Você está na página 1de 23

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Teori


1. Definisi
Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau
beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak Infiltrat
(Whalley and Wong, 1996).
Bronchopneumina adalah frekwensi komplikasi pulmonary, batuk produktif
yang lama, tanda dan gejalanya biasanya suhu meningkat, nadi meningkat, pernapasan
meningkat (Suzanne G. Bare, 1993).
Bronchopneumonia disebut juga pneumoni lobularis, yaitu radang paru-paru
yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing (Sylvia Anderson,
1994).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa


Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus
paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh
bakteri,virus, jamur dan benda asing.

2. Penyebab
Bronchopneumonia dapat disebabkan oleh :
a. Bakteri misalnya Staphylococcus dan Streptococcus.
b. Virus misalnya Virus influenza.
c. Jamur seperti Candida albicans.
d. Aspirasi karena makanan atau benda asing.
Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya bronchopneumonia adalah penyakit
menahun, trauma paru, berat badan anak yang turun karena KKP (Kurang Kalori
Protein).
Faktor pencetus timbulnya penyakit ini antara lain karena udara dan cuaca yang
buruk, makanan snek anak-anak dan lingkungan yang kurang bersih.

1
3. Patofisiologis
Proses terjadinya bronchopneumonia yaitu masuknya mikroorganisme ke
traktus respiratorius yang menginfeksi saluran napas atas. Karena daya tahan tubuh
lemah maka infeksi menyebar ke paru-paru sampai ke bronchioli dan menimbulkan
gejala ringan: batuk, pilek, panas, malaise. Bila infeksi bertambah kuat, terjadi
infiltrasi yaitu masuknya mukus paru-paru yang menyebabkan sumbatan dan
konsolidasi yaitu penimbunan mukus paru-paru yang menyebabkan gangguan
ventilasi, gangguan difusi dan gangguan perfusi yang menyebabkan hipoksemia
yang ditandai dengan gejala bertambah berat dengan pernapasan cuping hidung,
pernapasan cepat, sianosis, kadang-kadang konstipasi atau diare, muntah dan
distensi abdomen. Jika hal ini tidak ditanggulangi terjadi kondisi yang lebih buruk
yaitu kegagalan pernapasan.

4. Manifestasi Klinis
Biasanya didahului infeksi traktus respiratorius bagian atas. Penyakit ini
umumnya timbul mendadak, suhu meningkat 39-40º C disertai menggigil, napas
sesak dan cepat, batuk-batuk yang non produktif “napas bunyi” pemeriksaan paru
saat perkusi redup, saat auskultasi suara napas ronchi basah yang halus dan
nyaring. Batuk pilek yang mungkin berat sampai terjadi insufisiensi pernapasan
dimulai dengan infeksi saluran bagian atas, penderita batuk kering, sakit kepala,
nyeri otot, anoreksia dan kesulitan menelan.

5. Pemeriksaan Penunjang

a. Pengambilan sekret secara broncoscopy dan fungsi paru untuk preparasi


langsung, biakan dan test resistensi dapat menemukan atau mencari etiologinya,
tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar.

b. Secara laboratorik ditemukan leukositosis biasa 15.000 – 40.000 / m


dengan pergeseran LED meninggi.

2
c. Foto thorax bronkopeumoni terdapat bercak-bercak infiltrat pada satu
atau beberapa lobus, jika pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada
satu atau beberapa lobus.

6. Penatalaksanaan
Keperawatan :
Simptomatis
a. Kompres dengan air hangat ketika terjadi peningkatan suhu
b. Beri posisi nyaman untuk melancarkan pernafasan
c. Asupan nutrisi yang adekuat ketika terjadi gejala anoreksia

Medis :
a. Pemberian oksigen dan cairan intravena biasanya diperlukan campuran
glukosa 5% dan NaCl 0,9% dengan perbandingan 3 : 1 ditambah larutan KCl 10
mEq/ 500 ml/ batas infus.

b. Kemotherapi untuk mycoplasma pneumonia, dapat diberikan Eritromicin


4 X 500 mg sehari atau Tetrasiklin 3 – 4 mg sehari.
Obat-obatan ini meringankan dan mempercepat penyembuhan terutama pada kasus
yang berat.

c. Obat-obat penghambat sintesis SNA (Sintosin Antapinosin dan Indoksi


Urudin) dan interperon inducer seperti polinosimle,poliudikocid pengobatan
simtomatik seperti :
1. Istirahat, umumnya penderita tidak perlu dirawat, cukup istirahat
dirumah.
2. Simptomatik terhadap batuk.
3. Batuk yang produktif jangan ditekan dengan antitusif
4. Bila terdapat obstruksi jalan napas, dan lendir serta ada febris, diberikan
broncodilator.

3
5. Pemberian oksigen umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus berat.
Antibiotik yang paling baik adalah antibiotik yang sesuai dengan penyebab yang
mempunyai spektrum sempit.

