Você está na página 1de 18

MAKALAH

ANALISIS MASALAH DAN VARIABEL PENELITIAN

DOSEN PEMBIMBING : Dr. Hj. Yanti Fitria, S.Pd.,M.Pd

Oleh :

Laras Purdi Sutrisno


15 BKT 08

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


KAMPUS V UPP IV BUKITTINGGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PENILAIAN

Nama : LARAS PURDI SUTRISNO

Nim : 15129132

Seksi : 15 BKT 08

Dosen Pembimbing : Dr.Hj Yanti Fitria S.Pd,M.Pd

Skor
No Aspek Penilaian 1 2 3 4
1 Kebenaran
2 Kelengkapan
3 Kedalaman
4 Keterkaitan Antar Konsep
5 Kreatifitas
6 Penampilan Penyajian
7 Penguasaan
8 Cakupan & Kecukupan
Materi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Perencanaan Pembelajaran
tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Shalawat beriring salam tak lupa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah menerangi semua umat di muka bumi ini dengan cahaya kebenaran.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut
membantu dalam penyelesaian penyusunan makalah ini. Khususnya kepada dosen
pembimbing yaitu Dr. Hj. Yanti Fitria, S.Pd.,M.Pd yang telah membimbing dan membagi
pengalamannya.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat berbagai kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi isi maupun dari segi bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif untuk penyempurnaan makalah ini.

Penulis berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.
Amin.

Bukittinggi, 28 Agustus 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………..........i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
C. Tujuan Makalah .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

I. Analisis Masalah ................................................................................... 3


A. Hakekat Masalah ............................................................................. 3
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 5
C. Syarat – syarat Masalah……………… .......................................... 5
D. Perumusan Masalah ..................................................................... ..6
E. Pembatasan Masalah Penelitian ...................................................... 7
II. Variabel Penelitian
A. Pengertian Variabel Penelitian ...................................................... 8
B. Populasi ......................................................................................... 9
C. Sampel........................................................................................... 9
D. Teknik Pengambilan Sampel ....................................................... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................... 13

Daftar Rujukan

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap melakukan penelitian harus mempunyai masalah penelitian yang akan
dipecahkan. Perumusan masalah ini bukanlah pekerjaan yang mudah, termasuk bagi
peneliti-peneliti yang sudah berpengalaman. Padahal masalah selalu ada di
lingkungan sekeliling kita.
Titik tolak penelitian jenis apapun tidak lain bersumber pada masalah. Tanpa
masalah, penelitian itu tidak dapat dilaksanakan. Masalah itu, sewaktu akan mulai
memikirkan suatu penelitian, sudah harus dipikirkan dan dirumuskan secara jelas,
sederhana, dan tuntas. Hal itu disebabkan oleh seluruh unsur penelitian lainnya akan
berpangkal pada perumusan masalah tersebut.
Pemecahan masalah yang dirumuskan dalam penelitian sangat berguna untuk
mengatasi kebingungan kita akan suatu hal, untuk memisahkan kemenduaan, untuk
mengatasi rintangan atau untuk menutup celah antara kegiatan atau fenomena.
Karenanya peneliti harus memilih suatu masalah bagi penelitiannya, dan
merumuskannya untuk memperoleh jawaban terhadap maslaah tersebut. Perumusan
masalah merupakan hulu dari penelitian, dan merupakan langkah yang penting dan
pekerjaan yang sulit dalam penelitian ilmiah.
Jika ada pertanyaan tentang apa yang kita teliti, maka jawabannya berkenaan
dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti melakukan
penelitian tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga yang
menyebabkan kita lupa mengenai apa dan seperti apa variabel serta apa saja jenis
variabel dalam penelitian itu. Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan itulah
sebabnya mengupas dengan benar variabel akan menjadi suatu hal yang sangat
penting

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Apa hakikat masalah penelitian?
2. Apa yang dimaksud identifikasi masalah?
3. Apa saja syarat-syarat masalah?
4. Bagaimana pembatasan masalah penelitian?
5. Apa yang dimaksud variabel penelitian?
6. Apa yang dimaksud populasi?
7. Apa yang dimaksud sampel ?
8. Bagaimana teknik pengambilan sampel?

