Você está na página 1de 22

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KOMISARIS

INDEPENDEN, KOMITE AUDIT, KUALITAS AUDIT, DAN


UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP INTEGRITAS
LAPORAN KEUANGAN

ARTIKEL ILMIAH

Oleh :

PUTRI ARMY LERIZKI


2013310302

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

SURABAYA

2017

 
PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KOMISARIS
INDEPENDEN, KOMITE AUDIT, KUALITAS AUDIT, DAN
UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP INTEGRITAS
LAPORAN KEUANGAN
 

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian


Program Pendidikan Strata Satu
Jurusan Akuntansi

Oleh :

PUTRI ARMY LERIZKI


2013310302

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

SURABAYA

2017

 
 

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KOMISARIS INDEPENDEN,


KOMITE AUDIT, KUALITAS AUDIT, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN

Putri Army Lerizki


STIE Perbanas Surabaya
Email: Armylerizki@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to analyze the effects of institutional ownership, independent


commissioners, audit committee, audit quality and firm size on integrity of financial
statement in service companies registered in Indonesian Stock Exchange (IDX) in the periode
2012 until 2014. The number of sample used were 250 companies listed were taken by
purposive sampling. This research measures the integrity of financial statement based on real
earning management activity. The analysis method of this research used multiple linear
regression analysis. The result of this research showed that institutional ownership,
independent commissioners and audit quality had negative significant effect to integrity of
financial statement; meanwhile audit committee and firm size had not significant effect to
integrity of financial statement.

Key Words: Integrity of financial statement, institutional ownership, independent


commissioners, audit quality and firm size.

PENDAHULUAN

Laporan keuangan merupakan salah menurun memicu terjadinya skandal


satu sumber informasi yang secara formal manipulasi yang melibatkan CEO, komite
wajib dipublikasikan sebagai sarana audit, auditor internal, hingga auditor
pertanggungjawaban pihak manajemen eksternal (Ocktavia dan Arifin, 2013).
terhadap pengelolaan sumber daya pemilik Skandal manipulasi yang paling terkenal
(Fitri dan Rochmi, 2014). Seperti yang adalah kasus Enron, dimana pihak internal
telah dijelaskan di Statement of Financial perusahaan sendiri yang telah melakukan
Accounting Concept (SFAC) No. 2 bahwa manipulasi.
integritas informasi laporan keuangan Di Indonesia, banyak perusahaan
terletak pada informasi yang terkandung di yang terlibat skandal manipulasi, di
dalam laporan keuangan yang harus antaranya adalah PT.Kimia Farma Tbk dan
disajikan secara wajar, tidak bias, dan PT. Lippo Tbk. Kasus manipulasi juga
secara jujur dalam menyajikan informasi. terjadi pada perusahaan jasa, yaitu pada
Laporan keuangan yang berintegritas PT. KAI yang terjadi pada tahun 2005. PT.
adalah laporan keuangan yang KAI diduga melakukan manipulasi laporan
menampilkan kondisi perusahaan yang keuangan dan meraih keuntungan sebesar
sebenarnya, tanpa harus ada yang 6,9 Miliar. Integritas informasi laporan
disembunyikan (Pancawati, 2010). keuangan dapat diproksi dengan dua
Integritas laporan keuangan yang semakin pengukuran, yaitu konsevatisme dan

1  
 

manajemen laba. Scott (2006: 344) Struktur Good Corporate


mendefinisikan manajemen laba Governance (GCG) di Indonesia
merupakan pemilihan kebijakan akuntansi memisahkan antara dewan komisaris
oleh manajer dari Standar Akuntansi dengan dewan direksi. Dewan komisaris
Keuangan yang ada dan secara alamiah terdiri dari komisaris yang tidak tidak
dapat memaksimalkan utilitas mereka dan terafiliasi (komisaris independen) dan
atau nilai pasar perusahaan. komisaris terafiliasi (KNKG, 2006).
Corporate governance atau tata Komisaris independen merupakan pihak
kelola perusahaan merupakan sebuah yang berasal dari luar perusahaan
kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan (independen) yang tidak memiliki
dalam mengontrol seluruh aktivitas hubungan afiliasi dengan perusahaan dan
perusahaan agar terjadi keseimbangan berfungsi untuk menilai kinerja perusahaan
pemenuhan kepentingan seluruh secara luas dan keseluruhan (Daniel,
stakeholders. Penerapan corporate 2012). Menurut KNKG (2006), pemilihan
governance yang baik akan berdampak komisaris independen harus
pada laporan keuangan yang dihasilkan memperhatikan pendapat pemegang saham
sehingga perusahaan atau manajemen sulit minoritas.
untuk melakukan manipulasi akuntansi Struktur organisasi perusahaan
karena terdapat pengawasan, maka laporan diharuskan memiliki komite audit yang
keuangan yang dihasilkan sesuai dengan dapat membantu dewan komisaris dan
keadaaan yang sebenarnya dan dewan direksi dalam menjalankan tugas,
berintegritas (Nuryanah, 2005). fungsi dan tanggung jawab (Yani dan I
Dalam hal pencapaian Ketut, 2014). Menurut De Angelo (1981),
Good Corporate Governance (GCG), audit quality atau kualitas audit adalah
keberadaan komisaris independen dan suatu kemungkinan dimana seorang
dewan direksi diharapkan mampu auditor menemukan dan melaporkan
menyeimbangkan proses pengambilan tentang adanya suatu pelanggaran dalam
keputusan terutama dalam integritas sistem akuntansi kliennya. Dengan
informasi dalam laporan keuangan (Yani melakukan proses auditing terhadap
dan Ketut, 2014). Tidak hanya komisaris laporan keuangan, maka kecenderungan
independen yang dapat mengawasi untuk manipulasi dapat diperkecil,
tindakan manajer melainkan adanya sehingga integritas laporan keuangan
kepemilikan institusional dan komite audit menjadi naik.
diharapkan mampu untuk mengawasi Firm size atau ukuran perusahaan
tindakan manajer agar tidak terjadi adalah rata–rata total penjualan bersih
kecurangan laporan keuangan. untuk tahun yang bersangkutan sampai
Baridwan (2004) mendefinisikan beberapa tahun. Menurut Francis (1986)
kepemilikan institusional sebagai proporsi menyatakan bahwa perusahaan berskala
saham yang dimiliki oleh suatu lembaga kecil cenderung kurang menentukan. Pada
atau institusi. Kehadiran kepemilikan kenyataannya, perusahaan berskala kecil
institusional memiliki peran yang penting biasanya mampu dalam menghadapi krisis
karena kepemilikan institusional akan ekonomi. Berdasarkan data dari Badan
mendorong dalam peningkatan proses Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa
monitoring terhadap manjemen. laju pertumbuhan perusahaan jasa pada
Kepemilikan institusional mempunyai tahun 2012 sampai 2014 mengalami
kemampuan dalam mengendalikan dan peningkatan pada beberapa lapangan
memonitoring manajemen secara efektif usaha. Laju pertumbuhan paling tinggi
agar dapat meningkatkan kinerja pada lapangan usaha pengangkutan dan
manajemen. komunikasi pada tahun 2012.

2
 

Nilai PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2014


Laju Pertumbuhan Tahun 2012-2014
Laju Pertumbuhan (Persen)
Atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rupiah)
Lapangan Usaha
2012 2013 2014 2012 2013 2014
No
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pertanian, Peternakan, 1 193.5 1 310.4 1 446.7 4.48 3.46 3.23


1
Kehutanan dan Perikanan
Pertambangan dan 972.5 1 026.3 1 058.8 2.19 0.43 -0.69
2
Penggalian
1 972.5 2 152.8 2 394.0 5.54 5.81 4.99
3 Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Bersih 62.2 70.3 81.1 5.92 6.40 5.71
4
844.1 907.3 1 014.5 7.11 6.64 6.57
5 Bangunan
Perdagangan, Hotel dan 1 148.7 1 301.2 1 473.6 8.51 6.26 4.74
6
Restoran
Pengangkutan dan 549.1 635.3 745.6 10.00 9.76 9.71
7
Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan 598.5 683.0 772.0 6.80 7.87 6.04
8
Jasa Perusahaan
889.8 1 000.7 1 108.6 5.38 5.75 5.83
9 Jasa – Jasa
Produk Domestik Bruto 8 230.9 9 087.3 10 094.9 6.30 5.83 5.1
(PDB)
PDB Tanpa Migas 7 589.8 8 419.1 9 391.5 6.83 6.39 5.45

Sumber: Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id)

