Você está na página 1de 14

ISSN : 1978-4333, Vol. 05, No.

03

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI PESERTA PROGRAM CSR


PEMBERDAYAAN EKONOMI PT ARUTMIN INDONESIA
Participation in Economic Empowerment CSR Programme by PT Arutmin Indonesia
*)
Rahmawati dan Titik Sumarti

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

*) Email : rahmawati@gmail.com

Diterima 25 Oktober 2011 / Disetujui 23 November 2011

ABSTRACT
This research is focused on The Participation Level of Participant on Economic Empowerment CSR
Programme. Participation is one of the most important aspect that is able to support the success of
community development programme. The aims of this research were to 1) analyze level of will, capability,
and opportunity from participant on economic empowerment programme; 2) analyze level of participation
from participant on economic empowerment programme; 3) analyze relation between level of participation
and level of will capability, and opportunity from participant on economic empowerment programme;
4) analyze relation between level of participation and level of economic capability from participant on
economic empowerment programme. This research use quantitative approach with survay method.
Respondent is participant on economic empowerment CSR programme totaly respondent is 60 persons.
Respondent was chosen with purposive sampling. Processing of quantitative data using a Crosstab and
Rank Spearman Correlation Test. Based on the Crosstab analysis results can be concluded that, on DPEM
programme, there was no a correlation between level of will and level of participation, but there was
a correlation between level of capability and level of opportunity with level of participation, and there was
a correlation between level of participation and level of economic capability. On PPEM programme, there
was no a correlation between level of capability and level of participation, there was a correlation between
level of will and opportunity with level of participation, and there was no a correlation between level of
participation and level of economic capability. Based on the results of research, there are a recomendations
for Community Department, LPPM, and Dompet Dhuafa Republika: held a business development training
for participant on DPEM programme, increas knowledge and skills of participant on PPEM programme,
repairing pattern LPPM assistance to participant on DPEM programme, reintroduce DPEM programme to
the community through directly socialization, increase participation of participant on DPEM programme
through increase two-way communication between the company or LPPM with participant.
Keywords : economic empowerment CSR programme, participation, and economic capability.

ABSTRAK
Penelitian ini difokuskan pada Tingkat Partisipasi Peserta Program CSR Ekonomi Pemberdayaan. Partisipasi
merupakan salah satu aspek yang paling penting yang dapat mendukung keberhasilan program pengembang-
an masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) menganalisis tingkat kemauan, kemampuan, dan
kesempatan dari peserta pada program pemberdayaan ekonomi; 2) menganalisis tingkat partisipasi dari
peserta pada program pemberdayaan ekonomi; 3) menganalisis hubungan antara tingkat partisipasi dan
tingkat kemampuan, dan kesempatan dari peserta pada program pemberdayaan ekonomi; 4) menganalisis
hubungan antara tingkat partisipasi dan tingkat kemampuan ekonomi dari peserta pada program pem-
berdayaan ekonomi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Responden
adalah peserta pada ekonomi program CSR pemberdayaan total responden adalah 60 orang. Responden
dipilih secara purposive sampling. Pengolahan data kuantitatif menggunakan Crosstab dan Rank Spearman
Uji Korelasi. Berdasarkan hasil analisis Crosstab dapat disimpulkan bahwa, pada program DPEM, tidak ada
korelasi antara tingkat kemauan dan tingkat partisipasi, tapi ada hubungan antara tingkat kemampuan dan

Sodality: Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia | Desember 2011, hlm. 325-338
tingkat kesempatan dengan tingkat partisipasi, dan ada korelasi antara tingkat partisipasi dan tingkat
kemampuan ekonomi. Pada program PPEM, tidak ada korelasi antara tingkat kemampuan dan tingkat
partisipasi, ada korelasi antara tingkat kemauan dan kesempatan dengan tingkat partisipasi, dan tidak ada
hubungan antara tingkat partisipasi dan tingkat kemampuan ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian, ada saran
untuk Masyarakat Departemen, LPPM, dan Dompet Dhuafa Republika: mengadakan pelatihan pengem-
bangan usaha bagi peserta pada program DPEM, pengetahuan semakin meningkat dan keterampilan peserta
pada program PPEM, memperbaiki pola LPPM bantuan kepada peserta pada Program DPEM, mem-
perkenalkan Program DPEM kepada masyarakat melalui sosialisasi langsung, meningkatkan partisipasi
peserta pada program DPEM melalui peningkatan komunikasi dua arah antara perusahaan atau LPPM
dengan peserta.
Kata kunci: pemberdayaan ekonomi program CSR, partisipasi, dan kemampuan ekonomi.

PENDAHULUAN (2007) menyatakan bahwa peran serta masyarakat


merupakan salah satu kunci sukses dalam penerapan
Latar Belakang
program CSR. Slamet (1994) mengemukakan bahwa
Perusahaan sebagai pelaku dunia usaha adalah salah satu terdapat faktor-faktor yang mendukung terciptanya
dari pihak yang turut andil dalam menjalankan pem- partisipasi dalam masyarakat, yaitu adanya kemauan,
angunan di Indonesia. Kegiatan-kegiatan yang direncana- kemampuan, dan kesempatan.
kan oleh perusahaan umum melibatkan berbagai macam
PT Arutmin Indonesia Tambang Senakin adalah salah
pihak, seperti pemerintah, masyarakat, pihak asing, dan
satu perusahaan penghasil dan pengekspor batu bara
lain sebagainya. Masyararakat yang berada di sekitar
terbesar di Indonesia. Perusahaan ini secara aktif
lokasi operasional perusahaan adalah salah satu pihak
melaksanakan kegiatan Corporate Social Resposibility
yang dapat mempengaruhi keberadaan dan keberlanjutan
(CSR) di daerah sekitar lokasi pertambangannya. Program
suatu perusahaan. Mereka adalah pihak yang paling
pemberdayaan ekonomi masyarakat diantaranya adalah
merasakan dampak suatu kegiatan operasional perusahaan
program Dana Pengembangan Ekonomi Masyarakat
baik dari segi sosial ekonomi maupun lingkungan. Oleh
(DPEM) dan Program Pemberdayaan Ekonomi
karena itu, perusahaan sangat perlu menjaga keseimbang-
Masyarakat (PPEM). Dua program ini berupa pemberian
an dengan masyarakat khususnya yang berada di sekitar
dana bergulir serta pengembangan usaha kecil dan
lokasi operasional perusahaan dalam rangka menjaga
mandiri di berbagai bidang bagi masyarakat sekitar
eksistensinya.
pertambangan. Penelitian ini bermaksud untuk meneliti
Keseimbangan dengan masyarakat dapat dijaga dengan lebih dalam tentang partisipasi pesertat dalam kedua
melakukan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau yang program tersebut yang meliputi faktor-faktor yang
lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility mendorong terciptanya partisipasi, yaitu kemauan,
(CSR). Penerapan CSR merupakan komitmen dunia usaha kemampuan, dan kesempatan, tingkat partisipasinya di
untuk terus bertindak etis, beroperasi secara legal, dan dalam program, serta ada tidaknya hubungan partisipasi
berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan mereka dalam program dengan kemampuan ekonominya,
dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan mengingat tujuan akhir dari program ini adalah untuk
keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas memperbaiki perekonomian masyarakat.
komunitas lokal dan masyarakat secara luas (The World
Perumusan Masalah
Bussiness Council for Sustainable Development
(WBSCD) dalam Wibisono, 2007). Ambadar (2008) Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, berikut
menyatakan bahwa pengembangan masyarakat adalah adalah rumusan masalah dari penelitian ini:
salah satu pendekatan yang harus menjadi prinsip utama
1. bagaimana tingkat kemauan, kemampuan, dan ke-
bagi seluruh unit-unit kepemerintahan maupun pihak
sempatan peserta program pemberdayaan ekonomi?
korporasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam
2. bagaimana tingkat partisipasi peserta program
memberikan pelayanan sosial. Hal ini disebabkan dalam
pemberdayaan ekonomi dalam pelaksanaan program?
pelaksanaan pengembangan masyarakat terdapat kolabo-
3. sejauhmana hubungan tingkat kemauan, kemampuan,
rasi kepentingan bersama antara perusahaan dengan
dan kesempatan peserta program pemberdayaan eko-
komunitas, adanya partisipasi, produktivitas, dan ke-
nomi dengan tingkat partisipasinya dalam program
berlanjutan. Ife (1995) mengemukakan beberapa prinsip-
tersebut?
prinsip Community Development yang salah satunya
4. sejauhmana hubungan tingkat partisipasi peserta
adalah partisipasi. Partisipasi semua pihak dalam program
program pemberdayaan ekonomi dengan tingkat
pengembangan masyarakat, dalam hal ini CSR, sangat
kemampuan ekonominya?
menentukan keberhasilan program tersebut, terlebih
partisipasi masyarakat sebagai sasaran program. Wibisono

