Você está na página 1de 2

TOLERANSI BERAGAMA DALAM SILA PERTAMA DAN KELIMA

Oleh: Mukhammad nur aziz

Nim: 182121024

Pancasila adalah dasar bagi negara Indonesia. Pancasila sendiri terdiri dari dua kata yang
beasal dari bahasa sanksekerta yaitu panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas,
pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi rakyat
Indonesia.

Rumusan pancasila sendiri dibuat oleh tiga tokoh besar bagi Negara Indonesia, yaitu Ir.
Soekarno, Moh Yamin dan Dr. Soepomo ketiga tokoh tersebut yang menggali rumusan-rumusan
pancasila dari budaya-budaya masyarakat Indonesia itu sendiri.

Maka Ir. Soekarno, Moh. Yamin dan Dr. Soepomo hanya mengaku sebagai penggali
pancasila, karna nilai-nilai yang dirumuskan dalam pancasila itu diambil dari nilai-nilai
masyarakat Indonesia sendiri.

Oleh karena itu pancasila disebut juga sebagai jiwa bangsa atau jati diri bangsa karena
sila-sila dari pancasila merupakan karakter bangsa yang menjadikan bangsa Indonesia berbeda
dengan bangsa lain.

Pancasila sendiri memiliki 5 sila, yaitu:

1. Ketuhanan yang maha esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradap

3. Persatuan indonesia

4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Kelima sila tersebut memiliki makna yang mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia yang
meliputi berbagai macam aspek termasuk toleransi dalam beragama, terlebih lagi dalam sila
pertama yaitu ketuhanan yang maha esa.

A. Ketuhanan yang maha esa


Seperti yang kita ketahui sila pertama pancasila awalnya berbunyi ketuhanan yang maha
esa dengan kewajiban syariat islam bagi pemeluknya, yang tercantum dalam piagam Jakarta
tanggal 22 juni 1945.
Sila pertama ini kemudian menimbulkan kontroversi karena pada kalimat (kewajiban
syariat islam) karena terkesan Negara Indonesia hanya mengakui islam sebagai agama yang sah,
meskipun pada saat itu pemeluk agama islam di Indonesia mencapai 90% akan tetapi negara
indonesia tak memiliki toleransi pada masyarakat yang ber agama selain islam, seakan Indonesia
tidak menerima rakyat selain yang beragama islam. Oleh karena itu dirubahlah sila pertama
menjadi (ketuhanan yang maha esa) yang memberikan toleransi seluruh rakyat indonesia untuk
memiliki tuhan sesuai dengan keyakinan masing-masing dan memeluk agama sesuai dengan
keyakinan masing-masing, tidak terfokus pada agama islam, entah itu agama Kristen, khatotik,
hindu, budha, konghuchu, atau agama islam itu sendiri sehingga memberikan kebebasan
sebebas-beasnya untuk rakyat Indonesia untuk memilih agamanya.

Hal tersebut juga menguatkan semboyan bangsa indonsia yaitu (berbeda-beda tapi tetap
saju jua) yang berarti Indonesia memiliki berbagai macam budaya dan keyakinan masing-
masing, budaya dan keyakinan yang sudah mengakar daging dari jaman nenek moyang pastinya
sangat sulit untuk di rubah, jika di paksa unuk dirubahpun hanya akan menibulkan perpecahan
Negara Indonesia, oleh karena itu sila tersebut dirubah supaya tidak menimbulkan perpecahan
antar bangsa khususnya antar umat beragama.

B. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang merupakan sila ke lima dalam
pancasila, sila ini berisi tentang keadilan bagi rakyat Indonesia yang menyangkut tentang hak
asasi bagi setiap rakyat itu sendiri.

Hal ini juga sangat berkaitan dengan toleransi beragama karena membebaskan seluruh
rakyat Indonesia dalam memilih agama sesuai dengan keyakinan setiap individu, tidak
mengekang pada satu agama saja, kususnya agama islam.

Sehingga membuat persatuan antar umat beragama di Indonesia terjaga dengan baik dan
membuat NKRI tetap jaya.

Você também pode gostar