Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
dimana materi yang dibuang (sampah) disimpan. Rektum (rectum) adalah ujung
dari usus besar dekat dubur (anus). Bersama, mereka membentuk suatu pipa
panjang yang berotot yang disebut usus besar. Tumor-tumor usus besar dan
usus besar.
tumor ganas dari usus besar disebut kanker-kanker. Polip-polip ramah tidak
lain tubuh. Polip-polip ramah dapat diangkat dengan mudah sewaktu colonoscopy
dan adalah bukan ancaman nyawa. Jika polip-polip ramah tidak diangkat dari usus
besar, mereka dapat menjadi ganas (bersifat kanker) melalui waktu. Kebanyakan
Kanker usus besar dan rektum, juga dirujuk sebagai kanker kolorektal ( colorectal
berdekatan. Sel-sel kanker juga dapat pecah dan keluar dan menyebar pada
bagian-bagian lain tubuh (seperti hati dan paru-paru) dimana tumor-tumor baru
darinya disebut metastasis dari kanker usus besar. Sekali metastasis telah terjadi
pada kanker kolorektal (colorectal cancer), suatu penyembuhan yang penuh dari
a. Tujuan Umum
kolon
b. Tujuan Khusus
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
keuntungan dan tujuan. Neoplasma terbagi atas jinak atau ganas. Neoplasma
Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling
sering ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon
sigmoid. Prognosa optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada. (Susan
permukaan usus besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari
pertumbuhan sel yang tidak ganas biasa disebut adenoma yang dalam stadium
adalah tumbunhya sel-sel ganas di permukaan dalam usus besar (kolon) atau
1998 )
Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak
2.2 Etiologi
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan
waktu peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor
menyebabkan kanker pada usus besar ( Tabel 56-1 ). Makanan tersebut juga
menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan
di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet
dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak
menyarankan diet yang mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan
Daging merah
Lemak hewan
Makanan berlemak
type adenoma Colon : tubular,villous dan tubulo villous ( akan di bahas pada
diketahui poliposis yang bergerombol bersifat herediter yang tersebar pada gen
colon dan rektum. Resiko dari kanker pada tempat femiliar poliposis mendekati
Orang-orang yang telah mempunyai ucerative colitis atau penyakit Crohn’s juga
usia muda dan tingkat yang lebih tinggi terhadap keterlibatan colon. Resiko dari
kanker Colon akan menjadi 2/3 kali lebih besar jika anggota keluarga menderita
penyakit tersebut.
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi
segmen usus tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan
kebiasaan defekasi. Pasase darah dalam feses gejala paling umum kedua. Gejala
dapat juga anemia yang tidak diketahui penyebabnya, anoreksi, atau penurunan
berat badan dan keletihan. Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah
kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan melena (feses hitam, seperti ter). Gejala
yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan
dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi dan
distensi) serta adanya darah merah segar dalam feses. Gejala yang dihubungakan
dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi,
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun
makanan merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu
hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di
dalam usus besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga
(muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya tumor biasanya
dimulai sebagai polip jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup,
serta merusak; jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor
dapat berupa masa polipoid, besar, tumbuh ke dalam lumen, dan dengan cepat
meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih
sering terjadi pada bagi rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih
dan mesokolon.
3. Pada stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe
2.5 Klasifikasi
T Tumor primer
N Kelenjar limfa
Biasanya tumor ini tumbuh tidak terditeksi sampai gejala-gejala muncul secara
metode. Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di
perut,mencapai serosa dan mesenterik fat. Kemudian tumor mulai melekat pada
organ yang ada disekitarnya,kemudian meluas kedalam lumen pada usus besar
atau menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsung
masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui
limpa,setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju
liver. Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-
paru.
- Kelenjar Adrenalin
- Ginjal
- Kulit
- Tulang
- Otak
Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa dan
sistem sirkulasi,tumor colon juga dapat menyebar pada bagian peritonial sebelum
pembedahan tumor belum dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan
2.6 Komplikasi
lengkap.
langsung.