326 | Rahmawati. et al. Analisis Tingkat Partisipasi serta Program CSR Pemberdayaan Ekonomi PT Arutmin Indonesia
Tujuan Penelitian sistematis dan kompleks, langkah atau tahapan yang dapat
ditempuh adalah 1) melihat dan menilai kebutuhan (needs
Tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1) meng-
assessment) masyarakat sekitar; 2) membuat rencana aksi
identifikasi tingkat kemauan, kemampuan, dan kesem-
rangkap dengan anggaran, jadwal waktu, indikator untuk
patan peserta program pemberdayaan ekonomi; 2) meng-
mengevaluasi dan sumber daya manusia yang ditunjuk
identifikasi tingkat partisipasi peserta program pem-
untuk melakukannya; 3) monitoring, yang dapat di-
berdayaan ekonomi; 3) menganalisis hubungan antara
lakukan dengan survei maupun kunjungan langsung.
tingkat kemauan, kemampuan, dan kesempatan peserta
program pemberdayaan ekonomi dengan tingkat par- Manfaat CSR
tisipasinya dalam program tersebut; dan 4) menganalisis
Menurut Wibisono (2007), manfaat bagi perusahaan yang
hubungan antara tingkat partisipasi peserta program
berupaya menerapkan CSR, yaitu dapat mempertahankan
pemberdayaan ekonomi dengan tingkat kemampuan
atau mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan,
ekonominya.
layak mendapatkan social licence to operate, mereduksi
Kegunaan Penelitian risiko bisnis perusahaan, melebarkan akses sumber daya,
membentangkan akses menuju market, mereduksi biaya,
Penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut: 1) bagi
memperbaiki hubungan dengan stakeholders, mem-
akademisi, diharapkan tulisan ini dapat menjadi referensi
perbaiki hubungan dengan regulator, meningkatkan
dalam melakukan penelitian-penelitian terkait tanggung
semangat dan produktivitas karyawan serta berpeluang
jawab sosial perusahaan; 2) bagi pemerintah, dapat di-
mendapatkan penghargaan. Sementara itu, manfaat CSR
jadikan sebagai masukan dalam membuat kebijakan
bagi masyarakat menurut Ambadar (2008), yaitu dapat
terkait dengan tanggung jawab sosial perusahaan; 3) bagi
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, kelembaga-
perusahaan, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi
an, tabungan, konsumsi, dan investasi dari rumah tangga
masukan dalam merumuskan kebijakan dan program
warga masyarakat.
mengenai tanggung jawab sosial perusahaan di komunitas
pedesaan; dan 4) bagi masyarakat, hasil penelitian ini Pengembangan Masyarakat
mampu meningkatkan kesadaran dan pemahaman
Definisi dan Prinsip Pengembangan Masyarakat
masyarakat mengenai penyelenggaraan tanggung jawab
sosial perusahaan. Menurut Ambadar (2008), pengembangan masyarakat
adalah salah satu pendekatan yang harus menjadi prinsip
PENDEKATAN TEORITIS
utama bagi seluruh unit-unit kepemerintahan maupun
Tinjauan Pustaka pihak korporasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya
dalam memberikan pelayanan sosial. Peran serta
Corporate Social Responsibilty (CSR)
masyarakat selama ini hanya dilihat dalam konteks yang
Definisi CSR sempit, yaitu manusia cukup dipandang sebagai tenaga
kasar untuk mengurangi biaya pembangunan. Pada
The World Business Council for Suistainable
kondisi ini, partisipasi masyarakat hanya sebatas biaya
Development (WBSCD) dalam Wibisono (2007) men- pembangunan. Melihat kondisi ini, partisipasi masyarakat
definisikan CSR sebagai sebuah komitmen dunia usaha hanya sebatas pada implementasi atau penerapan
untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi program, masyarakat tidak dikembangkan dayanya
secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan eko- menjadi kreatif dari dalam dirinya dan harus menerima
nomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari
keputusan yang sudah diambil “pihak luar”. Akhirnya,
karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan partisipasi menjadi bentuk yang pasif dan tidak memiliki
kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas. “kesadaran kritis” (Nasdian, 2006). Payne (1979) dalam
Definisi tanggung jawab sosial yang digunakan Indonesia Nasdian (2006) menjelaskan bahwa pemberdayaan dituju-
Business Links (IBL) adalah strategi bisnis yang melihat kan untuk membantu klien memperoleh daya (kuasa)
bahwa kepentingan bisnis jangka panjang dicapai dengan untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan
laba dan pertumbuhan, sejalan dengan kesejahteraan yang harus ia lakukan yang terkait dengan diri mereka,
masyarakat, perlindungan lingkungan dan peningkatan termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial
hidup manusia (Sukada et al., 2007). dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui
Prinsip dan Ruang Lingkup CSR peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk
menggunakan daya yang dimiliki, antara lain melalui
Konsep CSR melibatkan tanggung jawab kemitraan transfer daya dari lingkungannya.
antara pemerintah, lembaga sumber daya masyarakat,
juga komunitas setempat (lokal). Kemitraan ini, tidaklah Partisipasi dalam Pengembangan Masyarakat
bersifat pasif dan statis. Kemitraan ini merupakan
Nasdian (2006) menjelaskan bahwa partisipasi adalah
tanggung jawab bersama secara sosial antar stakeholders
proses aktif, inisiatif diambil oleh warga komunitas
(Budimanta et al., 2008). Adapun menurut Ambadar sendiri, dibimbing oleh cara berfikir mereka sendiri,
(2008) terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan oleh
dengan menggunakan sarana dan proses (lembaga dan
suatu perusahaan dalam menerapkan program CSR yang

Sodality: Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia Vol. 5, No. 3 2011 | 327
mekanisme) dimana mereka dapat menegaskan kontrol diperbolehkan untuk memberikan masukan atau
secara efektif. Arnstein (1969) seperti dikutip Chusnah mengusulkan rencana tetapi pemegang kekuasaanlah
(2008) menjelaskan ada delapan tangga partisipasi yang berwenang untuk menentukan. Salah satu
masyarakat, yang kemudian dikenal dengan tipologi strateginya adalah dengan memilih masyarakat miskin
Arnstein, yaitu sebagai berikut: yang layak untuk dimasukkan ke dalam suatu
1. Manipulasi (manipulation), dengan mengatasnama- lembaga;
kan partisipasi, masyarakat diikutkan sebagai ‟stempel 6. Kemitraan (partnership), pada tingkat ini, kekuasaan
karet” dalam badan penasihat. Tujuannya adalah untuk disalurkan melalui negosiasi antara pemegang ke-
dipakai sebagai formalitas semata dan untuk di- kuasaan dan masyarakat. Mereka sepakat untuk sama-
manfaatkan dukungannya. Tingkat ini bukanlah sama memikul tanggung jawab dalam perencanaan
tingkat partisipasi masyarakat yang murni, karena dan pengambilan keputusan. Aturan di-tentukan
telah diselewengkan dan dipakai sebagai alat publikasi dengan melalui mekanisme take and give, sehingga
oleh pihak penguasa; diharapkan tidak mengalami perubahan secara se-
2. Terapi (therapy), pada tingkat therapy atau pihak. Partnership dapat berjalan efektif bila dalam
pengobatan ini, pemegang kekuasaan sama dengan masyarakat ada kekuasaan yang terorganisir, pe-
ahli kesehatan jiwa. Mereka menganggap ketidak- mimpinnya bertanggung jawab, masyarakat mampu
berdayaan sebagai penyakit mental dengan berpura- membayar honor yang cukup bagi pemimpinnya serta
pura mengikutsertakan masyarakat dalam suatu adanya sumber dana untuk menyewa teknisi,
perencanaan. Mereka sebenarnya menganggap masya- pengacara dan organisator masyarakat. Dengan demi-
rakat sebagai sekelompok orang yang memerlukan kian, masyarakat benar-benar memiliki posisi tawar-
pengobatan. Meskipun masyarakat dilibatkan dalam menawar yang tinggi, sehingga akan mampu mem-
berbagai kegiatan, namun pada dasarnya kegiatan pengaruhi suatu perencanaan;
tersebut bertujuan untuk menghilangkan lukanya dan 7. Pendelegasian kekuasaan (delegated power), negosiasi
bukannya menemukan penyebab lukanya; antara masyarakat dengan pejabat pemerintah bisa
3. Pemberitahuan (informing), dengan memberi infor- mengakibatkan terjadinya dominasi kewenangan pada
masi kepada masyarakat tentang hak, tanggung jawab masyarakat terhadap rencana atau program tertentu.
dan pilihan mereka merupakan langkah awal yang Pada tingkat ini masyarakat menduduki mayoritas
sangat penting dalam pelaksanaan partisipasi masya- kursi, sehingga memiliki kekuasaan dalam menentu-
rakat. Namun seringkali pemberian informasi dari kan suatu keputusan. Selain itu, masyarakat juga
penguasa kepada masyarakat tersebut bersifat satu memegang peranan penting dalam menjamin akun-
arah. Masyarakat tidak memiliki kesempatan untuk tabilitas program tersebut. Untuk mengatasi perbeda-
memberikan umpan balik dan tidak memiliki kekuatan an, pemegang kekuasaan tidak perlu meresponnya
untuk negosiasi. Apalagi ketika informasi disampai- tetapi dengan mengadakan proses tawar menawar;
kan pada akhir perencanaan, masyarakat hanya 8. Kontrol masyarakat (citizen control), pada tingkat ini,
memiliki sedikit kesempatan untuk mempengaruhi masyarakat menginginkan adanya jaminan bahwa
program. Komunikasi satu arah ini biasanya dengan kewenangan untuk mengatur program atau ke-
menggunakan media pemberitaan, pamflet dan poster; lembagaan diberikan kepada mereka, bertanggung
4. Konsultasi (consultation), meminta pendapat masyara- jawab penuh terhadap kebijakan dan aspek-aspek
kat merupakan suatu langkah logis menuju partisipasi manajerial dan bisa mengadakan negosiasi apabila ada
penuh. Namun, konsultasi ini masih merupakan pihak ketiga akan mengadakan perubahan. Dengan
partisipasi semu karena tidak ada jaminan bahwa demikian, masyarakat dapat berhubungan langsung
pendapat mereka akan diperhatikan. Cara yang sering dengan sumber-sumber dana untuk memperoleh
digunakan dalam tingkat ini adalah jajak pendapat, bantuan atau pinjaman tanpa melewati pihak ketiga.
pertemuan warga dan dengar pendapat. Jika pemegang Berdasarkan kedelapan tangga tersebut, Arnstein me-
kekuasaan membatasi usulan masyarakat, maka ngelompokkannya lagi menjadi tiga tingkat, yaitu: a)
kegiatan tersebut hanyalah merupakan suatu partisi- tidak ada partsisipasi (nonparticipation); b) tokensime
pasi palsu. Masyarakat pada dasarnya hanya dianggap atau sekedar justifikasi agar masyarakat mengiyakan
sebagai abstraksi statistik karena partisipasi hanya (degree of tokenism); dan c) tingkatan kekuasaan ada di
diukur dari frekuensi kehadiran dalam pertemuan, masyarakat (degree of citizen power).
seberapa banyak brosur yang dibawa pulang dan juga
dari seberapa banyak kuesioner dijawab. Dengan Faktor-faktor yang Mendukung Partisipasi
demikian, pemegang kekuasaan telah merasa memiliki Slamet (2003) mengemukakan bahwa partisipasi masya-
bukti bahwa mereka telah mengikuti rangkaian rakat dalam proses pembangunan akan terwujud sebagai
pelibatan masyarakat; suatu kejadian nyata apabila terpenuhi faktor-faktor yang
5. Penentraman (placation), pada tingkat ini masyarakat mendukungnya, yaitu a) adanya kesempatan, yaitu adanya
sudah memiliki beberapa pengaruh meskipun dalam suasana atau kondisi lingkungan yang disadari oleh orang
beberapa hal pengaruh tersebut tidak memiliki tersebut bahwa dia berpeluang untuk berpartisipasi; b)
jaminan akan diperhatikan. Masyarakat memang

