Você está na página 1de 20

NAMA : MUHAMAD ZIKRI GHOZI

KELAS : X IPS 2

SEORANG DERMAWAN

Di sebuah kos-kosan ada seorang yang berhati mulia dan juga di sebut
dermawan namanya ilham, dia hidupnya hanya seorang diri, bapak dan ibunya
sudah meninggal sejak ilham masih kecil, saat itu ilham berusia 5 tahun.
Saat dia masih kecil ilham dititip oleh ibunya kepada pamannya. Sampai
ilham dewasa, ilham bekerja di tempat perusahaan teman pamannya. Di sana ilham
sebagai karyawan, selain karyawan ilham juga sebagai guru ngaji dirumah pak ustad
al-ansori.
Saat pulang mengajar ngaji ilham diberitahu warga bahwa pamannya dibawa
warga ke rumah sakit karena kecelakaan. Lalu ilham langsung menuju ke rumah
sakit. Setelah sampai diberitahu dokter bahwa pamannya sudah meninggal dunia.
Ilham pun langsung kaget mendengar bahwa pamannya sudah meninggal.
Ilham merasa kesepian karena pamannya sudah meninggal dunia. Kemudian
ilham mengingat perkataan dari pamannya sebelum pamannya meninggal.
Pamannya berkata kepada ilham “ham kamu jangan menyerah dalam menjalani
kehidupan dan jadi orang yang berhati mulia kepada siapa pun”.
Saat ilham mulai menghilangkan kenangan kepada pamannya. Ilham kembali
bekerja seperti biasa dan saat menuju ke tempat bekerja ilham melihat ada seorang
anak yang lagi mengemis di tempat bekerjanya. Ilham pun merasa kasihan kepada
anak itu, lalu ilham menghampiri anak itu, dan ilham bertanya kepada naka itu “dek
namamu siapa? Kemudian anak itu menjawab “namaku rido”.
Setelah ilham menanyakan nama anak itu ilham menawarkan anak itu tinggal
di kos-kosannya dan anak itu tidak mau karena ibunya sakit. Kemudian ilham
bertanya kepada anak itu lagi “kamu dan ibumu tinggal dimana”. Lalu anak itu
menjawab “aku dan ibuku tinggal di bawah jembatan kak”. Ilham pun bersedih
mendengar anak itu menceritakan kehidupannya.
Kemudian ilham menemui anak itu di bawah kolong jembatan yang lagi
menyuapi ibunya makan dan ilham langsung menghampiri anak itu dan ibunya, dan
ilham menawarkan kembali ibu dan anak itu tinggal di kos-kosannya. Lalu ibu itu
menjawab “nak kami takut merepotkan”, kemudian ilham menjawab “gak kok bu,
saya tidak repot karena saya hidupnya seorang diri”.
Kemudian ibu itu berpikir, dia kasihan kepada anaknya tiap malam selalu di
datangi nyamuk saat dia tidur. Akhirnya ibu itu mau bertempat tinggal dengan ilham
dan ilham sangat senang mendengar berita itu dan ilham merasa dia mempunyai
keluarga baru lagi. Akhirnya anak dan ibu itu bahagia tinggal di tempat kos-kosan
ilham walaupun sederhana.
Nama : Mardianti
Kelas : XI IPA I
Mapel : Bahasa Idonesia