7. Komplikasi
Komplikasi dari bronchopneumonia adalah :
a. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps
paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.

b. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga


pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.

c. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.

d. Infeksi sitemik

e. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.

f. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.

4
Web of Caution
Bakteri, virus dan jamur penyebab bronchopneumonia,
aspirasi karena makanan atau benda asing.

Menginfeksi saluran nafas atas.

Daya tahan tubuh lemah.

Infeksi menyebar ke paru-paru sampai ke bronkheoli Resiko tinggi terhadap


penyebaran infeksi

Infiltrasi (masuknya mukus ke paru)

Penyumbatan & penimbunan mukus di paru

Hipoksemia

− Pernafasan cuping − Muntah. − Mual/ muntah. Orang tua pasien bertanya-tanya


hidung. − Diare. − Nafsu makan tentang penyakit anaknya.
− Pernafasan cepat. − Demam. menurun.
− Batuk, pilek. − Berkeringat.
− Bibir kering.
Kurang pengetahuan
Gangguan pemenuhan nutrisi orang tua
Kelelahan. kurang dari kebutuhan tubuh
Ketidakefektipan
bersihan jalan nafas. Resiko kekurangan
volume cairan

Intoleransi aktivitas

Komplikasi

Gagal nafas.

5
4. Pemeriksaan laboratorium & diagnostik
Pada pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang sering dijumpai adalah:
a. Rontgen untuk melihat infiltrasi atau daerah konsolidasi yang
kadang disertai efusi pleura, kultur nasofaring, tenggorokan dan darah yang
mengisolasi organisme.
b. Jika penyebabya bakteri maka, dijumpai leukositosis (18000 –
30000), kultur nasofaring darah yang positif.
c. Urine counter Curren Immuno Electrophoresis (CIE) untuk
mendeteksi antigen bakterikhusus.
5. Penatalaksanaan medis
a. Penicillin 50.000 u/kg BB/ hari ditambah dengan Klorampenikol
50-70 mg/ kg BB/ hari atau diberikan antibiotik yang mempunyai spektru luar
seperti Ampicillin. Pengobatan ini diteruskan sampai batas demam 4-5 hari.
b. Pemberian oksigen dan cairan intravena biasanya diperlukan
campuran glukosa 5% dan NaCl 0,9% dengan perbandingan 3 : 1 ditambah
larutan KCl 10 mEq/ 500 ml/ batas infus.
c. Karena sebagian besar pasien jatuh pada keadaan asidosis
metabolik akibat kurang makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi
dengan analisis gas darah arteri.

B. Konsep Dasar Askep


1. Pengkajian
a. Data subjektif
Kemungkinan akan ditemukan data bahwa anak dikeluhkan batuk pilek,
muntah, panas, diare, nafsu makan menurun, jumlah jam tidur berkurang, sesak,
rewel dan mual. Orang tua pasien bertanya-tanya tentang keadaan penyakit
anaknya.
b. Data objektif
Kemungkinan data yang ditemukan adalah anak/pasien tampak sesak, nafas
cepat dan dangkal, terlihat nafas cuping hidung, retraksi otot bantu pernafasan,
cyanosis, respirasi > 60 x/menit, anak tampak pucat, batuk-batuk, suhu
meningkat( > 38ºC, berkeringat, bibir kering, terjadi leukositosis, ronkhi positif,

6
ekspirasi memanjang, dari hasil rontgen tampak adanya konsolidasi atau
infiltrasi paru, kultur nasofaring positif, berat badan menurun.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang sering muncul adalah :
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berbuhungan dengan
produksi mukus kental pada paru dan ketidakefektifan batuk.
b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan karena
peningkatan upaya pernafasan.
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan demam,
masukan cairan yang kurang karena dispnea.
d. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan
tidak adekuatnya pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun).
e. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.
f. Kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurang
informasi tentang penyakit anaknya.
3. Perencanaan
a. Diagnosa 1 : Ketidakefektipan bersihan jalan nafas.
Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif
Intervensi : - Observasi vital sign tiap 2-4 jam.
R/ : Untuk mengetahui KU pasien
- Beri oksigen sesuai kebutuhan
R/ : Membantu mencukupi kebutuhan oksigen
- Anjurkan batuk efektif.
R/ : Mengurangi obstruksi pada saluran nafas
- Penghisapan lendir.
R/ : Mengurangi obstruksi pada saluran nafas
- Ubah posisi tidur setiap 2 jam
R/ : Melancarkan pernafasan
- Kolaborasi pemberian antibiotik.
R/ : Mengobati infeksi
b. Diagnosa 2 : Intoleransi aktivitas.
Tujuan : Tidak ada intoleransi aktivitas.