328 | Rahmawati. et al. Analisis Tingkat Partisipasi serta Program CSR Pemberdayaan Ekonomi PT Arutmin Indonesia
adanya kemauan, yaitu adanya sesuatu yang mendorong dalam” (power within), “kekuasaan untuk” (power to),
atau menumbuhkan minat dan sikap mereka untuk “kekuasaan atas” (power over), dan “kekuasaan dengan”
termotivasi berpartisipasi, misalnya berupa manfaat yang (power with).
dapat dirasakan atas partisipasinya tersebut; dan c) adanya
Kerangka Pemikiran
kemampuan, yaitu adanya kesadaran atau keyakinan pada
dirinya bahwa dia mempunyai ke-mampuan untuk Berpartisipasi dalam suatu program berarti berperan serta
berpartisipasi, bisa berupa pikiran, tenaga, waktu, atau dalam program tersebut serta turut menikmati hasilnya.
sarana dan material lainnya. Adapun hasil yang diterimanya sangat tergantung pada
seberapa besar sumbangannya dalam program, yang
Lugiarti (2004) mengemukakan bahwa kemauan ditentu-
tergantung pada kemauan, kemampuan, dan kesempatan
kan oleh faktor yang bersifat psikologis individu, seperti
yang diperolehnya untuk berpartisipasi. Terdapat tiga
motif, harapan, kebutuhan, dan imbalan. Dorongan se-
faktor utama untuk dapat terlibat dalam program, yaitu 1)
seorang melakukan suatu kegiatan untuk mencapai suatu
adanya kemauan; 2) adanya kemampuan; dan 3) adanya
tujuan sangat tergantung pada besarnya harapan akan
kesempatan untuk berpartisipasi. Kemauan dan ke-
tercapainya suatu tujuan tersebut. Harapan mendapatkan
mampuan merupakan potensi yang dimiliki oleh pelaku
manfaat atau imbalan tertentu, terutama dalam kaitannya
secara individu ataupun kelompok. Sedangkan kesempat-
dengan pemenuhan kebutuhan dasar hidupnya, merupa-
an lebih dipengaruhi oleh situasi atau lingkungan di luar
kan sumber motivasi bagi seseorang untuk berperan serta
diri pelaku.
dalam kegiatan-kegiatan pembangunan. Makin banyak
manfaat yang diduga akan diperoleh dalam kegiatan Tingkat kemauan ditentukan oleh faktor yang bersifat
pembangunan, maka semakin kuat keterlibatan seseorang psikologis individu, seperti harapan akan imbalan atau
dalam kegiatan pembangunan. Di samping itu, tingkat manfaat dari program dan motivasi terlibat dalam
penguasaan informasi merupakan faktor yang sangat program. Dorongan seseorang melakukan suatu kegiatan
menentukan timbulnya kemauan seseorang untuk ber- untuk mencapai suatu tujuan sangat tergantung pada
partisipasi dalam pembangunan. Kesempatan masyarakat besarnya harapan akan tercapainya tujuan tersebut.
untuk berpartisipasi dalam pembangunan dipengaruhi Harapan mendapatkan manfaat atau imbalan tertentu,
oleh faktor kesediaan sarana dan prasarana fisik, kelem- terutama dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan
bagaan (formal dan lokal), kepemimpinan, pengaturan dasar hidupnya, merupakan sumber motivasi bagi se-
dan pelayanan yang dilakukan pemerintah desa. Lugiarti seorang untuk berperan serta dalam kegiatan-kegiatan
(2004) dalam tesisnya mencantumkan pendidikan, pembangunan. Di samping itu, tingkat penguasaan
pengalaman, dan modal sebagai bagian dari faktor informasi merupakan faktor yang sangat menentukan
kemauan. timbulnya kemauan seseorang untuk berpartisipasi
(Lugiarti, 2004). Tingkat kemampuan seseorang
Kemampuan Ekonomi
berpartisipasi dalam suatu program ditentukan oleh
Beragam definisi pemberdayaan menjelaskan bahwa tingkat pendidikan dan pengalamannya, sedangkan
pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai tingkat kesempatan untuk berpartisipasi dalam program
proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk ditentukan oleh pihak luar, dalam hal ini adalah penye-
memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lenggara program, yaitu sejauh mana penyelenggara
lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu memberikan ruang kepada sasaran program untuk
yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, berpartisipasi. Dalam hal ini adalah keterdedahan
maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil informasi dan tingkat pendampingan yang diterima
yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu peserta program dari penyelenggara program.
masyarakat miskin yang berdaya, memiliki kekuasaan
Faktor-faktor yang telah disebutkan merupakan faktor-
atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam
faktor yang berkaitan dengan tingkat partisipasi
memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik,
masyarakat dalam sebuah program atau proses pem-
ekonomi, maupun sosial, seperti memiliki kepercayaan
bangunan lainnya. Partisipasi masyarakat akan me-
diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata
nentukan keberhasilan suatu program. Beranjak dari
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan
pentingnya partisipasi masyarakat, maka penulis memiliki
mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.
hipotesis umum dalam penelitiannya bahwa seseorang
Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan seringkali di-
yang memiliki tingkat kemauan, kemampuan, dan ke-
gunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan
sempatan tinggi memiliki kecenderungan tingkat parti-
sebagai sebuah proses. Keberhasilan pemberdayaan
sipasi tinggi dalam program pemberdayaan ekonomi
keluarga miskin dapat dilihat dari keberdayaan mereka
masyarakat, dan seseorang yang memiliki tingkat
yang menyangkut kemampuan ekonomi, kemampuan
partisipasi tinggi dalam program pemberdayaan ekonomi
mengakses manfaat kesejahteraan, dan kemampuan
masyarakat memiliki kecenderungan tingkat kemampuan
kultural dan politis jenis. Ketiga aspek tersebut dikaitkan
ekonomi tinggi.
dengan empat dimensi kekuasaan, yaitu “kekuasaan di

Sodality: Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia Vol. 5, No. 3 2011 | 329
Faktor-faktor pendorong
partisipasi*1)