Kebersamaan Membangun Kerukunan

Ia lahir dari keluarga yang sederhana saja nama anak tersebut Dian.
Ia disekolahkan kedua orang tuanya di SMAN 1 Puding Besar untuk
melanjutkan pendidikannya.
Ia merasa senang karena dia mempunyai banyak teman dari berbagai desa.
Ia duduk di kelas X IPA 2. Ia dahulunya memilih ekstrakulikuler PMR, Taekwondo
dan Pramuka, dari ketia ekstrakulikuler tersebut sayangnya ia hanya senang
ekstrakulikuler pramuka saja. Beberapa bulan kemudia SMAN 1 Puding Besar
diundang untuk berkemah yang bertempat di Sungailiat. Merekapun menyambut
gembira berita tersebut yang disampaikan oleh Pembina pramuka. Merekapun
antusias untuk latihan pramuka yang bertepatan di SMAN 1 Puding Besar.
Merekapun latihan untuk mempersiapkan diri bertanding diperkemahan tersebut.
Haripun begitu cepat, besoknya adalah hari yang mana akan diadakan perkemahan
tersebut.
Satu hari sebelum perkemahan diadakan kami masih latihan, karena latihan
kami itu rasanya masih kurang, kami meresa pesaing kami itu tidak mudah
ditaklukan. Setelah tibanya pagi hari ia mulai memakai seragam pramuka dan
teman-teman lainnya bergegas pergi menuju SMAN 1 Puding Besdar, karena
tempat tersebut adalah tempat berkumpulnya anggota Pramuka SMAN 1 Puding
Besar. Sesampainya kami di SMA Negeri 1 Puding Besar anak-anak lainnya sudah
tiba dahulu diparkiran SMAN 1 Puding Besar. Ternyata sudah ada bis dan truk yang
menunggu kami tidak lama kemudian kamipin langsung menaikan peralatan
perkemahan seperti bamboo, kayu, meja, kursi, kompor, dan lain-lain untuk
dimasukan kedalam truk. Sebagian anak masuk kedalam truk dan sebagian lainnya
lagi masuk kedalam bis terutama anak perempuan. Setelah semuanya tersusun
rapid an lengkap kamipin berangkat menuju Sungailiat tambang 23. Tidak terasa
kamipin sudah tiba di area bumi perkemahan tersebut, disana sudah begitu banyak
tenda yang berdiri, setelah lama Pembina kami berbincang-bincang dengan panitia
penyelenggara perkemahan tersebut.
Ternyata kamipun ditempatkan ditempat yang paling ujung atau paling sudut,
tidak lama kemudian kamipu langsung mendirikan tenda dalam suasana yang agak
gerimis. Setelah semuanya selesai didirikan kamipun langsung mandi dipemandian
dekat sudut perkemahan, air kolong. Kamipun mandi di air kolong tersebut. Ada
salah satu anak yang tidak bisa berenang, tetapi dia nekat juga untuk berenang
dikolong tersebut. Akhirnya anak tadi hampir saja tenggelam. Kamipun dimarahi
panitia karena gara-gara sudah ada korban, kami juga masih saja mandi dikolong
tersebut. Karena, panitianya sudah pergi dahulu untuk pergi ketenda darurat.
Setelah mereka puas mandi kamipun langsung pulang. Haripun sudah magrib
kamipun makan dan sholat berjamaah. Tidak lama kemudian ada panggilan dari
Panitia untuk berkumpul di tengah-tengah lapangan. Setelah beberapa kegiatan
yang telah kami jalani malamnya. Kamipun disuruh untuk tidur dan menyiapkan
tenaga untuk besoknya. Haripun sudah pagi kamimpun disuruh berkumpul untuk
melaksanakan sholat subuh dan senam pagi, karena sudah menjadi rutinitas anak
pramuka.
Setelah itu peserta pemain enggeranny dipanggil untuk bertanding dan
kebetulan ia asma, elita sebagai peserta enggerang tersebut tidak lama kemudian
peluit ditiupkan pertanda perlombaan dimulai. Sayapun berusaha untuk melangkah
dengan sekuat tenaganya dan akhirnya ia menang. Setelah selesai bermain
enggrang kamipun pulang ke tenda untuk makan siang. Setelah sampai ditenda
kami makan bersama-sama dan tidak lama kemudian seluruh peserta perkemahan
dipanggil tempat ditenda panitia karena akan diadakan haling rintang sekaligus
memasak masakan rimba. Kamipun menunggu giliran untuk berangkat, dan tidak
lama kemudian kamipun bersiap merapikan barisan untuk bergegas berangkat.
Disepanjang jalan kamipun mengikuti jejak yang terdapat disekitar jalan dan di pos
pertama kamipun menampilkan yel-yel, kemudian menuju pos yang keuda. Kamipun
diperintahkan membangun tenda darurat dengan waktu lima menit dengan
menggunakan jas huujan. Tidak lama kemudian kamipun menyelesaikan intruksi
tersebut.
Kemudian kamipu melanjutkan ke pos berikutnya yaitu pos masakan rimba.
Sesampai disana kamipun langsung disuruh panitia mengerjakan intruksi dari
panitia tersebut. Kamipun bergegas mencari tempat rumput-rumput kering dan
ranting-ranting kecil untuk dibakar, tidak lama kemudian apinyapun menyala,
kamipun langsung menancapkan dua cabang kayu yang dipotong pendek untuk
kedalam tanah untuk meletakan bamboo-bambunya pun langsung diletakan diatas
kedua cabang tersebut. Tidak lama kemudian nasi dalam bamboo masak dan ia
bertanya kepada teman saya yang bernama Mustika. Apakah media tempat
meletakan nasinya? Kemudian Mustika menjawab “Bagaimana jika menggunakan
daun simpur saja. Dan isa berkata “ide bagus” dan kemudian masakan tersebut
langsung diserahkan ke Pembina pramuka dan setelah diumumkan ternyata kami
sebagai juaranya. Betapa bahagianya kami. Dan tidak lama kemudian datanglah
teman kami yang lainnya tidak sempat mendengar berita tersebut. Mustika berkata
“Kelompok siap yang menjadi pemenang putrinya?” dan kamipu menjawab serentak
(ia, Eita, Dini, Risma, Ricia dan Miranti) “Kelompok kita sebagai pemenang putrinya
dan kamipun langsung berpelukan.
NAMA : LENA
KELAS : XI MIA I