7
Intervensi : Meminimalkan aktivitas.
R/ : Membantu mempercepat pemulihan
- Anjurkan aktivitas disamping tempat tidur.
c. Diagnosa 3 : Resiko kekurangan volume cairan.
Tujuan : Pemasukan cairan pasien adekuat (CM = CK)
Intervensi : - Catat intake dan output cairan.
R/ : menentukan status hydrasi pasien
- Kaji status hydrasi.
R/ : Memberikan gambaran tentang kondisi pasien
- Berikan cairan parenteral.
R/ : Memperbaiki status hydrasi
- Berikan terapi antipiretik.
R/ : Suhu tinggi meningkatkan status hydrasi
d. Diagnosa 4 : Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi.
Tujuan : Tidak terjadi penyebaran infeksi.
Intervensi : - Pantau vital sign tiap 2-4 jam.
R/ : Perubahan vital sign(suhu) merupakan tanda infeksi
- Batasi pengunjung pencegahan secara individual.
R/ : Mencegah penyebaran penyakit
- Kolaborasi dalam pemberian antibiotik.
R/ : Mencegah infeksi
e. Diagnosa 5 : Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh.
Tujuan : Gangguan pemenuhan nutrisi dapat teratasi.
Intervensi : - Kaji faktor yang menimbulkan mual dan muntah.
- Timbang berat badan setiap hari.
- Beri makanan porsi kecil tapi sering.
- Beri makanan secara menarik, hangat dan bervariasi.
- Beri suplemen vitamin bila perlu.
- Kolaborasi pemberian antiemetik.
f. Diagnosa 6 : Kurang pengetahuan orang tua.
Tujuan : Orang tua mengerti tentang penyakit yang dialami anaknya.
Intervensi : - Jelaskan perlunya istirahat.

8
R/ : Memberi pengetahuan kepada orang tua
- Jelaskan faktor predisposisi penyakit yang diderita anaknya.
R/ : Orang tua dapat mencegah terjadinya kekambuhan
- Jelaskan perlunya diet bergizi sesuai usia dan cairan tambahan.
R/ : Agar orang tua dapat memberikan perawatn setelah pulang
4. Evaluasi
a. Bersihan jalan nafas efektif.
b. Pasien/klien dapat melakukan aktivitas.
c. Tidak terjadi kekuangan volume cairan.
d. Tidak terjadi penyebaran infeksi.
e. Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
f. Orang tua tidak cemas lagi.

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 7 Mei 2008 pukul 10.00 wita di ruang Arjuna RSU
Sanjiwani Gianyar dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, pemeriksaan
fisik dan catatan medik pasien.
1. Pengumpulan data
a. Identitas
1) Anak
Nama : KM
Tanggal lahir/ umur : 26 Mei 2007/ 1 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
2) Orang tua
Ayah Ibu
Nama : KA Almh KA
Umur : 30 tahun 26 tahun
Pendidikan : SMA SMP
Pekerjaan : Wiraswasta IRT

9
Agama : Hindu Hindu
Alamat : Br. Gubengan Tulikup Br. Gubengan Tulikup
Gianyar. Gianyar.

b. Kedudukan anak dalam keluarga


Tabel 1
KEDUDUKAN ANAK DALAM KELUARGA
Jenis Kelamin Keadaan sekarang
No Nama Umur Ket
L P Sehat Sakit Mati
1 WN √ 15 hari √ Prematur
2 KW √ 4 tahun √
3 KM √ 1 tahun √ Bronkopneumoia

c. Alasan dirawat
1) Keluhan utama
a) Saat masuk rumah sakit (6 Mei 2008)
Keluarga mengeluh pasien sesak, batuk dan panas.
b) Saat pengkajian (7 Mei 2008)
Keluarga mengeluh anaknya batuk dan sesak.
2) Riwayat penyakit
Keluarga mengatakan pada tanggal 4 Mei 2008 pasien sudah panas dan
pilek. Oleh keluarga hanya dikira panas dan pilek biasa sehingga tidak
diperiksakan ke dokter. Setelah lama tak kunjung sembuh, akhirnya atas
saran keluarga pasien disarankan untuk berobat ke dokter. Tanggal 6 Mei
2008 pasien dibawa berobat kesalah satu praktek dokter. Kemudian oleh
dokter pasien disarankan untuk memeriksakan anaknya ke RSU Sanjiwani
Gianyar untuk mendapat perawatan intensif. Pasien tiba di UGD (Unit
Gawat Darurat) RSU Sanjiwani Gianyar tepat pukul 18.00 wita dengan
membawa surat rujukan dengan diagnosa Bronchopneumoia dalam keadaan
sadar. Pasien diperiksa oleh dokter dan dari hasil pemeriksaan didapatkan
suhu tubuhnya 38ºC, dilakukan foto rontgen thorax, dipasang IVFD D5 ½ S
10 tetes/menit (mikro) dan dilakukan pemeriksaan darah. Untuk mendapat
perawatan lebih lanjut pasien disarankan untuk menjalani rawat inap di