Tabel 1
PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN 2012-2014

Di Indonesia, penelitian yang sama dan ukuran perusahaan terhadap integritas


pernah dilakukan oleh Pancawati (2010) laporan keuangan pada perusahaan jasa
dan Desi (2012). Kedua penelitian tersebut yang terdaftar di BEI periode 2012-2014.
dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi RERANGKA TEORITIS YANG
integritas laporan keuangan. Meskipun DIPAKAI DAN HIPOTESIS
begitu, studi dari dua penelitian ini
memberikan hasil yang berbeda. Penelitian Agency Theory
Pancawati (2010) menunjukkan bahwa Teori keagenan (Agency Theory)
kepemilikan institusional, komisaris merupakan teori yang mendasari hubungan
independen dan komite audit tidak kerja antara pihak yang memberi
berpengaruh terhadap integritas laporan wewenang (prinsipal) dengan pihak yang
keuangan. Di sisi lain, penelitian Desi menerima wewenang (agen). Teori
(2012) menunjukkan bahwa kepemilikan keagenan dicetuskan oleh Jensen dan
institusional, komisaris independen dan Meckling (1976) yang menggambarkan
komite audit berpengaruh terhadap terdapatnya sebuah hubungan keagenan
integritas laporan keuangan. atau kontrak kerja yang melibatkan antara
Berdasarkan beberapa kesimpulan dua pihak, yaitu pihak prinsipal dengan
yang berbeda di atas, maka penulis tertarik pihak agen. Adanya pemisahan tugas
untuk melakukan penelitian yang sama, antara pihak prinsipal dengan pihak agen
namun pada sampel dan periode yang dapat memunculkan konflik keagenan.
berbeda. Hal ini dilakukan untuk Konflik ini tentu dapat berdampak buruk
mengetahui lebih jauh tentang pengaruh terhadap kinerja perusahaan dan memicu
kepemilikan institusional, komisaris munculnya ketidakseimbangan informasi
independen, komite audit, kualitas audit, atau asimetri informasi (information
3
 

asymmetry). Menurut Bathala et al, (1994) keadaan perusahaan masa lalu, saat ini dan
terdapat beberapa cara yang digunakan di masa yang akan datang dimana
guna mengurangi konflik kepentingan, informasi ini yang akan memberikan
yaitu meningkatkan kepemilikan saham sinyal bagi investor dalam pengambilan
oleh manajemen (insider ownership), keputusan investasi yang rasional. Jika
meningkatkan rasio dividen terhadap laba suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli
bersih (earning after tax), meningkatkan oleh investor maka perusahaan harus
sumber pendanaan melalui utang, dan melakukan pengungkapan laporan
meningkatkan kepemilikan saham oleh keuangan secara terbuka, transparan dan
institusi (institutional holdings). dapat dipertanggungjawabkan sehingga
asimetri informasi dapat berkurang dan
Signalling Theory meningkatkan integritas laporan keuangan.
Teori sinyal (signalling theory)
membahas bagaimana seharusnya sinyal- Integritas Laporan Keuangan
sinyal keberhasilan atau kegagalan Integritas laporan keuangan dinilai
manajemen disampaikan kepada pemilik. dari sejauh mana laporan keuangan
Penyampaian laporan keuangan dapat tersebut menyajikan informasi yang benar,
dianggap sinyal apakah agen telah transparan, dan tidak bias. Informasi yang
membuat sesuai dengan kontrak.   Sinyal diungkapkan dalam laporan keuangan
dapat berupa informasi mengenai apa yang merupakan bentuk pertanggungjawaban
sudah manajemen lakukan untuk manajemen, sehingga informasi ini akan
mewujudkan keinginan pemilik yang digunakan oleh pihak eksternal atau
menyatakan bahwa perusahaan lebih baik investor sebagai bentuk pertimbangan
daripada perusahaan lainnya. Teori sinyal dalam pengambilan keputusan. Laporan
berkaitan dengan adanya asumsi bahwa keuangan dikatakan berintegritas apabila
informasi yang diterima oleh masing- laporan keuangan tersebut memenuhi
masing pihak tidak sama, yaitu adanya kualitas reliability (Kieso, 2001).
asimetri informasi antara pihak manajemen Integritas informasi laporan keuangan
perusahaan dengan pihak yang diukur menggunakan manajemen laba riil.
berkepentingan dengan informasi Tindakan manajemen laba riil dapat
perusahaan (Spence, 2002 dalam Connelly dilakukan dengan tiga cara, yaitu
et al. 2011). Salah satu jenis informasi manipulasi penjualan, produksi yang
yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berlebihan (overproduction), dan
dapat menjadi sinyal untuk pihak eksternal penurunan beban diskresioner
adalah laporan keuangan tahunan (annual (discretionary expenditures).
report). Informasi yang diungkapkan
dalam laporan keuangan tahunan adalah Kepemilikan Institusional
informasi akuntansi yang berkaitan dengan Baridwan (2014) mendefinisikan
laporan keuangan perusahaan dan kepemilikan institusional sebagai proporsi
informasi non-akuntansi yaitu informasi saham yang dimiliki oleh suatu lembaga
yang tidak berkaitan dengan laporan atau institusi. Kepemilikan saham
keuangan, seperti sumber daya perusahaan, ditunjukkan dengan persentase jumlah
strategi bisnis, prospek perusahaan dan saham perusahaan yang dimiliki oleh
informasi lain yang berkaitan secara investor institusi. Kehadiran kepemilikan
langsung maupun tidak langsung institusional memiliki peran yang penting
(Nurrohman, 2013). Ukuran perusahaan karena kepemilikan institusional akan
merupakan informasi yang diungkapkan mendorong peningkatan pengawasan yang
atau dipublikasikan oleh pihak manajemen lebih optimal terhadap manajemen.
perusahaan dalam bentuk informasi Kepemilikan institusional mempunyai
akuntansi dan non-akuntansi mengenai kemampuan dalam mengendalikan dan

4
 

memonitoring manajemen secara efektif dengan praktik akuntansi yang berlaku


agar dapat meningkatkan kinerja umum, serta memastikan pengendalian
manajemen. Jensen dan Meckling (1976) internal memadai.
menyatakan bahwa semakin besar
persentase saham yang dimiliki oleh Kualitas Audit
investor institusional akan menyebabkan Kualitas audit (Audit Quality)
aktivitas pengawasan menjadi semakin adalah suatu proses pemeriksaan secara
efektif karena dapat mengendalikan sistematis yang dilakukan oleh auditor
perilaku oportunis yang dilakukan oleh mutu internal atau eksternal. Menurut De
para manajer. Angelo (1981), audit quality atau kualitas
audit adalah suatu kemungkinan dimana
Komisaris Independen seorang auditor menemukan dan
Struktur Good Corporate melaporkan tentang adanya suatu
Governance (GCG) di Indonesia pelanggaran dalam sistem akuntansi
memisahkan antara dewan komisaris kliennya sesuai dengan standar auditing
dengan dewan direksi. Dewan komisaris dan kode etik profesi yang relevan.
terdiri dari komisaris yang tidak tidak
terafiliasi (komisaris independen) dan Ukuran Perusahaan
komisaris terafiliasi (KNKG, 2006). Firm size atau ukuran dari suatu
Komisaris independen merupakan pihak perusahaan, tidak hanya dilihat dari fisik
yang berasal dari luar perusahaan perusahaan tetapi dapat dilihat dari
(independen) yang tidak memiliki seberapa banyak asset yang dimiliki atau
hubungan afiliasi dengan perusahaan dan modal yang dimiliki perusahaan. Ukuran
berfungsi untuk menilai kinerja perusahaan perusahaan menunjukkan jumlah
secara luas dan keseluruhan (Daniel, pengalaman dan kemampuan tumbuhnya
2012). Jika perusahaan memiliki komisaris suatu perusahaan yang mengindikasi
independen, maka laporan keuangan yang kemampuan tingkat risiko dalam
disajikan oleh manajemen cenderung lebih mengelola investasi yang diberikan para
berintegritas karena terdapat badan yang stakeholders. Perusahaan dengan ukuran
mengawasi dan melindungi hak-hak diluar besar diasumsikan dengan jumlah aktiva
perusahaan (Astria, 2011). dan tingkat pendapatan yang besar
sehingga menghasilkan laba yang tinggi.
Komite Audit
Komite audit adalah salah satu Pengaruh Kepemilikan Institusional
komite yang memiliki peranan penting terhadap Integritas Laporan Keuangan
dalam corporate governance (Pancawati, Pengaruh antara kepemilikan
2010). Struktur organisasi perusahaan institusional terhadap integritas laporan
diharuskan memiliki komite audit yang keuangan menggunakan teori agensi. Teori
dapat membantu dewan komisaris dan agensi merupakan teori yang mendasari
dewan direksi dalam menjalankan tugas, hubungan antara pihak agen dan prinsipal,
fungsi dan tanggung jawab (Yani dan dimana investor institusional sebagai pihak
Ketut, 2014). FCGI (2002) menyatakan prinsipal dan integritas laporan keuangan
bahwa komite audit memiliki tugas yang yang dibuat oleh manajemen sebagai pihak
terpisah dalam membantu dewan komisaris agen. Gideon dalam penelitian (Astria,
untuk memenuhi tanggung jawabnya 2011) menyatakan bahwa persentase
dalam melakukan pengawasan secara saham tertentu yang dimiliki institusi dapat
menyeluruh. Tujuan dibentuknya komite mempengaruhi proses penyusunan laporan
audit adalah memastikan bahwa laporan keuangan yang tidak menutup
keuangan yang dikeluarkan oleh kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai
perusahaan tidak menyesatkan dan sesuai kepentingan pihak manajemen.