Tingkat kemauan
 Tingkat harapan terhadap
manfaat program
Tingkat Partisipasi Tingkat Kemampuan Ekonomi
 Tingkat motivasi
Peserta Program*2) Peserta Program*3)
berpartisipasi dalam
program
 Tidak ada partisipasi  Adanya keinginan memperbaiki
 Tingkat penguasaan
(manipulasi,terapi) kondisi ekonominya
informasi mengenai
 Tokenisme  Peningkatan kemampuan
program
(pemberitahuan,  Akses terhadap pasar
konsultasi, penenangan)  Akses terhdap pendapatan
Tingkat kemampuan  Kekuasaan ada di  Kontrol terhadap pendapatannya
 Tingkat pendidikan masyarakat (kemitraan,  Menjadi contoh yang baik
 Tingkat pengalaman pendelegasian, kontrol  Membuka lapangan pekerjaan
berusaha masyarakat) bagi orang lain

Tingkat kesempatan
 Tingkat keterdedahan
informasi
 Tingkat pendampingan
yang diterima

Keterangan:
Hubungan
*1) Margono Slamet (2003); *2) Arnstein (1969) dalam Chusnah (2008); *3) Suharto (2005)
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Analisis Partisipasi Peserta Program CSR Pemberdayaan
Ekonomi PT Arutmin Indonesia
Hipotesis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini adalah: Penelitian dilaksanakan di 15 desa binaan PT Arutmin
Indonesia Tambang Senakin yang menerima program
1. terdapat hubungan antara tingkat kemauan peserta
DPEM yang terhitung sejak tahun 2007 dan PPEM
program pemberdayaan ekonomi dengan tingkat
Dompet Dhuafa Republika tahun 2010, yaitu Desa Sebuli,
partisipasinya;
Tanah Rata, Senakin Seberang, Senakin Pasar, Sungai
2. terdapat hubungan antara tingkat kemampuan peserta
Punggawa, Tanjung Selayar, Geronggang, Tamiang
program pemberdayaan ekonomi dengan tingkat
Bakung, Tebing Tinggi, Sungai Seluang, Pudi Pasar,
partisipasinya;
Gunung Calang, Sekandis, Papaan, dan Gunung Batu
3. terdapat hubungan antara tingkat kesempatan peserta
Besar. Penelitian berlangsung pada bulan April sampai
program dengan tingkat partisipasinya;
dengan Mei 2011.
4. terdapat hubungan antara tingkat partisipasi peserta
program pemberdayaan ekonomi dengan tingkat Teknik Penentuan Responden
kemampuan ekonominya.
Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat yang
PENDEKATAN LAPANGAN berpartisipasi dalam program pemberdayaan ekonomi PT
Arutmin Indonesia Tambang Senakin, yaitu sebanyak 174
Metode Penelitian
orang. Total populasi tersebut merupakan gabungan dari
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif jumlah dua program, yaitu program DPEM dan PPEM.
dengan menggunakan metode survei, yaitu dengan Masyarakat yang berpartisipasi dalam program DPEM
menggunakan pertanyaan terstruktur atau sistematis yang sejak tahun 2007 sampai 2010 sebanyak 61 orang dan
sama kepada banyak orang (kuesioner), untuk kemudian masyarakat yang berpartisipasi dalam PPEM pada tahun
seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, 2010 sebanyak 113 orang. Penentuan responden dalam
dan dianalisis. penelitian ini dilakukan dengan secara sengaja atau
purposive sampling. Jumlah responden dalam penelitian
ini adalah 60 yang terdiri dari 30 responden program
DPEM dan 30 responden PPEM.

330 | Rahmawati. et al. Analisis Tingkat Partisipasi serta Program CSR Pemberdayaan Ekonomi PT Arutmin Indonesia
Pemilihan informan dilakukan dengan teknik snowball GAMBARAN PROGRAM CSR PT ARUTMIN
sampling atau teknik bola salju. Informan dalam pe-
Community Department PT Arutmin Indonesia
nelitian ini adalah Superintendent Community Department
Tambang Senakin
yang juga merangkap sebagai ketua LPPM, Community
Development Officer (CDO), tim pendamping LPPM, tim Ruang Lingkup CSR Community Department
pendamping Dompet Dhuafa Republika, Kepala Desa,
PT Arutmin Indonesia adalah salah satu perusahaan
Sekretaris Desa, dan beberapa peserta program pem-
penghasil dan pengekspor batu bara terbesar di Indonesia
berdayaan ekonomi PT Arutmin Indonesia Tambang
Senakin. Unit analisis dalam penelitian ini adalah yang berlokasi di Kalimantan Selatan. PT Arutmin
individu. Tambang Senakin adalah salah satu tambang PT Arutmin
Indonesia yang wilayah operasionalnya berada di se-
Teknik Pengumpulan Data menanjung Senakin, Kabupaten Kotabaru. PT Arutmin
Tambang Senakin merupakan salah satu perusahaan yang
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini
aktif melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial
adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh
perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR).
melalui wawancara terstruktur dan menggunakan
Kegiatan CSR perusahaan ini dilaksanakan oleh satu
kuesioner yang disebarluaskan, kemudian diisi oleh
departemen khusus, yaitu Community department.
responden dan panduan wawancara untuk informan. Data
yang didapat dari penelitian survei ini mencakup karak- Kegiatan CSR yang dilaksanaan Community Relation
teristik individu, faktor-faktor yang mempengaruhi meliputi pembangunan infrastruktur untuk masyarakat
partisipasi responden, yaitu kemauan, kemampuan, dan sekitar tambang, yaitu perbaikan jalan desa, sarana air
kesempatan, tingkat partisipasi, serta tingkat kemampuan bersih, pemasangan listrik desa, dan pembangunan sarana
ekonomi masyarakat peserta program pemberdayaan pendidikan. Kegiatan CSR yang dilaksanakan oleh
ekonomi. Penelitian ini menggunakan wawancara men- Community Development, meliputi bidang pendidikan,
dalam (in depth interview) kepada informan dengan kesehatan, dan pengembangan ekonomi. Program di
menggunakan panduan pertanyaan. Observasi dilakukan bidang pendidikan meliputi pemberian beasiswa untuk
sebagai metode pengumpulan data untuk mengamati pelajar SD, SMP, SMA dan mahasiswa, kegiatan magang
perkembangan usaha mandiri yang didirikan atau dan penelitian di perusahaan, lomba cerdas cermat,
dikembangkan dari hasil partisipasi dengan program pelatihan pendidikan, bantuan fasilitas pendidikan, serta
pemberdayaan ekonomi. mining tour atau tur tambang untuk pelajar dan
mahasiswa. Program di bidang kesehatan antara lain bakti
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini
sosial operasi katarak, luka bakar, dan bibir sumbing;
meliputi data milik Community Development PT Arutmin
donor darah; bantuan fasilitas kesehatan; serta pendidikan
Indonesia Tambang Senakin dan Dompet Dhuafa
untuk bidan. Program di bidang pengembangan ekonomi
Republika. Data tersebut meliputi data peserta program
meliputi budidaya karet klonal, pembibitan karet, tebar
DPEM dan PPEM, data analisis usaha DPEM, data
bibit karet klonal, Pusat Pelatihan dan Pengembangan
karakteristik usaha DPEM dan PPEM, perkembangan
Terpadu atau P4T Dahlia (demplot perkebunan, pe-
usaha DPEM dan PPEM, serta laporan triwulan Dompet
ternakan, pengembangan pupuk organik dan biogas),
Dhuafa Republika kepada PT Arutmin Indonesia
Lembaga Pengembangan Perekonomian Masyarakat
Tambang Senakin.
(LPPM), serta pemberdayaan ekonomi masyarakat kerja
Teknik Pengolahan dan Analisis Data sama dengan Dompet Dhuafa Republika.
Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan Tabulasi Sasaran kegiatan Community Department adalah
Silang didukung dengan Uji Korelasi Rank Spearman masyarakat desa di sekitar pertambangan. PT Arutmin
untuk mengukur tingkat kemauan, tingkat kemampuan Tambang Senakin memiliki 29 desa binaan yang tersebar
dan kesempatan dan hubungannya dengan tingkat di empat kecamatan di Kabupaten Kotabaru, yaitu
partisipasi, serta mengukur hubungan antara tingkat Kecamatan Kelumpang Utara, Kelumpang Tengah,
partisipasi dengan tingkat kemampuan ekonomi. Tabel Pamukan Selatan, dan Sampanahan. Desa binaan terbagi
frekuensi digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik dalam tiga ring yang diukur berdasarkan jarak desa dari
sosial ekonomi masyarakat, tingkat kemauan, ke- lokasi operasional pertambangan.
mampuan, kesempatan, tingkat partisipasi dan tingkat ke-
mampuan ekonomi. Pengujian ini menggunakan program Tahapan CSR PT Arutmin Indonesia Tambang
Senakin
komputer SPSS 16.0 for Windows dan Microsoft Excel
2007. Data kualitatif berupa hasil wawancara dengan Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan atau
responden dan informan dianalisis untuk mendukung data Corporate Social Responsibility (CSR) PT Arutmin
kuantitatif. Indonesia Tambang Senakin sudah dimulai sejak kegiatan
operasional pertambangan dilaksanakan. Namun kegiatan
CSR yang dilaksanakan untuk masyarakat sekitar
perusahaan umumnya masih bersifat charity. Pada tahun