1
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui hakikat masalah penelitian
2. Untuk mengetahui identifikasi masalah penelitian
3. Untuk mengetahui syarat-syarat masalah
4. Untuk mengetahui pembatasan masalah penelitian
5. Untuk mengetahui pengertian variabel penelitian
6. Untuk mengetahui populasi
7. Untuk mengetahui sampel
8. Untuk mengetahui teknik pengambilan sampel

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Analisis Masalah.
A. Hakekat Masalah
Titik tolak penelitian jenis apapun tidak lain bersumber pada masalah. Tanpa
masalah, penelitian itu tidak dapat dilaksanakan. Masalah itu, sewaktu akan mulai
memikirkan suatu penelitian, sudah harus dipikirkan dan dirumuskan secara jelas,
sederhana, dan tuntas.
Kunjojo (2009: 17) mengemukakan bahwa masalah atau problem dapat
diartikan sebagai jarak antara apa yang diharapkan (das Sollen) dengan apa yang
terwujud atau tercapai (das Sein). Masalah menunjukkan adanya ketidak sesuaian
antara apa yang diinginkan dengan apa yang terwujud atau tercapai.
Menurut Suwarsih (2009; 109-112) analisis masalah perlu dilakukan untuk
mengetahui dimensi-dimensi masalah yang mungkin ada untuk mengidentifikasikan
aspek-aspek pentingnya dan untuk memberikan penekanan yang memadai. Analisis
masalah melibatkan beberpada jenis kegiatan, bergantung pada kesulitan yang
ditunjukkan dalam pertanyaan masalahnya; analisis sebab dan akibat tentang kesulitan
yangdihadapu, pemerikasaan asumsi yang dibuat kajian terhadap data penelitian yang
tersedia, atau mengamankan data pendahuluan untuk mengklarifikasi persoalan atau
untuk mengubah perspektif orang-orang yang terlibat dalam penelitian tentang
masalanya. Kegiatan-kegiatan ini dapat dilakukann melalui diskusi di antara para
peserta penelitian dan fasilitatornya, juga kajian pustaka yang gayut.
Tabel 1.1. Masalah dan Runmusannya

No Masalah Rumusan
1. Rendahnya kemampuan Mahasiswa semester 5 semestinya telah
mengajukan pertanyaan kritis mampu mengajukan pertanyaan
dikalangan mahasiswa yangkritis, tetapi dalam kenyataannya
pertanyaan mereka lebih bersifat
klarifikasi
2. Rendahnya ketaatan staf pada Staf kantor ini mestinya melakukan apa
perintah atasan yang diperintahkan atasannya, tetapi
dalam kenyataannya mereka sering
sekali melakukan hal-hal yang tidak
diperintahkan
3. Rendahnya keterlibatan siswa Siswa kelas bahasa Inggris mestinya
dalam proses pembelajaran bahasa terlibat secara aktif dalam kegiatan
Inggris belajar menggunakan bahasa Inggris
lewat kegiatan yang menyenangkan,
tetapi dalam kenyataan mereka sangat
pasif
4. Rendahnya kualitas pengelolaan Pengelolaan interaksi guru-siswa – siswa
interaksi guru- siswa- siswa mestinya memungkinkan setiap siswa
untuk aktif terlibat dalam proses
pembelajaran, tetapi dalam

3
kenyataannya interaksi hanya terjadi
antara guru dengan beberapa siswa
5. Rendahnya kualitas proses Proses pembelajaran bahasa Inggris
pembelajaran bahasa Inggris mestinya memberi kesempatan kepada
ditinjau dari tujuan siswa untutk belajar menggunakan
mengembangkan keterampilan bahasa tersebut secara komunikatif,
berkomunikasi dalam bahasa tetapi dalam kenyataannya kegiatan
tersebut. pembelajaran terbatas pada kosakata,
lafal dan struktur
6. Rendahnya kemandirian belajar Kemandirian belajar siswa SLTA
siswa disuatu sekolah menengah mestinya telah berkembang jika kegiatan
atas pembelajarannya mendukungnya, tetapi
dalam kenyataanya dominasi peran guru
telah menghambat perkembangannya.