KEYAKINAN YANG BESAR

Suatu hari aku pulang ke rumah dengan lesu. Pasalnya pagi ini aku
mengalami banyak kejadian dan mendengar berita tidak menyenangkan. Aku akan
melanjutkan pendidikan ke luar negeri, hasil ujian mengecewakan, dan permohonan
beasiswa ditolak. Ia melangkah pulang dengan perasaan sedih, kecewa, bingung,
kacau, dan berbagai perasaan tak enak lainnya.
Sesampainya di rumah dengan wajah bermuram durja, ia membuka pintu dan
melangkah masuk tak bersemangat. Sang ibu yang kebetulan sedang membuat kue
segera menyambut dengan wajah berseri. Tetapi wajah pelajar itu masih muram.
“Apa yang terjadi nak?” Tanya sang ibu khawatir.
Anak muda itu menjelaskan semua peristiwa dan berita buruk yang ia
dapatkan di sekolah pagi ini. Sang ibu ikut prihatin dengan semua yang menimpa
anaknya tetapi tidak ia tampakkan. Sang ibu tahu apa yang harus ia lakukan. Ia
segera menawarkan apa yang harus ia lakukan, ia segera menawarkan kue yang
baru saja matang. Mau makan kue buatan ibu ini ? tawar sang ibu sambil membawa
kue yang cantik berbau harum.
“Tentu saya mau, bu. Saya paling suka kue buatan ibu, pasti enak!” sahut
aku. Setelah aku tadi mencicipi kue, sang ibu segera menawarkan telur, “mau
makan telur mentah ini?”
“Tidak ! Bu, “jawab anaknya tersenyum geli.
“Bagaimana kalau makan tepung ini saja?” Tanya sang ibu penuh semangat.
“Tidak bu. Ada apa saja ibu ini, “cetus anaknya enteng.
“Kalau begitu, cicipi saja mentega atau soda kue ini. Bagaimana ?” kata sang
ibu serius.
“Bu, mana mungkin saya makan semua bahan kue yang masih mentah itu,
kan semua itu tidak enak di makan. Sangat menjijikkan !” pangkas bang anak, diikuti
dengan senyum saying sang ibu.
Setelah mengambil napas dalam, sang ibu berusaha member pengertian
kepada anaknya. Ia berharap penjelasannya nanti akan membesarkan hati dan
menjadikan anaknya mampu tersenyum kembali. Ibu memang selalu begitu.
“Anakku, semua bahan kue ini memang masih mentah dan pasti tidak enak kalau
dimakan satu persatu. Tetapi kalau digabungkan menjadi satu dengan takaran yang
tepat, kemudian diolah dengan proses yang benar hingga matang, pasti akan
menjadi sebuah hidangan kue yang lezat, “jelas sang ibu dengan analogi membuat
kue”.
“Sama seperti kehidupan ini, kita tidak mungkin dapat menikmatinya hanya
dengan kejadian sepotong demi sepotong. Sebab kehidupan adalah sebuah paket
yang sempurna, penuh bermacam peristiwa berasa manis, pahit, suka, duka,
sukses, gagal, jatuh dan bangun, pertemuan, perpisahan, kelahiran, kematian, dan
lain sebagainya. Jika kita menilai semua peristiwa itu secara proporsional, kemudian
menyikapinya dengan pikiran positif, keihklasan, dan hati penuh syukur tehadap
Tuhan Yang Maha Esa, kta pasti selalu merasakan sisi positif kehidupan ini.
Kehidupan ini memang penuh ujian, tantangan, suka, duka, sukses, gagal,
bahagia, menderita, dan lain sebagainya. Semua itu adalah proses yang tak pernah
dapat kita hindari dan berulang lagi. Kejadian yang menyenangkan adalah berkah
supaya kita lebih bersyukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sementara bila kita
mengambil kejadian yang kurang menyenangkan itu adalah pembelajaran agar kita
semakin mempertebal keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Bila kita menyikapi semua fenomena tersebut sebagai jalan untuk
memperbaiki kualitas kita sebagai manusia, setiap kejadian yang kita alami justru
menjadi peluang untuk mendapat manfaat sebesar-besarnya. Hidup hanya sekali
dan sangat singkat, sehingga jangan pernah biarkan waktu kita habis sia-sia.
Tentukan pola kehidupan dengan lebih bijaksana dan melakukan yang terbaik untuk
diri, keluarga, dan orang lain. Hidup ini sangat indah!.
NAMA : M. AL FARIZI
KELAS : X IPA 2