Sodality: Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia Vol. 5, No. 3 2011 | 331
2002 terjadi demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat dengan baik. Banyak KUM yang usahanya terhenti dan
sekitar tambang. Masyarakat menuntut perusahaan untuk tidak mengembalikan dana pinjaman kepada LPMD. Be-
lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat sekitar berapa penyebabnya, seperti tidak tersedianya pasar hasil
lokasi pertambangan. Menjawab tuntutan masyarakat, di produksi karena jalan penghubung yang kondisinya buruk
tahun yang sama perusahaan membentuk Lembaga dan menyulitkan penjualan hasil usaha, mental sumber
Pengembangan Perekonomian Masyarakat (LPPM). daya manusia, seperti anggapan bahwa dana yang di-
LPPM melalui program Dana Pengembangan Ekonomi kucurkan LPPM dianggap dana hibah dan tidak perlu
Masyarakat (DPEM) menyalurkan bantuan berupa dana dikembalikan, dan teknis pelaksanaan program yang
bergulir untuk pengembangan ekonomi masyarakat ke kurang terencana, seperti pendamping yang hanya ter-
setiap desa melalui Lembaga Pemberdayaan Masyarakat fokus mengembangkan usaha tanpa memberikan saran
Desa (LPMD) di setiap desa. Sampai saat ini pelaksanaan mengenai pasar untuk hasil produksi usaha masyarakat.
program DPEM yang dilaksanakan oleh LPPM belum Dalam hal ini pendamping lapang hanya menjalankan
mencapai target yang diharapkan karena masyarakat tugas sesuai instruksi dari ketua LPPM, yaitu memberikan
penerima program DPEM sebagian besar tidak me- bantuan dana kepada masyarakat. Sifat program DPEM
lanjutkan usahanya dan tidak melunasi pinjaman dana diakui oleh pendamping lapang memang masih bersifat
bergulir. Perusahaan menganalisis faktor penyebab ke- charity dan dilakukan sebatas meredam konflik dengan
gagalan program tersebut karena masyarakat menafsirkan masyarakat untuk mengamankan kegiatan operasional
dana bergulir yang disalurkan melalui LPPM adalah dana pertambangan. Tahun 2005 pemberian dana bergulir
hibah sehingga merasa tidak perlu untuk mengembalikan- melalui LPMD dihentikan, dan pengelolaan dana bergulir
nya. diambil alih oleh LPPM dengan menyalurkannya secara
langsung kepada masyarakat yang ingin memiliki usaha
Tahun 2010 perusahaan bekerja sama dengan Dompet
dan membutuhkan bantuan modal. Mulai saat itu program
Dhuafa Republika (DD) untuk mengembangkan per-
DPEM hanya sebatas mengarahkan masyarakat yang
ekonomian masyarakat di sekitar wilayah operasional
memiliki tekad untuk berusaha.
pertambangan melalui program Pengembangan Pem-
berdayaan Ekonomi Masyarakat (PPEM). Pelaksanaan Kelembangaan LPPM
PPEM berupa pengguliran dana dengan sistem syariah,
Posisi LPPM berada langsung di bawah Community
pendampingan intensif dan pembentukan lembaga ke-
Department dan diketuai oleh Community Superintendent.
uangan mikro yang akan dikelola masyarakat. Masyarakat
LPPM memiliki dua orang pendamping lapang untuk
penerima PPEM tidak diberi tahu bahwa program ini
seluruh desa binaan. Misi LPPM adalah meningkatkan
berasal dari PT Arutmin Indonesia Tambang Senakin.
ekonomi masyarakat sekitar tambang bidang usaha
Harapannya masyarakat dapat lebih bertanggung jawab
ekonomi produktif melalui program Dana Pengembangan
dalam mengelola dana pinjaman yang diberikan oleh DD.
Ekonomi Masyarakat (DPEM). Usaha yang mandiri
Kerja sama PT Arutmin Tambang Senakin dan DD dalam
merupakan hasil akhir yang ingin dicapai lembaga ini.
upaya mengembangkan perekonomian masyarakat sekitar
Diharapkan setelah aktivitas pertambangan selesai
merupakan bentuk keseriusan perusahaan untuk
kegiatan usaha akan tetap berjalan. LPPM belum me-
melakukan kegiatan pengembangan masyarakat yang
miliki target kerja yang terencana dalam melaksanakan
berkelanjutan. Sejarah perkembangan CSR PT Arutmin
tugasnya. Sasaran utama dari kegiatan LPPM adalah
menunjukkan adanya perubahan pendekatan yang di-
masyarakat sekitar tambang yang keberadaannya dirasa
lakukan. Pada awalnya program CSR PT Arutmin masih
perusahaan berpotensi mengganggu kegiatan operasional
berupa charity. Namun, pada saat ini program CSR
tambang. Mereka adalah masyarakat yang kontra dengan
perusahaan sudah cenderung kepada Community
adanya kegiatan penambangan batubara di daerahnya.
Development, yaitu dengan adanya PPEM.
LPPM berusaha merangkul mereka dengan memberikan
Lembaga Pengembangan Perekonomian Masyarakat apa yang mereka inginkan demi mencegah konflik
(LPPM) muncul kembali. Namun selain itu, LPPM tetap men-
jalankan tugasnya untuk membantu masyarakat yang
Sejarah LPPM
ingin berusaha dan membutuhkan bantuan.
Pada tahun 2002 PT Arutmin Indonesia Tambang Senakin
Program Dana Pengembangan Ekonomi Masyarakat
mendirikan sebuah lembaga yang bertujuan untuk
(DPEM)
memberdayakan perekonomian masyarakat bernama
Lembaga Pengembangan Perekonomian Masyarakat Dana Pengembangan Ekonomi Masyarakat (DPEM)
(LPPM). LPPM memiliki konsultan yang didatangkan adalah program berbentuk pemberian dana bergulir untuk
dari Satui, dan dua orang pendamping lapang. Pada saat usaha berkelompok yang dinamakan Kelompok Usaha
itu pendamping memberikan bimbingan ke KUM binaan Mandiri (KUM). Bidang usaha yang dapat diajukan
di desa-desa dengan melakukan verifikasi usaha, mem- meliputi pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan,
berikan motivasi, pelatihan usaha, dan pelatihan pem- perdagangan dan jasa atau keterampilan. DPEM adalah
bukuan Dalam perjalanannya, dana yang dikucurkan program yang dilaksanakan oleh LPPM PT Arutmin
LPPM melalui LPMD tidak seluruhnya dapat dikelola Indonesia Tambang Senakin dalam rangka mengembang-