10
ruang Arjuna. Pasien tiba pukul 20.00 wita di ruang Arjuna denagn
kesadaran compos mentis, masih terpasang infus IVFD D5 ½ S 10
tetes/menit. Sebelumnya di ruang UGD pasien sudah diberi injeksi
taxegram 300 mg, dexametason 0,5 ampul, fenris 1 cth dan salbuven
expectorant syrup 1 cth serta terpasang oksigen 1 liter/ menit.
Diagnosa medis : Bronchopneumoia.
Terapi tanggal 7 Mei 2008
− Fenris syrup 3 x 1 cth
− Salbuven expectorant 3 x 1 cth
− Taxegram 3 x 300 mg
− Dexametason 3 x 0,5 ampul.
Diet : BB

d. Riwayat anak
1) Riwayat kehamilan
Selama hamil ibu rajin memeriksakan kandungannya ke dokter tiap bulan
sampai umur kehamilan 9 bulan. Ibu mendapat imunisasi TT dua kali pada
umur kehamilan 4 dan 5 bulan. Selama kehamilannya ibu tidak pernah
mengalami penyakkit perti asma ataupun hipertensi, juga tidak pernah
menkonsumsi obat-obatan, rokok dan alkohol. Dari hasil pemeriksaan
dinyatakan kehamilannya normal, ibu juga diberikan vitamin penambah
darah.
2) Riwayat persalinan
Bayi lahir normal di RSU Gianyar dengan pertolongan oleh bidan denga
berat badan lahir 2500 gram dan panjang badan 44 cm. Bayi lahir langsung
menangis dan tidak ada kelainan.
e. Riwayat nutrisi
Pasien diberikan ASI (Air Susu Ibu) secara ekslusif dari umur 0-4 hari. Setelah
40 hari sampai 4 bulan diberikan susu formula (SGM-2) karena ibu pasien
sakit-sakitan. Pada umur 4-6 bulan pasien diberi bubur dan susu formula, umur
6 bulan sampai sekarang pasien dibrikan nasi tim, susu formula dan biskuit.
f. Kebutuhan Bio-psiko-sosial-spiritual
1) Bernafas

11
Sebelum sakit pasien dikatakan tidak mengalami gangguan dalam bernafas
baik saat menarik nafas maupun mengeluarkan nafas. Saat pengkajian
keluarga mengatakan pasien masih sesak dan batuk berdahak lebih kurang 3
kali setiap menit. Batuk setiap saat terutama saat menghembuskan nafas
serta terdapat sekret yang tidak dapat dikeluarkan, pilek ada, sekret
berwarna jernih. Pasien tampak sesak (kesulitan pada saat mengeluarkan
nafas), masih terdengar batuk dan sekret yang tidak dapat dikeluarkan,
pasien terlihat dispnea, terdengar suara “grek-grek” pada saat bernafas.
2) Makan dan minum
Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasa makan 3-4 kali/hari
(makan habis ± 1 mangkok kecil ± 900 cc/hari), biskuit 5 potong, susu
formula biasanya 3 kali sehari (± 600 cc/hari), air putih (100 cc/hari). Saat
pengkajian dilakukan, keluarga pasien mengatakan pasien makan 3 kali
sehari, namun makan yang diberi hanya habis ¼ porsi yang diberikan di
rumah sakit, biskuit 2 potong dan susu formula ± 100 cc/hari. Terkadang
pasien terlihat mual dan muntah saat diberi makan.
3) Eliminasi
a) Buang Air Besar
Keluarga mengatakan sebelum sakit pasien biasa BAB 1 kali sehari
dengan konsistensi feces lembek dan berwarna kuning. Saat pengkajian,
keluarga pasien mengatakan pasien belum BAB sejak dirawat di rumah
sakit.
b) Buang Air Kecil
Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit dan saat pengkajian pasien
biasa BAK 4-5 kali sehari dengan volume ± 400 cc/hari dengan bau
pesing, warna putih dan tidak terdapat keluhan saat kencing.
4) Gerak dan aktivitas
Sebelum sakit keluarga pasien mengatakan bahwa pasien duduk tegak dan
berdiri dengan topangan serta menggerakkan tangan. Saat pengkajian
keluarga pasien mengatakan pasien agak lemas. Pasien tampak lemah,
lemas dan masih terpasang IVFD D5 ½ S pada kaki kanan.
5) Istirahat dan tidur

12
Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasa tidur siang 1 jam,
tidur malam 9 jam (21.00 – 06.00 wita). Saat pengkajian keluarga pasien
mengatakan anaknya kadang-kadang batuk saat tidur namun tidak sampai
mengganggu tidurnya, tidur malam jam 9 malam (21.00 – 06.00 wita) dan
tidur siang 1 jam.
6) Pengaturan suhu tubuh
Saat pengkajian keluarga mengatakan pasien tidak mengalami peningkatan
suhu tubuh. Badan pasien tidak terasa hangat.
7) Kebersihan diri
Keluarga pasien mengatakan pasien biasa dimandikan 2 kali sehari dengan
menggunakan sabun. Saat sakit dan saat pengkajian keluarga pasien
mengatakan anaknya dimandikan setiap pagi dan sore dengan menggunakan
air hangat dan ganti pakaian setiap hari, pasien tampak bersih.