5
 

Kepemilikan institusional yang tinggi Pengaruh Komite Audit terhadap


membatasi manajer untuk melakukan Integritas Laporan Keuangan
pengelolaan laba dan dapat meningkatkan Komite audit adalah salah satu
integritas laporan keuangan. Hal ini berarti komite yang memiliki peranan penting
bahwa kepemilikan institusional dalam dalam corporate governance. Pengaruh
perusahaan dapat meningkatkan antara komite audit terhadap integritas
monitoring terhadap perilaku manajer laporan keuangan menggunakan teori
dalam mengantisipasi manipulasi yang agensi. Teori agensi merupakan teori yang
mungkin dilakukan sehingga dapat mendasari hubungan antara pihak agen dan
meningkatkan integritas laporan keuangan prinsipal, dimana komite audit sebagai
(Daniel, 2012). pihak prinsipal dan integritas laporan
Dari penjelasan di atas, maka dapat keuangan yang dibuat oleh manajemen
dirumuskan hipotesis sebagai berikut: sebagai pihak agen. Keberadaan komite
Hipotesis 1 : Kepemilikan institusional audit bertujuan untuk menjamin
berpengaruh positif transparansi pengungkapan informasi yang
terhadap integritas laporan dilakukan oleh manajemen. Dengan
keuangan demikian, komite audit dalam perusahaan
dapat menjadi salah satu upaya dalam
Pengaruh Komisaris Independen mengurangi manipulasi dalam penyajian
terhadap Integritas Laporan Keuangan informasi akuntansi sehingga integritas
Pengaruh antara komisaris laporan keuangan dapat meningkat.
independen terhadap integritas laporan Dari penjelasan di atas, maka dapat
keuangan menggunakan teori agensi. Teori dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
agensi merupakan teori yang mendasari Hipotesis 3 : Komite audit berpengaruh
hubungan antara pihak agen dan prinsipal, positif terhadap integritas
dimana komisaris independen sebagai laporan keuangan
pihak prinsipal dan integritas laporan
keuangan yang dibuat oleh manajemen Pengaruh Kualitas Audit terhadap
sebagai pihak agen. Komisaris independen Integritas Laporan Keuangan
didalam perusahaan dapat menjadi Kualitas audit (Audit Quality)
penyeimbang dalam pengambilan adalah suatu proses pemeriksaan secara
keputusan ekonomi. Beasley (1996) sistematis yang dilakukan oleh auditor
menyatakan bahwa masuknya dewan mutu internal atau eksternal (Aljufri,
komisaris yang berasal dari luar 2014). Pengaruh antara kualitas audit
perusahaan (komisaris independen) dapat terhadap integritas laporan keuangan
meningkatkan efektivitas dewan tersebut menggunakan teori agensi. Teori agensi
dalam mengawasi manajemen untuk merupakan teori yang mendasari hubungan
mencegah kecurangan laporan keuangan. antara pihak agen dan prinsipal, dimana
Tingkat kecurangan atau manipulasi KAP yang mengaudit perusahaan sebagai
laporan keuangan yang semakin rendah, pihak prinsipal dan integritas laporan
maka integritas laporan keuangan semakin keuangan yang dibuat oleh manajemen
meningkat.
sebagai pihak agen. Peningkatan kualitas
Dari penjelasan di atas, maka dapat audit akan memberikan dampak penyajian
dirumuskan hipotesis sebagai berikut: laporan keuangan yang transparan.
Hipotesis 2 : Komisaris independen Namun, kenyataan yang terjadi adalah
berpengaruh positif perusahaan melakukan kerjasama dengan
terhadap integritas laporan KAP yang mengaudit laporan keuangan
keuangan perusahaannya untuk memberikan opini
wajar terhadap laporan keuangan yang

6
 

telah dibuat, seperti kasus Enron. Hal ini Ukuran perusahaan juga dapat
bisa terjadi dikarenakan perusahaan ingin mempengaruhi integritas laporan
selalu terlihat sebagai perusahaan yang keuangan. Firm size atau ukuran
mampu bersaing dengan perusahaan perusahaan adalah rata–rata total penjualan
lainnya di mata pihak eksternal. Jadi, bersih untuk tahun yang bersangkutan
perusahaan yang diaudit oleh KAP belum sampai beberapa tahun (Brigham dan
tentu memiliki laporan keuangan yang Houston, 2001). Diasumsikan bahwa
berintegritas. ukuran perusahaan yang besar dapat
Dari penjelasan di atas, maka dapat menghadapi segala bentuk ancaman,
dirumuskan hipotesis sebagai berikut: seperti krisis ekonomi. Perusahaan yang
Hipotesis 4 : Kualitas audit berpengaruh dapat bertahan dari krisis ekonomi
negatif terhadap integritas termasuk perusahaan yang tangguh serta
laporan keuangan memiliki kondisi keuangan yang kuat.
Dengan kondisi keuangan yang kuat, maka
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap integritas laporan keuangan juga
Integritas Laporan Keuangan meningkat di mata investor.
Pengaruh antara ukuran perusahaan Dari penjelasan di atas, maka dapat
terhadap integritas laporan keuangan dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
menggunakan teori sinyal. Ukuran Hipotesis 5 : Ukuran perusahaan
perusahaan merupakan informasi yang berpengaruh positif
diungkapkan oleh perusahaan sebagai terhadap integritas laporan
sinyal bagi investor untuk pengambilan keuangan
keputusan investasi sehingga pihak
eksternal dapat mengetahui kondisi
perusahaan yang sebenarnya sehingga Kerangka pemikiran yang mendasari
asimetri dapat diminimalisir dan dapat penelitian dapat digambarkan sebagai
meningkatkan integritas laporan keuangan.   berikut:

Kepemilikan Institusional

Komisaris Independen

Integritas Laporan Keuangan


Komite Audit

Kualitas Audit

Ukuran Perusahaan

Gambar 1
KERANGKA PEMIKIRAN

METODE PENELITIAN

Klasifikasi Sampel
Populasi penelitian adalah menggunakan metode purposive sampling
perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa dengan tujuan untuk mendapatkan sampel
Efek Indonesia pada periode 2012-2014. yang representatif sesuai dengan kriteria
Pengambilan sampel dalam penelitian sebagai berikut: (1) Perusahaan jasa yang

