Você está na página 1de 20

Anatomi fisiologi sisitem endokrin

1. Pengertian
Sistem endokrin adalah sistem yang bekerja dengan perantaraan zat-zat kimia (hormone)
yang di hasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu (sekresi
interna) yang mengirim hasil sekresinya langsung kedalam darah dan cairan limpe. Hasil
sekresinya beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati saluran (Dukus). Permukaan sel
kelenjar menempel pada dinding setenoid / kapiler darah. Hasil sekresi dari kelenjar endokrin di
sebut hormon .
Sistem endokrin terdiri atas kelenjar-kelenjar endokrin yang bekerja sama dengan sistem
saraf yang mempunyai peranan penting dalam pengendalian kegiatan organ-organ tubuh.
Kelenjar endokrin merupakan kelompok sel yang terdiri atas deretan sel berbentuk
lempengan atau gumpalan yang di sokong oleh jaringan ikat harus yang banyak mengandung
pembuluh kapiler sinusoid yang berasal dari embrional. Sel endokrin berintegrasi untuk
mengatur dirinya dalam berbagai macam cara yang rumit dengan melibatkan sistem saraf.
2. Struktur Dan Fungsi Normal
Sistem endokrin bersama dengan sistem saraf mengontrol dan mengintegrasikan fungsi
tubuh. Kedua sistem ini bekerja sama untuk mempertahankan homestasis. Secara erat kaitan
kedua fungsi mereka, sehingga tidak dapat dibedakan satu dengan yang lainnya pada
karakteristik tertentu. Misalnya kelenjar medula adrenal dan kelenjar hipofise posterior berasal
dari saraf. Jika kelenjar dirusak atau diangkat, fungsi dari kelenjar-kelenjar ini akan diambil alih
sistem sarap.
Walaupun peran komunikasi dan integrasi dari sistem endokrine dan saraf sama, namun
cara bekerja dari masing –masing sistem berbeda. Sistem saraf mengirim pesan melalui serat-
serat saraf dan respon saraf secara cepat dan selektif. Juga efek saraf biasanya cepat pada suatu
kejadian dan berlangsung singkat. Pada sistem endokrin pengiriman pesan melalui hormon-
hormon yang disekresikan ke dalam darah. Efek hormon terhadap suatu peristiwa lebih lambat
bila dibandingkn dengan saraf. Tetapi mempunyai efek kegiatan yang lebih lama. Kegiatan
sistem endokrin dapat terlokalisir pada suatu daerah atau menyeluruh pada semua sel-sel tubuh.

3. Kelenjar Yang Dihasilkan


Ada dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin melepaskan
sekresinya ke dalam saluran, misalnya kelenjar eksokrin pada hati, pankreas( sebagian kelenjar
endokrin ), dan kelenjar mamae dan kelenjar lakrimalis. Kelenjar endokrin mensekresikan
hormonnya langsung menuju darah. Kelenjar endokrin meliputi :Pulau-pulau langerhan, Gonad(
ovarii dan testis ), Adrenal, pituetary, tiroid, paratiroid )
Meskipun masing-masing kelenjar endokrin unik, namun mempunyai fungsi independent.
Berbagai macam kelenjar juga melakukan fungsi interdependent. Pelepasan hormon dari satu
kelenjar sering juga mempengaruhi pelepasan hormon-hormon dari kelenjar yang lain. Fungsi
interdependent akan membantu untuk mempertahankan kadar hormonal secara optimal dan
homestasis.

