Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB II
A. Audit
1. Pengertian Audit
yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen,
28
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Standar Audit Aparat Pengawasan Internal
Pemerintah (APIP), 2008. 5
29
Sukrisno Agoes, Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. 4
paparkan di atas:31
a. Proses Sistematis
pernyataan lisan dari klien, informasi dari pihak ketiga, dan hasil
pengamatan auditor.
30
Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati, Auditing: Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksa
Akuntan Publik. 1
31
Ibid.,1-3
c. Asersi (Informasi)
apakah laporan keuanga klien telah disusun secara wajar sesuai dengan
adalah pernyataan yang dibuat oleh individu atau entitas yang secara
informasi, misalnya:
1) Auditor Pemerintah
independen.
32
Mulyadi. Auditing Buku 2 (Jakarta: Salemba Empat. 2002). 56
terutama dalam bidang audit terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh
kliennya.
3) Auditor Internal
33
Sukrisno Agoes, Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. 11
4. Computer Audit
keuangan, laporan lain khususnya laporan internal auditor dan bank sentral,
Audit Intern Bank yang lebih dikenal dengan singkatan SPFAIB. Di dalam
34
Sofyan S Harahap, Auditing Dalam Perspektif Islam (Jakarta: Pustaka Quantum, 2002). 18
35
Teguh Pudjo Muljono, Bank Auditing. 2
manajer.36 Agency theory dipelopori oleh Jensen dan Meckling (1976) dengan
shareholder.37
dan manajer dan tidak adanya prosedur pengawasan yang efektif maka
shareholder.
36
DPE. Saerang, Parengkuan Tommy, dan Joubert B maramis, Manajemen Keuangan:
Pendekatan Teori Keagenan, (Yogyakarta: Andy, 2011). 1
37
Ibid., 3
bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan
telah ditentukan.38
Sementara itu, substansi dari aktivitas bisnis yang sehat adalah merealisasikan
kerja Internal Audit (Audit View, atau biasa disebut juga Audit Universe atau
Audit Scope) dapat dikatakan seluas lingkup manajerial dan aktivitas bisnis
timbulnya dampak dari business risk selalu terkandung dalam setiap aktivitas
Dari pemaparan diatas bisa kita ketahui bahwa area jelajah audit
tersebut.
38
Sukrisno Agoes, Sukrisno Agoes, Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik. 13
39
Valery G. Kumaat, Internal Audit. 37
40
Ibid.
audit).
Audit).
lingkup:
1. Pemeriksaan Keuangan
disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan
41
Ibid.
42
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, Peraturan Badan Pemeriksaan Keuangan
Republik Indonesia Nomer 1 Tahun 2007 tentang Standart Pemeriksa Keuangan Negara (SPKN).
13
2. Pemeriksaan Kinerja
negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta
Kedua tujuan pemeriksaan ini dapat berhubungan satu sama lain dan dapat
dapat dicapai.
efektivitas program.
program.
tujuan tertentu meliputi antara lain pemeriksaan atas hal-hal lain di bidang
pengendalian intern.
a. Standar Umum
seksama.
43
Sukrisno Agoes, Auditing Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik.
31
iii. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
diaudit.
c. Standar Pelaporan
Indonesia,
keuangan.
penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan
44
Lawrence B. Sawyers, Mortimer A. Dittenhofer dan James H. Scheiner, Sawyer’s Internal
Audit: Audit Internal Sawyer, (Jakarta: Salemba Empat, 2006). 6-8
sasarannya.
1. Independensi auditor
kepentingan lain.46
45
Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati, Auditing: Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksa
Akuntan Publik. 58
46
Ibid.
47
Ibid., 59
laporan bebas dari salah saji material. Salah saji material dapat terjadi
a) Error (Kekeliruan)
keuangan.
ii. Estimasi akuntansi yang tidak masuk akal yang timbul dari
pengungkapan.
b) Fraud (Kecurangan)
melawan hukum.
48
Ibid., 60
menghapus piutangnya.
G : Greed (Keserakahan)
O : Opportunity (Kesempatan)
N : Need (Kebutuhan)
E : Exposure (Pengungkapan)
49
Ibid., 61
7. Proses Audit
a. Audit Plan
audit, dan prosedur yang berkaitan sering kali tumpang tindih (overlap).
pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Sifat, luas, dan saat
lain:51
50
Sukrisno Agoes. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksa Akuntan oleh Akuntan Publik. 142
51
Ibid.
audit.
(adjusment).
hubungan istimewa.
mencakup:52
52
Ibid.
dihubungi auditor.
klien.
a. Staffing
b. Waktu pemeriksaan
pemeriksaan.
i. General Audit
v. Perpajakan
d. Time Schedule
b. Audit Program
kumpulan dari prosedur audit yang akan dijalakan dan dibuat secara
i. Tujuan pemeriksaan.
1. Perencanaan Audit
proses auditing.
53
Hiro Tugiman, Standart Profesional Audit Internal edisi Kelima (Yogyakarta: Kanisius, 2006).
53
harus meliputi:
audit.
berikut:
untuk membuat suatu dasar yang logis bagi temuan audit dan
rekomendasi-rekomendasi.
pengujian.
54
Ibid., 68
tepat waktu.
laporan pemeriksaan.
dilaporkan.
Prinsip-prinsip:
prinsip berikut:
1. Integritas
2. Objektivitas
penilaian yang seimbang atas segala hal yang relevan dan tidak
3. Kerahasiaan
55
The Institute of Internal Auditor (IIA), Code of Ethics, 2009.
4. Kompetensi
Aturan Perilaku:
1. Integritas:
1.3 Auditor internal dilarang, secara sadar terlibat dalam kegiatan ilegal,
2. Objektivitas
organisasinya.