332 | Rahmawati. et al. Analisis Tingkat Partisipasi serta Program CSR Pemberdayaan Ekonomi PT Arutmin Indonesia
kan perekonomian masyarakat sekitar tambang yang Tabel 1. Profil Program Pemberdayaan Ekonomi
berada dalam lingkup desa binaan perusahaan. Masyarakat (PPEM) Sumber: Laporan Triwulan
Dompet Dhuafa Republika (2011)
Tahun 2002, awal program DPEM dilaksanakan, dana
bergulir disalurkan kepada Lembaga Pemberdayaan Deskripsi Keterangan
Masyarakat Desa (LPMD) di 19 desa binaan PT Arutmin Nama Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Sekitar
Indonesia Tambang Senakin. Masing-masing LPMD di program Pertambangan Senakin
tiap desa menerima pengguliran dana Rp12.500.000,00 “Pembentukan Lembaga Keuangan Mikro yang
setiap empat bulan sekali. Dana tersebut disalurkan Didukung Aktifitas Usaha Mikro dan Kecil
Berbasis Kelompok”
kepada KUM yang ada di desa berupa dana pinjaman
yang pengembaliannya diangsur satu bulan sekali. Dana Tujuan Meningkatnya kesejahteraan masyarakat di
tersebut harus diputar atau digulirkan oleh LPMD kepada sekitar wilayah kerja perusahaan
KUM lainnya. Tahun 2005 sistem kucuran dana bergulir Output  Terbentuknya satu lembaga keuangan mikro
melalui LKMD dihentikan. LPPM memutuskan menge- (LKM) yang sehat, mandiri dan
lola sendiri dana bergulir dan hanya akan diperuntukan berkelanjutan;
bagi KUM yang benar-benar berkeinginan memiliki atau  Terbentuknya 2 unit Kelompok Usaha Mandiri
mengembangkan usaha. Masyarakat yang menginginkan (KUM) di tiap desa sasaran;
bantuan modal usaha dari program DPEM tidak lagi  Terbentuknya jaringan pemasaran permanen
mengajukannya melalui LKMD, melainkan langsung atas barang dan jasa yang diproduksi oleh
mengajukan kepada pendamping lapang, Communnity KUM di tiap desa sasaran
Development Officer (CDO) atau Community Target area Enam desa di sekitar ring I PT. Arutmin
Superintendent selaku ketua LPPM. Sesekali CDO dan Indonesia Tambang Senakin (Desa Geronggang,
Desa Sungai Seluang, Desa Pudi, Desa Sebuli,
pendamping lapang LPPM mengadakan sosialisasi
Desa Senakin Seberang, Desa Tanah Rata)
program DPEM ke desa-desa. Masyarakat yang ingin
Batas waktu 12 bulan ( satu tahun)
mengajukan permohonan pinjaman DPEM harus ter-
gabung dalam bentuk Kelompok Usaha Mandiri (KUM) Target Minimal dua kelompok Usaha Mandiri (KUM)
yang terdiri dari tiga sampai lima orang anggota. KUM penumbuhan di setiap Desa Binaan
kelompok, Satu Lembaga Lokal (LL) berbadan hukum
mengajukan proposal kepada pendamping lapang, CDO, lembaga koperasi
atau Community Superintendent. Selanjutnya, LPPM akan usaha
melakukan analisa usaha dari proposal yang diajukan dan
melakukan peninjauan untuk menilai kelayakan calon Aktivitas 1. Pendampingan kelompok
2. Pembiayaan usaha produktif
peserta program DPEM. Kegiatan pendampingan yang 3. Pembentukan kelompok usaha mandiri
dilaksanakan berupa kunjungan pendamping lapang 4. Penumbuhan kader dan kelembagaan lokal
sebulan sekali untuk mengambil angsuran dari KUM. 5. Monitoring dan evaluasi
Sesekali pendamping memberikan saran mengenai usaha. 6. Peningkatan kapasitas SDM dan Usaha
7. Perluasan jaringan pemasaran
Dompet Dhuafa Republika 8. Menjalin kerja sama lintas pelaku
Kelembagaan Tim Pendamping Dompet Dhuafa
Republika Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
(PPEM)
PT Arutmin Indonesia Tambang Senakin adalah salah
satu perusahaan yang melakukan kerja sama dengan DD Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Sekitar
dalam rangka pemberdayaan masyarakat sekitar per- Pertambangan Senakin atau PPEM adalah program pem-
usahaan. Program kerja sama tersebut bernama Program berdayaan masyarakat PT Arutmin Indonesia Tambang
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Sekitar Pertam- Senakin kerja sama dengan Dompet Dhuafa Republika
bangan Senakin atau PPEM. Program ini mulai dijalankan (DD). Pembiayaan KUM dalam PPEM meng-gunakan
pada Februari 2010. sistem syariah. Sistem ini cukup sesuai diterapkan di
masyarakat sekitar pertambangan Senakin yang mayoritas
Perusahaan mempercayakan sebagian dana program CSR beragama Islam dan nuansa keagama-annya masih kental.
tahun 2010 kepada DD dalam pendayagunaannya melalui Akad syariah yang diterapkan pada program ini, yaitu
PPEM bagi komunitas pelaku usaha mikro dan kecil Murobahah (Jual Beli), Qodrul Hasan (Pembiayaan
berbasis kelompok. Pelaksanaan PPEM di lapangan se- Kebajikan), dan Mudarobah (Bagi Hasil). PPEM juga
penuhnya dilaksanakan oleh tim pendamping lapang DD. telah membentuk Koperasi Rakat Bersama yang
Tim pendamping diharuskan melaporkan kegiatan membawahi Unit Usaha Induk di setiap desa dan
pemberdayaan secara berkala kepada perusahaan dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Rakat
melakukan kegiatan evaluasi program bersama dengan Bersama. LKMS Rakat Bersama dibentuk sebagai wadah
perusahaan. simpanan dan pinjam masyarakat dengan pola syariah.
LKMS Rakat Bersama dikelola oleh masyarakat setempat

Sodality: Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia Vol. 5, No. 3 2011 | 333
namun masih tetap dalam pembinaan tim pendamping kelayakan usaha bersama LPPM. Pada PPEM, sebagian
PPEM. besar peserta berada pada tingkat partisipasi tinggi
(kekuasaan ada di masyarakat). Tim pendamping DD
HASIL PENELITIAN
memberikan kesempatan yang cukup besar kepada
Tingkat Kemauan, Kemampuan, dan Kesempatan mitranya untuk berpartisipasi. Hal ini terlihat pada ke-
Peserta Program sempatan yang diberikan pendamping DD kepada
masyarakat berupa kebebasan mengajukan pertanyaan,
Tingkat kemauan peserta program DPEM dan PPEM
pendapat, ide atau gagasan sejak awal sosialisasi program
cenderung relatif tinggi, artinya keinginan peserta untuk kepada masyarakat, pembentukan KUM, dan pen-
berpartisipasi dalam program pemberdayaan ekonomi dampingan KUM serta kesempatan terlibat dalam ke-
relatif tinggi. Berdasarkan hal tersebut, terlihat bahwa
lembagaan bentukan DD, yaitu Lembaga Keuangan
peserta menaruh harapan besar kepada program DPEM
Mikro Syariah (LKMS) Rakat Bersama. Terdapat kurang
dan PPEM. Umumnya peserta berharap mendapatkan dari setengah peserta PPEM yang memiliki tingkat
pelatihan dari penyelenggara program, dapat memiliki partisipasi sedang (tokenisme). Pada awalnya peserta
usaha yang berkelanjutan dan memperoleh pendapatan tidak menerima sosialisasi program, keikutsertaannya
dari usahanya, memperbaiki kondisi perekonomiannya dalam program pun karena diajak oleh pihak lain, bukan
dengan turut serta dalam program pemberdayaan atas dasar keinginan diri sendiri. Namun dalam per-
ekonomi. Peserta PPEM relatif memiliki tingkat ke-
jalanannya peserta berpartisipasi dalam pengembangan
mampuan rendah lebih banyak dibandingkan peserta
usaha kelompoknya dengan turut mengelola usaha dan
program DPEM, atau dengan kata lain peserta program rutin mengikuti pendampingan yang diberikan tim pen-
DPEM cenderung memiliki tingkat kemampuan yang damping DD.
lebih tinggi dibandingkan peserta PPEM. Tingkat ke-
sempatan peserta PPEM cenderung lebih tinggi di- Hubungan Tingkat Kemauan, Kemampuan, dan
bandingkan tingkat kesempatan peserta program DPEM. Kesempatan Peserta Program dengan Tingkat
Hal ini disebabkan peserta PPEM memiliki tingkat ke- Partisipasinya
terdedahan informasi dan tingkat pendampingan yang
Hasil analisis Tabulasi Silang memperlihatkan kecen-
tinggi dari tim pendamping DD, sedangkan responden
derungan bahwa semakin tinggi tingkat kemauan peserta
program DPEM umumnya cenderung memiliki tingkat
program DPEM dan PPEM, semakin tinggi pula tingkat
keterdedahan informasi sedang dan tingkat pendampingan
partisipasinya. Peserta PPEM dengan tingkat kemauan
yang rendah dari LPPM sehingga tingkat kesempatannya
tinggi memiliki kecenderungan tingkat partisipasi tinggi
pun rendah.
dibandingkan peserta dengan tingkat kemauan rendah dan
Tingkat Partisipasi Peserta Program sedang. Terlihat bahwa tingkat kemauan peserta mampu
mendorong tingkat partisipasi mereka dalam program.
Tingkat partisipasi peserta program DPEM cenderung Namun dalam program DPEM tidak terdapat peserta yang
relatif masih lebih rendah dibandingkan dengan par-
memiliki tingkat partisipasi tinggi sehingga peserta
tisipasi peserta PPEM. Bahkan peserta program DPEM
dengan tingkat kemauan sedang dan tinggi cenderung
cenderung tidak ada yang memiliki tingkat partisipasi memiliki tingkat partisipasi yang sama, yaitu sedang.
tinggi, dan sebaliknya peserta PPEM cenderung tidak ada Terlihat bahwa tingkat kemauan peserta program DPEM
yang memiliki tingkat partisipasi rendah (Tidak ada
yang tinggi belum cukup mendorong partisipasi dalam
partisipasi). Sebagian peserta program DPEM yang program yang tinggi juga. Hasil analisis Tabulasi Silang
memiliki tingkat partisipasi rendah adalah masyarakat
memperlihatkan kecederungan perbedaan hubungan
Desa Sungai Seluang yang menerima pengguliran ternak
tingkat kemampuan dengan tingkat partisipasi pada
ayam. Peserta diikutsertakan dalam kegiatan sosialisasi peserta program DPEM dan PPEM. Pada program
program yang dilaksanakan LPPM di desanya, mereka DPEM, peserta dengan tingkat kemampuan lebih rendah
dijanjikan akan memperoleh pengguliran ternak ayam cenderung memiliki tingkat partisipasi yang juga lebih
yang hasilnya nanti akan dibagi dengan LPPM melalui rendah, sedangkan pada PPEM, peserta dengan tingkat
kontrak bagi hasil. LPPM akan memberikan bantuan dana kemampuan yang lebih rendah memiliki kecenderungan
setiap bulan untuk pakan ternak. Pada pelaksanaannya, tingkat partispasi yang lebih tinggi.
program tidak berjalan seperti yang dijanjikan pada saat
sosialisasi, pihak LPPM tidak datang secara rutin setiap Hasil analisis Tabulasi Silang memperlihatkan kecen-
bulannya dan dana bantuan untuk pakan ternak hanya derungan bahwa semakin tinggi tingkat kesempatan
diterima peserta antara dua sampai empat bulan saja. peserta program DPEM dan PPEM, semakin tinggi pula
tingkat partisipasinya. Peserta PPEM dalam penelitian ini
Sebagian besar peserta program DPEM memiliki tingkat seluruhnya memiliki kecenderungan tingkat kemampuan
partisipasi sedang (tokenisme). Pada tingkatan ini, peserta tinggi dan memiliki kecenderungan tingkat partisipasi
DPEM memiliki kesempatan menyampaikan pertanyaan, lebih tinggi dibandingkan peserta program DPEM.
ide, pendapat, atau gagasan dan menerima tanggapan atau
Terlihat bahwa tingkat kesempatan peserta mampu men-
jawaban dari pihak LPPM. Namun seringkali peserta
dorong mereka dalam program. Namun dalam program
tidak diberikan kesempatan untuk melakukan analisis

