Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1
B. JENIS-JENIS ANGGARAN
1. Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan merupakan suatu penentuan jumlah unit penjualan
yang diperkirakan akan dijual di dalam suatu perusahaan untuk periode yang akan
datang. Pada umumnya anggaran penjualan ini akan menyebutkan jumlah unit yang
dijual serta harga jual per unit produk tersebut untuk masing-masing daerah
penjualan yang ada..
2. Anggaran Produksi
Anggaran produksi dapat disusun setelah mengetahui berapa besar rencana
penjualan untuk masing-masing produk. Rencana penjualan ini dapat dilihat dalam
anggaran penjualan. Berdasarkan rencana penjualan yang telah tersusun tersebut
serta dengan mempertimbangkan perubahan persediaan produk akhir yang ada ,
maka anggaran produksi akan dapat disusun.
3. Anggaran Bahan Baku
Apabila anggaran produksi telah disusun, maka anggaran bahan baku telah
dapat disusun pula. Penyusunan anggaran bahan baku akan dilakukan secara
bertahap.
4. Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung akan sangat perlu pula untuk dikendalikan biayanya,
karena tenaga kerja langsung ini juga merupakan salah satu unsur pembentuk harga
pokok produksi. Tanpa adanya pengendalian biaya tenaga kerja langsung yang baik,
maka besar kemungkinan bahwa biaya tenaga kerja langsung ini menjadi lebih
besar dari biaya yang sewajarnya, sehingga harga pokok produksi atau HPP akan
menjadi bertambah besar.
5. Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik merupakan komponen ketiga di dalam penyusunan
perhitungan besarnya harga pokok produksi. Biaya overhead pabrik terdiri dari
seluruh biaya yang terjadi di dalam pabrik kecuali biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung.
6. Anggaran Persediaan
Anggaran persediaan merupakan anggaran yang merencanakan secara
terperinci berapa nilai persediaan pada periode yang akan datang. Pada perusahaan
manufaktur persediaan yang ada terdiri dari 3 jenis, yakni persediaan material,
persediaan barang setengah jadi, persediaan barang jadi.
2
7. Anggaran Biaya Non Produksi
Anggaran Biaya non Produksi merupakan sruktur terinci yang tidak
termasuk dalam biaya-biaya produksi. Selain itu biaya non produksi ini hanya
sebagai penunjang kegiatan produksi sehingga tidak akan mempengaruhi penjualan
yang sudah dianggarkan dan kebutuhan persediaan.
8. Anggaran Pengeluaran Modal
Anggaran Pengeluaran Modal merupakan anggaran yang mengumpulkan
laba sebanyak-banyaknya dengan mengeluarkan semua aktiva atau modal yang
dimiliki. Oleh karena itu dalam anggaran ini harus sangat teliti dalam mengambil
keputusan untuk menghindari kerugian yang sangat besar.
9. Anggaran Kas
Anggaran Kas merupakan anggaran yang sederhana menunjukkan saldo
awal kas, ditambah kas masuk yang diantisipasi lebih, dikurangi pengeluaran kas
yang diantisipasi, saldo kas lebih atau kurang maupun yang akan mungkin perlu
dipinjam.
10. Anggaran Rugi-Laba
Anggaran Rugi-Laba merupakan hasil akhir dari semua anggaran
operasional seperti penjualan, harga pokok penjalan, biaya komersil dan biaya
adminstrasi dan keuangan diringkas dalam laporan laba-rugi dianggarkan.
11. Anggaran Neraca
Anggaran Neraca adalah neraca yang memberikan gambaran saldo akhir
aktiva, utang, dan modal yang diantisipasi jika rencana yang dianggarkan terlaksana
dengan baik.
12. Anggaran Perubahan Posisi Keuangan
Anggaran Perubahan Posisi Keuangan adalah memuat mengenai rencana
perubahan aktiva, utang, dan modal perusahaan selama periode yang dianggarkan
untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan
4
Di samping anggaran jangka panjang ini terdapat anggaran jangka pendek
atau anggaran operasional yang disebut sebagai anggaran taktis (tactical budget).
Anggaran taktis (tactical budget) merupakan anggaran yang berlaku untuk jangka
pendek, yaitu satu periode akuntansi atau kurang.Budget disusun oleh panitia
penyusun anggaran (budgeting committee). Yang terdiri atas pemegang fungsi-
fungsi utama (budget participative).
5
waktu, mereka akan mengetahuikeberhasilan usaha mereka selama ini dengan
tujuan mengambil tindakan korektif dan mengubah rencana sebagaimana
diperlukan.
2. Insentif Uang dan Bukan Uang
Sistem anggaran yang baik akan mendorong perilaku yang sesuai dengan
tujuan. Cara yang digunakan organisasi untuk mempengruhi manajer agar
melakukan lebih banyak usaha dalam mencapai tujuan organisasi disebut insentif.