4. Hormon Dan Fungsinya


Kata hormon diambil dari bahasa Yunani, yang artinya mengatur pergerakan. Hormon-
hormon mengatur pergerakan pada berbagai proses pengaturan kehidupan yaitu: Pertumbuhan
fisik dan intelektual, pubertas, reproduksi, metabolisme, perkembangan individu, reaksi terhadap
stres dari lingkungan internal atau eksternal dan mempertahankan homestasis.
Menurut batasan tersebut, hormon adalah zat kimia yang disekresi kedalam cairan tubuh oleh
sebuah sel/sekelompok sel/ kelenjar buntu, dibawa oleh darah ke sel-sel target/ sasaran dan
mengendalikan serta mengatur fungsi-fungsi tersebut di dalam tubuh.
5. Penggolongan Hormon
Secara kimiawi hormone merupakan kelompok zat yang dapat di klasifikasikan seperti dibawah
ini :
1. Biogenic amines( epinefrine, norepinefrine )
2. Amino acid ( tyroxine )
3. Peptida ( vaso presin )
4. Protein ( pituetary, GH, H. Paratiroid , insulin, glukagon )
5. Steroid( aldosterone, cortisol, H. Androgen )
Beberapa hormon dapat dianggap sebagai hormon lokal karena bekerja dekat tempat dengan
sekresinya. Contohnya adalah hormone-hormone pencernaan, seperti sekresin, gastrine. Hormon
lokal dapat dimusnahkan lebih cepat.
Hormon umumnya diangkut keseluruh tubuh dan bekerja di organ yang letaknya jauh
dari tempat asalnya(asal sekresinya). Ada yang bekerja di hampir semua sel tubuh (tiroksin/ T4/
T3) dan ada yang bekerja hanya pada sel khusus ( ACTH ).
6. Fungsi Umum Hormon
Fungsi hormon secara umum mencakup semua aspek fungsi tubuh antara lain :
1. Metabolisme, pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi.
2. Berperan dalan homeostasis yaitu mempertahankan lingkungan dalam tetap.
3. Mengendalikan metabolisme karbohidrat dan protein.
4. Mengendalikan keseimbangan air dan elektrolit
5. Mengendalikan kadar gula darah.
Bekerja sama dengan sistem saraf : hormon mengintegrasikan jawaban organ dan jaringan tubuh
yang berbeda-beda terhadap rangsang internal dan eksternal.
7. Karakteristik Hormon
Meskipun masing-masing hormon unik dalam strukrtur dan fungsi yang dimiliki, semua
hormon secara umum mempunyai karakteristik seperti dibawah ini :
1. Hormon disekresikan secara siklus dan sebagai respon terhadap tubuh dan irama lingkungan.
Misalnya, kadar dari hormon adrenocortical lebih rendah pada malam hari dan meningkat pada
pagi hari. Kemudian turun kembali pada kadar yang lebbih rendah pada sore hari. Pola sekresi
ini disebut pola diurnal. Kadar estrogen meningkat dan turun selama siklus menstruasi pola ini
disebut pola silkus dan pulsatil.
2. Hormon mengontrol kecepatan aktifitas sel.
3. Hormon disekresikan dalam konsentrasi yang kecil. Bagaimanapun dalam jumlah kecil dapat
lebih besar pengaruhnya terhadap struktur dan fungsi tubuh.
4. Hormon mempengaruhi setiap sel yang memiliki receptor yang sesuai.
Hormon secara konstan dinon aktifkan oleh hepar dan dikeluarkan oleh ginjal.
8. Pengaturan Hormon

Pelepasan hormon dari kelenjar induknya dikontrol oleh faktor kimia dan saraf.

1. Kontrol kimia

Kadar hormonal darah dikontrol melalui sistem negative feedback. Suatu hormon
cukup dihasilkan untuk efek fisiologi normal, peningkatan lebih lanjut dalam
sekresi dari hormon ini dapat dicegah melalui negative feedback. Misalnya
peningkatan hormon ACTH dari kelenjar pituitary anterior akan merangsang
peningkatan pelepasan hormon kortisol dari kortek adrenal, hal ini akan
menyebabkan penurunan dari ACTH dan seterusnya. Penambahan kadar darah oleh
substansi lain dari hormon akan mempengaruhi sekresi hormon. Misalnya
pengaturan kadar kalsium darah diatur oleh parathormone yang di hasilkan oleh
kelenjar para thyroid. Juga pelepasan insulin dari pulau-pula- langerhans di
pankreas tergantung pada kadar glukosa darah.

2. Pengontrolan saraf
Sistem saraf otonom dan saraf pusat bereaksi terhadap rangsangan dari semua tipe, baik itu dari
lingkungan internal maupun eksternal. Reaksi ini dikirimkan menuju hipothalamus suatu bagian
vital dari sisten saraf pusat yang kemudian segera mengisyaratkan pada kelenjar pituetary.
Rangsangan terhadap hipothalamus akan merangsang pelepasan hormon-hormon pituetary.
9. Fungsi Kelenjar Endokrin
1. Menghasilkan hormon yang dialirkan kedalam darah yang yang diperlukan oleh jaringan tubuh
tertentu.
2. Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh.
3. Merangsang aktivitas kelenjar tubuh.
4. Merangsang pertumbuhan jaringan.
5. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorbsi glukosa pada usus halus.
6. Memengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral, dan air.

10. Macam-macam Kelenjar Endokrin:


1. Kelenjar pituitary/hipofise
a. Antomi dan fisiologi
Kelenjar hipofisis adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tenggorokan (sela
ptursika), fossa pituitariaos sphenoid, besarnya kira-kira 10x13x6 mm dan beratnya sekitar 0.5
gram. Kelenjar hipofisis mempunyai 3 lobus yaitu lobus anterior, lobus intermedia, dan lobus
posterior.
b. Fungsinya
Kelenjar ini memegang peranan penting dalam mengatur sekresi hormone dari semua organ
endokrin, kegiatan hormone yang lain, dan mempengaruhi pekerjaaan keenjar yang lain. Fungsi
hipofisis dapat diatur oleh susunan saraf pusat melalui hipotalamus yang dilakukan oleh
sejumlah hormone yang dihasilkan hipotalamus akibat rangsangan susunan saraf pusat.
Hormone-hormon yang mengatur fungsi hipofisis disebut hypophysiotropic hormone yang
dihasilkan oleh sel-sel neuro sekretoris yang terdapat dalam hipotalamus.