7
 

menerbitkan laporan keuangan auditan antara manajemen dengan pihak eksternal


secara berturut-turut selama tahun 2012 atau investor. Integritas laporan keuangan
sampai tahun 2014, (2) Perusahaan jasa dinilai dari sejauh mana laporan keuangan
yang memiliki semua data yang tersebut menyajikan informasi yang benar,
dibutuhkan untuk menghitung variabel- transparan, dan tidak bias. Integritas
variabel yang diteliti, (3) Perusahaan jasa informasi laporan keuangan dapat diukur
yang menerbitkan laporan keuangan dengan menggunakan manajemen laba riil.
menggunakan mata uang rupiah. Merujuk pada penelitian yang dilakukan
Dari 319 perusahaan jasa yang oleh Subekti (2010) dalam Eny
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka Kusumawati, Rina Trisnawati, dan Ahmad
diperoleh 250 perusahaan jasa yang Mardalis (2015), pengukuran manajemen
menjadi sampel penelitian sesuai dengan laba riil (real earnings management)
kriteria pemilihan sampel. menggunakan tiga proksi, yaitu:
Abnormal Cash Flow Operations (ABNCFO)
Data Penelitian
Penelitian ini mengambil sampel CFOt/At-1 = α0 + α1 (1/log At-1) + β1 (St/At-1) + β2
pada perusahaan jasa yang terdaftar di
(ΔSt/At-1) + εt … (1)
Bursa Efek Indonesia yang sudah
dikategorikan dengan kriteria-kriteria yang
telah tercantum sebelumnya selama Abnormal Production Costs (ABNPROD)
periode 2012-2014. Data yang digunakan
PRODt/At-1 = α0 + α1 (1/log At-1) + β1 (St/At-1) + β2
dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
Teknik pengumpulan data untuk keperluan (ΔSt/At-1) + β3 (ΔSt-1/At-1) + εt … (2)
penelitian ini dilakukan dengan
dokumentasi. Dokumentasi yang Abnormal Discretionary Expense (ABNDISC)
dilakukan adalah mengumpulkan semua
DISCt/At-1 = α0 + α1 (1/log At-1) + β(ΔSt-1/At-1) + εt
data sekunder berupa jumlah saham
institusional, jumlah komisaris … (3)
independen, jumlah komite audit, jumlah
saham beredar, informasi mengenai KAP Keterangan :
yang mengaudit perusahaan, jumlah arus CFOt : Arus kas operasi perusahaan i
kas kegiatan operasi, total persediaan, total tahun t
penjualan, total harga pokok penjualan, PRODt : Harga pokok penjualan ditambah
total biaya-biaya (biaya iklan, biaya perubahan persediaan
penjualan, biaya administrasi dan umum), DISCt : Biaya penelitian dan
dan total aset. pengembangan ditambah biaya
iklan ditambah biaya penjualan,
Variabel Penelitian administrasi, dan umum
Variabel penelitian yang digunakan At-1 : Total asset perusahaan pada tahun
dalam penelitian meliputi variabel t-1
dependen, yaitu integritas laporan St : Penjualan perusahaan pada akhir
keuangan dan variabel independen yang tahun t
terdiri dari kepemilikan institusional, ΔSt : Perubahan penjualan perusahaan
komisaris independen, komite audit, pada tahun t dibandingkan dengan
kualitas audit, dan ukuran perusahaan. penjualan pada akhir tahun t
ΔSt-1 : Perubahan penjualan perusahaan
Definisi Operasional Variabel pada tahun t-1 dibandingkan
Integritas Laporan Keuangan dengan penjualan pada akhir
Laporan keuangan sendiri tahun t-2
didefinisikan sebagai media perantara α, β : Koefisien regresi

8
 

Integritas laporan keuangan dapat Keterangan:


diukur menggunakan manajemen laba riil KI : Kepemilikan Insitusional
dengan menjumlahkan ABNCFO,
ABNPROD dan ABNDISC untuk Komisaris Independen
mendapatkan nilai total dari manajemen Komisaris independen adalah dewan
laba riil. Untuk menyamakan arahnya, komisaris yang tidak berasal dari pihak
maka Abnormal Production Costs terafiliasi, yaitu pihak yang memiliki
dikalikan dengan (-1) sebelum hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan
dijumlahkan. Indikasi perusahaan pemegang saham pengendali, anggota
melakukan manajemen laba riil atau tidak, direksi, dan dewan komisaris lain, serta
dapat diketahui melalui nilai mean dari dengan perusahaan itu sendiri.
hasil seluruh penjumlahan proksi Komisaris independen memiliki
manajemen laba riil. peranan penting dalam menciptakan
Apabila nilai mean manajemen laba corporate governance yang baik di dalam
riil sama dengan atau lebih dari 0, maka perusahaan. Dalam penelitian ini,
perusahaan tidak melakukan manajemen komisaris independen dapat diukur sebagai
laba riil (REM ≥ 0) sedangkan perusahaan berikut :
terindikasi melakukan manajemen laba riil
jika nilai mean manajemen laba riil kurang !"##$%&  !"#$%&'$%  !"#$%$"#$"
KIND =
dari 0 (REM < 0). Variabel hasil !"##$%&  !"#$%  !"#$%&'$%
penambahan proksi manajemen laba riil
diberi nama real earnings management Keterangan:
(REM) (Yuliani dan Dewi, 2015). KIND : Komisaris Independen

Komite Audit
REM = ABNCFO + (ABNPROD x (-1)) +
Komite audit terdiri dari individu-
ABNDISC
individu yang mandiri dan tidak terlibat
secara langsung dengan tugas manajemen
Kepemilikan Institusional yang mengelola perusahaan serta harus
Kepemilikan institusional adalah memiliki pengalaman untuk melaksanakan
kepemilikan saham perusahaan yang fungsi pengawasan secara efektif.
dimiliki oleh institusi atau lembaga, seperti Bapepam menyatakan bahwa di setiap
perusahaan asuransi, bank, perusahaan perusahaan harus memiliki minimal tiga
investasi, dan kepemilikan institusi lain. anggota komite audit sehingga fungsi
Beiner et al, 2003 menyatakan bahwa monitoring berjalan dengan lancar. Komite
kepemilikan institusional menunjukkan audit dapat diukur sebagai berikut :
pengaruh keberadaan pemegang saham
institusional terhadap kinerja manajemen KA = ∑ Komite audit di dalam perusahaan
terkait dengan pelaporan keuangan
perusahaan. Keterangan:
Kepemilikan institusional KA : Komite Audit
mempunyai kemampuan dalam
mengendalikan dan memonitoring Kualitas Audit
manajemen secara efektif agar dapat Kualitas audit adalah suatu proses
meningkatkan kinerja manajemen. pemeriksaan secara sistematis yang
Kepemilikan saham institusional dihitung dilakukan oleh auditor mutu internal atau
sebagai berikut : eksternal. Kualitas audit dapat diproksi
dengan menggunakan ukuran Kantor
!"#"$  !"#$%&'(  !"#$!$%#!&"'(
KI = Akuntan Publik.
!"#"$  !"#"$%#

9
 

Variabel ini diukur dengan variabel analisis regresi linier berganda (multiple
dummy, poin 1 untuk perusahaan yang regression analysis).
diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan
KAP The Big Four dan poin 0 untuk Alasan dipilihnya model regresi
perusahaan yang diaudit oleh KAP yang linier berganda karena untuk menguji
bukan berafiliasi dengan KAP The Big pengaruh beberapa variabel bebas terhadap
Four. satu variabel terikat. Untuk mengetahui
hubungan tersebut, maka berikut ini adalah
Ukuran Perusahaan persamaan regresinya:
Ukuran dari suatu perusahaan, tidak ILK = + 1 INST + 2 KI + 3 KA + 4 QA + 5 SIZE
hanya dilihat dari fisik perusahaan tetapi
dapat dilihat dari seberapa banyak aset Keterangan:
yang dimiliki atau modal yang dimiliki ILK : Integritas Laporan Keuangan
perusahaan. Ukuran perusahaan dapat INST : Kepemilikan Insitusional
dihitung menggunakan logaritma natural, KI : Komisaris Independen
seperti yang ditunjukkan rumus di bawah KA : Komite Audit
ini: QA : Kualitas Audit
SIZE = Ln Total Aset SIZE : Ukuran Perusahaan
α : Konstanta
Keterangan: β1-5 : Koefisien Regresi
SIZE : Ukuran Perusahaan
ANALISIS DATA DAN
Alat Analisis PEMBAHASAN
Untuk menguji hubungan antara Analisis deskriptif digunakan untuk
kepemilikan institusional, komisaris memberikan gambaran mengenai variabel-
independen, komite audit, kualitas audit, variabel dalam penelitian ini, yaitu
dan ukuran perusahaan terhadap integritas integritas laporan keuangan, kepemilikan
laporan keuangan pada perusahaan jasa institusional, komisaris independen,
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia komite audit, kualitas audit, dan ukuran
tahun 2012-2014 menggunakan model perusahaan.
Tabel 2
HASIL ANALISIS DESKRIPTIF
Variabel N Minimum Maksimum Mean Std. Deviasi
Integritas Laporan Keuangan 250 -0,7761 3,4141 1,9804 0,7968
Kepemilikan Institusional 250 0,0573 0,9908 0,6622 0,2194
Komisaris Independen 250 0,0000 0,7500 0,3889 0,1074
Komite Audit 250 1 6 2,96 0,468
Ukuran Perusahaan 250 23,7491 31,7302 28,3239 1,5264
Tabel 3
HASIL ANALISIS DESKRIPTIF FREKUENSI
Cumulative
Variabel Frekuensi Percent Valid Percent
Percent
Kualitas Audit:
1. Bukan Afiliasi KAP The Big
157 62,8 62,8 62,8
Four
2. Afiliasi KAP The Big Four 93 37,2 37,2 37,2
TOTAL 250 100,0 100,0
Sumber : Data Diolah