Untuk mempertajam hasil analisis, peneliti dapat berusaha menjawab sebagian


pertanyaan dibawah ini yang dianggap gayut dengan permasalahannya (Kemmis dan
MCTaggart, 1988):

a. Apa hubungan antara individu dan kelompok dalam situasi ini?


b. Apa yang ditunjukkan oleh situasi ini tentang hubungan antara jatidiri individual dan
budayanya?
c. Bagaimana situasi ini menunjukkan kerja hubungan antara nilai-nilai orang dan
kepentingan diri mereka?
d. Sejauh mana situasi ini dibentuk oleh kondisi objektif, dan sejauh mana situasi
dibentuk oleh kondisi subjektif (harapan, cara memahami dunia) orang-orang yang
terlibat.
e. Apa yang ditunjukkan oleh situasi ini tentang kekuatan, khususnya hubungan antara
kendali dan perlawanan?

Pertanyaan-pertanyaan diatas mungkin akan membuat peneliti merasa miskin


pengetahuan tentang sitausi yang akan ditelti sehingga mampu melihat kekurangan pada
dirinya. Kemampuan untuk melihat kekuarangan yang ada pada dirinya adalah salah satu
[ersyaratakan bagi keberhasilan penelitian tindakan itu sendiri

Setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah. Seperti
dinyatakan oleh Emory (1985) dalam Sugiyono (2013: 32) bahwa baik peneltiian murni
maupun terapan, semuanya berangkat dari masalah, hanya untuk penelitian terapan, hasilnya
langsung dapat digunakan untuk membuat keputusan.

Jadi, setiap penelitian yang dilakukan harus selalu berangkat dari masalah. Masalah
atau problem dapat diartikan sebagai jarak antara apa yang diharapkan (das Sollen) dengan
apa yang terwujud atau tercapai (das Sein). Bila dalam penelitian telah dapat menemukan
masalah yang betul-betul masalah, maka sebenarnya pekerjaan penelitian itu 50% telah
selesai. Oleh karena itu menemukan masalah dalam penelitian merupakan pekerjaan yang

4
tidak mudah, tetapi setelah masalah dapat ditemukan, maka pekerjaan penelitian akan segera
dapat dilakukan.

B. Identifikasi Masalah

Langkah ini merupakan langkah yang menentukan. Masalah yang akan diteliti harus
dirasakan dan diidentifikasi oleh peneliti sendiri bersama kolaborator meskipun dapat dengan
bantuan seorang fasilitator supaya mereka benar-benar terlibt dalam proses penelitiannya.
Masalahnya dapat berupa kekurangan yang dirasakan dalam pengetahuan, keterampilan,
sikap, etoskerja, kelancaran komukasi, kreativitas, dan sebagainya.

Berikut adalah beberapa kriteria dalam penentuan masalah :


1. Masalah harus penting bagi orang yang mengusulkannya dan sekaligus
signifikan dilihat dari segi pengembangan lembaga atau program.
2. Masalahnya hendaknya dalam jangkauan penanganan. Jangan sampai memilih
masalah yang memerlukan komitmen terlalu besar dari pihak para penelitinya
dan waktunya terlalu lama.
3. Pernyataan masalahnya harus mengungkapkan beberapa dimensi fundamental
mengenai penyebab dan faktor, sehingga pemecahannya dapat dilakukan
berdasarkan hal-hal fundamental ini daripada berdasarkan fenomena dangkal.
(dalam Suwarsih.M 2006: 106)