c. Hormone-hormon yang dihasilkan kelenjar hipofise


1. Lobus Anterior (Adenohipofisis)
Berasal dari kantong rathke (2 tulang rawan) yang menempel pada jaringan otak
lobus posterior menghasilkan sejumlah hormone yang bekerja sebagai pengendali produksi dari
semua organ endoktrin yang lain.
a. Growth hormone (GH) / Somatotropin hormone
1. merupakan suatu protein
2. merangsang pertumbuhan sel-sel tubuh sampai ukuran dewasa
3. mempengaruhi metabolisme lemak
Somatotrop Hormone (STH) disebut juga hormon pertumbuha
yang bekerja menstimulasi pertumbuhan tubuh, terutama cakra epifisis dari tulang pipa.
Kelebihan hormon tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Jika
kelebihan tersebut terjadi pada saat seseorang tidak tumbuh lagi maka akan menyebabkan
penebalan pada tulang wajah, tengkorak, Langan, dan kaki yang disebut akromegali. Kekurangan
hormon tersebut dapat menyebabkan tubuh menjadi kerdil (katai).
Factor-faktor yang meningkatkan sekresi GH adalah sebagai berikut:
1. Keadaan yang memerlukan energy (menurunkan glukosa darah).
2. Keadaan yang meningkatkan asam amino tertentu dalam darah.
3. Rangsangan stres.
4. Tidur.
b. Prolactin/lactogen hormone
Merupakan suatu protein. Hormon ini memulai dan mempertahankan laktasi dengan
mempengaruhi langsung kelenjar-kelenjar susu di mamae. Prolaktin dihasilkan oleh sel-sel
laktotrof di hipofisis bagian depan dengan bantuan hormone lain. Hormone ini mempunyai
kemampuan untuk merangsang pertumbuhan payudara dan merangsang produksi air susu.
Akibat pengaruh hormone estrogen, kadar prolaktin pada perempuan akan meningkat lebih
tingggi sesudah menjadi perempuan dewasa (pubertas). Selama kehamiilan kadar prolaktin akan
terus meningkat sejak dini sampai mendekati kelahiran. Setelah lahir kadar prolaktin akan mulai
menurun. Sekresi prolaktin diatur dan diawasi hipotalamus.
c. Follicle stimulating hormone( FSH)
Sel-selnya berbentuk angular terdapat di seluruh hipofisis, mengandung sekretory
granula diameter 275-375. FSH merangsang perkembangan folikel de grap dalam ovarium
pembentukan spermatozoa pada testis merangsang gametogenesis laki-laki.
d. Luteinizing Hormone ( LH )
Merupakan glikoprotein, mengendalikan sekresi estrogen dan progesterone dalam
ovarium, memengaruhi luteinisasi pada wanita. Hormone ini pada laki-laki disebut sebagai
interstisial cell stimulating hormone (ICSH) yang memengaruhi produksi testosterone dalam
testis.
e. Interstitial cell stimulating hormone (ICSH)
Merangsang sekresi dari tetosterone pada laki-laki
f. Adenocorticotropic Hormone (ACTH)
Mengendalikan kelenjar suprarental dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari
korteks kelenjar suprarental. Selnya mengandung secretory granules berdiameter 375-550 nm,
merupakan sel terbesar yang dapat ditemukan dalam sel-sel hipofisis. Sel ini menyintesis
hormone ACTH dan betaliprotein, diproduksi dan disimpan dalam sel basopil hipofisis anterior,
dan mempunyai efek terhadap suprarental dan ekstra adrenal.
g. Thyroid stimulating hormone ( TSH)
Hormon tirotropik (TSH) mengendalikan kelenjar tiroid dalam menghasilkan
hormone tiroksin. Sel-selnya besar berbentuk polyhedral dan mengandung granula kecil yang