8) Psikologis
a) Rasa aman (orang tua/keluarga)
Keluarga mengatakan sudah tidak khawatir dengan keadaan pasien
karena sudah tidak panas, batuk dan sesaknya sudah berkurang.
Keluarga tampak tenang.
b) Rasa nyaman
Keluarga mengatakan pasien tidak sering menangis lagi. Pasien tampak
tenang.
9) Hubungan sosian anak
a) Sosial anak
Pasien adalah anak ketiga dan keluarga mengatakanbahwa pada saat
pasien berumur 4 bulan saudah ditinggaloleh ibunya. Saat pengkajian
pasien tampak ditemani oleh keluarganya. Hubungan pasien dengan
keluarga dan perawat cukup baik.
b) Bermain
Keluarga mengatakan bahwa pasien biasa bermain di rumah bersama
keluarga. Saat pengkajian keluarga pasien mengatakan anak sedikit
berbicara karena masih lemah, kadang-kadang bermain dengan kakak
sepupunya apabila dijenguk.

13
c) Rekreasi
Keluarga mengatakan sebelumsakit pasien sering bermain dengan
keluarga kakaknya di lingkungan rumahnya. Saat sakit pasien kadang
berjalan-jalan disekitar kamar.
10) Spiritual
Keluarga dan pasien beragama hindu dan biasa diajak sembahyang pada
hari-hari tertentu. Selama pasien dirumah sakit, keluarga pasien hanya
sembahyang di Padmasana rumah sakit dan pasien diberikan tirta yang
didapat dari Padmasana.
g. Status imunisasi
Keluarga pasien mengatakan anaknya sudah mendapatkan imunisasi BCG saat
pasien berumur 2 hari, DPT saat pasien berumur 2 bulan sampai 4 bulan, polio
saat pasien berumur 2 hari sampai 2 bulan dan pada saat PIN, Hepatitis B saat
berumur 2 hari, umur 1 bulan dan 6 bulan, serta imunisasi campak pada umur 9
bulan.
h. Penyakit yang pernah diderita
Kaluarga mengatakan pasien tidak pernah mengalami penyakit yang sama
ataupun penyakit lain seperti asma tapi hanya pilek saja.
i. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga mengatakan dalam keluarga tidak ada yang pernah mengalami sakit
asma maupun bronchopneumonia.
j. Pengetahuan orang tua tentang kesehatan
Keluarga mengatakan belum tahu tentang penyakit, penyebab dan pengobatan
dari penyakit pasien. Jika pasien sakit, keluarga biasanya memeriksakan pasien
ke RS Sanjiwani Gianyar atau ke dokter praktek swasta.
k. Pemerikasaan fisik
1) Keadaan umum
a) Kebersihan anak : cukup
b) Keadaan kulit : tugor kulit elastis, tidak ada sianosis, lesi tidak ada.
c) Kesadaran : compos mentis.
2) Ukuran-ukuran
a) BB sebelum sakit : 9,5 kg
b) BB saat sakit : 9,0 kg

14
c) Panjang badan : 72 cm
d) Lingkar lengan : 14 cm
e) Lingkar dada : 32 cm
f) Lingkar kepala : 47 cm
3) Gejala kardinal
a) Suhu : 36,5ºC
b) Nadi : 110 kali/ menit
c) Respirasi : 42 kali/ menit
4) Keadaan fisik
a) Kepala
Bentuk normochepali, rambut hitam, penyebaran rambut merata, lesi
tidak ada, ubun-ubun datar, tidak ada benjolan dan kebersihan cukup.

b) Mata
Bentuk simetris, reflek pupil +/+ (isokor), pergerakan mata baik,
konjunctiva ananemis, sklera anikterik.
c) Hidung
Nafas cuping hidung tidak ada, kebersihan cukup, pilek ada dan
mengeluarkan sekret encer berwarna jernih.
d) Telinga
Bentuk simetris, terdapat sedikit serumen, kebersihan cukup.
e) Mulut
Mukosa bibir lembab dan merah muda, lidah bersih, sudah tumbuh 6
gigi susu masing-masing gigi seri atas dan bawah serta geraham.
f) Leher
Pembesaran kelenjar limpe dan tiroid tidak ada, pembesaran vena
ugularis tidak ada, kaku kuduk tidak ada.
g) Thorax
Bentuk dan pergerakan dada simetris, terdapat tarikan dada ke dalam,
ronkhi +/+ basah halus, wheezing -/-, nyeri tidak ada, bunyi jantung S1S2
tunggal reguler.
h) Abdomen
Distensi abdomen tidak ada, bising usus 6 kali/ menit.