SMA NEGERI 1 PUDING BESAR

SMA Negeri 1 Puding Besar merupakan sekolah yang di bangun di Puding


Besar pada tahun 2003. Pada saat ini SMA ini dikepalai oleh Bapak Sunandar S.Pd,
M.M. sekolah ini pun sangat berprestasi dalam bidang akademik maupun
nonakademik.
SMA Negeri 1 Puding Besar ini mempunyai fasilitas belajar yang sangat
memadai. Sekolah ini menjadi sekolah yang sangat baik, banyak juga siswa-siswi
lulusan SMA ini pun berprestasi.
Saat ini, sekolah ini memiliki beberapa ruang kelas, laboratorium dan lain-lain.
Adapun ruang kelas itu, 5 ruang kelas X, 3 ruang IPA dan 2 ruang IPS. Masing-
masing dilengkapi dengan CCTV, ruang kelas XI ada 5 yaitu 2 ruang IPA dan 3
ruang IPS, ruang kelas XII ada 5 yaitu 3 ruang IPA dan 2 IPS. Adapun ruang
laboratoriumnua yaitu laboratorium kimia, laboratorium fisika dan 1 laboratorium
yang sedang dibangun. Masih ada juga ruang BK, ruang multimedia, ruang OSIS,
perpustakaan, 8 WC 4 WC putra dan 4 WC putrid. Adapun prasarana olahraga
terdiri dari 1 lapangan futsal, 1 lapangan basket, 1 lapangan volli. Sampai saat ini
sekolah yang disenangi para muridnya ini masih mengandalkan 1 buah mushola
yang sering digunakan para muridnya untuk sholat, untuk kantin sekolah ini memiliki
4 kantin, luas sekolah ini kurang lebih 3 hektar.
Untuk esktrakurikuler sekolah ini sangat banyak diantaranya ada
ekstrakurikuler pramuka, ekstrakurikuler rohis, ekstrakurikuler PMR, ekstrakurikuler
PKS dan PKR, ekstrakurikuler Band dan Drum Band, untuk bela diri ada silat dan
taekwondo, dan masih ada ekstrakurikuler sepak bola, futsal dan volli, untuk sepak
bola sekolah ini sering menoreh prestasi pada ajang liga pendidikan, liga asskaba,
dan liga menpora, dan baru-baru ini untuk bela diri murid SMA ini berhasil
mempersembahkan 2 medali yaitu pada cabang pencak silat, dan ada juga
beberapa piala dari cabang taekwondo yang lebihnya lagi cabang taekwondo
sekolah ini menempati peringkat ke 3 umum.
Untuk kebersihan, alhamdulilah sekolah ini menjadi juara kedua pada lomba
kebersihan tingkat sekolah. Juara kedua ini belum membuat sekolah ini benar-benar
bersih, pihak sekolah masih ingin tinggi lagi prestasinya yang tadinya juara kedua
bisa menjadi juara yang pertama itu berkeinginan pihak sekolah, dari beberapa
prestasi tadi, itu adalah modal SMA Negeri 1 Puding Besar untuk menuju sekolah
yang sangat-sangat baik, yang lebih maju dari sekolah-sekolah lain, yang unggul
dalam bidang akademik maupun nonakademik, agar supaya member motivasi pada
siswa-siswinya agar lebih bersemangat untuk mengembangkan prestasinya, dan
supaya siswa-siswinya lebih bersemangat untuk belajar.
Sampai saat ini pihak sekolah tersu mengembangkan fasilitas belajar yang
lebih bagus lagi dari sebelumnya, pengembangan ini adalah untuk meningkatkan
minat belajar para siswa-siswi agar lebih giat lagi dari sebelumnya, tujuannya adalah
untuk mengungguli sekolah lain di pulau Bangka maupun di Indonesia sekalipun.
NAMA : SISKA
KELAS : XI IPA 1