berdiameter 50-100 nm. Fungsinya merangsang pembesaran tiroid, menambah ambilan (uptake)
yodium dan menambah sintesis tiroglobulin.
h. Melanocyte Stimulating Hormone
MSH dihasilkan oleh hipofisis pars intermedius dan didapati pada manusia dalam.
fase kehidupan fetus. Peran MSH dan proses fisologinya berperan pada kulit.
2. Lobus Posterior ( Neurohipofisis)
Berasal dari evaginasi atau penonjolan dasar dari vetrikel otak. Ketiga lobus ini
menghasilkan hormone vasopressin atau arginen vasopressin.
Vassopresin atau Arginen Vaso Previn (APV), adalah Anti Diuretik Hormon
(ADH) yang bekerja melaluui reseptor-reseptor tubuli distaldari ginjal untuk menghemat air dan
mengonsentrasi urine dengan menambah aliran osmotic dari lumina-lumina ke intestinum
medular yang membuat kontraksi otot polos. Dengan demikian ADH memelihara konstannya
osmolaris (konsentrasi larutan) dan volume cairan dalam tubuh.
Pengaturan sekresi vasoperin atau arginen vaso previn adalah sebagai berikut:
1. Perubahan tekanan osmotic efek plasma (osmo reseptor ).
2. Perubahan volume cairan (stress reseptor).
3. Peningkatan osmolalitas (konsentrasi larutan) plasma dan penuruan volume plasma merangsang
sekresi vasopressin.
4. Penurunan osmolalitas dan peningkatan volume plasma menghambat sekresi vasopressin.
5. Osmoreseptor (konsentrasi natrium) terdapat di hipotalamus dan stress reseptor sistem
kardiovaskular bertekanan rendah dan tinggi.
6. Rangsangan angiotensin II (senyawa peptidase), adrenalin, kortisol, estrogen dan progesterone,
susunan saraf pusat, dan peningkatan suhu tubuh.
a. Antidiuretik Hormone ( ADH )
Mempengaruhi permiabilitas membrane tubulus ginjal untuk memproduksi urine pekat.
Dengan demikian hormone ini menahan air dengan meningkatkan permeabilitas tubulus distal
dan duktus koligentis ginjal. Air meninggalkan
tubulus dan duktus sehingga terjadi pemekatan urine. Merangsang otot polosdari pencernaan dan
pembuluh darah
b. Oxytocine
Dilepas dari ujung saraf, menyebabkan otot polos uterus berkontraksi dalam stadium akhir
kehamilan, dan juga kontraksi sel mioepitel pada alveoli dan saluran keluar klenjar mamae.
3.Lobus Intermedia
Bagian ini terpisah dari lobus anterior oleh sisa kantong ratkhe yang disebut
celah ratkhe. Pada manusia sel lobus intermediatidak bergranula dan terkadang ditemukan juga
koloid yang fungsinya tidak diketehui.
1. Pars distalis
Bagian ini meliputi 75% dari kelenjar hipofisis yang hampir seluruhnya terbungkus
dalam suatu kapsul fibrosa yang padat.
2. Pars intermedia
Sebuah lapisan tipis sel-sel dan vesikel-vesikel yang mengandung koloid (lengketan
partikel), berbentuk polygonal, kecil, berwarna pucat, dan bergranula.
3. Pars tuberalis
Bagian ini membentuk suatu lapisan yang berhubungan erat dengan banyak pembuluh
darah dan tersusun memanjang dalam kelompok korda yang pendek, membentuk kubodi, serta
sitoplasmanya mengandung granula halus dan sejumlah glikogen.
4. Kromofil
Kromofil mudah terwarnai dan mudah dikenali pada sajian biasa. Pada sel ini, sitoplasma
yang lebih besar dipenuhi oleh granula spesifik, sedangkan yang kecil dipakiai untuk
membedakan dua tipe asidofil.
a. Asidofil alfa (orangeofil)
b. Basofil (sel beta)
c. Basofil delta