15
i) Ekstremitas
Atas : Pergerakan terkoordinir, sianosis tidak ada, edema tidak
ada.
Bawah : Pergerakan terkoordinir, sianosis tidak ada, edema tidak
ada, terpasang IVFD D5½ S 10 tetes/ menit.

555 555
Kekuatan otot : 555 555

j) Genetalia & anus


Tidak ditemukan kelainan, kemerahan tidak ada, kebersihan cukup.

l. Pemeriksaan penunjang
1) Hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap pada tanggal 6
Mei 2008 :
Parameter Hasil Nilai normal
WBC 10,1 103 k/ul 4,0 – 9,0
RBC 4,26 106 k/ul 2,80 – 5,30
HGB 9,9 g/dl 12,0 – 18,0
HCT 29,4 % 34,0 – 48,0
MCV 69,0 fl 80,0 – 100
MCH 23,2 pg 27,0 – 32,0
MCHC 33,7 g/dl 32,0 - 36,0
PLT 351 103 k/ul 120 – 380
LY 35,2 103 k/ul 11,0 – 49,0
MO 2,6 103 k/ul 0,0 – 9,0
GR 62,2 103 k/ul 42,0 – 85,5
RDW 15,6 % 11,1 – 14,5
PLT 0,14 % 0,08 – 1,00
MPV 4,0 fl 6,0 – 10,0
PDW 17,4 % 10,00 – 15,0

2) Hasil rontgen (foto thorax) tanggal 6 Mei 2008 :


− Cor : Besar contur dalam batas normal.
− Pulmo : Infiltrasi disekitar hilus dan pericardial kanan, hiperected
(+)
− Sinus pleura dan diafragma normal.

16
− Tulang-tulang normal.
− Kesan penyokong adanya Bronchopneumonia.

2. Analisis data
ANALISIS DATA KEPERAWATAN PADA PASIEN KM
DENGAN BRONKHOPNEUMONIA DI RUANG ARJUNA
RSU SANJIWANI GIANYAR TANGGAL 7 MEI 2008
No Data Subjektif Data Objektif Kesimpulan
1 Keluarga mengeluh anak-  Pasien tampak sesak. Bersihan jalan nafas
nya batuk berdahak lebih  Pasien tampak batuk tidak efektif.
kurang 3 kali setiap menit dan ter-dengar sekret yang
dan sesak. tidak dapat dikeluarkan.
 Pasien terlihat dispnea
dan terdengar suara “grek-
grek” pada saat bernafas.
 Nadi : 110 kali/ menit.
 Respirasi : 42 kali/
menit.
 Pasien pilek dan
mengeluar-kan sekret encer
berwarna jernih.
 Terdapat tarikan dada
ke dalam.
 Ronkhi +/+ basah
halus.
 Berdasarkan hasil
rontgen (foto thorax)
terdapat infiltrasi disekitar
hilus dan pericardial kanan,
hiperected (+) dan terdapat
kesan pe-nyokong adanya
Bronchopneumonia.

2 Keluarga pasien mengata-  Pasien terlihat mual Pemenuhan nutrisi


kan pasien makan 3 kali dan muntah saat diberi kurang dari kebutuhan.
sehari, namun makan yang makan.
diberi hanya habis ¼ porsi  BB saat sakit : 9,0 kg
yang diberikan di rumah
sakit, biskuit 2 potong dan

17
susu formula ± 100 cc/hari.

3 Keluarga mengatakan Kurang pengetahuan


belum tahu tentang keluarga.
penyakit, penyebab dan
pengobatan dari penyakit
pasien.

4 Keluarga pasien  Pasien tampak lemah, Intoleransi aktivitas.


mengatakan pasien agak lemas dan masih terpasang
lemas. IVFD D5 ½ S pada kaki
kanan.

5  Pasien pilek dan Resiko tinggi terhadap


mengeluar-kan sekret encer penyebaran infeksi
berwarna jernih.
 Ronkhi +/+ basah
halus.
 WBC 10,1 x 103 k/ul.
3. Rumusan masalah
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif.
b. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan.
c. Intoleransi aktivitas.
d. Kurang pengetahuan keluarga.
e. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi.

4. Analisis masalah
a. P : Bersihan jalan nafas tidak efektif.
E : Produksi sekret meningkat dan ketidakefektipan batuk.
S : Pasien tampak sesak, batuk dan terdengar sekret yang tidak dapat
dikeluarkan. Pasien terlihat dispnea dan terdengar suara “grek-grek” pada
saat bernafas. Nadi : 110 kali/ menit dan respirasi : 42 kali/ menit. Pasien
pilek dan mengeluarkan sekret encer berwarna jernih. Terdapat tarikan
dada ke dalam, ronkhi +/+ basah halus, hasil rontgen (foto thorax)
terdapat infiltrasi disekitar hilus dan pericardial kanan, hiperected (+) dan
terdapat kesan penyokong adanya Bronchopneumonia.
Proses terjadinya :
Peradangan pada paru yang diderita pasien akan menyebabkan
peningkatan produksi sekret di dalam bronkus dan paru yang

18
menyebabkan terjadi sumbatan pada jalan nafas sehingga pasien berada
dalam keadaan dipsnea.
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Dapat menyebabkan henti nafas.

b. P : Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan.