Insentif uang (monetary incentive) digunakan untuk mengendalikan
kecendrungan seorang manajer utnuk melalaikan dan membuang-buang sumber
daya dengan menghubungkan kinerja anggaran pada kenaikan gaji, bonus, dan
promosi. ancaman pemecatan adalah sanksi ekonomi terbesar untuk kinerja yang
buruk. Orang juga dapat termotivasi dengan faktor intrinsik psikologis dan
sosisal, seperti kepuasan bila pekerjaan dilakukan dengan baik, penghargaan,
tanggung jawab, harga diri, dan sifat pekerjaan itu sendiri. Insentif bukan uang
(nonmonetary incentive) termasukmemperkaya pekerjaan, meningkatkan
tanggung jawab dan otonomi, program penghargaan nonuang,dan lain-lain dapat
digunakan untuk meningkatkan sistem pengendalian anggaran.
3. Anggaran Partisipatif
Anggaran partisipatif memungkinkan para manajer tingkat bawah utnuk
turut serta dalampembuatan anggaran dari pada membebankan anggaran kepada
manajer tingkat bawah. Anggaran partisipatif mengkomunikasikan rasa tanggung
jawab kepada manajer tingkat bawah dan mendorong kreativitas. Anggaran
partisipatif memiliki tiga potensi masalah:
a. Menetapkan standar yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
b. Membuat kelonggaran dalam anggaran (sering disebut sebagai menutupi
anggaran).
c. Partisipasi semu.
Beberapa manajer mungkin cendrung menyiapkan anggaran terlalu tinggi
atau terlalu ketat.Karena tujuan yang yang di anggarakan cenderung menjadi
tujuan manajer saat pertisipasi diungkinkan,membuat kesalahan semacam ini
dalam menyiapkan anggaran dan dapat menurunkan penurunantingkat kinerja.
Trik yang dapat digunakan untuk mengatasi tersebut yaitu dalam anggaran
partisipatifmenetapkan tujuan yang tinggi, tetpi dapat dicapai.
6
Masalah kedua adalah kesempatan bagi para manajer untuk membuat
keonggaran dalamanggaran. Kelonggaran anggaran (budgetary slack) atau
menutup anggaran muncul ketika seorangmanajer memperkirakan pendapatan
rendah atau meniggikan biaya dengan sengaja. Manajer puncak seharusnya
berhati-hati dalam meninjau anggaran yang diajukan oleh para manajer tingkat
bawah.
Masalah ketiga dengan partisipasi muncul ketika manajer puncak
menerepkan pengendalian jumlah atas proses penganggaran sehingga hanya
mencari partisipasi palsu dari para manajer tingkat bawah. Praktik ini dinamakan
partisipasi semu. Manajemen puncak hanya mendapatkan persetujuan formal
anggaran dari para manajer tingkat bawah, bukan untuk mencari input yang
sebenarnya. Akibatnya, tidak satupun manfaat keprilakuan dari partisipasi yang
akan didapat.
4. Standar yang realistis
Tujuan yang ada dalam anggaran digunakan untuk mengukur kinerja. Jadi,
tujuan ini harus sesuai kondisi dan harapan-harapan yang realistis. Anggaran
yang fleksibel digunakan untuk memastikan biaya yang dianggarakan dapat
dibandingkan secara realistis dengan bianya untuk tingkat aktivitas yang aktual.
5. Keterkendalian Biaya
Idealnya, para manajer hanya dianggap bertanggung jawab atas biaya-biaya
yang dapat mereka kendalikan. Biaya yang dapat dikendalikan (controlable cost)
adalah biaya yang tingkatnya dapat dipengaruhi oleh manajer. Sebagai contoh,
para manajaer divisi tidak memiliki kuasa untuk mengotorisasi biaya di tingkat
korporasi, seperti penelitian dan pengembangan, serta gaji para manajertingkat
atas. Oleh karena itu, mereka tidak seharusnya bertanggung jawab atas
munculnya biaya tersebut. Jika biaya yang tidak dapat dikendalikan muncul
dalam anggaran manajer tingkat bawah untuk membantu mereka memahami
bahwa biaya tersebut juga perlu dicakup, maka mereka seharusnya dipisahkan
dari biaya yang dapat dikendalikan dan disebut tidak dapat dikendalikan.
6. Berbagai Ukuran Kinerja
Organisasi kerap membuat kesalahan dalam penggunaan anggaran sebagai
satu-satunya ukuranmereka akan kinerja manajerial. Ketika ukuran keuangan atas
kinerja menjado ukuran yangpenting, penekanan yang berlebihan dapat mengarah
pada bentuk prilaku yang disfungsional yang disebut memerah sumber daya
7
perusahaan atau eksploitasi. Perilaku eksploitasi muncul ketika seorang manajer
mengambil tindakan untuk memperbaikikinerja anggaran dalam jangka pendek,
tetapi membawa pengaruh buruk jangka panjang bagiperusahaan, Sebagai
contoh, utnuk memenuhi tujuan biaya atau laba yang dianggarkan, paramanajer
dapat menahan promosi karyawan yang dapat dipromosi untuk
mengurangipengeluaran untuk pemeliharaan, pencegahan, periklanan, dan utnuk
pengembangan produkbaru. Masalah ini dapat dihilangkan dengan menggunakan
ukuran keuangan dan nonkeuangan jangka pendek dan panjang. Ukuran-ukuran
anggaran yang berdiri sendiri tidaklah cukup.