PERSAHABATAN

Sebut saja namaku siska. Aku telah menemukan teman yang baik hati dan
selalu setia menemaniku di kala aku membutuhkannya, dia adalah Agus. Dari awal
kita berdua selalu bermain bersama, berangkat sekolah bersama dan hampir pada
cita-cita ku dan dia juga menginginkan hal yang sama pula. Namun semakin
bertambahnya umur dan mulai beranjak dewasa aku pun memutuskan untuk
memilih melanjutkan ke perguruan tinggi demi menjadi seorang ilmuwan yang kaya
akan inovasi. Sedangkan Agus sahabatku sejak lulus SMA. Dia pun langsung ingin
memasuki Akademi Polwan untuk dapat secara langsung menjadi penegak hukum
dalam berlalu lintas. Entah karena alasan apa, aku pun tidak begitu tahu sehingga
terjadilah diantara aku dan dia perpisahan yang cukup mengharumkan. Memang hati
berucap sedih tapi itulah kenyataannya dan akhirnya aku berpisah usia lulus
sewaktu di sekolah SMA yang sama.
Waktu berlalu begitu cepat, walau aku tak pernah bertemu lagi dengan puji
tapi adanya HP atau aku pun sering berkomunikasi lewat SMS dan telepon,
bercanda bareng, curhat, hingga olok-olokan pun juga pernah. Setelah bertahun-
tahun aku sahabatku menjalani proses ini, akhirnya segala upaya do’a kami
terkabulkan. Aku sekarang sudah menjadi ilmuwan khusus untuk innovator pada
sebuah perusahaan elektornik di daerah Jakarta pula. Meski belum sempat bertemu
dengannya, aku pun tetap merasa bangga akhirnya impian ketika kami kecil dulu
bisa tercapai.
Siang terik matahari aku sedang mengendarai mobil untuk bergegas ke
kantor perusahaan karena ada rapat kerja. Pada perempatan jalan, terdapat lampu
kuning dan berubah menjadi merah. Saat itu karena terburu-buru, aku memutuskan
untuk menerobos jalan dan tiba-tiba dari arah belakang terdengar bunyi sirine polisi.
“pritt…polisi membunyikan sempritan pertanda meminta mobilku berhenti”. Dengan
sedikit jengkel akupun menepi dan keluar dari kendaraan. Tak disangka betapa
kagetnya aku. Karena seorang polwan itu adalah sahabatku sejak kecil, dia Agus.
“Eh Agus ya, bagaimana kabarmu?”. Sudah lama tak jumpa”, aku langsung
menyapanya dengan senyuman.
“Alhamdulillah baik, maaf mbak siska, jujur mohon besok lagi bisa
memperhatikan dan tidak melanggar atau menerobos lampu merah!”. Dengan muka
sinis tanpa senyuman. Akhirnya aku menyerahkan SIM sehingga dia menulis surat
tilang dipojokkan kendaraan ku. Setelah menunggu sekian lama, aku merasa jengkel
dan masuk kembali ke dalam mobil sambil membanting pintu. Setelah itu Agus
menghampiriku lewat kaca mobil dan aku langsung menyaut surat SIM beserta surat
tilang yang diberikan. Sesampainya di kantor aku kaget mengingat kertas tilang yang
terambil adalah secarik kertas dari Agus sahabat baikku. Aku pun menyempatkan
membaca surat itu.
“Siska sahabat baikku dari kecil, mungkin kamu merasa jengkel ditilang oleh
teman mu sendiri, tapi aku ingin berbagi cerita bahwa dulu aku punya keponakan
perempuan yang sangat aku sayangi seperti adikku sendiri. Sayangnya dia
meninggal saat aku duduk di kelas SMA saat bersekolah denganmu dulu. Saat itu
keponakanku jalan lalu terjadilah tabrakan yang tak terelakkan karena pengendara
mobil ngebut dan nekad menerobos lampu merah. Hingga pengendara itu di penjara
sampai 1 tahun lamanya, aku pun juga masih merasakan kesedihan itu. Mungkin
kamu berpikir jika menerobos lampu merah adalah hal biasa namun bagiku
merupakan hal besar yang dapat mempengaruhi seluruh perjalanan kehidupanku.
Semoga kamu bisa mengerti, salam Agus.
NAMA : M. AL FARIZI
KELAS : X IPA 2

BANYAKNYA PESEPAK BOLA MUDA BERBAKAT DI INDONESIA

Indonesia saat ini mulai mengembangkan semua cabang olahraga yang ada.
Salah satunya diantaranya olahraga sepak bola. Saat ini Indonesia sering dikejutkan
bermunculnya para pemain-pemain muda berbakat, dengan bermunculnya pemain-
pemain muda berbakat ini mungkin dapat mengubah Indonesia menjadi Negara
yang memiliki pemain-pemain berbakat suatu saat ini.
Meskipun Indonesia kalah dengan Negara-negara di eropa, banyak yang
meyakini bahwa para pemain-pemain muda di Indonesia bisa menyaingi para
pesepak bola di eropa. Baru-baru ini Indonesia mengirim 1 wakil sekolah sepak bola
asal Kalimantan. Mewakili sekolah sepak bola yang ada di Indonesia dalam ajang
DNC DANONE CUP yang diikuti seluruh Negara dalam kelompok umur 12 tahun.
Pada ajang ini para pemain-pemain muda Indonesia bisa mengungguli Negara-
negara erpoa. Buktinya Indonesia dapat mengalahkan inggris dengan skor 3-1
dengan jepang 2-0 dan pada akhirnya Indonesia terhenti di babak 8 besar setelah
dikalahkan oleh meksiko saat memperebutkan tiket ke semifinal. Meskipun
Indonesia terhenti di babak 8 besar DNC DANONE CUP tersebut. Indonesia patut
bersyukur karena salah satu pemain mudanya menjadi top skor pada ajang tersebut.
Pemain muda Indonesia ini di apresiasi oleh media asing asal inggris yang
menyebutkan dengan adanya para pemain muda ini, Indonesia bisa menjadi
Negara sepak bola yang dapat melaju kekancah yang lebih tinggi.
Penyebab dari berbakatnya para pesepak bola muda di Indonesia ini adalah
banyaknya berdiri sekolah sepak bola, mulai dari kelompok umur 8-17 tahun. Ada
juga dikarenakan oleh liga-liga kelompok usia dini seperti AQUA DNC DANONE
CUP se Indonesia, piala menpora dan lain-lain. Selain usia dini ada juga kelompok
umur 15-17 tahun yang juga melahirkan para pesepak bola berbakat lainnya,
dengan ini juga tida lepas dari ajang-ajang yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan
besar di Indonesia seperti PERTAMINA SOERATIN CUP yang diikuti oleh seluruh
sekolah sepak bola yang ada di Indonesia. Ajang PERTAMINA SOERATIN CUP ini
sering muncul para pemain muda berbakat. Salah satunya penggawa TIMNAS
INDONESIA U19 Egi Maulana Vikri yang saat ini dilirik oleh klub-klub besar di eropa
seperti REAL MADRID, ESPANYOL, GETAFE, SPROTING LISBON. Penampilan
menonjol yang ditunjukkan Egi Maulana Vikri pada saat Indonesia U19 melakoni
laga persahabatan dengan klub asal spanyol ESPANYOL FC dan pada saat piala
AFF SUZUKI CUP. Saat itulah Egi Maulana Vikri mulai dikenal dunia. Keberhasilan
Egi Maulana Vikri ini tidak lepas dari seorang pelatih yaitu Indra Sjafri yang sering
melahirkan talenta-talenta muda berbakat seperti Evan Dimas Darmono.
Sudah jelas Indonesia dapat menjadi Negara yang berprestasi dalam dunia
sepak bola baik dikawasan ASEAN maupun dunia. Ternyata Indonesia adalah
Negara yang dapat menghasilkan pesepak bola muda berbakat. Sehingga Indonesia
sudah tidak asing lagi didengar oleh telinga pecinta sepak bola yag ada diseluruh
Indonesia. Sehingga Indonesia bisa diakui oleh dunia sebagai Negara penghasil
pemain muda berbakat.
NAMA : LESMANA PUTRA
KELAS :