334 | Rahmawati. et al. Analisis Tingkat Partisipasi serta Program CSR Pemberdayaan Ekonomi PT Arutmin Indonesia
DPEM tidak terdapat peserta yang memiliki tingkat DPEM, namun KUM ini telah menjadi contoh yang baik
partisipasi tinggi sehingga peserta dengan tingkat ke- di bidang pengembangan usaha bagi masya-rakat lainnya.
sempatan sedang dan tinggi cenderung memiliki tingkat KUM di Desa Sungai Punggawa meng-alami peningkatan
partisipasi yang sama, yaitu sedang. Terlihat bahwa pendapatan dan telah melunasi pinjaman dari LPPM serta
tingkat kesempatan peserta program DPEM yang tinggi mampu memenuhi kebutuhan konsumsi dan non-
belum cukup mendorong partisipasi dalam program yang konsumsi.
tinggi juga. Namun secara keseluruhan, tingkat kesempat-
Peserta PPEM yang memiliki tingkat kemampuan
an peserta program DPEM dan PPEM memiliki hubungan
ekonomi rendah yaitu peserta yang mengelola usaha
dengan tingkat partispasinya dalam program.
kebun sayur di Desa Tanah Rata. Peserta tersebut ber-
Dibandingkan dengan dua faktor lainnya, yaitu tingkat partisipasi dalam program bukan atas dasar keinginan diri
kemauan dan kemampuan, tingkat kesempatan merupakan sendiri dan tidak memiliki tujuan untuk memperbaiki
faktor yang cenderung paling memiliki hubungan dengan kondisi perekonomiannya. Mereka berpartisipasi atas
tingkat partisipasi peserta program. Peran pendamping ajakan rekannya untuk menjadi pionir KUM di desanya
dalam memberikan informasi langsung dan pendamping- agar masyarakat lain tertarik berpartisipasi dalam PPEM
an kepada peserta program adalah hal yang paling dapat dan benar saja, sejak usahanya berjalan tidak sedikit
meningkatkan partisipasi peserta program DPEM dan masyarakat yang mulai menunjukan ketertarikannya
PPEM. Pendampingan yang diterapkan tim pendamping untuk menjalankan usaha serupa. Sebagian besar peserta
DD terlihat dapat meningkatkan partisipasi pesertanya, PPEM memiliki tingkat kemampuan ekonomi sedang.
terlihat dari persentase responden yang sebagian besar Selain memiliki evaluasi positif terhadap kemampuan
berada pada tingkat partisipasi tinggi dan sebagian lagi ekonomi dirinya, setelah berpartisipasi dalam PPEM,
pada tingkat sedang. seluruh peserta mendapat pengetahuan dan keterampilan
lebih yang bermanfaat untuk pengembangan usahanya.
Tingkat Kemampuan Ekonomi Peserta Program
Pengetahuan dan keterampilan tersebut didapat dari
Tingkat kemampuan ekonomi peserta PPEM relatif lebih pelatihan yang diadakan tim pendamping DD dan dari
tinggi dibandingkan dengan DPEM, atau dengan kata lain diskusi saat pendampingan. Selain itu beberapa peserta
relatif lebih banyak peserta program DPEM yang tingkat juga telah mampu menjadi contoh yang baik bagi
kemampuan ekonominya lebih rendah dibandingkan masyarakat lain, memiliki atau mengalami peningkatan
dengan PPEM. Peserta DPEM dengan tingkat kemampu- pendapatan dari usaha yang dikelolanya, dan sebagian
an ekonomi rendah sudah memiliki kekuasaan dalam telah mampu mengembalikan pinjaman dana bergulir
meningkatkan kesadaran dan keinginan dirinya untuk berupa bagi hasil dengan pihak DD.
berubah atau dengan kata lain telah memiliki evaluasi
Peserta yang telah memiliki atau mengalami peningkatan
positif terhadap kontribusi ekonomi dirinya. Hal itu
pendapatan dari usaha yang dikelolanya adalah usaha
tercermin melalui keputusannya untuk berpartisipasi
kerajinan atap daun di Desa Tamiang Bakung, usaha
dalam program DPEM maupun PPEM untuk mem-
kebun sayur di Desa Sebuli, dan usaha kios saprodi di
perbaiki kondisi perekonomiannya. Namun mereka tidak
Desa Pudi Pasar. Peserta PPEM di Desa Pudi Pasar tidak
mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
hanya sekedar memperoleh pendapatan dari usaha saprodi
dirinya, memiliki pendapatan dari usaha mandiri yang
yang dikelola oleh empat kelompok tani setempat.
dijalankan, memiliki akses terhadap pasar, kontrol atas
Keuntungan yang didapat dari kios saprodi menurut
bantuan dana berupa pengembalian kepada LPPM,
mereka tidak seberapa, tetapi manfaat keberadaannya
memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari dan non-
terasa sangat besar. Dengan adanya kios saprodi, para
konsumsi, menjadi contoh yang baik di bidang pe-
petani di desa tersebut merasa sangat terbantu karena
ngembangan usaha bagi masyarakat lain, serta mampu
kebutuhan pertanian, seperti bibit, pupuk, dan obat tidak
memberi gaji kepada karyawan yang membantunya
perlu lagi mereka beli di kota karena sudah tersedia di
mengelola usaha mandirinya.
kios tersebut. Terdapat sebagian kecil peserta PPEM yang
Peserta DPEM yang memiliki tingkat kemampuan memiliki tingkat kemampuan ekonomi tinggi. Peserta
ekonomi sedang adalah masyarakat peserta program yang DPEM, yaitu pengelola usaha pangkalan minyak tanah di
usahanya masih berjalan sampai saat ini. Selain peserta Desa Senakin Seberang, pengelola usaha warung di Desa
yang mengelola usaha kios saprodi di Desa Tamiang Senakin Seberang, dan pengelola usaha keripik tempe di
Bakung, peserta dengan tingkat kemampuan ekonomi Desa Tebing Tinggi, sedangkan peserta PPEM adalah
sedang lainnya telah merintis usahanya sebelum mendapat pengelola usaha kebun sayur dan pemotongan sapi di
bantuan dana dari LPPM, yaitu usaha kerupuk udang di Desa Geronggang.
Desa Papaan, ternak itik di Desa Sungai Punggawa, usaha
Hubungan Tingkat Partisipasi Peserta Program
meubel di Desa Gunung Calang, dan usaha bengkel di
dengan Tingkat Kemampuan Ekonominya
Desa Sekandis. KUM di Desa Tamiang Bakung telah
memperoleh pendapatan dari usaha kios saprodi yang di- Hasil analisis Tabulasi Silang memperlihatkan bahwa
kelolanya, KUM di Desa Papaan tidak mengalami pening- peserta program DPEM dengan tingkat partisipasi lebih
katan pendapatan dari partisipasinya dalam program tinggi cenderung memiliki tingkat kemampuan ekonomi

