Você está na página 1de 5

Nama : Ariadne A. S.

NPM : 110110100147
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Hukum

Aliran - Aliran Filsafat Hukum

Sepanjang sejarah hukum mulai dari zaman yunani atau romawi hingga dewasa ini kita dihadapkan
dengan berbagai teori hukum. Dari hasil kajian antropologi sendiri telah terbukti bahwa hukum
berkembang dalam masyarakat, ³Ibi ius ibi societas´ dimana ada masyarakat disitu ada hukum. Para
pakar telah mengklasifikasikan aliran-aliran filsafat hukum adalah sebagai berikut:
a. Soerjono Soekanto membagi aliran filsafat hukum, adalah sebagai berikut: Mazhab formalitas,
Mazhab sejaran dan kebudayaan, Aliran utilitarianisme, Aliran sociological yurisprudence dan
Aliran realism hukum.
b. Satjipto Rahardjo, mengemukakan berbagai aliran filsafat hukum adalah sebagai berikut; Teori
Yunani dan Romawi, Hukum alam, Positivisme dan utilitarianisme, Teori hukum murni,
Pendekatan sejarah dan antropologis, dan Pendekatan sosiologis.
c. Lili Rasdji, mengemukakan aliran-aliran yang paling berpengarus saja adalah sebagai berikut;
Aliran hukum alam, Aliran hukum positif, Mazhab sejarah, Sociological jurisprudence, Pragmatic
legal realism.

Adapun berbagai teori tentang hukum adalah sebagai berikut:


1. Aliran Hukum Alam
Aliran hukum alam adalah hukum yang berlaku universal dan abadi yang bersumber dari Tuhan,
filsafat keadilan sebagaimana dikembangkan oleh teori plato/ aristoteles dan Thomas Aquino.
a. Plato mengutarakan pandangan tentang harmoni suasana yang alami tentram
b. Aristoteles mengutarakan (membagi dua adalah hukum alam dan hukum positif) teori dualisme,
sebagai kontribusi (manusia bagian dari alam, manusia adalah majikan dari alam)
c. Thomas Aquino : ³Summa Theologica´ dan ³De Regimene Principum´. Membagi asas hukum
alam menjadi dua adalah sebagai berikut:
i. Principia Prima adalah merupakan asas yang dimiliki oleh manusia semenjak lahir dan
bersifat mutlak.
ii. Principia Secundaria adalah merupakan asas yang tidak mutlak dan dapat berubah
menurut tempat dan waktu
d. Immanuel Kant mengutarakan pandangan tentang hukum kodrat metafisis yaitu tentang kodrat
dan kebebasan. Kodrat adalah merupakan lapangan dari akal budi, yang tersusun atas kategori
kategori pikiran, yang terdiri atas empat komponen dasar, yaitu kualitet, kuantitet, relasi dan
modalitet, tetapi dibatasi ruang dan waktu. Kebebasan adalah lapangan dari dan bagi akal budi
praktis, wilayah moralitas, yaitu kebebasan normative etis dari manusia, yang menampilkan
ideal kepribadian manusia.
Hukum Alam Irasional
Filsafat Thomas Aquinas mengakui bahwa disamping kebenaran wahyu juga terdapat kebenaran
akal. Adanya pengetahuan yang tidak ditembus oleh akal dan untuk itulah diperlukan iman. Dengan
demikian, menurut Aquinas, ada dua pengetahuan yang berjalan bersama-sama, yaitu pengetahuan
alamiah dan pengetahuan iman.
Mengenai pembagian hukum,Friedmann menggambarkan pemikiran Aquinas dengan
menyatakan ada empat macam hukum yang diberikan Aquinas, yaitu lex aeterna (hukum rasio Tuhan
yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera manusia), lex divina (hukum rasio Tuhan yang bisa
ditangkap oleh pancaindera manusia), lex naturalis (hukum alam, yaitu penjelmaan lex aeterna ke dalam
rasio manusia) dan lex positivis (penerapan lex naturalis dalam kehidupan manusia di dunia).
Hukum alam merupakan sebagai metode tertua yang dapat dikenali sejak zaman sampai abad
pertengahan (abad 7 dan ke-18). Hukum alam adalah merupakan sebagai substansi (isi) yaitu berisikan
norma-norma, peraturan-peraturan dapat diciptakan dari asas-asas hak sasasi manusia. Hukum alam
menganggap pentingnya hubungan antara hukum dan moral.