E : Mual dan muntah.
S : Keluarga pasien mengatakan pasien makan 3 kali sehari, namun makan
yang diberi hanya habis ¼ porsi yang diberikan di rumah sakit, biskuit 2
potong dan susu formula ± 100 cc/hari. Pasien terlihat mual dan muntah
saat diberi makan. BB saat sakit : 9,0 kg.

Proses terjadinya :
Anak yang mengalami sesak akan cepat merasa lelah saat mengunyah
sehingga anak tidak mau makan dan meyebabkan kurangnya asupan
nutrisi pada anak.
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Asidosis metabolik.

c. P : Intoleransi aktivitas.
E : Kelemahan karena peningkatan upaya pernafasan.
S : Keluarga pasien mengatakan pasien agak lemas. Pasien tampak lemah,
lemas dan masih terpasang IVFD D5 ½ S pada kaki kanan.
Proses terjadinya :
Oleh karena terjadi ketidakefektifan bersihan jalan nafas, oksigen yang
masuk ke dalam paru akan berkurang. Hal tersebut akan mempengaruhi
kadar oksigen di dalam darah yang akan diedarkan keseluruh tubuh.
Karena kadar oksigen yang diedarkan berkurang, maka akan
menyebabkan pasien lemah dan lemas sehingga berpengaruh pada gerak
dan aktivitas pasien.
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Gangguan pemenuhan ADL.

19
d. P : Kurang pengetahuan keluarga.
E : Kurang informasi tentang penyakit anaknya
S : Keluarga mengatakan belum tahu tentang penyakit, penyebab dan
pengobatan dari penyakit pasien.
Proses terjadinya :
Karena orang tua pasien belum mendapat informasi tentang penyakit yang
diderita anaknya maka akan mengakibatkan kurang pengetahuan pada
orang tua pasien.
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Tidak ada peningkatan pengetahuan tentang penyakit yang diderita
anaknya.

e. P : Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi.


FR : Tidak adekuatnya pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun).
Proses terjadinya :
Infeksi virus, bakteri dan jamur penyebab bronchopneumonia dapat
menyebabkan penurunan sistem imun yang akan mempermudah
penyebaran virus, bakteri dan jamur tersebut ke organ tubuh yang lain.
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Terjadi penyebaran infeksi.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi sekret meningkat
dan ketidakefektipan batuk ditandai dengan pasien tampak sesak, batuk dan
terdengar sekret yang tidak dapat dikeluarkan. Pasien terlihat dispnea dan terdengar
suara “grek-grek” pada saat bernafas. Nadi : 110 kali/ menit dan respirasi : 42 kali/
menit. Pasien pilek dan mengeluarkan sekret encer berwarna jernih. Terdapat
tarikan dada ke dalam, ronkhi +/+ basah halus, hasil rontgen (foto thorax) terdapat
infiltrasi disekitar hilus dan pericardial kanan, hiperected (+) dan terdapat kesan
penyokong adanya Bronchopneumonia.
2. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah
ditandai dengan keluarga pasien mengatakan pasien makan 3 kali sehari, namun

20
makan yang diberi hanya habis ¼ porsi yang diberikan di rumah sakit, biskuit 2
potong dan susu formula ± 100 cc/hari. Pasien terlihat mual dan muntah saat diberi
makan. BB saat sakit : 9,0 kg.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan karena peningkatan upaya
pernafasan ditandai dengan keluarga pasien mengatakan pasien agak lemas. Pasien
tampak lemah, lemas dan masih terpasang IVFD D5 ½ S pada kaki kanan.
4. Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurang informasi tentang
penyakit anaknya ditandai dengan keluarga mengatakan belum tahu tentang
penyakit, penyebab dan pengobatan dari penyakit pasien.
5. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun).

C. Perencanaan
1. Prioritas masalah keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif.
b. Pemenuhan nutrisi kurang.
c. Intoleransi aktivitas.
d. Kurang pengetahuan keluarga.
e. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi.