Sodality: Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia Vol. 5, No. 3 2011 | 335
yang lebih tinggi juga. Namun terdapat peserta yang Tabulasi Silang antara tingkat partisipasi dan tingkat
memiliki tingkat kemampuan ekonomi tinggi sedangkan kemampuan ekonomi dapat disimpulkan bahwa
tingkat partisipasinya sedang. Terdapat beberapa hal yang terdapat hubungan antara tingkat partisipasi peserta
diamati di lapangan yang membuat hal tersebut terjadi, program DPEM dengan tingkat kemampuan ekonomi-
diantaranya usaha yang dijalankan memang sudah maju nya, dan tidak terdapat hubungan antara tingkat
sebelum peserta menerima bantuan dana bergulir dari partisipasi peserta PPEM dengan tingkat kemampuan
program DPEM. PPEM relatif tidak menunjukkan ekonominya dalam kurun satu tahun pelaksanaannya,
kecenderungan karena baik partisipasi sedang maupun hal ini dapat berubah karena PPEM masih berjalan.
tinggi sama-sama memiliki tingkat kemampuan ekonomi
SARAN
sedang. Pada saat pengambilan data di lapangan, PPEM
belum berjalan satu tahun sehingga kecenderungan Merujuk kepada tujuan penelitian dan hasil penelitian,
tingkat kemampuan ekonomi respondennya dalam maka Community Department, LPPM, dan tim pen-
penelitian ini bukanlah dampak akhir dari program karena damping Dompet Dhufa Republika perlu memper-
proses partisipasinya masih berjalan. timbangkan hal-hal sebagai berikut:
KESIMPULAN 1. berdasarkan hasil penelitian, tingkat kemauan peserta
program DPEM dan PPEM relatif tinggi yang
Berdasarkan pembahasan mengenai faktor yang
mengindikasikan besarnya harapan peserta akan
mempengaruhi partisipasi, yaitu tingkat kemauan, tingkat
manfaat yang akan diterimanya dari program. Oleh
kemampuan, tingkat kesempatan, serta tingkat partisipasi,
karena itu, kedepannya diharapkan kedua program
dan tingkat kemampuan ekonomi, maka dapat ditarik
mampu menjawab harapan-harapan tersebut. Khusus-
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
nya program DPEM, yaitu dengan mengadakan
1. tingkat kemauan peserta program DPEM dan PPEM pelatihan dalam rangka peningkatan kapasitas peserta
relatif tinggi, artinya keinginan peserta program untuk programnya. Tingkat kemampuan peserta PPEM
berpartisipasi dalam program pemberdayaan ekonomi cenderung lebih rendah dibandingkan program
tinggi. Tingkat kemampuan peserta PPEM relatif lebih DPEM. Hal ini mengindikasikan rendahnya pe-
rendah dibandingkan peserta program DPEM. Tingkat ngalaman peserta PPEM disebabkan jenis usaha yang
kesempatan peserta program DPEM cenderung lebih dikembangkan tergolong baru bagi peserta, seperti
rendah dibandingkan peserta PPEM; ternak sapi, kebun sayur dan penanaman padi bibit
2. tingkat partisipasi peserta program DPEM relatif unggul. Oleh karena itu, tim pendamping DD di-
masih lebih rendah dibandingkan dengan partisipasi harapkan dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan
peserta PPEM bahkan peserta program DPEM tidak keterampilan peserta program yang belum memiliki
ada yang memiliki tingkat partisipasi tinggi, dan pengalaman di bidang usaha yang baru digelutinya itu.
sebaliknya peserta PPEM tidak ada yang memiliki Tingkat kesempatan peserta program DPEM cen-
tingkat partisipasi rendah; derung lebih rendah dibandingkan PPEM. Hal ini
3. berdasarkan hasil Tabulasi Silang antara tingkat mengindikasikan rendahnya pendampingan LPPM
kemauan, tingkat kemampuan, dan kesempatan kepada peserta program. Harapannya, LPPM dapat
dengan tingkat partisipasi, dapat disimpulkan bahwa lebih memperbaiki pola pendampingan dengan
pada program DPEM, terdapat hubungan antara meningkatkan kualitas dan kuantitas pendamping,
tingkat kemampuan dan kesempatan peserta program membuat jadwal kunjungan rutin, mengadakan diskusi
dengan tingkat partisipasinya, namun tidak terdapat kelompok terarah (FGD) dengan para peserta program
hubungan antara tingkat kemauan peserta program seputar masalah dan kendala yang dihadapi, mem-
dengan tingkat partisipasinya. Pada PPEM, terdapat berikan pelatihan seputar yang bermanfaat untuk
hubungan antara tingkat kemauan dan kesempatan pengembangan usaha dalam rangka memberdayakan
peserta program dengan tingkat partisipasinya, namun dan memandirikan peserta pasca pemberian bantuan
tidak terdapat hubungan antara tingkat kemampuan dana bergulir. Selain itu, LPPM juga perlu untuk
peserta program dengan tingkat partisipasinya. Dari mengenalkan kembali program DPEM kepada
tiga faktor yang mendukung terciptanya partisipasi, masyarakat melalui sosialisasi secara langsung atau
tingkat kesempatan merupakan faktor yang cenderung melalui aparat desa di setiap desa binaan dalam rangka
memiliki hubungan kuat dengan tingkat partisipasi. meningkatkan keterdedahan informasi masyarakat
Tingkat keterdedahan informasi dan tingkat pen- akan program DPEM;
dampingan yang tinggi cenderung meningkatkan 2. LPPM diharapkan dapat meningkatkan partisipasi
partisipasi peserta program DPEM dan PPEM; peserta program DPEM dengan memberikan ruang
4. tingkat kemampuan ekonomi peserta PPEM relatif lebih dan mendorong partisipasi aktif peserta program
lebih tinggi dibandingkan dengan DPEM, atau dengan melalui meningkatkan komunikasi dua arah antara
kata lain relatif lebih banyak peserta program DPEM perusahaan atau LPPM dengan peserta program.
yang tingkat kemampuan ekonominya lebih rendah Selain itu, Community Department perlu memetakan
dibandingkan dengan PPEM. Berdasarkan hasil kembali sasaran program DPEM dan PPEM agar

336 | Rahmawati. et al. Analisis Tingkat Partisipasi serta Program CSR Pemberdayaan Ekonomi PT Arutmin Indonesia
masyarakat sekitar tambang menerima program pem- Lugiarti, Eppy. 2004. Peningkatan Partisipasi Masyarakat
berdayaan ekonomi secara merata dan tepat sasaran. dalam Proses Perencanaan Program Pengembangan
Tim pendamping LPPM dan DD diharapkan dapat Masyarakat di Komunitas Desa Cijayanti. Tesis.
saling belajar satu sama lain mengenai teknis pen- Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
dampingan masyarakat di lapangan. Community
Makmur, Setia. 2005. Partisipasi Masyarakat Dalam
Department bersama LPPM perlu merumuskan
Program Pengembangan Prasarana Perdesaan (P2D).
kembali rencana kerja program DPEM seperti yang
Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi
telah diterapkan oleh tim pendamping DD. Meng-
Pertanian Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
optimalkan peran perusahaan, seperti membantu
Bogor.
mengenalkan pasar yang potensial kepada peserta
program untuk memasarkan hasil usahanya; Nasdian, F. Tonny. 2006. Modul Kuliah Pengembangan
3. tingkat kesempatan cenderung memiliki hubungan Masyarakat. Tidak Diterbitkan. Institut Pertanian
yang paling kuat dengan tingkat partisipasi peserta Bogor.
program. Harapannya, tim pendamping LPPM dan
DD dapat lebih meningkatkan tingkat keterdedahan Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (ed.). 1989.
informasi dan pendampingan kepada peserta program. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Tim pendamping DD dan LPPM perlu meningkatkan Slamet, Margono. 2003. Membentuk Pola Perilaku
Manusia Pembangunan. Bogor: IPB Press.
partisipasi peserta program karena tingkat partisipasi
peserta program cenderung memiliki hubungan dengan Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat
tingkat kemampuan ekonominya. Tim pendamping juga Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT Refika
perlu menyusun kembali indikator keberhasilan program Aditama.
yang terukur dan sesuai dengan tujuan awal program,
yaitu memperbaiki kondisi perekonomian peserta Sukada, Sonny, dkk. 2007. Membumikan Bisnis
program. Berkelanjutan. Memahami Konsep dan Praktik
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA Indonesia Business Links.
Ambadar, Jackie. 2008. Corporate social responsibility Tasbichah, Ummi. 2011. Hubungan Kapital Sosial dengan
(CSR) dalam Praktik di Indonesia. Wujud Tingkat Partisipasi Santri dalam Program Pertanian
Kepedulian Dunia Usaha. Jakarta: PT Elex Media Pesantren. Skripsi. Departemen Sains Komunikasi
Komputindo. dan Pengembangan Masyarakat. Institut Pertanian
Bogor.
Apandi, Arif. 2010. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam
Program Pemberdayaan Ekonomi “Aku Himung Wahyuni, Eka S. 2010. Pedoman Teknik Penulisan
Petani Banua” dari Perspektif Kapital Sosial. Laporan Studi Pustaka. Tidak Diterbitkan. Institut
Skripsi. Departemen Sains Komunikasi dan Pertanian Bogor.
Pengembangan Masyarakat. Institut Pertanian
Bogor. Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi
CSR (Corporate Social Responsibility). Gresik:
Budimanta, Arif et al. 2008. Corporate Social Fascho Publishing.
Responsbility: Alternatif Bagi Pembangunan di
Indonesia. Jakarta: Indonesia Center for Suistainable Lampiran
Development. Lampiran 1. Peta Desa Binaan PT Arutmin Indonesia
Chusnah, U. 2008. Evaluasi Partisipasi Masyarakat Tambang Senakin
Dalam pelaksanaan Program Peningkatan Kualitas
Sarana Prasarana Pendidikan Di SMA Negeri 1
Surakarta. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas
Diponegoro Semarang.
Dompet Dhuafa Republika. 2011. Laporan Triwulan 3
Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Sekitar Pertambangan Senakin. Tidak Diterbitkan.
PT Arutmin Indonesia Tambang Senakin dan
Dompet Dhuafa Republika.
Ife, Jim. 1995. Community Development: Creating
Community Alternatives Vision, Analysis and
Practice. Melbourne: Longman.

Sodality: Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia Vol. 5, No. 3 2011 | 337
338 | Rahmawati. et al. Analisis Tingkat Partisipasi serta Program CSR Pemberdayaan Ekonomi PT Arutmin Indonesia

Você também pode gostar