote bag) harus diatur tata letak dari bangunan dan
penempatan peralatan tote bag (gambar terlampir).

4. Proses Pengolahan Tas Ramah Lingkungan (Tote Bag)


Proses pengolahan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh
terhadap mutu produk, disamping faktor lain, seperti bahan baku, bahan
tambahan, serta peralatan pengolahan. Secara garis besar, proses
pengolahan tas ramah lingkungan (tote bag) mengikuti suatu mekanisme
seperti berikut ini :
a. Pengumpulan Bahan Baku
Pengumpulan bahan baku disini adalah pengumpulan limbah plastik
yang diperoleh dari pemulung maupun tempat penampungan sampah
dari tempat yang sudah ditentukan, selanjutnya akan dikirim ke
pengepul untuk diproses atau didaur ulang.
b. Pengelompokan dan Pemisahan Berdasarkan Jenis Plastik
Pengelompokan dan pemisahan sampah plastik yang dilakukan secara
manual oleh pengepul atau petugas sortir berdasarkan jenis plastik.
c. Pengelompokan dan Pemisahan Berdasarkan Warna
Pengelompokan dan pemisahan sampah plastik berdasarkan warna ini
bertujuan agar sampah plastik yang diolah menjadi biji plastik memiliki
warna yang seragam, dan memudahkan dalam proses produksi.
d. Pengecilan Ukuran (Penggilingan)
Proses penggilingan sehingga menjadi bentuk cacahan plastik yang
ukurannya lebih kecil dilakukan untuk memudahkan proses pengolahan
menjadi biji plastik.
e. Pengolahan (cacahan plastik menjadi biji plastik)
Pengolahan cacahan plastik yang sudah dikeringkan agar menjadi biji
plastik. Pada proses pengolahan cacahan plastik ini terjadi beberapa
tahapan seperti pemanasan selama kurang lebih 2 jam hingga menjadi
benangan plastik dan pemotongan benangan plastik dengan ukuran
panjang sekitar 0,5 cm dan diameter 4 mm.
f. Pengolahan (biji plastik menjadi kain spunbond)
Pengolahan dari biji plastik menjadi kain spunbond dengan teknik putar
(spun) dan ikat (bond).

g. Pengolahan (kain spunbond menjadi tote bag)


Pengolahan kain spunbond menjadi tas ramah lingkungan (tote bag).
Pada pengolahan ini terjadi beberapa tahap seperti proses pengepresan
dan pemotongan tote bag sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
h. Pencetakan Desain
Proses pencetakan bertujuan untuk menambah daya tarik konsumen
terhadap produk. Desain produk yang diberikan didapatkan dari
permintaan konsumen.
i. Penjahitan
Proses penjahitan ini bertujuan untuk menambahkan resleting pada
bagian bawah tote bag. Penambahan resleting ini bertujuan agar tote
bag dapat diperkecil dan lebih mudah dalam untuk dibawa.
j. Pengemasan (Packaging)
Proses pengemasan bertujuan untuk memudahkan pengangkutan hasil
produk, dan untuk menjaga agar produk tidak cepat mengalami
penurunan mutu.
k. Penyimpanan (Saving)
Tahapan terakhir dari pembuatan tas ramah lingkungan (tote bag)
adalah penyimpanan ditempat yang telah ditentukan.

5. Kebutuhan Peralatan
Observasi dan informasi kebutuhan peralatan perlu dikuasai dan diakses
secara maksimal, agar peralatan yang dibeli dan digunakan merupakan alat
yang telah terbukti kinerjanya. Disamping itu harus tersedia suku cadang
dengan mudah. Peralatan yang akan digunakan perlu memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a. Sudah memenuhi standar mutu (SNI), dan sudah diuji dibawah lembaga
yang berwenang serta mengutamakan produk lokal.
b. Spesifikasi teknis peralatan sesuai dengan kebutuhan .

Você também pode gostar