4. Hubungan antara hipotalamus dengan dengan kelenjar pituitary


Hypotalamus bertindak sebagai suatu penghubung yang penting antara
mekanisme pengaturan neurologi dan hormonal. Hypotalamus bertindak sebagai pengontrol atas
kelenjar pituetary dan kelenjar kelenjar lainya serta sel-sel tubuh. Hypotalamus( lokasinya pada
jaringan disekitar ventrikel III ) dan lobus pituitary anterior berhubungan melalui hypotalamic–
hypophyseal portal blood system, dimana neurosecretory releasing factor (RF) dan neuro
secretory inhibiting factory (IF) yang disekresikan oleh hipotalamus menuju pituitary.
Neurohypophysis langsung berhubungan dengan hypotalamus melalui hypothalamic -
hypophyseal tract.
d. Penyakit yang ditimbulkan kelenjar hipofise
1. Hipopituitarisme
Insufisiensi hipofisis pada umumnya mempengaruhi semua hormon hipofisis. Penyebabnya
dikarenakan tumor hipofisis, trombosit faskular.
2. Tumor Hipofisis
a. menekan kiasma optikum mempengaruhi lapangan pandang
b. penyebaran lebih keatas lagi adalah ke hipotalamus  diabetes insipidus
c. bila tumor sangat besar  peningkatan tekanan intrakranial dan hidrosefalus
3. Adenoma yg mensekresi prolaktin
Paling sering dijumpai dibanding adenoma yang lain dan didapatkan antara 70-75 % dari seluruh
tumor hipofise, umumnya wanita lebih banyak dari pada pria.
2. Kelenjar Tiroid
a. Anatomi dan Fisiologis
Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara keduanya
dapat daerah yang menggenting. Kelenjar tiroid terdiri atas 2 belah yang terletak di sebelah
kanan batang tenggorok diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi batang tenggorok
di sebelah depan. Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan
bawah, melekat pada dinding pangkal tenggorok. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan
trakea. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang mempengaruhi metabolisme sel tubuh
dan pengaturan suhu tubuh.
Tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan dalam waktu
panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras
untuk membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga
pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan
kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot.
Kekurangan iodium yang masih ringan dapat diperbaiki dengan menambahkan garam iodium di
dalam makanan.
b. Fungsi Kelenjar Tiroid
Fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari :
1. Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
2. Mengatur penggunaan oksidasi
3. Mengatur pengeluara karbon dioksida
4. Metabolik dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan
5. Pada anak mempengaruhi fisik dan mental.
c. Hormon-hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid :
1. Tri-iodo-tironin(T3) dan Tiroksin (T4), berguna untuk merangsang metabolisme zat,
katabolisme protein, dan lemak. Juga meningkatkan produksi panas merangsang sekresi hormon
pertumbuhan, dan mempengaruhi perkembangan sel-sel saraf dan mental pada balita dan janin.
Kedua hormon ini biasa disebut dangan satu nama,yaitu hormon tiroid.
2. Kalsitonin : menurunkan kadar kalsium plasma, denagn meningkatkan jumlah penumpukan
kalsium pada tulang.
d. Penyakit yang disebabkan :
1. Kanker Tiroid
Penyakit kanker yang sering dikaitkan dengan sistem endokrin adalah kanker tiroid.
Penyebab utama dari kanker tiroid itu sendiri masih belum diketahui. Namun, diketahui jika
riwayat keluarga atau gen dapat meningkatkan resiko gangguan ini. Kasus kanker tiroid memang
masih belum setenar jika dibandingkan jenis kanker yang lain, namun bukan berarti penyakit ini
dapat disepelekan begitu saja.
2. Hipotiroidisme
Gangguan lain pada sistem endokrin adalah hipotiroidisme. Gangguan ini dapat terjadi ketika
kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh
manusia. Fungsi utama dari hormon tiroid adalah mengatur metabolisme (cara tubuh
memanfaatkan dan menggunakan energi) dan mempengaruhi hampir sebagian besar organ yang
terdapat pada tubuh. Tanpa hormon tiroid yang cukup, fungsi tubuh akan cenderung melambat
atau bahkan tidak dapat berfungsi lagi jika penyakit tersebut telah memasuki level yang kritis.
3. Gondok
Adanya struma atau pembesaran kelenjar teroid yang dikarenakan ukuran sel-selnya
bertambah besar, terbentuknya kista, proses radang atau gangguan auto imun seperti penyakit
graves, gangguan metabolik (defisiensi iodium).
4. Tiroiditis
Yaitu peradangan pada kelenar teroid yang dikarenakan kuman stafhylococcus aureus
pnemuofokus.
5. Tiroiditis hashimoto
Adalah peradangan pada kelenjar tiroid yang dikarenakan tubuh melawan dirinya sendiri
dalam suatu reaksi auto imun, membentuk antibodi yang menyerang kelenjar tiroid
6. Graves
Gangguan auto imun yang ditandai dengan produksi auto antibodi. Penyebabnya predisposisi
genetik pada penyakit auto imun.
3. Kelenjar paratiroid
a. Anatomi
Kelenjar paratiroid terletak diatas selaput yang membungkus kelenjar tiroid. Kelenjar
paratiroid terdiri atas dua pasang (4 buah) yang terletak dibelakang tiap lobus dari kelenjar tiroid,
masing0masing dua disebelah kiri dan dua disebelah kanan, besarnya setiap kelenjar kira-kira
5x5x3 mm dengan berat antara 25-30 mg. berat keseluruhan dari kelenjar paratiroid kurang lebih
120mg. Setiap kelenjar paratiroid diliputi oleh sebuah simpati tipis yang memisahkanny dari
