Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dalam syok distributif pada dasarnya sama dengan syok
lainnya. Karena termasuk kondisi gawat darurat, maka yang pertama kali
dilakukan adalah tatalaksana suportif untuk mencegah syok berkembang ke
tahap yang lebih buruk. Selanjutnya, tatalaksana akan lebih diberatkan ke arah
eliminasi etiologi, dimana tentunya akan cenderung disesuaikan dengan faktor
pencetus syok distributif itu sendiri.
a. Tatalaksana suportif
b. Kontrol Kausa
Hal terpenting dalam tatalaksana Syok distributif adalah
menghilangkan faktor presipitasi dan penyebab atau sumber infeksi
(khususnya sepsis).
- Antibiotik
Usaha mencari pathogen penyebab infeksi harus dilakukan maksimal,
termasuk kultur darah dan cairan badan, pemeriksaan serologi dan
aspirasi perkutan. Pemberian antimikroba yang tepat pada awal
perjalanan penyakit infeksi akan memperbaiki prognosis dan
bersama-sama dengan pencegahan infeksi sekunder
serta penyakit nosokomial akan menurunkan insiden MODS.
- Pembedahan
Umumnya dilakukan pada tatalaksana SIRS yang disebabkan oleh
trauma. Sumber dari respon inflamasi tidak selalu jelas, kadang-
kadang diperlukan pembedahan eksplorasi terutama bila dicurigai
sumber inflamasi berasal dari intra-abdomen.
- Kontrol kausa lainnya
Faktor-faktor lain seperti burns (luka bakar) dan trauma disertai
fraktur dapat memicu respon inflamasi sistemik. Untuk itu, fiksasi
patah tulang yang lebih dini, debridemen luka bakar, reseksi usus
yang iskemik atau jaringan mati serta pengasatan pus perlu dilakukan
untuk mengontrol penyebab SIRS (Bone, 1992).
c. Terapi inovatif
- Modulasi imun
Penelitian berskala besar dengan pemberian antibodi monoklonal
serta obat-obatan lain yang bertujuan untuk memanipulasi sistem
imun menunjukkan tidak adanya penurunan presentasi mortalitas
pasien-pasien Sepsis.
- Inhibitor NO
Dari penelitian terbukti pemberian inhibitor NOS bahkan
meningkatkan mortalitas. Di masa mendatang mungkin inhibitor
yang selektif terhadap iNOS mempunyai peranan dalam tatalaksana
MODS
- Filtrasi darah
Hemofiltrasi volume tinggi (2-6 filtrasi/jam) mungkin dapat
menyaring sitokin-sitokin dan mediator inflamasi lainnya dan
mengeluarkannya dari jaringan.
- Manipulasi kaskade pembekuan darah
Pemberian terapi ini menghasilkan penurunan mortalitas pada pasien
sebesar 6% (Bone, 1992).
II. Rencana Asuhan klien dengan gangguan
2.1 Pengkajian
Airway : penilaian akan kepatenan jalan napas, meliputi pemeriksaan
mengenai adanya obstruksi jalan napas, adanya benda asing. Pada
klien yang dapat berbicara dapat dianggap jalan napas bersih.
Dilakukan pula pengkajian adanya suara napas tambahan seperti
snoring.
Diagnosa
keperawatan /
Rencana keperawatan
masalah
kolaborasi
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Perfusi jaringan NOC : NIC :
cerebral tidak Status sirkulasi Monitor TTV
efektif b/d Status saraf Monitor AGD, ukuran
gangguan Tissue prefusion : pupil
afinitas Hb cerebral Monitor pandangan
oksigen, setelah dilakukan kabur dan nyeri kepala
penurunan asuhan selama .... Monitor tonus otot
konsentrasi Hb, ketidakefektifan perfusi Catat perubahan pasien
Hipervolemia, jaringan cerebral dalam merespon stimulus
Hipoventilasi, teratasidengan kriteria Tinggikan kepala 0-45o
gangguan hasil : tergantung pada kondisi
transport O2, Tekanan systol pasien.
gangguan aliran dan diastol
arteri dan vena. dalam rentang
normal
Pupil reaktif
Tidak
mengalami
nyeri kepala
Penurunan NOC : NIC :
curah jantung Cardiac pump Evaluasi adanya nyeri
b/d gangguan effectiveness dada
irama jantung, Status cirkulasi Catat adanya disritmia
stroke volume, Status TTV jantung
pre load dan Tissue perfusion : Catat adanya tanda dan
afterload,kontra perifer gejala penurunan cardiac
ktilitas jantung. setelah dilakukan output
asuhan selama .... Monitor status
penurunan kardiak pernafasan yang
output klien menandakan gagal
teratasidengan kriteria jantung
hasil : Monitor respon pasien
Tanda vital terhadap efek pengobatan
dalam rentang antiaritmia
normal (TD, Monitor TD, RR, suhu,
RR, suhu, nadi) nadi
Tidak ada Monitor jumlah dan
edema paru irama jantung
Tidak ada Monitor pola napas
penurunan Monitor suhu,
kesadaran kelembaban dan warna
AGD dalam kulit
batas normal Monitor adannya cushing
Tidak ada traid (tekanan nadi yang
distensi vena melebar, bradikardi,
jugularis peningkatan sistolik)
Kolaborasi pemberian
obat anti aritmia,
inotropik, nitrogliserin
dan vasodilator untuk
mempertahankan
kontraktilitas jantung
Kolabirasi pemberian
antikoagulan untuk
mencegah trombus
perifer.
( ) ( )