2. Aliran Feminisme
Ahli-ahli hukum feminis dengan sangat kritis mencoba melihat bahwa hukum pada dasarnya
memiliki sejumlah keterbatasan untuk merealisasikan nilai-nilai sosial, bahwa hukum lebih memihak laki-
laki, sehingga hukum berjalan untuk kepentingan status quo.
Feminism dalam hukum juga menolak bagaimana posisi wanita senantiasa dimarjinalkan dalam
perjanjian, pekerjaan dan berbagai kehidupan social, kaum feminis melihat bahwa sekalipun para wanita
telah berusaha untuk memperbaiki masa depannya namun tetap saja hukum selalu dibayang-bayangi
oleh ideologi-ideologi yang maskulin.
Contoh: penyamarataan kedudukan dalam dunia pendidikan di Indonesia yang dipelopori oleh R. A.
Kartini

3. Aliran Hukum Positifisme


Aliran Positifisme menganggap bahwa keduanya hukum dan moral dua hal yang harus dipisahkan. Dan
aliran ini dikenal adanya dua subaliran yang terkenal yaitu;
a. Aliran hukum positif yang analitis, pendasarnya adalah John Austin.
Ada empat unsur penting menurut Austin dinamakan sebagai hukum;
a. Ajarannya tidak berkaitan dengan penelitian baik-buruk, sebab penelitian ini berada di luar
bidang hukum.
b. Kaidah moral secara yuridis tidak penting bagi hukum walaupun diakui ada pengaruhnya pada
masyarakat.
c. Pandangannya bertentangan baik dengan ajaran hukum alam maupun dengan mazhab sejarah.
Masalah kedaulatan tak perlu dipersoalkan, sebab dalam ruang lingkup hubungan politik
sosiologi yang dianggap suatu yang hendak ada dalam kenyataan.
Akan tetapi aliran hukum positif pada umumnya kurang atau tidak memberikan tempat bagi hukum yang
hidup dalam masyarakat. Austin mengemukakan ciri-ciri positifisme, adalah sebagi berikut:
 Hukum adalah perintah manusia (command of human being).
 Tidak ada hubungan mutlak antar hukum moral dan yang lainnya.
 Analitis konsepsi hukum dinilai dari studi historis dan sosiologis.
 System hukum adalah merupakan system yang logis, tetap, dan bersifat tertutup dan di
dalamnya terhadap putusan-putusan yang tetap.
b. Aliran hukum positif murni, dipelopori oleh Hans Kelsen.
Latar belakan ajaran hukum murni merupakan suatu pemberontakan terhadap ilmu idiologis,
yaitu mengembangkan hukum sebagai alat pemerintah dalam negara totaliter. Dan dikatakan murni
karena hukum harus bersih dari anasir-anasir yang tidak yuridis yaitu anasir etis, sosiologis, politis, dan
sejarah. Maka menurut Hans Kelsen hukum itu berada dalam dunia ³sollen´ dan bukan dalam dunia ³sain
´. Sifatnya adalah hipotetis, lahir karena kemauan dan akal manusia.
Ajaran Hans Kelsen mengemukakan Stufenbau des Recht (hukum itu tidak boleh bertentangan
dengan ketentuan yang lebih atas derajatnya). Dan John Austin mengemukakan ada dua bentuk hukum,
adalah sebagai berikut; Positif law dan Positif morality.