6. Pembentukan abses
Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara berangsur-angsur membantu usus
besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan
2.8 Penatalaksanaan
a) Penatalaksanaan medis
paling sering dalam bentuk pendukung atau terapi ajufan. Terapi ajufan biasanya
Bahkan ada yang memberikan 3 macam kombinasi yaitu: 5-FU, levamisol, dan
leuvocorin. Dari hasil penelitian, setelah dilakukan pembedahan sebaiknya
b) Penatalaksanaan bedah
rektal, pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pada
eksisi. Reseksi usus diindikasikan untuk kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas
kelas D. Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor
sudah menyebar dan mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat
tumor dan porsi sigmoid dan semua rektum serta sfingter anal)
dilakukan pada kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah
pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah. Stoma ini dapat berfungsi
penempatan kolostomi yang ditentukan oleh lokasi tumor dan luasnya invasi pada
jaringan sekitar.
d) Penatalaksanaan Keperawatan
2. Meningkatkan kenyamanan.
4. Mencegah komplikasi.
kebutuhan pengobatan.
e) Penatalaksanaan Diet
menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran
yang terlalu lama mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel
kanker.
maupun kolonoskopi. Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat
dilihat dengan jelas pada endoskopi, dan untuk menegakkan diagnosis perlu
dilakukan biopsi.
adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor
pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini.
colonoscopy.
dari penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat
kanker pada paru juga bisa digunakan untuk persiapan tindakan pembedahan.
Pada foto kolon dapat dapat terlihat suatu filling defect pada suatu tempat atau
suatu striktura.
Hb. Tumor marker (petanda tumor) yang biasa dipakai adalah CEA. Kadar
mendeteksi secara dini karsinoma kolorektal, sebab ditemukan titer lebih dari
5 mg/ml hanya pada sepertiga kasus stadium III. Pasien dengan buang air
9. Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound: Dilakukan untuk tujuan
11. Jumlah darah lengkap dengan diferensial dan trombosit: Dapat menunjukkan
anemia, perubahan pada sel darah merah dan sel darah putih: trombosit
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Biodata :
Pasien
Nama :
Umur :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Status Pernikahan :
Alamat :
Tanggal Masuk RS :
Diagnosa Medis :
2. Keluhan utama :
3. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien masuk ke Rumah Sakit, dengan keluhan nyeri pada abdomen, kram perut,
pola defekasi bermasalah, sering sembelit, feses berwarna kehitaman dan kadang
disertai darah merah segar, tidak nafsu makan, penurunan berat badan, dan cepat
letih.
Pekerjaan Tn. A yaitu seorang PNS dan waktu luangnya diisi dengan beristirahat
di rumah dan berkumpul bersama keluarga. Klien jarang berolahraga. Saat sakit,
klien hanya bisa berbaring di tempat tidur, aktifitas terbatas, dan klien dibantu
oleh keluarganya.
Sebelum sakit lama tidur klien 7-8 jam/hari, hanya dipergunakan untuk tidur
malam karena klien jarang sekali tidur siang dan tidak ada gangguan dalam tidur.
Saat sakit lama tidur klien hanya 5 jam dengan tidur siang selama 1 jam. Klien
kadang-kadang kesulitan tidur di rumah sakit karena nyeri yang dialami klien,
Klien merasakan nyeri pada perutnya dalam 2 bulan belakangan ini. Nyeri akan
lebih terasa menyakitkan jika beraktifitas dan saat defekasi, dan akan berkurang
saat klien beristirahat. Region nyeri yaitu pada abdomen bagian bawah
(dessendens bawah). Skala nyeri klien 8, raut muka klien tampak menahan nyeri.
4. Nutrisi
Sebelum sakit, frekuensi makan Tn. A tidak teratur dikarenakan kesibukan jam
kerja yang mengakibatkan sering telat makan. Berat badan klien 68 kg. Berat
badan dalam 2 bulan terakhir turun drastis menjadi 57 kg. Jenis makanan yang
paling sering dikonsumsi klien yaitu daging hewan dan makanan cepat saji (sate
& gulai). Klien tidak suka sayuran, dan tidak memiliki pantangan terhadap
sakit, klien hanya mengkonsumsi nasi lembek, sayuran hijau, buah tapi jarang
habis karena klien mual, tidak nafsu makan, & klien tidak makan yang pedas &
berminyak. Diet di rumah sakit adalah diet rendah lemak hewani dan tinggi serat.
Sebelum sakit frekuensi minum klien 7-8 gelas/hari. Saat sakit, frekuensi minum
klien + 2-3 gelas/hari. Turgor kulit tidak elastis. Klien mendapat support IV Line
jenis RL 20 tetes/menit
6. Oksigenasi
Klien tidak mengalami sesak, tidak ada keluhan saat bernafas, irama teratur, klien
7. Eliminasi fekal/bowel
Frekuensi BAB klien sebelum sakit 1x sehari di pagi hari. Feses berwani kuning,
konsistensi padat, berbau khas, warna kuning kecoklatan, dan tidak ada keluhan.