2.2 Auditor internal dilarang menerima apapun, yang dapat atau patut
3. Kerahasiaan
melaksanakan tugas.
dengan hukum atau merugikan tujuan organisasi yang sah dan etis.
4. Kompetensi
4.1 Auditor internal hanya akan memberikan jasa yang dapat dilaksanakan
dimilikinya.
4.2 Auditor internal harus memberikan layanan jasa audit internal sesuai
1. To Compare/Memperbandingkan
Yaitu tehnik pemeriksaan dengan meneliti dua hal secara bersamaan dan
56
Teguh Pudjo Muljono, Bank Auditing. 47
2. Vouching
asli.
3) Bahwa transaksi tersebut adalah sesuai dengan sifat dan kegiatan bank
yang bersangkutan.
3. Reconciliation
4. Konfirmasi
Yaitu mencari bukti kebenaran dari pihak lain. Konfimasi ini dalam
a. Bentuk positif
b. Bentuk negatif
Dimana nasabah diminta untuk menjawab jika dia tidak setuju dengan
B. Laporan Keuangan
1. Laporan Keuangan
perusahaan dibagi dua, yaitu pihak intenal seperti manajemen perusahaan dan
kerugian sebagai hasil dari transaksi yang dilakukanya. Oleh karena itu
57
Hery, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: Bumi Aksara, 2012). 3
58
Djarwanto Ps, Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta: BPFE, 1997). 1
59
Soedijono Reksoprajitno, Analisis Laporan Keuangan: Analisi Rasio (Jakarta: Gunadarma,
1993). 2
keuangan, hasil usaha, dan perubahan lain dalam posisi keuangan. Sedangkan
laporan laba rugi, atau laporan arus kas secara berurutan dari suatu periode ke
60
Ibid.
tiap-tiap akun dari tahun yang satu ke tahun berikutnya, atau selama beberapa
tahun ke tahun atau selama beberapa tahun. Melalui analisis komparatif kita
juga dapat menilai mengenai kelogisan hubungan antara saldo akun yang satu
keuangan yang satu dengan pos-pos yang sama dalam laporan keuangan yang
lain, agar dengan demikian dapat ditarik simpulan tertentu. Misalnya apakah
Sebagai contoh, jika besarnya saldo kas pada akhir periode pertama dan
61
Hery, Analisis Laporan Keuangan. 27
62
Amin Widjaja Tunggal, Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: PT. RINEKA
CIPTA, 1995). 79
63
Hery, Analisis Laporan Keuangan. 18
kedua berturut-turut adalah Rp. 20 juta dan Rp. 25 juta, maka besarnya
tahun dasar untuk seluruh akun, yang biasanya diberi angka indeks 100.
maka yang menjadi tahun dasar sebaiknya adalah tahun dimana kondisi
besarnya kas pada akhir periode pertama (sebagai tahun dasar) dan akhir
periode kedua berturut-turut adalah Rp. 20 juta dan Rp. 25 juta, maka
besarnya angka indeks kas untuk periode kedua tersebut adalah 125,
didapat dari Rp. 25 juta : Rp. 20 juta x 100. Berikutnya, jika saldo akhir
pada periode ketiga tersebut adalah Rp. 10 juta, maka besarnya angka
indeks kas untuk periode ketiga tersbut adalah 50, didapat dari Rp. 10
juta : Rp. 20 juta x 100. Perubahan saldo kas antara periode pertama dan
periode kedua untuk ilustrasi ini adalah 25%, yaitu 125% – 100%.
Namun, perubahan antara periode kedua dan ketiga adalah bukan minus
75%, yaitu 50% – 125%, melainkan minus 60% yang diperoleh dari
angka indeks (50 – 125) : 125 atau (Rp. 10 juta – Rp. 25 juta) : Rp. 25
juta.
perusahaan. Akan tetapi, perlu disadari bahwa teknik yang berbeda akan
sesuai untuk tujuan yang berbeda. Analis harus mendefisikan secara jelas
Tujuan analisis
oleh tujuan spesifik analisis. Labih lanjut rasio-rasio itu bukan merupakan
64
Erich A. Helfert, Teknik Analisis Keuangan: Petunjuk Praktis Untuk Mengelola dan Mengukur
Kinerja Perusahaan Edisi 8 (Jakarta: Erlangga, 1996). 67
65
Ibid.,68
Pemilik (investor)
Manajer
Karyawan
Organisasi pekerja
Agen pemerintah
dan deviden yang meningkat yang akan membawa pertumbuhan pada nilai
ekonomi.67
kreditor yang memberikan dana bagi perusahaan untuk berbagai jangka wktu
66
Ibid.,68-69
67
Ibid.
sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang
sama.
1. Rentabilitas (earning)
68
Ibid.
69
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah. 252
70
Bank Indonesia, Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank (Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral, 2012). 184
v. Peringkat 5 ROA ≤ 0%
71
Ibid., 190
72
Ibid., 190
73
Ibid., 185
𝐵𝑂
𝑅𝐸𝑂 =
𝑃𝑂
2. Likuiditas
pendeknya,74 meliputi:
jangka pendek.
74
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah. 253
75
Bank Indonesia, Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan: Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank. 198
secondary reserve
76
Ibid., 199
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛
𝐹𝑖𝑛𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐷𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑃𝐾
77
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah. 253
3. Rasio Aktivitas
dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva tetap bank dalam suatu
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
menggunakan rumus:
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
78
Ibid., 179
𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑦𝑎𝑎𝑛 (𝐾𝐿, 𝐷, 𝑀)
𝑁𝑃𝐹 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑦𝑎𝑎𝑛