kelenjar tiroid. Septa halus menjulur ke dalam kapsula membawa pembuluh darah dan saraf ke
dalam kelenjar. Jaringan ikat simpai dan septa (sekat pemisah) mengandung sel lemak yang
jumlahnya bertambah dengan bertambahnya usia. Folikel koloid terlihat kecil dan lebih banyak
dijumpai pada usia tua.
b. Fungsi
1. Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
2. Mengatur penggunaan oksidasi
3. Mengatur pengeluaran CO2
4. Metabolik dlm hati mengatur susunan kimia dalam jaringan
5. pada anak mempengaruhi pekembangan fisik dan mental
c. hormon yang dihasilkan
Chief cells merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi
hormone paratiroid / parathormon (PTH). Pharathormon mengatur metabolisme kalsium dan
posfat tubuh organ targetnya adalah tulang, PTH mempertahankan reabsorpsi tulang sehingga
kalsium serum meningkat. Di tubulus ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D. Dengan vitamin D
yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi kalsium dan posfat. Selain itu hormone ini pun akan
meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg tubulus ginjal, meningkatkan P, Hco3 dan Na karena
sebagian besar kalsium disimpan ditulang maka efek PTH lebih besar terhadap tulang.
d. Penyakit yang ditimbulkan
1. Hiperparatiroidisme
Suatu keadaan dimana kelenjar-kelenjar paratiroid memproduksi lebih banyak hormon
paratiroid dari biasanya.
4. Kelenjar Adrenal
a. Anatomi dan Fisiologis
Kelenjar adrenal atau suprarenal menempel pada kutub superior ginjal. kelenjar adrenal kiri
dan kanan tidak simetris pada sumbu tubuh, kelenjar adrenal sebelah kanan lebih inferior,
terletak tepat diatas ginjal, dan bentuknya lebih piramid shape. Sementara kelenjar suprarenal
kiri lebih inferior, lebih kearah batas medial ginjal kiri, dan bentuknya lebih cressent shape.
Masing-masing berukuran tebal sekitar 1 cm, lebar apex sekitar 2 cm, lebar basal sekitar 5 cm.
beratnya antara 7-10 gr. Kelenjar ini dibagi menjadi:
1. Bagian korteks yang mencakup 80-90% organ, terletak bagian luar, dan berwarna kekuningan.
2. Bagian medula yang terletak pada bagian dalam, berwarna gelap. Keduanya memiliki fungsi
endokrin, bagian korteks memproduksi kortikosteroid (kortisol, kortikosteron) dari kolesterol,
diregulasi ACTH. Bagian medulla memproduksi epineprin dan norepineprin, diregulasi saraf
simpatis
Kelenjar adrenal terletak retroperitoneal, dibungkus kapsul jaringan ikat dengan banyak jaringan
adiposa. Kapsul jaringan ikat tersebut membentuk septa ke arah parenkim yang masuk bersama
pembuluh darah dan saraf.
Kelenjar suprarenal merupakan salah satu organ yang paling kaya vaskularisasi. tiap kelenjar
mendapat perdarahan dari tiga arteri yang berbeda:
1. Arteri Phrenic inferior yang akan membentuk arteri suprarenal superior
2. Aorta yang akan membentuk arteri suprarenal medial
3. Arteri renalis yang akan membentuk arteri suprarenal inferior.
Cabang-cabang ketiga arteri tersebut membentuk pleksus subcapsular. Dari pleksus tersebut
muncul arteri kortikal pendek, selanjutnya membentuk sinusoid berpori, dan bermuara ke
pleksus vena suprarenal di medula. selanjutnya vena suprarenal kiri bermuara ke vena renal kiri
dan vena suprarenal kanan bermuara ke vena cava inferior. selain arteri kortikal pendek, dari
pleksus subcapsular, juga muncul arteri kortikal panjang yang tidak bercabang. menembus
korteks sampai medulla.
b. Fungsi Kelenjar Adrenal
1. Mengatur keseimbangan air, elektrolit, dan garam
2. Mengatur/memengaruhi metabolisme lemak, karbohidrat dan protein
3. Memengaruhi aktivitas jaringan limfoid
4. Korteks ardenal
c. Hormon-hormon yang dihasilkan kelenjar androgen
1. Hormon Glukokortikoid( kortisol )
a. Mempertahan glukosa darah dengan meningkatkan glukoneogenesis;
b. menurunkan kecepatan penggunaan glukosa oleh sel-sel.
c. Meningkatkan katabolisme protein.
d. Meningkatkan retensi sodium dan air.
e. Anti inflamasi.
f. Degradasi kolagen
g. Menurunkan limposit T
h. Meningkatkan neutrofil.
i. Menurunkan pelepasan antibodi baru.
j. Menurunkan basofil, eosinofil dan monosit.
k. Menurunkan pembentukan jaringan parut.
l. Meningkatkan pembentukan sel darah merah dan platelet.
m. Meningkatkan produksi asam lambung dan pepsin.
n. Mempertahankan kestabilan emosi.
2. Hormon Mineralokortikoid ( Aldosterone )
a. Perangsang utama sistem renin-angiotensin.
b. Sangat responsive untuk mempertahankan keadaan normovolumic dengan meningkatkan retensi
natrium dan air pada tubulus distal.
c. Menyebabkan pengeluaran potasium.
d. Menyebabkan peningkatan ekskresi ion amonium dan magnesium.
3. Hormon Androgen
Fungsinya sama dengan hormon-hormon sek gonad.
4. Epinephrine dan norepinephrine.
a. Diperlukan untuk mempertahankan fungsi integrasi dari neuroendokrine dari tubuh.
b. Meningkatkan tekanan darah, heart rate dan menyebabkan vasokonstriksi.
c. Merangsang perubahan glikogren menjadi glukosa.
d. Merangsang glukoneogenesis.
e. Meningkatkan lipolisis.
d. Penyakit pada kelenjar adrenal
1. Sindrom cusing
Kelebihan kortisol yang diproduksi kelenjar adrenal yang menyebabkan kelelahan dan
kelemahan otot dan kadang-kadang memicu kelumpuhan.
2. Addinson
Rendahnya tingkat kortison dan oldosteron dalam tubuh yang bisa mempengaruhi tekanan darah.
3. Pheochromocytoma
Tumor medulla kelenjar adrenal yang timbul akibat kelebihan sekresi hormone epineprin
(adrenalin) dan norepineprin yang menyebabkan peningkatan tekanan darah