(Suwarsih 2006 : 106) dalam bukunya menyebutkan beberapa contoh masalah yang
diidentifikasi sebagai fokus penelitian tindakan : (1) rendahnya kemampuan mengajukan
pertanyaan kritis di kalangan mahasiswa; (2) rendahnya ketaatan staf pada perintah atasan;
(3) rendahnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Inggris; (4) rendahnya
kualitas pengelolaan interaksi guru-siswa-siswa; (5) rendahnya kualitas pembelajaran bahasa
Inggris ditinjau dari tujuan mengembangkan keterampilan berkomunikasi dalam bahasa
tersebut; dan (6) rendahnya kemandirian belajar siswa di suatu sekolah menengah atas.

C. Syarat-syarat/ Ciri-ciri Masalah


Tidak setiap masalah layak untuk diangkat sebagai topik penelitian. Untuk memilih
masalah mana yang layak untuk diteliti, ada beberapa kriteria yg. dapat dipakai, yaitu
sebagai berikut (Sudarwan Danim dan Darwis dalam Kuntjojo , 2009 : 19-20).

a. Apakah masalah itu sesuatu yang baru, relatif belum banyak diteliti?
Untuk itu calon peneliti perlu menelaah beberapa hal, seperti : 1) Isu-isu yang
muncul kekinian. 2) Isu-isu yang unik. 3) Penelitian sejenis pada skala institusi. 4)
Penelitian sejenis pada skala wilayah. 5) Penelitian sejenis pada skala nasional. 6)
Penelitian sejenis pada skala internasional. 7) Penelitian sejenis menurut periode
waktu.
b. Apakah masalah itu mengundang rasa ingin tahu peneliti atau pihak luar yang akan
membaca atau memanfaatkan hasil penelitian itu ?

5
Untuk itu peneliti perlu memperhatikan : 1) Nilai teoritis hasil penelitian bagi
dirinya dan juga pihak lain seprofesi. 2) Nilai teortis hasil penelitian bagi
pengembangan ilmu sebagaimana yang diteliti. 3) Nilai praktis hasil penelitian bagi
dirinya dan juga bagi profesinya.
c. Apakah masalah yang diplih berada dalam lingkup keilmuan yang ditekuni oleh
peneliti selama ini ?
d. Adakah alat, bahan, dan metoda kerja yang akan dipakai memungkinkan
terlaksananya pengkajian terhadap fakus masalah yang dipilih ?
Beberapa hal khusus yang perlu dipertimbangkan adalah : 1) Ada atau tidaknya alat /
bahan pendukung penelitian. 2) Ketersediaan biaya penelitian. 3) Fasilitas pendukung
lainnya, seperti keterbukaan sumber data, masalah perijinan dari instansi terkait. 4)
Metode penelitian yang dipakai menurut situasi dan karakteristik spesifik subjek
penelitian.
e. Apakah segi-segi teknik berikut ini memungkinkan terselenggaranya penelitian sesuai
dengan fokus masalah ?
1) Ketahanan fisik peneliti. 2) Ketahanan psikologis peneliti. 3) Kesediaan peneliti
menyediakan waktu untuk mengkaji fokus penelitian secara memadai. 4)
Kapasitas peneliti dalam bekerja sama dengan pihak lain.

D. Perumusan Masalah
Suwarsih (2009;108) masalah penelitian tindakan yang merupakan kesenjangan antara
keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan hendaknya dideskripsikan untuk dapat
merumuskannya. Pada intinya, rumusan masalah harus mengandung deskripsi tentang
kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan. Dalam rumusan masalah ada deskripsi
tentang keadaan nyata dan deskripsi tentang keadaan yang diinginkan dan kesenjangan
antara dua keadaan tersebut merupakan masalah yang harus diselelesaikan dengan
menutupnya melalui tindakan yang sesuai karena penelitian tindakan merupakan kegiatan
akademik dan profesional. Seorang peneliti perlu mencari wawasan teoritis dari pustaka
yang relevan untuk dapat menentukan cara-cara yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.
Sebagian peneliti percaya bahwa perumusan masalah dengan bentuk pertanyaan lebih
baik daripada dengan peryataan sementara sebagian peneliti lain percaya bahwa
perumusan masalah daalam bentuk pernyatan lebih baik daripada dalam bentuk
pertanyaan. Rumusan dalam bentuk pertanyaan memang memberikan kesan lebih tajam
dan langsung. Bandingkan perumusan contoh kedua bentuk perumusan masalah berikut
ini: (Durri, 2014. 1.25 – 1.26)

1. Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah dampak pengajaran
matematika dengan menggunakan komputer sebagai alat bantu pengajaran
terhadap prestasi belajar matematika pada siswa kelas 4 SD di Desa Maju.
2. Apakah dampak penggunaan komputer sebagai alat bantu pengajaran terhadao
prestasi belajar matematika siswa kelas 4 SD di desa Maju?

6
Salah satu yang perlu diperhatikan dalam perumusan masalah adalah bawa rumusan
tersebut hendaknya jelas dan operasional sehingga tidak terbuka peluang terjadinya salah
tafsir jika rumusan tersebut dibaca oleh orang lain. Masalah dirumuskan dengan
menggunakan kaidah tata bahasa yang baku sehingga bebas dari kesalahan tata bahasa.
Peneliti dapat merumuskan masalah yang hendak ditelitinya dengan jelas apabila ia
menguasai bidang yang ingin ia teliti.

Sofyan (2011; 117) umumnya rumusan masalah harus dilakukan dengan kondisi
berikut:

a. Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan/ pernyataan


b. Rumusan masalag hendaknya jelas, dan padat
c. Rumusan masalah harus tersedia data yang berguna untuk memecahkan masalah
d. Rumusan masalah dasar dalam membuat hipotesis
e. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian

E. Pembatasan Masalah
Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau upaya membatasi ruang
lingkup masalah yang terlalu luas atau lebar sehingga penelitian itu lebih bisa fokus
untuk dilakukan. Hal ini dilakukan agar pembahasannya tidak terlalu luas kepada
aspek-aspek yang jauh dari relevansi sehingga penelitian itu bisa lebih fokus untuk
dilakukan. Berdasarkan sekian banyak masalah tersebut dipilihlah satu atau dua
masalah yang akan dipermasalahkan, tentu yang akan diteliti (lazim disebut dengan
batasan masalah, limitation). Batasan masalah, dengan demikian, adalah pemilihan
satu atau dua masalah dari beberapa masalah yang sudah teridentifikasi.
Batasan masalah itu dalam arti kata lain sebenarnya menegaskan atau
memperjelas apa yang menjadi masalah. Dengan kata lain, upaya merumuskan
pengertian dan menegaskan batasan dengan dukungan data hasil penelitian
pendahuluan seperti apa “sosok” masalah tersebut. Misalnya, jika yang dipilih itu
mengenai “prestasi kerja karyawan yang rendah” dipaparlah (dideskripsikanlah)
“kerendahan” prestasi kerja itu seperti apa (misalnya kehadiran kerja seberapa rendah,
keseriusan kerja seberapa rendah, kuantitas hasil kerja seberapa rendah, kualitas kerja
seberapa rendah).
Batasan masalah dapat pula dipahami sebagai batasan pengertian masalah,
yaitu penegasan secara operasional (definisi operasional) masalah tersebut yang akan
memudahkan untuk melakukan penelitian (pengumpulan data) tentangnya. Misalnya,
dalam contoh di atas, prestasi kerja mengandung aspek kehadiran kerja (ketepatan
waktu kerja), keseriusan atau kesungguhan kerja (benar-benar melakukan kegiatan
kerja ataukah malas-malasan dan buang-buang waktu, banyak menganggur), kuantitas
hasil kerja (banyaknya karya yang dihasilkan berbanding waktu yang tersedia), dan
kualitas hasil kerja (kerapihan, kecermatan dan sebagainya dari hasil karya).
Pilihan makna yang mana yang akan diikuti sebenarnya itu tidak masalah.
Idealnya adalah bahwa: (1) membatasi (memilih satu atau dua) masalah yang akan
diteliti (pilih satu atau dua dari yang sudah teridentifikasi); (2) menegaskan