10
 

Pada Tabel 2 dapat diketahui nilai tindakan manajemen melakukan


minimum integritas laporan keuangan, manajemen laba.
yaitu -0,7761 sedangkan nilai maksimum Pada Tabel 2 dapat diketahui nilai
integritas laporan keuangan sebesar minimum komisaris independen, yaitu
3,4141. Berdasarkan Tabel 2 diatas terlihat 0,0000 sedangkan nilai maksimum
bahwa nilai mean integritas laporan kepemilikan institusional sebesar 0,7500.
keuangan lebih dari 0, yaitu sebesar 1,9804 Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa nilai
yang mengindikasikan bahwa rata-rata mean komisaris independen sebesar
perusahaan tidak melakukan manajemen 0,3889 atau 38,89% menunjukkan bahwa
laba riil yang mengakibatkan integritas rata-rata sampel sudah memenuhi batas
laporan keuangan rendah. Perusahaan yang minimal dari peraturan yang sudah
tidak terbukti melakukan manajemen laba ditetapkan sebesar 30%. Nilai standar
riil dengan aktivitas riil melalui arus kas deviasi komisaris independen adalah
kegiatan operasi, biaya produksi, dan biaya 0,1074. Nilai standar deviasi lebih kecil
diskresioner akan memiliki nilai rata-rata daripada nilai rata-rata (mean) yang berarti
(mean) abnormal CFO, abnormal PROD, bahwa variasi datanya atau data bersifat
dan abnormal DISEXP sama dengan atau homogen. Keberadaan komisaris
lebih dari 0 (mean ≥ 0). Nilai standar diharapkan mampu untuk memantau tugas
deviasi integritas laporan keuangan adalah dan tanggung jawab manajemen dalam
0,7968. Nilai standar deviasi lebih kecil penyusunan laporan keuangan dan
daripada nilai rata-rata (mean) yang berarti menjaga kualitas laporan keuangan agar
bahwa variasi datanya atau data bersifat mampu meningkatkan integritas laporan
homogen. Variasi data integritas laporan keuangan perusahaan.
keuangan yang rendah menunjukkan Pada Tabel 2 dapat diketahui jumlah
bahwa sebagian besar perusahaan memiliki komite audit yang paling sedikit sebanyak
integritas laporan keuangan yang sama. 1 orang sedangkan jumlah komite audit
Pada Tabel 2 dapat diketahui nilai terbanyak sebesar 6 orang. Berdasarkan
minimum kepemilikan institusional, yaitu Tabel 2 terlihat bahwa rata-rata (mean)
0,0573 (5,73 persen) sedangkan nilai jumlah komite audit sebanyak 3 orang.
maksimum kepemilikan institusional Nilai standar deviasi komite audit adalah
sebesar 0,9908 (99,08 persen). Rasio 0,468. Nilai standar deviasi lebih besar
kepemilikan institusional yang besar daripada nilai rata-rata (mean) yang berarti
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut bahwa variasi datanya atau data bersifat
mampu memonitor manajemen dengan heterogen. Hal ini menunjukkan bahwa
baik sehingga tindakan manajamen laba perusahaan telah mengikuti kebijakan yang
riil dapat ditekan seminimal mungkin yang telah ditetapkan oleh Bapepam mengenai
berdampak pada meningkatnya integritas good corporate governance, yaitu
laporan keuangan. Berdasarkan Tabel 2 perusahaan harus memiliki komite audit
terlihat bahwa nilai mean kepemilikan sekurang-kurangnya 3 orang.
institusional sebesar 0,6622 menunjukkan Kualitas Audit diukur dengan
bahwa 66,22% saham dimiliki institusi variabel dummy dengan poin 1 (Afiliasi
atau perusahaan lain. Nilai standar deviasi dengan KAP The Big Four) dan poin 0
kepemilikan institusional adalah 0,2194. (Bukan Afiliasi dengan KAP The Big
Nilai standar deviasi lebih kecil daripada Four). Analisis statistik deskriptif yang
nilai rata-rata (mean) yang berarti bahwa digunakan adalah analisis frekuensi karena
variasi datanya atau data bersifat homogen. variabel kualitas audit merupakan variabel
Kepemilikan institusional memiliki dummy sehingga hasil analisis akan lebih
kemampuan untuk mengendalikan pihak informatif. Kualitas audit merupakan
manajemen melalui proses monitoring variabel dummy yang mengkategorikan
secara efektif sehingga mengurangi KAP yang mengaudit laporan keuangan

11
 

perusahaan apakah tergolong dalam KAP sehingga dapat disimpulkan bahwa hampir
yang berafiliasi dengan KAP The Big Four semua perusahaan sampel memiliki ukuran
atau bukan. Berdasarkan Tabel 3 dapat perusahaan yang tidak jauh berbeda. Dari
diketahui bahwa 157 sampel atau sekitar 250 sampel terdapat 133 sampel atau
62,8% perusahaan menggunakan jasa KAP sekitar 53,20% yang tergolong sebagai
yang bukan berafiliasi dengan KAP The perusahaan berukuran besar. Hal ini
Big Four, sisanya sebanyak 93 sampel dari ditunjukan dari Ln Total Aset yang lebih
250 sampel menggunakan jasa KAP yang besar dari nilai rata-rata (mean) (Ln TA >
berafiliasi dengan KAP The Big Four. Hal 28,3239). Untuk 117 sampel lainnya atau
ini menunjukkan bahwa mayoritas sekitar 46,80% tergolong perusahaan yang
perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa berukuran kecil karena Ln Total Aset lebih
Efek Indonesia lebih banyak menggunakan kecil dari nilai rata-rata (mean) (Ln TA <
jasa KAP yang bukan berafiliasi dengan 28,3239).
KAP The Big Four untuk mengaudit Analisis regresi dilakukan untuk
laporan keuangannya. mengetahui hubungan antara variabel
Pada Tabel 2 dapat diketahui nilai independen (kepemilikan institusional,
minimum ukuran perusahaan adalah komisaris independen, komite audit,
23,7494 sedangkan nilai maksimum kualitas audit, dan ukuran perusahaan)
ukuran perusahaan sebesar 31,7302. Nilai terhadap variabel dependen (integritas
rata-rata (mean) ukuran perusahaan laporan keuangan). Analisis regresi yang
sebesar 28,3239. Nilai standar deviasi telah dilakukan dalam pengujian ini adalah
ukuran perusahaan sebesar 1,5264. Selama model regresi linier berganda (multiple
periode penelitian menunjukan bahwa nilai regression analysis) yang bertujuan untuk
standar deviasi lebih kecil dari nilai rata- menguji hipotesis yang telah diajukan.
rata (mean) yang artinya variasi data Hasil regresi tersebut dapat dilihat pada
rendah atau data data bersifat homogen Tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Koefisien Standar t
Variabel Sig.
Regresi Error Hitung
Konstanta 2,190 1,064 2,059 0,041
Kepemilikan Institusional -0,807 0,235 -3,435 0,001
Komisaris Independen -1,180 0,456 -2,588 0,010
Komite Audit -0,167 0,107 -1,565 0,119
Kualitas Audit -0,258 0,106 -2,445 0,015
Ukuran Perusahaan 0,048 0,036 1,346 0,179
R2 0,104
Adjusted R2 0,086
F Hitung 5,682
Sig. F 0,000
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan hasil uji statistik F pada satu variabel independen terhadap variabel
Tabel 4 dapat diketahui bahwa besarnya dependen, model regresi fit. Hal ini berarti
nilai F hitung adalah sebesar 5,682 dengan model regresi dapat digunakan untuk
signifikansi 0.000. Nilai signifikansi mengetahui pengaruh kepemilikan
kurang dari 0.05 (0.000 < 0.05), maka H0 institusional, komisaris independen,
ditolak artinya terdapat pengaruh salah komite audit, kualitas audit, dan ukuran