4. Hiperaldosteronisme
Dikarenakan sekresi berlebihan hormone aldosteron yang menyebabkan masalah tekanan darah.
5. Pakreas
a. Anatomi dan fisiologi
Pancreas adalah suatu alat tubuh yang berbentuk agak panjang terletak retroperitoneal dalam
abdomen bagian atas, di depan vertebrata lumbalis I dan II. Kepala pancreas terletak dekat
dengan kepala duodenum, sedangkan ekornya sampai ke limpa. Penkreas mendapat darh dari
arteri lienalis dan arteri mesenterika superior. Duktus pankreatikus bersatu dengan duktus
koledukus dan masuk ke duodenum.
b. Fungsi
Pancreas menghasilkan kelenjar endokrin yang terdiri atas kleompok sel yang membentuk
pulau-pulau langerhans. Pulau-pulau langerhans berbentuk oval dan tersebar di seluruh pancreas.
Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau-pulau langerhans yang dibedakan atas granulasi
dan pewarnaan, setengah dari sel ini menyekesi hormone insulin.
Pulau-pulau menghasilkan 4 jenis sel.
1. Sel-sel A (alfa). Sekitar 20-40% memproduksi glucagon menjadi factor hiperglikemik yang
diranggsang oleh kadar gula yang rendah, mempunyai anti insulin like aktif, dan mengandung
gelembung sekretorik dengan granula homogen kepadatan rendah. Glucagon melepaskan
glukosa dengan glikogenesis sehingga dapat menaikan gula darah dan melepaskan peptide aktif
termasuk hormone ATCH.
2. Sel-sel B (beta). Sekitar 60-80% fungsinya membuat insulin. Sel ini banyak mengandung
granula. Cirri khasnya dari sel ini adalahb terdapat kristaloid rhomboid yang merupakan
pengghasil insulin. Selain itu, sel ini bekerja terhadap membrane sel untuk memudahkan transopr
glukosa ke dalam sel sehinggga kadar gula darah menurun.
3. Sel-sel C. sekitar 5-15% membuat somatostatin, tidak bergranula, dan berbentuk polygonal tak
teratur. Inti sel ini berbentuk bundar dan terletak di tengah mitokondria, sedangkan yang
berbentuk batang terletak dalam granula.
4. Sel-sel D. sekitar 1% mengandung dan menyekresi pankreatik polipeptida. Sel ini berjumlah
lebih sedikit dan terletak berdekatan dengan sel A. selain itu, sel tersebut berisi gelembung kecil
dalam pulau langerhans di daerah kepala pancreas dan melepaskan somatostain yang dapat
menghambat sekresi insulin dan glukosa.
c. Hormon- hormon yang dihasilkan kelenjar pankreas
1. Hormon Insulin
a. Menurunkan kadar glukosa darah.
b. Meningkatkan pemakaian glukosa oleh jaringan adiposa dan sel-sel otot.
c. Meningkatkan phosporylation glukosa oleh hati.
d. Meningkatkan penggabungan asam amino menjadi protein.
2. Hormone glukagon
a. Merangsang pengeluaran glikogen dan meningkatkan kadar glukosa darah.
b. Menrangsang hati untuk merubah glikogen menjadi glukosa.
c. Pengaturan hormon insulin dan glukagon melalui umpan balik negative konsentrasi glukosa di
dalam darah.
d. Penyakit pada pakreas
1. Diabetes militus
Gangguan atau penyakit dari sistem endokrin yang paling umum terjadi di dunia adalah
diabetes. Diabetes adalah penyakit di mana kadar glukosa darah, atau gula darah yang ada pada
tubuh manusia terlalu tinggi. Glukosa berasal dari makanan yang kita konsumsi, sedangkan
insulin adalah jenis hormon yang membantu glukosa masuk ke sel-sel tubuh untuk menyuplai
kebutuhan energi. Kondisi diabetes dapat terjadi disebabkan karena tubuh kekurangan hormon
insulin untuk membantu penyerapan gula oleh tubuh, dan atau jika tubuh memproduksi insulin,
namun fungsi tubuh tidak bekerja secara maksimal sehingga tidak mampu untuk menyerap
glukosa.
2. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah kondisi dimana tubuh kekurangan kadar glukosa atau rendahnya kadar
gula. Hal ini dapat terjadi karena kadar glukosa darah turun di bawah ambang batas normal.
Sebagian besar kasus hipoglikemia terjadi sebagai akibat dari perawatan untuk diabetes ketika
seseorang memiliki terlalu banyak hormon insulin. Namun kondisi ini juga dapat terjadi pada
orang lain yang sedang tidak menjalani penyembuhan diabetes, meskipun hal ini masih jarang
ditemui.
3. Pankreasitis
inflamasi pada pancreas yang dikarenakan cholecystolithiasis,
4. Kanker pakreas
yang dikarenakan toksik, radiasi, gaya hidup dan mengkonsumsi alcohol.
6. Ovarium
a. Anatomi dan Fisiologis
Merupakan kelenjar endokrin pada wanita, berfungsi sebagai organ endokrin
juga sebagai organ reproduksi. Struktur dari ovarium yaitu terdiri dari 2 buah, berbentuk
memanjang dengan panjang kira-kira 2,5 cm, lebar 1,5 – 3 cm dan tebalnya 0,6 – 1,5 cm serta
letaknya pada bagian pelvic abdomen pada sisi uterus.
b. Fungsi Ovarium
Sebagai organ endokrin, ovarium memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Menghasilkan hormone estrogen dan progesterone sebagai organ reproduksi.
2. Menghasilkan ovum (sel telur) setiap bulannya pada masa ovulasi.
c. Hormon-hormon yang dihasilkan ovarium
1. Hormone estradiol ( estrogen
Fungsinya merangsang perkembangan seks sekunder pada wanita selama pubertas dan
mempertahankan reproduksi. Juga merangsang maturasi dari ovum ( di dalam ovarium )
2. Hormon Progesteron.
Merangsang perkembangan lapisan uterus dan kelenjar mamae. Juga diperlukan untuk
pembentukan plasenta untuk mempertahankan kehamilan.