7
pengertiannya; dan (3) memaparkan data yang memberikan gambaran lebih rinci
mengenai “sosoknya.”. Umpamanya: jika masalah itu berupa “prestasi kerja karyawan
yang rendah” (yang dipilih dari, misalnya: kreativitas kerja yang rendah, kemampuan
berinisiasi yang rendah, kerja sama (kolegialitas) yang rendah, loyalitas yang rendah,
dan lainnya), maka yang akan diteliti (dipilih, dibatasi) tentu mengenai kerendahan
prestasi kerja karyawan, bukan mengenai faktor penyebab rendahnya prestasi kerja
karyawan, atau upaya memotivasi karyawan. Jika yang jadi masalah itu kekurangan
fasilitas (sarana prasarana) pendidikan, maka yang disebutkan (dituliskan) adalah
bahwa yang akan diteliti (dipilih, dibatasi) adalah masalah kekurangan fasilitas, bukan
pengelolaan fasilitas. Kekurangan fasilitas dan pengelolaan fasilitas merupakan dua
hal yang berbeda [Ada masalah apa juga dengan pengelolaan fasilitas? “Pengelolaan
fasilitas” bukan masalah, itu topik atau tema! Lain jika “salah kelola fasilitas” atau
“ketidakefektivan pengelolaan fasilitas”].

2. Variabel Penelitian
A. Pengertian Variabel
Sugiyono (2013;38) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis variabel dapat
didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu
orang dengan lain atau sau objek dengan obyek lain (Hatch dan Farhady).
Syofian (2011; 109) variabel adalah konstruk yang sifat-sifatnya telah diberi angka
(kuantitatif) atau juga dapat diartikan variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-
macam nilai, berupa kuantitatif maupun kualitatif yang dapat berubah-ubah nilainya.
Dinamakan variabel karena ada variasinya. Kalau peneliti akan memilih variabel
penelitian baik yang dimiliki orang obyek, maupun bidang kegiatan dan keilmuan tertentu,
maka harus ada variasinya. Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai
variabel. Untuk dapat bervariasi, makan penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber
data atau obyek yang bervariasi.
Contoh :
a. Badan – konsep
Punya variasi: tinggi badan, bentuk badan, berat badan
b. Penduduk – konsep
punya variasi: usia, jenis kelamin, suku bangsa, dan lain-lain.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat dirumuskan bahwa Variabel


penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.

8
B. Jenis-jenis Variabel
Variabel dapat dibedakan menjadi beberapa jenis tergantung kriteria yang
menyertainya, yaitu: (Syofian, 2011; 110)
a. Berdasarkan hubungan
Variabel berdasarkan hubungan terdiri dari beberapa jenis antara lain:
1) Variabel bebas (Independent Variable), adalah variabel yang menjadi sebab
atau berubah/ memengaruhi suatu variabel lain. Juga sering disebut dengan
variabel bebas, prediktor, stimulus, eksogen atau antacedent.
2) Variabel terikat (Dependent Variable), merupakan variabel yang dipengaruhi
atau menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel bebas). Variabel ini
juga sering disebut variabel terikat, variabel respons atau endogen.
3) Variabel Moderating, adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Varibel moderating
ini juga sering disebut sebagai variabel bebas kedua dan sering dipergunakan
dalam analisis regresi linear. Sebagai contoh, hubungan ayah dan ibu akan
semakin mesra dengan adanya anak. jadi anak merupakan variabel moderating
antara ayah dan ibu.
4) Variabel pendukung (Variable Intervening), adalah variabel yang menjadi
media pada suatu hubungan natra variabel bebas dengan variabel terikat.
Sebagai contoh, kualitas pelayanan dengan loyalitas pelanggan. Yang menjadi
media antara kedua variabel tersebut adalah variabel kepuasan pelanggan.
5) Variabel kontrol, variabel ini ditetapkan oleh peneliti, jika peneliti inin
mengontrol supaya variabel diluar yang diteliti tidak memengaruhi hubungan
antara variabel bebas dan terikat, atau ingin melakukan penelitian yang
bersifat membandingkan
Contoh: pengaruh jenis pendidikan terhadap keterampilan dan mengetik.
Variabel independennya pendidikan (SMU dan SMK), variabel kontrol ynag
ditetapkan sama misalnya adalah naskah yang diketik sama, mesin tik yang
digunakan sama, ruang tempat mengetik sama. Dengan adanya variabel
kontrol tesebut. Maka besarnya pengaruh jenis pendidikan terhadap
keterampilan mengetik dapat diketahui lebih pasti.