2. Rencana keperawatan

RENCANA KEPERAWATAN PADA PASIEN KM


DENGAN BRONKHOPNEUMONIA DI RUANG ARJUNA
RSU SANJIWANI GIANYAR TANGGAL 7 MEI 2008
Hari/ Diagnosa Rencana
Rencana Tujuan Rasional
Tgl/ Jam Keperawatan Tindakan
Rabu, Bersihan jalan nafas Setelah diberikan − O − Unt
7 Mei tidak efektif asuhan bservasi tanda- uk mengetahui
2008 berhubungan dengan keperawatan tanda gagal adanya kegagalan
pukul produksi sekret selama 3x24 jam nafas. nafas.
09.00 meningkat dan diharapkan − Me
wita ketidakefektipan bersihan jalan nafas − O ngetahuai
batuk. pasien efektif bservasi vital seberapa besar
dengan kriteria sign tiap 2-4 sesak pasien.
hasil : jam. − Me

21
1. Sesak & − B mbantu
batuk tidak ada. eri oksigen memenuhi
2. Sekret sesuai kebutuhan
dapat kebutuhan. oksigen tubuh.
dikeluarkan. − Pen
3. Respirasi = − U inggian posisi
20-24 kali/ bah posisi tidur kepala dari
menit. setiap 2 jam tempat tidur ekan
4. Tarikan (semi fowler). mempermudah
dada ke dalam fungsi
tidak ada. pernafasan.
5. ronkhi -/- − K − Unt
olaborasi uk merontokkan
pemberian dahak.
Sulbuven
expectorant
3x1 cth.

Rabu, Pemenuhan nutrisi Setelah diberikan − K − Unt


7 Mei kurang dari asuhan aji faktor yang uk mrnrntukan
2008 kebutuhan keperawatan menimbulkan tindakan
pukul berhubungan dengan selama 3x24 jam mual dan selanjutnya.
09.00 mual dan muntah. diharapkan muntah.
wita gangguan − T − Me
pemenuhan nutrisi imbang berat ngetahui
pasien dapat badan setiap perkembangan
teratasi dengan hari. nutrisi pasien.
kriteria : − B − Me
1. Mual dan eri makanan ncegah
muntah tidak porsi kecil tapi kebosanan
ada. sering. terhadap
2.Setiap makan makanan.
habis 1 porsi. − B − Me
3.Pasien mau eri suplemen ndukung
makan. vitamin bila pemenuhan
4.BB = 9,5 kg. perlu. nutrisi pasien.
− K − Me
olaborasi netralisir/
pemberian menurunkan
antiemetik. sekresi asam
lambung.

Rabu, Intoleransi aktivitas Setelah diberikan − O − Me


7 Mei berhubungan dengan asuhan bservasi ngetahui tingkat
2008 kelemahan karena keperawatan keadaan umum kelemahan
pukul peningkatan upaya selama 3x24 jam pasien. pasien.
09.00 pernafasan. diharapkan tidak − Unt
wita ada intoleransi − A uk meminimalkan
aktivitas dengan njurkan gerak dan
kriteria : aktivitas aktivitas tubuh.
1. Pasien disamping − Me
tidak lemas. tempat tidur. nurunkan
2. Pasien − M kebutuhan
tidak lemah. eminimalkan metabolik tubuh.

22
3. Pasien aktivitas. − Kel
tidak terpasang uarga mampu
infus. − L melakukan
4. Vital sign ibatkan perawatan secara
dalam batas keluarga dalam mandiri.
normal. memenuhi
kebutuhan
pasien.

Rabu, Kurang pengetahuan Setelah diberikan − K − Unt


7 Mei keluarga asuhan aji pengetahuan uk mengetahui
2008 berhubungan dengan keperawatan orang tua sejauh mana
pukul kurang informasi selama 1x15 menit pasien. pengetahuan
09.00 tentang penyakit diharapkan orang orang tua pasien
wita anaknya. tua pasien mengerti terhadap penyakit
tentang penyakit yang diderita
yang dialami anaknya.
anaknya dengan − B − Me
kriteria hasil : eri HE pada ningkatkan
1. Orang tua orag tua pasien pengetahuan
tahu tentang tentang orang tua pasien
penyakit penyakit, tentang penyakit
anaknya. prognosis dan yang diderita
2. Orang tua pengobatan anaknya.
tidak bertanya- anaknya.
tanya tentang
penyakit
anaknya.

Rabu, Resiko tinggi Setelah diberikan − P − Unt


7 Mei terhadap penyebaran asuhan antau vital sign uk mengetahui
2008 infeksi berhubungan keperawatan tiap 2-4 jam. adanya infeksi.
pukul dengan tidak selama 3x24 jam − O − Unt
09.00 adekuatnya diharapkan tidak bservasi tanda- uk mencegah
wita pertahanan sekunder terjadi penyebaran tanda infeksi. infeksi lebih
(adanya infeksi infeksi dengan − M lanjut.
penekanan imun). kriteria hasil : eningkatkan − Me
1. Tidak asupan nutrisi ningkatkan
terdapat tanda- dengan pertahanan tubuh
tanda infeksi memberi terhadap infeksi.
(kalor, dolor, makanan
rubor, tumor tambahan.
dan − K
fungsiolesa). olaborasi dalam − Me
2. WBC pemberian mbunuh kuman
dalam batas antibiotik. penyakit
normal. penyebab
3. LED dalam bronkhopneumon
batas normal. ia.

23

Você também pode gostar