Saat sakit, klien kesulitan BAB, mengalami sembelit, baru 1x selama dirawat di
RS, feses berwarna kehitaman, konsistensi keras, kadang disertai darah merah
8. Eliminasi urin
Frekuensi BAK klien 2x sehari. Klien tidak mengalami perubahan pola berkemih.
keluarga.
Klien tidak memiliki gangguan dan riwayat penyakit yang menyangkut sensori,
a. Keadaan Umum
irama reguler kekuatan sedang, Respirasi 26x/menit, irama regular, Suhu 36,50 C
b. Kepala : kulit kepala normal, tidak ada hematoma, lesi atau kotor. Rambut
Mata : mata klien secara umum normal, bentuk simetris, konjungtiva tampak
anemis, sklera tidak ikterik, pupil dapat merespon terhadap cahaya, palpebra
normal, tidak ada oedema. Lensa mata normal, jernih, visus mata kanan dan kiri
normal. Tampak garis kehitaman pada kelopak mata klien bagian bawah.
Hidung : Hidung klien simetris, tidak ada septum deviasi, polip, epistaksis,
Mulut : Mulut klien normal, dimana gigi klien normal, tidak ada lubang, dan
tidak ada gigi palsu. Bibir klien kering, tidak stomatitis, dan tidak sianosis. Gusi
Telinga : telinga klien simetris, bersih, dan tidak ada gangguan pendengaran.
Leher : leher klien normal, tidak ada pembesaran thyroid, tidak ada kaku kuduk,
Tenggorokan klien normal, tidak ada nyeri tekan, tidak hipremis, dan tidak ada
pembesaran tonsil.
sama dengan kiri. Perkusi : pulmo kanan dan kiri sonor. Auskultasi : vesikuler
Cor : Inspeksi: ictus cordis tidak nampak. Palpasi : Ictus cordis teraba pada mid
Auskultasi : Bunyi jantung I (SI) di ruang intercosta V sebelah kiri, Bunyi jantung
II (SII) di ruang intercosta II sebelah kanan, Bunyi jantung III (SIII) tidak ada,
d. Abdomen : inspeksi : bentuk agak cembung. Palpasi : adanya nyeri tekan pada
f. Rektum : Normal, tidak ada hemoroid, tidak ada prolaps, dan tidak ada tumor.
g. Ekstremitas :
Psikologis :
Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah gelisah. Cara mengatasi
gelisahnya klien dihibur keluarga. Dukungan yang diberikan oleh keluarga sangat
baik, keluarga memberikan semangat kepada klien agar klien selalu berdo’a
Rencana klien setelah masalah terselesaikan adalah istirahat di rumah. Klien juga
mengatakan sedikit cemas dengan penyakitnya. Klien takut akan perubahan status
kesehatannya.
Sosial :
Kebiasaan lingkungan yang tidak disukai adalah lingkungan yang kotor. Cara
Budaya :
Budaya yang diikuti klien adalah budaya jawa. Kebudayaan yang dianut tidak
merugikan kesehatannya.
Spiritual :
Aktivitas ibadah sehari-hari sholat 5 waktu. Kegiatan keagamaan yang biasa
6. Pemeriksaan Penunjang
Radiologi :
Colonoscopy
7. Terapi Medis
Bed rest
IVFD RL 20 tetes/menit
Th/oral :
Th/inj :
Kemoterapi
Leukovorin
Pembedahan / Laparaskop
3.2 Proses Keperawatan
ANALISA DATA
hilang timbul
DO :
kesakitan
dengan perutnya
06/05/12 DS : Nyeri akut Agen cedera fisik
masih lemah
DDO :
nyeri
cemberut
DO :
- Suhu : 37,5 C
bergerak
mandiri
DDO :
tempat tidur
kateter
dibantu keluarga
15.00 WIB- Klien mengatakan tidak nutrisi kurang dari untuk mencerna
lemas
pasca operasi
- Klien mengatakan lidahnya
terasa pahit
DDO :
pucat
- BB turun + 11 kg selama
sakit
Pre Operasi
Nyeri akut b.d obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ yang lain
Post Operasi
mencerna makanan
3.3 Pengkajian
Pengkajian pada pasien dengan kanker kolon diperoleh data sebagai berikut sbb:
Aktivitas/istirahat
Pasien dengan kanker kolorektal biasanya merasakan tidak nyaman pada abdomen dengan
keluhan nyeri, perasaan penuh, sehingga perlu dilakukan pengkajian terhadap pola istirahat
dan tidur.