4. Aliran Mazhab Sejarah


Aliran Mazhab sejarah dipeloporiFriedrich Carl von Savigny (Volk geist) hukum kebiasaan sumber
hukum formal. Hukum tidak dibuat melainkan tumbuh dan berkembang bersama sama dengan
masyarakat. Pandangannya bertitik tolak bahwa di dunia ini terdapat banyak bangsa dan tiap-tiap bangsa
memiliki ³volksgeist´ jiwa rakyat. Dia berpendapat hukum semua hukum berasal dari adat-istiadat dan
kepercayaan dan bukan berasal dari pembentukan undang undang.
Contoh: hukum perkawinan pada beberapa daerah di Indonesia masih merujuk kepada peraturan adat
istiadat daerah setempat.

5. Aliran Sociological Yurisprudence


Sociological Yurisprudence (living law) dipelopori Eugen Ehrlich (german) tapi berkembang di
Amerika Serikat (Roscoe) konsep hukum, hukum yang dibuat agar memperhatikan hukum yang hidup
dalam masyarakat baik tertulis maupun tidak tertulis. Mengakui sumber hukum formal baik undang
undang maupun bukan undang undang asal. Dipengaruhi oleh aliran positif sosiologis dan August Comte
yang orientasinya sosiologis.
Inti pemikiran Roscoe Pound hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang
hidup di dalam masyarakat. Berpegang kepada pendapat pentingnya, baik akal maupun pengalaman.
Contoh : diadakannya amandemen terhadap beberapa undang-undang yang dianggap sudah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat.

6. Aliran Pragmatic Legal Realism


Aliran Pragmatic Legal Realism dipelopori oleh Roscoe Pound konsep hukumnya ( Law as a
tool of social engineering ) sub aliran positivisme hukum Wiliam James dan Dewey mempengaruhi
lahirnya aliran ini. Titik tolaknya pada pentingnya rasio atau akal sebagai sumber hukum. Menurut
Liewellyn, aliran realism adalah merupakan bukan aliran dalam filsafat hukum, tetapi merupakan suatu
gerakan ³movement´ dalam cara berfikir tentang hukum.
Contoh : realism menganggap adanya permisahan sementara antara hukum yang ada dan yang
seharusnya ada untuk tujuan-tujuan sendiri.

7. Aliran Antropolitica Yurisprudence


 Northrop dan Mac Dougall. Northrop mengutarakan pendapatnya bahwa hukum mencerminkan
nilai sosial budaya.
 Mac dougall dan Values system mengutarakan pendapatnya bahwa hukum mengandung sistem
nilai. Mempengaruhi pendapat Mochtar Kusumaatmadja

8. Aliran Utilitarianisme
Aliran Utilitarianisme dikemukakan tokoh aliran ini dalah Jeremy Bentham dan mengutarakan
pendapatnya memegang prinsip manusia akan melakukan tindakan untuk mendapatkan kebahagiaan
yang sebesar-besarnya dan mengurangi penderitaan (hukum itu harus bermanfaat bagi masyarakat,
guna mencapai hidup bahagia). Merupakan aliran yang meletakkan dasar dasar ekonomi bagi pemikiran
hukum, prinsip utamanya adalah tujuan dan evaluasi hukum. Bentham dan Jhon Stuart Mill memiliki
pendapat yang sejalan yaitu pembentukan undang- undang hendaknya dapat melahirkan undang-
undang yang dapat mencerminkan keadilan bagi semua individu.
Contoh : undang-undang dasar yang menjadi acuan bagi pembentukan undang-undang yang lebih
spesifik untuk mewujudkan keadilan yang lebih luas.

9. Aliran Mazhab Unpad Mazhab Negara


Aliran Mazhab Unpad Mazhab Negara olehFriedrich Karl von Savigny : hukum itu tidak dibuat,
akan tetapi tumbuh dan berkembang bersama-sama dengan masyarakat (volkgeist). Kekurangan
terhadap alirah Mazhab Unpad Mazhab Negara kurang memberi arti penting terhadap perundang-
undangan dan kebaikannya terhadap aliran ini adalah menempatkan kedudukan hukum kebiasaan
sejajar dengan undang undang yang tertulis.
Contoh : pada beberapa kasus yang tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan undang-undang
sebagai acuan maka kebiasaan atau adat istiadat daerah setempatlah yang dijadikan sebagai sumber
hukum.

Você também pode gostar