SEPASANG SUAMI – ISTRI KELAPARAN

Ada sepasang suami – istri yang dikenal si warga miskin, mereka bertempat
tinggal di sebuah hutan di tepi pasar, di pinggiran sungai. Mereka selalu mencari
sampah atau barang rongsokan untuk di jual untuk membeli bahan kebutuhan
mereka.
Setelah mereka mencari barang rongsokan mereka selalu meminta-minta
uang pada orang yang sedang berjualan di pinggir jalan pasar. Tetapi mereka malah
di hina dan dicaci maki oleh orang-orang pasar dan malah dimarah-marah dan
dipukul menggunakan kayu dan dilempar dengan batu.
Dengan hati yang sedih si warga miskin ini dikenal dengan si maman dan si
aminah. Ketika mereka dimarahi sedihlah hati si maman dan si aminah yang di hina
dan lalu mereka pergi ke tempat tinggal mereka yang berada di pinggir sungai dekat
dengan pasar yang berada ditengah-tengah hutan, mereka bertempat tinggal di
sebuah terpal tanpa dinding dan tanpa pondasi tanpa alas hanya seutas tikar untuk
tidur. Setelah mereka tidur teranglah matahari yang menyinari wajah si maman dan
aminah. Ketika bangun tidur laparlah si aminah lalu si maman mencari makanan
untuk si aminah yang sedang kelaparan.
Lalu si maman mencari makanan dipinggir jalan di pasar. Lalu tak beberapa
lama si maman menemui kotak sampah yang berada di ujung jalan pasar. Lalu
maman mencari makanan yang bisa dimakan oleh istrinya. Ketemulah sepotong
ketupat yang telah basi yang di buang oleh orang pasar dan sepasang suami istri
tersebut sama-sama memakan sepotong ketupat yang telah basi.
Setelah hari sudah petang dan simaman dan aminah membersihkan tempat
tidur mereka untuk tidur malam nanti. Setelah bangun tidur berkatalah si maman
sakit sekali rasa tubuh ku ini yang dilempar dan dipukul orang kemarin, dan
menangislah sang istrinya melihat sang suaminya kesakitan dan berkata lah si
maman kepada aminah diamlah istriku, tubuh ku tidak sakit lagi malah segar tubuh
ku ini. Ketika mengucap dan bersumpah batara indra kepada istrinya ketika sudah
bangun tidur mereka bersiap-siap untuk mencari barang rongsokkan untuk dijual di
tukang pembeli barang rongsokan. Ketika beberapa lama si maman dan si aminah
berjalan menelusuri jalan yang panas. Tiba-tiba datanglah seorang yang memakai
mobil mewah yang baik hati untuk member uang kepada si maman dan si aminah.
Lalu si pemberi uang tersebut dikenal dengan namanya juragan dadang. Lalu
dadang bercerita dimana rumah kalian. Lalu si maman menjawab rumah kami
ditengah hutan ditepi sungai.
Lalu si dadang memberi uang untuk membuat rumah panggung yang tidak
mewah seperti rumah yang lain. Dan si maman dan aminah sangat berterima kasih
kepada dadang yang telah memberi mereka uang untuk membuat rumah panggung
dan kemudian dibangunlah sebuah rumah panggung untuk mereka berteduh.
Dan senanglah maman dan aminah yang telah di buat rumah panggung. Lalu
mereka sangat rajin mencari ikan dipinggir sungai yang telah di berikan perangkap
ikan oleh juragan dadang.
NAMA : METI SELVI
KELAS : X IPA 1