b. Berdasarkan sifatnya
1) Variabel Kategoris (diskrit)
Variabel yang membagi responden menjadi dua kategori yang bertolah
belakang atau lebih dan nilainya tidak dinyatakan dalam bentuk pecahan.
a) Dua kategori (variabel dikotomi)
(1) Jenis kelamin (pria/wanita)
(2) Status pekerjaan (bekerja/ tidak bekerja)
(3) Status perkawinan (kawin/ tidak kawin)
(4) Status kesehatan (sehat/ sakit)
b) Lebih dari dua kategori (variabel politomi)
(1) Jenis pendidikan (tidak sekolah, SD, SMP, SMA, PT)
(2) Jenis pekerjaan (pegawai negeri, pegawai swasta, pedagang)

9
(3) Agama (Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, Konghucu)

2) Variabel bersambungan (Kontinue)


Adalah variabel yang dapat kita tentukan nilainya dalam jangkauan tertentu
dengan desimal yang tidak terbatas.
Contohnya
Umur, jumlah pendapatan, tingkat efektivitas, tingkat terpaan media massa,
tingkat kriminal
Untuk umur misaknya 36,5 tahun, berat badan misalnya 55,3 kg, dan lain-lain.

3) Variabel Manipulatif
Adalah suatu variabel yang dapat dimanipulasi atau tidak, jenis variabel dibagi
dua kategori, yaitu:
(1) Variabel aktif, adalah variabel yang dapat dimanipulasi (kendalikan),
seperti suhu dalam ruangan tau frekuensi kekerasan dalam acara televisi.
(2) Variabel atribut, adalah variabel yang tidak dapat dimanipulasi
(kendalikan), seperti usia, tingkat kecerdasan, dan status sosial.

C. Kedudukan Variabel
Menurut kedudukannya, variabel dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Variabel bebas : yaitu variabel yang nilainya memengaruhi variabel lain dalam
suatu penelitian. Keberadaan variabel ini dalam penelitian merupakan variabel
yang menjelaskan terjadinya fokus atau topik penelitian.
b. Variabel terikat : yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel lain
dalam suatu penelitian. Keberadaan variabel ini dalam penelitian adalah sebagai
variabel yang dijelaskan dalam fokus atau topik penelitian. Misalnya, prestasi
adalah variabel terikat. Baik buruknya dipengaruhi oleh minat membaca, dan
sebagainya. Minat membaca adalah variabel bebas.

D. Pemilihan Variabel
Ada beberapa tips dalam menentukan variabel dalam penelitian.
a. Tentukan permasalahan utamanya. Permasalahan utama ini kita sebut Y. Y
merupakan variabel terikat yang dijadkan inti penelitian. Contoh : Hasil Belajar
b. Faktor permasalahan, kita sebut X. X ini adalah variabel bebas. Biasanya dalam
penelitian tesis variabelnya minimal 2 variabel. Misalnya : Hubungan Metode
Ceramah dan Metode Kelompok dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V
SD
“X” = ATAU Pengaruh Metode Ceramah dan Metode Kelompok Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas V SD “X”

Dari contoh yang dibuat. Variabel bebas (X) = Pengaruh metode ceramah,
X2 = Pengaruh metode kelompok dan variabel terikat adalah Y = Hasil Belajar
Matematika. Kita garis bawahi untuk pengaruh menggunakan penghubung dengan

10
variabel terikat yaitu “terhadap” sedang hubungan gunakan kata penghubung
variabel terikatnya “dengan”.

c. Siapkan teori yang berkaitan dengan penelitian. Variabel yang ditentukan.


