Você está na página 1de 4

ANALISA JURNAL DI RUANG PICU RSUD Dr.

MOEWARDI
SURAKARTA

STASE ANAK

Disusun Oleh

Firda Intan Kumala


(070117B027)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2018
Effect of nebulizer and effective cough on the status of Breathing copd
patients in Pajajaran Hospital Prof. Dr. Soekandar Mojosari

Kata kunci : Nebulizer, batuk yang efektif, status pernapasan

Tujuan : Menganalisis Efektifitas pemberian nebulizer dan


batuk efektif terhadap status pernafasan pasien COPD di Pajajaran RSUD Prof
Dr Soekandar Mojosari .

Desain : Pra – eksperimen one–group pra test - post test


design yaitu mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu
kelompok subyek

Tekinik Sampling : purposive sampling

Analisa PICO

Problem : keefektifan pemberian nebulizer terhadap status pernafasan

Intervension :

Penelitian dilakukan pada bulan November 2014 di Pajajaran RSUD Prof Dr


Soekandar Mojosari dengan Populasinya adalah semua pasien COPD di ruang
Pajajaran RSUD Prof Dr Soekandar Mojosari. Sampel: sebagian pasien COPD di
ruang Pajajaran RSUD Prof Dr Soekandar Mojosari sebanyak 20 responden,
Sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu Tehnik penetapan
sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang
dikehendaki peneliti. Variabel independen pada penelitian ini adalah pemberian
nebulizer dan batuk efektif, Varibel dependen pada penelitian ini adalah status
pernafasan pasien COPD. Setelah didapatkan nilai dari masing-masing variabel,
kemudian ditabulasikan ke dalam tabulasi silang. Selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan uji Willcoxon Sign Rank Test untuk mengetahui efektivitas
pemberian nebulizer dan batuk efektif terhadap status pernafasan pasien COPD.

Comporation : Terdapat perbandingan pada jurnal sebelumnya yang berjudul:

1. “Penerapan terapi inhalasi untuk mengurangi gejala Sesak nafas pada anak
dengan bronkopneumonia” metode deskriptif analitik dengan pendekatan
studi kasus. Subjek penelitian adalah pasien anak yang dirawat di rumah
sakit dengan diagnosa medis Bronkopneumonia. Pengumpulan data
menggunakan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi
dokumentasi. Analisis dan penyajian data menggunakan teknik naratif dan
distribusi frekuensi.
2. “Pengaruh fisioterapi dada terhadap Bersihan jalan nafas pada anak usia
1- 5 tahun yang mengalami gangguan Bersihan jalan nafas”. Desain
penelitian adalah kuasi eksperimen.post group pre dan postest,
pengambilan sampel dengan cara purposive sampling dengan jumlah
sampel 17 orang. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan
univariat dan bivariat, hasil uji statistik menunjukan terdapat perbedaan
bermakna merata frekwensi bersihan jalan nafas sebelum dan sesudah
fisioterapi yaitu nilai P-value 0000. sedangkan untuk uji beda bersihan
nafas sebelum dan sesudah fisioterapi didapatkan hasil P-value 0.225.
fisioterapi dada dapat diusulkan sebagai tindakan rutin di Puskesmas
dalam terapi supportif bagi anak yang mengalami gangguan bersihan jalan
nafas.
3. “The influence of education towards the use of inhaler Of outpatients”
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian pra-eksperimental dengan
metode rancangan One Group Pretest-Post Test Design. Pengambilan
sampel dilakukan secara purposive sampling. Jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 33 pasien
4. “Pengaruh penambahan active cycle of breathing technique pada terapi
inhalasi dengan ventolin nebulizer dalam mengurangi derajat sesak nafas”
penelitian ini menggunakan Quasi Experimental yang sering disebut juga
sebagai eksperimen semu. Desain penelitian yang digunakan yaitu pre test
and post test two groups design. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi berjumlah 26 orang. Kemudian dibagi menjadi 2 kelompok,
kelompok kontrol berjumlah 13 orang dan kelompok perlakuan berjumlah
13 orang.

Outcome :

Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa ada pengaruh pemberian nebulizer dan
batuk efektif terhadap status pernafasan hasil uji statistik menunjukkan nilai sig
(2-tailed) adalah p = 0,001, berarti p < 0,05. Kadar status pernafasan sesudah
dilakukan pemberian nebulizer dan Batuk Efektif sebanyak 15 responden (75%)
mengalami peningkatan atau menjadi lebih baik.. Hal ini disebabkan karena
responden tersebut benar – benar telah mendapatkan terapi bronkodilator aerosol
dan batuk efektif.Namun ada 5 responden (25%) yang mengalami penurunan
status pernafasan.

Você também pode gostar