12
 

perusahaan terhadap integritas laporan tahun 2013 memiliki kepemilikan


keuangan. institusional yang terendah sebesar 0,0573
Berdasarkan hasil uji koefisien (5,73 persen) tetapi tingkat integritas
determinasi pada Tabel 4 diketahui bahwa laporan keuangan di atas rata-rata sebesar
nilai adjusted R square adalah sebesar 2,6041. Kepemilikan institusional banyak
0,086. Hal ini berarti bahwa 8,6% variasi berperan di luar manajemen perusahaan
integritas laporan keuangan dapat sehingga dapat menurunkan integritas
dijelaskan oleh variabel dari kepemilikan laporan keuangan perusahaan (Putra dan
institusional, komisaris independen, Muid, 2012).
komite audit, kualitas audit, dan ukuran Hasil penelitian sejalan dengan
perusahaan sedangkan sisanya sebesar penelitian yang dilakukan oleh Ida dan
91,4% (100% - 8,6%) dijelaskan oleh Dewa (2013) yang menyatakan bahwa
faktor-faktor lain diluar penelitian. kepemilikan institusional berpengaruh
Berdasarkan analisis yang telah negatif dan signifikan terhadap integritas
dilakukan, koefisien regresi untuk variabel laporan keuangan. Hasil penelitian
kepemilikan institusional adalah negatif bertolak belakang dengan penelitian yang
0,807. Hal ini menunjukkan bahwa jika dilakukan oleh Fitri dan Rochmi (2014),
kepemilikan institusional mengalami Aljufri (2014), Desi (2012) yang
penurunan sebesar satu satuan dengan menyatakan bahwa kepemilikan
asumsi variabel lainnya dianggap konstan, institusional tidak berpengaruh terhadap
maka integritas laporan keuangan akan integritas laporan keuangan.
mengalami kenaikan sebesar 0,807. Berdasarkan analisis yang telah
Variabel kepemilikan institusional dilakukan, koefisien regresi untuk variabel
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.001 komisaris independen adalah negatif
yang berarti < 0.05 dengan nilai t hitung 1,180. Hal ini menunjukkan bahwa jika
sebesar -3,435 sehingga dapat disimpulkan komisaris independen mengalami
bahwa H1 ditolak, artinya kepemilikan penurunan sebesar satu satuan dengan
institusional berpengaruh negatif dan asumsi variabel lainnya dianggap konstan,
signifikan terhadap integritas laporan maka integritas laporan keuangan akan
keuangan. mengalami kenaikan sebesar 1,180.
Semakin besar kepemilikan Variabel komisaris independen memiliki
institusional yang ada pada suatu tingkat signifikansi sebesar 0.010 yang
perusahaan belum tentu mengindikasikan berarti < 0.05 dengan nilai t hitung sebesar
kemampuannya untuk mengawasi -2,588 sehingga dapat disimpulkan bahwa
manajemen. Contohnya, pimpinan H2 ditolak, artinya komisaris independen
perusahaan Agung Podomoro Land Tbk berpengaruh negatif dan signifikan
telah mengakuisisi perusahaan Indofica terhadap integritas laporan keuangan.
sejak tahun 1986 dan pada tahun 2012- Jumlah komisaris independen yang
2014 perusahaan Indofica menjadi investor sedikit tentu dapat mempengaruhi proses
institusional di perusahaan Agung monitoring terhadap penyusunan laporan
Podomoro Land Tbk. Contoh yang lainnya keuangan. Contohnya, Matahari
adalah perusahaan Kokoh Inti Arebama Department Store Tbk pada tahun 2013
Tbk pada tahun 2012 memiliki memiliki jumlah komisaris independen
kepemilikan institusional sebesar 0,9908 sebanyak 1 orang dari jumlah keseluruhan
(99,08 persen) yang berarti bahwa tingkat dewan komisaris sebanyak 6 orang.
pengawasan yang dilakukan semakin ketat, Keberadaan komisaris independen hanya
namun perusahaan tersebut memiliki untuk memenuhi ketentuan formal saja dan
tingkat integritas laporan keuangan di pengangkatan komisaris independen oleh
bawah rata-rata sebesar 0,5569. perusahaan mungkin hanya dilakukan
Perusahaan Hanson International Tbk pada untuk pemenuhan regulasi saja sehingga

13
 

dapat membuat tingkat integritas laporan anggota komite audit, maka badan ini akan
keuangan perusahaan menurun (Yani dan mengalami kesulitan dalam menjalankan
Ketut, 2014). perannya, diantaranya kesulitan dalam
Hasil penelitian sejalan dengan berkomunikasi dan mengkoordinir kerja
penelitian yang dilakukan oleh Ida dan dari masing-masing anggota komite audit
Dewa (2013), Fitri dan Rochmi (2014), itu sendiri (Astiniah, 2013).
dan Ocktavia dan Arifin (2013) yang Hasil penelitian sejalan dengan
menyatakan bahwa komisaris independen penelitian yang dilakukan oleh Defriandio
berpengaruh terhadap integritas laporan dan Soliyah (2014) dan Pancawati (2010)
keuangan. Hasil penelitian bertolak yang menyatakan bahwa komite audit
belakang dengan penelitian yang dilakukan tidak berpengaruh terhadap integritas
oleh Daniel (2012), Yani dan Ketut (2014), laporan keuangan. Hasil penelitian
dan Pancawati (2010) yang menyatakan bertolak belakang dengan penelitian yang
bahwa komisaris independen tidak dilakukan oleh Daniel (2012) dan Desi
berpengaruh terhadap integritas laporan (2012) yang menyatakan bahwa komite
keuangan. audit berpengaruh terhadap integritas
Berdasarkan analisis yang telah laporan keuangan.
dilakukan, koefisien regresi untuk variabel Berdasarkan analisis yang telah
komite audit adalah negatif 0,167. Hal ini dilakukan, koefisien regresi untuk variabel
menunjukkan bahwa jika komite audit kualitas audit adalah negatif 0,258. Hal ini
mengalami penurunan sebesar satu satuan menunjukkan bahwa jika kualitas audit
dengan asumsi variabel lainnya dianggap mengalami penurunan sebesar satu satuan
konstan, maka integritas laporan keuangan dengan asumsi variabel lainnya dianggap
akan mengalami kenaikan sebesar 0,167. konstan, maka integritas laporan keuangan
Variabel komite audit memiliki tingkat akan mengalami kenaikan sebesar 1,180.
signifikansi sebesar 0.119 yang berarti > Variabel kualitas audit memiliki tingkat
0.05 dengan nilai t hitung sebesar -1,565 signifikansi sebesar 0.015 yang berarti <
sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 0.05 dengan nilai t hitung sebesar -2,445
ditolak, artinya komite audit berpengaruh sehingga dapat disimpulkan bahwa H4
negatif dan tidak signifikan terhadap diterima, artinya kualitas audit
integritas laporan keuangan. berpengaruh negatif dan signifikan
Jumlah komite audit dalam terhadap integritas laporan keuangan.
perusahaan tidak merubah tugas dan Hal ini menunjukan bahwa KAP
fungsinya untuk memonitor pelaporan manapun yang mengaudit suatu
keuangan sehingga berapapun jumlah perusahaan kemungkinan memiliki tingkat
komite audit, integritas laporan keuangan integritas laporan keuangan yang sama.
perusahaan tetaplah sama (Wahyudi et al. Contohnya, pada perusahaan jasa yang
2016). Contohnya, perusahaan Bintang menjadi sampel penelitian sebanyak 250
Mitra Semestaraya Tbk selama tahun perusahaan terdapat 157 perusahaan yang
2012-2014 memiliki jumlah komite audit laporan keuangannya diaudit oleh KAP
sebanyak 3 orang, artinya perusahaan telah yang bukan berafiliasi dengan KAP Big
meematuhi peraturan yang dikeluarkan Four dan sisanya sebanyak 93 perusahaan
oleh Bapepam, namun perusahaan tersebut yang laporan keuangannya diaudit oleh
memiliki tingkat integritas laporan KAP yang berafiliasi dengan KAP Big
keuangan di bawah rata-rata (rendah) Four. Perusahaan cenderung menggunakan
sebesar -0.7761 di tahun 2012, -0.2801 di auditor Big Four hanya untuk menaikkan
tahun 2013, dan -0.3186 di tahun 2014. reputasinya semata dan meningkatkan
Astiniah (2013) menyatakan bahwa kredibilitas perusahaan sehingga belum
terdapatnya agency problems (masalah tentu dapat meningkatkan integritas
keagenan), yaitu dengan makin banyaknya laporan keuangan (Wahyudi et al. 2016).