Siapkan dulu apakah banyak teori-teorinya atau tidak, juga pendapat para ahli
apakah banyak atau tidak . satu variabel minimal 10 teori untuk penelitian tesis
misalnya
d. Lalu yang terakhir tentukan apakah penelitian yang kita lakukan memungkinkan
untuk kita lakukan atau tidak. Lihat dari lokasi tempat, biaya, dsb.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Masalah atau problem dapat diartikan sebagai jarak antara apa yang
diharapkan (das Sollen) dengan apa yang terwujud atau tercapai (das Sein).
Masalah yang akan diteliti harus dirasakan dan diidentifikasi oleh peneliti
sendiri bersama kolaborator meskipun dapat dengan bantuan seorang fasilitator
supaya mereka benar-benar terlibat dalam proses penelitiannya. Masalahnya dapat
berupa kekurangan yang dirasakan dalam pengetahuan, keterampilan, sikap,
etoskerja, kelancaran komukasi, kreativitas, dan sebagainya.
Tidak setiap masalah layak untuk diangkat sebagai topik penelitian. Untuk
memilih masalah mana yang layak untuk diteliti, ada beberapa kriteria yg dapat
dipakai, yaitu sebagai berikut (Sudarwan Danim dan Darwis dalam Kuntjojo , 2009 :
19-20).
1. Apakah masalah itu sesuatu yang baru, relatif belum banyak diteliti?
2. Apakah masalah itu mengundang rasa ingin tahu peneliti atau pihak
luar yang akan membaca atau memanfaatkan hasil penelitian itu ?
3. Apakah masalah yang diplih berada dalam lingkup keilmuan yang
ditekuni oleh peneliti selama ini ?
4. Adakah alat, bahan, dan metoda kerja yang akan dipakai
memungkinkan terlaksananya pengkajian terhadap fakus masalah
yang dipilih ?
5. Apakah segi-segi teknik berikut ini memungkinkan terselenggaranya
penelitian sesuai dengan fokus masalah ?
Rumusan masalah harus mengandung deskripsi tentang kenyataan yang ada
dan keadaan yang diinginkan.
Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau upaya membatasi ruang
lingkup masalah yang terlalu luas atau lebar sehingga penelitian itu lebih bisa fokus
untuk dilakukan.
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang tetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jenis-jenis variabel :
1. Berdasarkan hubungan : variabel bebas (Independent Variable), variabel
terikat (Dependent Variable), variabel moderating, variabel pendukung
(Variable Intervening), variabel kontrol,
2. Berdasarkan sifatnya : variabel kategoris (diskrit), variabel bersambungan
(Kontinue), variabel manipulatif
Menurut kedudukannya, variabel dapat dibagi menjadi dua, yaitu :Variabel bebas
dan variabel terikat
Ada beberapa tips dalam menentukan variabel dalam penelitian yaitu tentukan
permasalahan utamanya, faktor permasalahan, siapkan teori yang berkaitan dengan

12
penelitian, tentukan apakah penelitian yang kita lakukan memungkinkan untuk kita
lakukan atau tidak.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis menyarankan kepada teman-teman sesama mahasiswa untuk mencari
informasi lain sebagai tambahan dari apa yang telah penulis uraikan di atas.

13
DAFTAR RUJUKAN

Durri.A, dkk. 2014. Metode Penelitian. Banten : Universitas Terbuka

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Suwarsih. M. 2009. Penelitian Tindakan. Yogyakarta : Alfabeta

Syofian.S . 2010. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

14

Você também pode gostar