3. Hormon Relaxine
Disekresikan hanya selama trimester terakhir kehamilan. Untuk menolong melunakkan
ligamen, khususnya simphisis.
4. Follicle Stimulating Hormone (FSH)
Mulai ditemukan pada gadis umur 11 tahun dan jumlahnya terus-menerus bertambah sampai
dewasa. FSH dibentuk oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Pembentukan FSH ini akan
berkurang pada pembentukan / pemberian estogrn dalam jumlah yang cukup dalam suatu
keadaan yang terjadi pada kehamilan.
5. Luteinizing Hormone (LH)
LH bekerja sama denga FSH menyebabkan terjadinnya sekresi estrogen dari folike de graaf.
Lh juga menyebabkan penimbunan subtansi dari progesterone dalam sel granulosa. Apabila
estrogen dibentuk dalam jumlah yang cukup besar akan menyebabkan pengurangan produksi
FSH sedangkan produksi LH bertambah hingga trcapai suatu rasio. Produsi FSH dan LH dapat
merangsang terjadinya ovulas
6. Prolaktin
Ditemukan pada wanita yang mengalami menstruasi dan banyak ditemukan pada urine
wanita hamil, masa lataksi, dan menopause. Hormone ini dibentuk oleh sel alfa (asidophil)dari
lobus anterior kelenjar hipofisis. Fungsi hormone ini adalah untuk memulai mempertahankan
produsi progesterone dari korpus luteum. Kelenjar hipofisis dirangsang dan diatur oleh pusat
yang lebih tinggi yaitu hipotalamus untuk menghasilakan Gonadotrophin Releazing Factor
Hormone (GRFH).
d. Penyakit yang disebabkan oleh hormon ovarium
a. Fertilitas (dikarenakan tidak bekerjanya hormon estrogen, progesteron, relaxine).
b. Kanker ovarium(dikarenakan toksik, radiasi, gaya hidup, mengkonsumsi alkohol).
c. Sindrom Ovarium Polikistik
Suatu kondisi hormonal umum dimana wanita menghasilkan androgen berlebih yang
menyebabkan ovulasi tidak teratur, penyebabnya karena keturunan.
7. Testis
a. Anatomi dan Fisiologis
Merupakan kelenjar endokrin yang terdapat pada laki-laki. Dua buah testis ada dalam
skrotum. Testis mempunyai 2 fungsi yaitu sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Testis
menghasilkan hormone : testosterone dan estradiol dibawah pengaruh LH. Testosteron
diperlukan untuk mempertahankan spermatogenesis, sementara FSH diperlukan untuk memulai
dan mempertahankanspermatogenesis.
Struktur dari testis itu sendiri yaitu terbentuk oval (lomjong) dengan berat kira-kira 10 – 14
gram. Panjangnya 4 – 5 cm dan lebar 2,5 cm. Masing-masing testis terdiri dari lilitan tubulus
seminiferus yang menghasilkan sperma. Diantara tubulus seminiferus terdapat sel-sel yang
menghasilkan hormone kelamin. Sel-sel yang menghasilkan hormone kelamin tersebut adalah
Interstitial Cells atau sel leyding. Sel-sel tersebut mengeluarkan hormone kelamin laki-laki
(androgen) yaitu hormon testosterone.
Efek testoeteron pada fetus merangsang diferensiasi & perkembangan genital kearah pria.
Pda masa pubertas hormone ini akan merangsang perkambangan tanda-tanda seks sekunder.
Seperti bentuk tubuh, perkembangan dan pertumbuhan alat gerital, distribusi rambut tubuh,
pembesaran laring, penebalan pita suara serta perkembangan sifat agresif. Sebagai hormon
arabolik, akan merangsang pertumbuhan dan penutupan epifise tulang.
b. Fungsi Testis
Testis memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Menghasilkan sperma.
2. Sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen yaitu testosterone.
c. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh testis :
1. Hormon androgen
Sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen, yaitu testosterone
diperlukan untuk untuk mempertahankan spermatogenesis. Testosteron berfungsi menimbulkan
dan memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya suaranya membesar,
mempunyai kumis, dan jakun.
d. Penyakit yang disebabkan oleh hormon testosterone :
1. Fertilitas (dikarenakan tidak bekerjanya hormon testosterone).
8. Kelenjar pineal
a. Terletak antara hemisphere cerebral dimana merupakan penonjolan dari serabut ventrikel III.
b. Fungsi
Fungsinya yaitu mensekresikan hormone melatonin
c. Hormone yang dihasilkan
Melatonin yang berfungsi dalam dalam pengaturan siklus phenomena. Produksi melatonin
terendah pada siang hari dan tertinggi pada malam hari. Intensitas dan durasi cahaya lingkungan,
yang mencapai kelenjar melalui kolateral jalur penglihatan , mempengaruhi pelepasan melatonin.
d. Penyahikit pada pineal
1. Insomnia : dikarenakan kurangnya pelepasan kelenjar melatonin.
9. Kelenjar timus
a. Anatomi :
Terletak dibawah sternum dan antara kedua paru dan melapisi bagian atas jantung.
b. Fungsi : menghasilkan hormone Thymosin
c. Hormone yang dihasilkan :
Thymosin berfungsi untuk merangsang perkembangan sel-sel darah putih yang diproduksi untuk
kekebalan dan menghasilkan antibody.
d. Penyakit yang disebabkan kelenjar timus :
1. Immunodefisiensi congenital : yang dikarenakan ketidakmampuan total untuk produksi antibody.

Você também pode gostar