14
 

KAP Big Four maupun Non Big Four perusahaan belum menunjukkan bahwa
memiliki standar sama sesuai dalam SPAP perusahaan tersebut memiliki tingkat
(Standar Profesional Akuntan Publik) integritas laporan keuangan yang tinggi.
dalam melaksanakan pekerjaan mereka Muliyanto dan Budiono (2014)
sehingga tidak terdapat perbedaan menyatakan bahwa semakin besarnya
mencolok (Astinia, 2013). ukuran perusahaan, maka akses informasi
Hasil penelitian sejalan dengan yang tersedia untuk masyarakat dan
penelitian yang dilakukan oleh Daniel pemerintah akan semakin banyak,
(2012) yang menyatakan bahwa kualitas sehingga ini akan memberikan kemudahan
audit berpengaruh terhadap integritas bagi pihak manajemen untuk campur
laporan keuangan. Hasil penelitian tangan dalam pelaporan keuangan
bertolak belakang dengan penelitian yang eksternal dengan tujuan untuk
dilakukan oleh Aljufri (2014) dan menguntungkan diri sendiri dan akan
Pancawati (2010) yang menyatakan bahwa menurunkan integritas laporan keuangan.  
kualitas audit tidak berpengaruh terhadap Hasil penelitian sejalan dengan
integritas laporan keuangan. penelitian yang dilakukan oleh Annisa
Berdasarkan analisis yang telah (2013) yang menyatakan bahwa ukuran
dilakukan, koefisien regresi untuk variabel perusahaan tidak berpengaruh terhadap
ukuran perusahaan adalah 0,048. Hal ini integritas laporan keuangan. Hasil
menunjukkan bahwa jika ukuran penelitian bertolak belakang dengan
perusahaaan mengalami kenaikan sebesar penelitian yang dilakukan oleh Ida dan
satu satuan dengan asumsi variabel lainnya Dewa (2013) yang menyatakan bahwa
dianggap konstan, maka integritas laporan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
keuangan akan mengalami kenaikan integritas laporan keuangan. Ida dan Dewa
sebesar 0,048. Variabel ukuran perusahaan (2013) menyatakan bahwa semakin besar
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.179 ukuran perusahaan, maka semakin tinggi
yang berarti > 0.05 dengan nilai t hitung nilai integritas laporan keuangan.
sebesar 1,346 sehingga dapat disimpulkan
bahwa H5 ditolak, artinya ukuran KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
perusahaan berpengaruh positif dan tidak DAN KETERBATASAN
signifikan terhadap integritas laporan
keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk
Semakin besar ukuran suatu menguji pengaruh kepemilikan
perusahaan tidak berpengaruh terhadap institusional, komisaris independen,
tingkat integritas laporan keuangan. komite audit, kualitas audit, dan ukuran
Contohnya, pada perusahaan yang perusahaan terhadap integritas laporan
memiliki total aset terbesar, yaitu United keuangan. Penelitian menggunakan data
Tractors Tbk pada tahun 2014 dengan nilai sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek
total asset sebesar Rp Indonesia. Metode pemilihan sampel
60.292.031.000.000 tetapi perusahaan menggunakan purposive sampling dengan
tersebut memiliki tingkat integritas laporan kriteria yang sudah ditentukan. Sampel
keuangan di bawah rata-rata sebesar dalam penelitian ini adalah perusahaan
1,60644404985272. Perusahaan Grahamas jasa yang menerbitkan laporan keuangan
Citrawisata Tbk di tahun 2013 memiliki dari tahun 2012 sampai tahun 2014 secara
total aset sebesar Rp 20.617.639.302 tetapi lengkap dan telah melalui proses outlier,
perusahaan tersebut memiliki tingkat   yaitu sebanyak 250 perusahaan yang
integritas laporan keuangan di atas rata- terdiri dari 79 perusahaan pada tahun
rata sebesar 3,19024344442186. Hal ini 2012, 86 perusahaan pada tahun 2013, dan
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan 85 perusahaan pada tahun 2014. Pengujian
yang dilihat melalui total aset suatu yang dilakukan dalam penelitian

15
 

menggunakan analisis regresi linier penelitian dan pengembangan jika


berganda. menggunakan pengukuran manajemen
Berdasarkan pengujian secara laba riil untuk Abnormal Discretionary
parsial yang telah dilakukan, dapat Expenses (ABNDISC) dalam menghitung
disimpulkan bahwa variabel kepemilikan integritas laporan keuangan. Kedua,
institusional, komisaris independen, dan diharapkan dapat menambah rentang
kualitas audit berpengaruh negatif terhadap waktu penelitian sehingga hasil penelitian
integritas laporan keuangan sedangkan dapat digeneralisasi. Ketiga, diharapkan
variabel komite audit dan ukuran untuk meneliti sampel dengan mengambil
perusahaan tidak berpengaruh terhadap salah satu sektor dari perusahaan yang
integritas laporan keuangan. diteliti (data homogen) sehingga
Penelitian ini memiliki beberapa didapatkan hasil yang lebih akurat.
keterbatasan. Pertama, variabel integritas Keempat, diharapkan dapat menambahkan
laporan keuangan dihitung menggunakan variabel independen lainnya yang diduga
manajemen laba riil yang diproksikan berpemgaruh terhadap integritas laporan
menjadi tiga, yaitu Abnormal Cash Flow keuangan, seperti fee audit dan audit
Operations (ABNCFO), Abnormal tenure sehingga dapat mencakup penelitian
Production Cost (ABNPROD), dan yang lebih luas.
Abnormal Discretionary Expenses
(ABNDISC). Namun, pada pengukuran DAFTAR RUJUKAN
manajemen laba proksi Abnormal Aljufri, 2014. “Dampak Audit Quality dan
Discretionary Expenses (ABNDISC) tidak Corporate Governance terhadap
ditemukannya data mengenai biaya Integritas Laporan Keuangan”.
penelitian dan pengembangan pada Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
perusahaan yang diteliti. Kedua, nilai Volume 11. Pp 267-280
adjusted R Square sebesar 0,086. Hal ini Annisa. 2013. “Pengaruh Latar Belakang
berarti bahwa 8,6% variasi integritas Pendidikan Dewan Komisaris,
laporan keuangan dapat dijelaskan oleh Kepemilikan Institusional, dan
variabel independen di dalam penelitian Ukuran Perusahaan Terhadap
sedangkan sisanya sebesar 91,4% Integritas Laporan Keuamgan”.
dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar Skripsi Sarjana tak diterbitkan.
penelitian. Ketiga, sampel yang digunakan Universitas Negeri Padang
dalam penelitian bersifat heterogen, yaitu Arry Anggadha. 2009. Viva News.
menggunakan seluruh sektor dalam Dugaan Korupsi PT Kereta Api,
perusahaan jasa. Keempat, penelitian (Online).(http://politik.news.viva.co.
termasuk dalam penelitian lama karena id/news/read/22075-dugaan-korupsi-
hanya menggunakan data pada periode pt-kereta-api diakses 27 September
2012-2014. Kelima, banyak data yang 2016).
terbuang (data outlier) sehingga Astinia. 2013. Pengaruh Mekanisme
mengurangi jumlah sampel dalam Corporate Governance, Kualitas
penelitian. Audit dan Ukuran Perusahaan
Dari beberapa keterbatasan yang terhadap Integritas Laporan
telah disebutkan sebelumnya, maka dapat Keuangan. Skripsi. Universitas Islam
diberikan beberapa saran bagi peneliti Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
selanjutnya. Pertama, bagi peneliti Atik Fajaryani. 2015. “Analisis Faktor-
selanjutnya, diharapkan dapat Faktor yang Mempengaruhi
menggunakan sampel pada jenis Integritas Laporan Keuangan”.
perusahaan yang berbeda, seperti Skripsi. Universitas Negeri
perusahaan farmasi atau industri otomotif Yogyakarta
agar memperoleh data mengenai biaya