MENGEJAR CITA-CITA

Dimas adalah laki-laki yang hidup dari keluarga yang kurang mampu, kulitnya
seperti sawo matang dengan sikapnya yang pendiam. Ia di senangi oleh banyak
orang. Dia mempunyai dua adik laki-laki kembar, mereka adalah Reno dan Roni.
Ayah mereka sudah lama meninggal sejak mereka masih kecil. Dan sekarang
mereka hanya tinggal bersama ibunya. Sekarang Dimas duduk di kelas IX SMP,
sejak kecil Dimas mempunyai cita-cita ingin menjadi seorang guru.
Akan tetapi ia binggung dan takut akan cita-citanya tidak tercapai karena
kehidupannya yang berkecukupan. Sehingga ia pun termenung dan berfikir
bagaimana nasibnya di masa depan nanti. “Apakah aku nantinya bisa menjadi orang
yang sukses.” Tanyanya dalam hati.
Tiba-tiba ibunya memanggil Dimas?”
“Iya ibu…..” jawab Dimas.
“Kenapa kamu nak?”
“Tidak ada apa-apa bu”
“Oh… kalau begitu kamu bisa bantu ibu?”
“Ya, bu”
Setelah membantu ibunya Dimas termenung kembali untuk kedua kalinya.
“Pokoknya aku harus menjadi orang yang sukses” katanya dalam hati. Matahari
mulai terbit, Dimas mulai menyandang tas dan memakai sepatunya untuk pergi ke
sekolah dan ia pun pamit kepada orang tuanya sambil mencium tangan ibunya.
Dalam perjalanan ia bertemu dengan temannya, lalu ia bertanya kepada temannya
Dino. “Din apakah kamu memiliki cita-cita?”
“Ya, saya memiliki cita-cita yaitu ingin menjadi pengusaha yang hebat, kalau
cita-citamu ingin menjadi apa?” Tanya Dino..
“Kalau aku ingin menjadi…..!” Dimas pun terdiam dan tersenyum.
“Kok, kamu diam saja dim”. Tanya Dino heran.
“Ooooo…. Gak apa-apa Din”.
“Jadi cita-citamu ingin menjadi apa?” Kalau aku ingin membahagiakan kedua
orang tua ku”.
“Begitu ya”, Dimas terus berjalan dengan kebingungan. Sampai di sekolah
Dimas pun ke kelas. Tak lama kemudian bel masuk pun telah berbunyi. Semua
siswa masuk ke kelas, tiba-tiba temannya memanggil “Dim, dim….!” Apakah PR
matematika mu sudah siap?”
“Kalau aku sudah siap, kalau kamu?” Tanya Dimas.
“Kalo aku sih belum siap. “Dim bolehkah aku pinjam buku matematika mu
tanya Dika.
Emmmmzz…. Boleh sih, tapi…? Ada syaratnya.
“Apaan tu?”
Syaratnya mudah kok kamu harus jawab pertanyaanku.
“Apa? Tanya Dika heran.
Apakah kamu memiliki cita-cita ? Tanya Dimas
Ya, aku memiliki cita-cita ingin menjadi dokter, kata Dika.
Kenapa kamu ingin menjadi dokter ?
Ya… karena aku ingin menolong semua orang yang sakit.
Ooooohhhhh…… kata Dimas mengerti.
Setelah asyiknya berbicara, guru pun masuk ke dalam kelas dan masing-
masing siswa pun kembali ke bangkunya. Setelah beberapa jam, bel istirahat pun
berbunyi. Pada saat istirahat Dimas dan temannya pergi ke kantin dengan bersama-
sama. Setelah beberapa menit bel masuk pun telah berbunyi Dimas dan teman-
temannya masuk ke kelas untuk melanjutkan pelajaran selanjutnya. Setelah pulang
sekolah Dimas tidak lupa akan tugas piketnya, namun pada saat membersihkan
kelas ia melihat seekor burung kecil yang berusaha untuk bisa terbang walaupun ia
masih kecil. “seperti itulah hidupku yang ingin meraih cita-citaku agar aku menjadi
orang yang sukses”. Tanyanya dalam hati.
Waktu pulang sekolah ia teringat sesuatu dipikirannya yaitu setelah pulang
nanti ia harus menoling ibunya dalam perkerjaan rumah karena membantu ibu itu
adalah tugasnya sehari-hari. Sesampai dirumah ia meletakkan sepatu dan tasnya
pada tempatnya.
“Assalamu’alaikum”… sambil membuka pintu.
Ibunya, “Wa’alaikumsalam”… jawab ibu
“Bu, bolehkah aku bertanya kepada ibu. Tanya Dimas.
Boleh, mau tanya tentang apa?
Begini bu, apakah ibu memiliki cita-cita…
Ya, ibu memiliki cita-cita ingin menjadi guru nak? Jawab ibunya dengan halus.
Tetapi sekarang ibu sudah uta, udah nggak punya kekuatan dan sekarang mungkin
hanya bisa berharap kepada kami agar cita-cita kami bisa terwujud. Maka dari itu
kamu harus rajin belajar, sholat, dan berdo’a kepada Allah SWT, dan janganlah
kamu mundur dalam menuntut ilmu. Kata ibu dengan lembut. Aku akan pegang
smua kata-kata ibu, jawab Dimas bersemangat.
Demi ingin terwujudnya cita-citanya dan kebahagiaan orang tuanya. Kini
saatnya ia menunjukkan kemampuannya dalam belajar. Dengan kata-kata ibunya,
Dimas menjadi semangat untuk melakukan apa yang dikatakan ibunya. Cita-cita
Dimas ingin menjadi seorang guru yang bijaksana dan ramah kepada muridnya,
demi cita-citanya ia pun mengalami banyak perubahan dan menjadi aktif dalam
belajar. Dengan demikian ia selalu giat belajar, berdo’a dan berusaha karena tanpa
do’a dan berusaha tidak akan terwujudnya suatu cita-cita seseorang. Maka dari itu,
raihlah cita-citamu setinggi langit dengan berdo’a dan bekerja keras.
NAMA :
KELAS : X IPA 1