Sirkulasi
Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada pergerakan kerja. Kebiasaan: perubahan pada tekanan
darah.
Integritas ego
Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress ( misalnya
Masalah tentang perubahan dalam penampilan misalnya, alopesia, lesi, cacat, pembedahan.
Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak merasakan,
Eliminasi
Adanya perubahan fungsi kolon akan mempengaruhi perubahan pada defekasi pasien,
konstipasi dan diare terjadi bergantian. Bagaimana kebiasaan di rumah yaitu: frekuensi,
komposisi, jumlah, warna, dan cara pengeluarannya, apakah dengan bantuan alat atau tidak
adakah keluhan yang menyertainya. Apakah kebiasaan di rumah sakit sama dengan di rumah.
Pada pasien dengan kanker kolerektal dapat dilakukan pemeriksaan fisik dengan observasi
Massa tumor di abdomen, pembesaran hepar akibat metastase, asites, pembesaran kelenjar
inguinal, pembesaran kelenjar aksila dan supra klavikula, pengukuran tinggi badan dan berat
Gejala: kebiasaan makan pasien di rumah dalam sehari, seberapa banyak dan komposisi
setiap kali makan adakah pantangan terhadap suatu makanan, ada keluhan anoreksia, mual,
perasaan penuh (begah), muntah, nyeri ulu hati sehingga menyebabkan berat badan menurun.
Neurosensori
Gejala: Pusing; sinkope, karena pasien kurang beraktivitas, banyak tidur sehingga sirkulasi
Nyeri/kenyamanan
Gejala: Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan sampai
Pernapasan
Pemajanan asbes
Keamanan
Tanda: Demam.
Seksualitas
Gejala: Masalah seksual misalnya dampak pada hubungan perubahan pada tingkat kepuasan.
Interaksi sosial
Gejala: Riwayat kanker pada keluarga misalnya ibu atau bibi dengan kanker payudara
Penyakit metastatik: sisi tambahan yang terlibat; bila tidak ada, riwayat alamiah dari primer
Riwayat pengobatan
1. Nyeri akut b.d obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ yang
lain
Kami mengambil diagnosa ini sebagai diagnosa utama karena didasarkan pada keluhan utama
klien yaitu mengalami nyeri perut. Pada kasus ini, nyeri abdomen tersebut karena adanya
obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ yang lain. Hal ini jika tidak
Nyeri disebabkan karena adanya insisi post pembedahan. Nyeri yang dirasakan oleh klien
dalam kasus ini sangat hebat yaitu skala 8 yang menyebabkan klien kesulitan dalam
tersebut luka pada perut klien mengalami gatal dan kemerahan, dimana hal tersebut
Intoleransi aktifitas terjadi karena adanya luka insisi post operasi menyebabkan diskontuinitas
jaringan sehingga fungsinya terganggu. Pada kasus klien mengalami luka insisi sehingga
kesulitan dalam beraktifitas. Klien mengatakan apabila bergerak perutnya terasa amat nyeri,
sehingga aktifitas klien perlu dibantu baik oleh keluarga maupun perawat.
mencerna makanan
Ketidakseimbangan nutrisi pada klien terjadi karena fungsi digestif klien belum berfungsi
secara optimal pasca operasi, sehingga klien belum mampu mencerna makanan dengan baik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kanker kolon adalah suatu kanker yang berada di colon. Kanker kolon merupakan penyakit
yang bukan sembarangan namun bukan pula penyakit yang tidak bisa disembuhkan.Kanker
kolon adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru ( ACS
1998). Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak
diketahui sampai tingkat yang lebih parah. Kanker usus bila dideteksi dan ditangani dengan
cepat maka peluang untuk sembuh total pun akan semakin besar peluangnya. Pembedahan
Pre Operasi
1. Nyeri akut b.d obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ yang lain
Post Operasi
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk mencerna
makanan
5.2 Saran
pengetahuan kita tentang asuhan keperawatan klien dengan Kanker kolon. Kami selaku
penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar makalah
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo
Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk
Mosby-Year book.Inc,Newyork
Suyono,dkk, 2001, Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid II, edisi 3, Balai penercit FKUI,
Jakarta.
University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications,
Philadelphia, USA