16
 

Badan Pusat Statistik. 2016. Pertumbuhan Perusahaan yang Terdaftar di Bursa


Ekonomi Indonesia (Online) Efek Jakarta.” SNA VIII.
(https://www.bps.go.id diakses 06 Elfrida Sinaga. 2014. “Pengaruh
Oktober 2016). Mekanisme Corporate Governance,
Beasley, Mark S. 1996. “An Empirical Kualitas Kantor Akuntan Publik,
Analysis Of he Relation Between the Audit Tenure, dan Ukuran Peusahaan
Board of Director Composition and Terhadap Integritas Laporan
Financial Statement Fraud”. The Keuangan Perusahaan Manufaktur
Accounting Review Volume 17. yang Terdaftar di BEI”. Skripsi tidak
Beiner. S., W. Drobetz, F. Schmid dan H. diterbitkan. Universitas Negeri
Zimmermann, 2003. Is Board zise Medan.
An Independent Corporate Financial Accounting Standards Board.
Governance Mechanism. 2010. Statement of Financial
Brigham, E.F. dan Houston, J.F, 2001. Accounting Concepts No. 2 about
Manajemen Keuangan Edisi 8 Qualitative Characteristics of
(Terjemahan). Jakarta: Salemba Accounting Information. Norwalk.
Empat. Fitri Damayanti dan Rochmi. 2014.
Connelly, B.L. 2011. “Signaling Theory: “Pengaruh Reputasi Auditor dan
A Review and Assessment”. Journal Mekanisme Corporate Governance,
of Management. Pp 39-67. Audit Tenure, dan Spesialisasi
Daniel Salfauz Tawakal Putra. 2012. Industri Auditor terhadap Integritas
“Pengaruh Independensi, Laporan Keuangan”. Jurnal Bisnis
Mekanisme Corporate Governance, dan Manajemen Volume 4. Pp 1-15
Kualitas Audit, dan Manajemen Francis, J. D. Stokes, 1986. “Audit Prices,
Laba terhadap Integritas Laporan Product Differentiation, and Scale
Keuangan”. Diponegoro Journal of Economies: Further Evidence from
Accounting Volume 2. Pp 1-11 The Australian Audit Market”.
De Angelo, L.E. 1981. " Auditor Size and Journal of Accounting Research
Audit Quality". Journal of Volume 24. Pp 383-393.
Accounting and Economics: 183– Imam Ghozali. 2013. “Aplikasi Analisis
199. Multivariative dengan Program IBM
Defriandio Rahiim dan Soliyah Wulandari. SPSS 21”. Semarang Badan
2014. “Pengaruh Mekanisme Penerbitan Universitas Diponegoro.
Corporate Governance dan Kualitas Ida Ayu Sri Gayatri dan I Dewa Gede
Kantor Akuntan Publik terhadap Dharma Suputra. 2013. “Pengaruh
Integritas Laporan Keuangan”. Corporate Governance, Ukuran
Jurnal Bisnis dan Manajemen Perusahaan dan Leverage terhadap
Volume 4. Pp 87-102 Integritas Laporan Keuangan”. E-
Desi Efrianti. 2014. “Pengaruh Jurnal Akuntansi Universitas
Kepemilikan Institusional, Udayana. Pp 345-360
Komisaris Independen, dan Komite Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. PSAK
Audit terhadap Integritas Laporan No. 1. Jakarta: Salemba Empat
Keuangan”. Jurnal Ilmiah Jama’an. 2008. Pengaruh Mekanisme
Ranggagading Volume 12. Pp 119- Corporate Governance dan Kualitas
127 Kantor Akuntan Publik Terhadap
Edy Suwito dan Arleen Herawaty. 2005. Integritas Informasi Laporan
“Analisis Pengaruh Karakteristik Keuangan. Tesis. Universitas
Perusahaan terhadap Tindakan Diponegoro.
Perataan Laba yang dilakukan oleh Jensen, Michael C. dan W.H. Meckling.
1976. “Theory of The Firm:

17
 

Managerial Behavior, Agency Cost Nurrohman, Muhammad Husni, 2013.


and Ownership Structure”. Journal “Pengaruh Earning Per Share,
of Financial Economics Volume 3. Return Saham, Kualitas Audit, dan
Pp 305-360 hasil Laba Terhadap Return Saham
Kieso, D. E., dan Jerry J, Weygandt. 2001. Satu Tahun Kedepan”, Skripsi,
Intermediate Accounting (10th ed). Universitas Diponegoro, Semarang.
New Jersey: John Wiley and Sona Nuryaman. 2009. “Pengaruh Konsentrasi
(Asia) Pte Ltd. Kepemilikan, Ukuran Perusahaan,
Komite Nasional Kebijakan Governance. dan Mekanisme Corporate
2002. Pedoman Good Corporate Governance Terhadap
Governance. Jakarta Pengungkapan Sukarela”. Jurnal
Komite Nasional Kebijakan Governance. Keuangan dan Akuntansi Indonesia
2006. Pedoman Umum Good Volume 6. Pp 89-116
Corporate Governance. Jakarta Ocktavia Nicolin dan Arifin Sabeni. 2013.
Liputan6. 2006. Audit Laporan Keuangan “Pengaruh Struktur Corporate
PT KAI Masih Diperdebatkan. Governance, Audit Tenure, dan
Liputan6 (Online). Spesialisasi Industri Auditor
(http://www.liputan6.com/read/1275 terhadap Integritas Laporan
25/audit-laporan-keuangan-pt-kai- Keuangan”. Diponegoro Journal of
masih-diperdebatkan diakses 30 Accounting Volume 2. Pp 1-12
September 2016) Othman, Rohana, Ili Farhana, Siti Maznah,
M. Wahyudi Pratama, Verawaty, Septiani dan N. Abdul Aris., 2014. “Influence
Fransisca. 2016. Evaluasi Empiris of Audit Committee Characteristics
Integritas Laporan Keuangan on Voluntary Ethics Disclosure”.
Berdasarkan Kinerja Keuangan dan Procedia-Social and Behavioral
Kinerja Non Keuangan. Seminar Sciences. Pp 330-342
Nasional Ekonomi dan Bisnis. Pp Pancawati Hardiningsih. 2010. “Pengaruh
115-125 Independensi, Corporate
Muliyanto dan Budiono. 2014. Pengaruh Governance, dan Kualitas Audit
Corporate Governance, kualitas terhadap Integritas Laporan
audit, dan Ukuran Perusahaan Keuangan”. Kajian Akuntansi
Terhadap Integritas Laporan Volume 2. Pp 61-76
Keuangan. Jurnal. Universitas Rina Trisnawati, Wiyadi., Sasongko, N.,
Telkom, Bandung. Puspitasari, N. 2016. “Pengaruh
Mulyadi. 2009. Auditing. Edisi ke -6 Buku Asimetri Informasi, Leverage, dan
1. Jakarta: Salemba Empat. Profitabilitas terhadap Manajemen
N. P. Yani Wulandari dan I Ketut Laba Riil pada Perusahaan
Budiartha. 2014. “Pengaruh Struktur Manufaktur di Indonesia.” Research
Kepemilkan, Komite Audit, Colloquium 2016.
Komisaris Independen, dan Dewan Rina Trisnawati, Wiyadi., Sasongko, N.,
Direksi terhadap Integritas Laporan Puspitasari, N. 2016. “Praktik
Keuangan”. E-Jurnal Akuntansi Manajemen Laba Riil pada Indeks
Universitas Udayana. Pp 574-586 JII dan LQ45 Bursa Efek Indonesia.”
Ni Luh Putu Mita Miati dan Ni Ketut Research Colloquium 2016.
Rasmini. 2016. “Dampak Interaksi Roychowdhury, S. 2006. “Earnings
Kualitas Audit pada Pengaruh Management through Real
Manajemen Laba Riil pada Nilai Activities Manipulation”. Journal
Perusahaan.” e-Journal Ekonomi dan of Accounting and Economics. 42:
Bisnis Universitas Udayana 5.7: Pp. 335-370. Scott, W.R. 2009.
2011-2036.

18
 

Financial Accounting Theory.


Prentice Hall. Inc
Scott, W.R. 2009. Financial Accounting
Theory. Prentice Hall. Inc
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Penerbit
Alfabeta: Bandung.
Susiana dan Arleen Herawaty. 2007.
“Analisa Pengaruh Indepedensi,
Mekanisme Corporate Governance,
Kualitas Audit terhadap Integritas
Laporan Keuangan”. Simposium
Nasional Akuntansi X. Makasar
Suwardjono. 2010. Teori Akuntansi:
Perekayasaan Pelaporan Keuangan.
Yogyakarta: BPFE.
Tarjo. 2008. “Pengaruh Konsentrasi
Kepemilikan Institusional dan
Leverage terhadap Manajemen Laba,
Nilai Pemegang Saham, serta Cost of
Equity Capital”. Simposium
Nasional Akuntansi XI, Pontianak.
Tia Astria. 2011. “Analisis Pengaruh Audit
Tenure, Struktur Corporate
Governance, dan Ukuran KAP
Terhadap Integritas Laporan
Keuangan”. Universitas Diponegoro.
Turley, Stuart dan Mahbub Zaman. 2004.
“The Corporate Governance Effect
of Audit Committees”. Journal of
Management and Governance: 305-
332.
Yuliani dan Christine N. Dewi. 2015.
“Efektivitas Komite Audit dan
Manajemen Laba Riil”. Jurnal Riset
Akuntansi dan Keuangan Volume 11.
Pp 157-171.
Zaki Baridwan. 2004. Intermediate
Accounting. Yogyakarta: BPFE.

19

Você também pode gostar