SEMANGAT MENGEJAR CITA-CITA

Matahari yang cerah membantu hariku untuk mengawali pagiku. Bahagia aku
pada pagi ini, karena peringatan hari sumpah pemuda yang bertepatan pada 28
Oktober. Pemuda adalah ujung tombak bangsa yang akan memimpin suatu Negara
menjadi Negara yang maju, cerdas, damai dan tentram. Aku bernama Eca bangga
menjadi pemuda dalam Negara Indonesia. Karena Negara Indonesia penuh dengan
budaya, kenangan waktu perjuangan. Sehingga hari, tanggal diperingati dalam
setiap tahunnya. Aku selalu tersenyum meilhat keatas dengan suasana langit yang
biru, cerah menggambarkan aman, damai, tentramnya Negara ini. Aku saat ini
duduk disekolah menengah atas dikelas XI Mia 1. Aku merasa senang, aku
mempunyai banyak teman, bahkan ada juga orang yang aku idolakan, orangnnya
tinggi, hitam manis, sopan dan baik.
Aku suka dengan sifatnya, pertama aku duduk di kelas XI aku sudah kagum
kepada lelaki itu. Setiap aku melihatnya aku tersipu malu, karena pencaran matanya
berbening-bening. Aku mencoba fokus dengan pelajaran, tapi hari itu semua
pikiranku terfokus dengan dia. Apakah ini yang dinamakan cinta?” aku bertanya
kepada temannku Dila. “Mengapa disaat aku melihat Al, aku merasa malu dan
jantung ku berteguk kencang?” Dila menjawab “Oh… itulah yang dinamakan cinta.
Eca bertanya “Apakah cintah separah ini?” Dila menjawab sudah sepantasnya kamu
mempunyai perasaan itu, karena kamu sudah kelas XI.
Mengingat orang tua dirumah, mencari nafkah dihutan, aku merasa kasihan.
Karena ayahku bilang jangan pacaran dulu sebelum lulus SMA. Aku pun membuat
perasaan itu menjadi penyemangat dalam belajar dan sekolah ku. Aku ingin sekali
mendapat nilai yang tinggi. Kemudian dengan semangat aku tunjukkan kepada
kedua orang tuaku. Aku ingin cita-cita ku menjadi tercapai. Karena cita-cita itu sudah
aku inginkan dan aku impikan sejak lama. Kalau aku menjadi orang sukses maka
orang tua ku akan bangga kepada aku. Jadi, sekolah yang aku lakukan selama ini
tidak sia-sia. Aku meluangkan banyak waktu dan orang tua ku banyak mengeluarkan
uang.
Aku tidak akan menyia-nyiakan pengorbanku dan pengorbanan orang tuaku.
Selama duduk di SMP aku belum berfikir panjang dan dewasa. Tentang masa
depanku. Tapi setelah aku masuk di SMA. Aku banyak mendapat teman baru, guru
baru, bahkan pelajaran baru, aku banyak mendapat pengalaman. Aku bisa
mengetahui kelebihan dan kekurangan temanku. Jadi, aku berfikir diera globalisasi
ini persaingan sudah semakin kuat dalam hal apapun. Aku berusaha fokus dengan
pelajaran agar cita-cita ku menjadi tercapai.

Você também pode gostar