Você está na página 1de 5

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA
“HUKUM OHM”

Kelompok 2
XII IPA 2:
ARIEL LOMBAN

BASTIAN TURANGAN

FRISKA USMAN

GIRBY MAMESAH

NADYA PANGEMANAN

2018
LEMBAR KERJA SISWA
1. TOPIK PERCOBAAN : Hukum Ohm

2. TUJUAN PERCOBAAN : Mempelajari hubungan antara tegangan dan kuat arus yang
mengalir dalam sebuah rangkaian.

3. LANDASAN TEORI :
Arus listrik adalah muatan listrik. Arah arus listrik sesuai dengan arah aliran muatan
positif, atau berlawanan arah dengan arah aliran muatan negatif. Arus listrik mengalir dari
titik yang berpotensial tinggi ke titik yang berpotensial rendah dalam rangkaian tertutup.
Kuat arus adalah jumlah muatan yang mengalir melalui suatu penghantar per satuan
waktu. Dengan demikian satuan arus listrik dalam SI adalah coulomb per sekon (C/s) yang
lebih dikenal dengan Ampere (A), yang diambil dari seorang fisikawan Perancis yang
bernama Andre Marie Ampere.
Seorang ahli fisika dari Jerman yang bernama George Simon Ohm menemukan
hubungan antara kuat arus dan tegangan listrik.
Hukum Ohm menyatakan bahwa besar kuat listrik yang mengalir melalui sebuah
penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkannya.

4. ALAT/BAHAN YANG
DIERLUKAN : - Amperemeter
- Voltmeter
- Resistor/ hambatan
- Kabel penghubung merah
- Kabel penghubung hitam
- Statif
- Baterai
- Saklar

5. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN .
a. Rangkaikan alat-alat seperti gambar di bawah ini.

E
Keterangan :
 Sebuah Meter Dasar sebagai Amperemeter dengan batas ukur 100 mA
 Meter Dasar lainnya sebagai Voltmeter dengan batas ukur 10 volt.
b. Aturlah batas ukur Amperemeter dan Voltmeter yang sesuai. Kemudian hubungkan
saklar.
c. Amati penunjuk kuat arus dan tegangan ujung-ujung kawat konstanta melalui
Amperemeter dan Voltmeter.
d. Ulangi langkah (b) sampai (c) dengan mengubah jumlah baterai

5. HASIL PENGAMATAN.
Jumlah V
Nomor Tegangan Kuat arus
Baterai
percobaan (V volt) (I ampere) I
(1) (2) (3)
I 2 4 1,8 2,22

II 3 6,2 1,9 3,26

III 4 8,2 2,1 3,90

IV 5 9,4 2,2 4,27

6. PEMBAHASAN
*Tegangan (Volt) *Kuat Arus (I ampere)
Percobaan I : 20 ×2=40 Percobaan I : 18 ×2=36
Percobaan II : 31× 2=62 Percobaan II : 19 ×2=38
Percobaan III: 41 ×2=82 Percobaan III: 21× 2=42
Percobaan IV: 47 × 2=94 Percobaan IV: 22× 2=44

Kemudian, kami menggunakan rumus dibawah ini:

skala yang ditunjuk


X= × batasukur
skala maksimum

*keterangan batas ukur dan skala maksimum:

1. Batas ukur tegangan (volt) adalah 10


2. Batas ukur kuat arus (I ampere) adalah 5
3. Skala maksimum adalah 100

Dengan perhitungan:

 Tegangan (Volt)
40 400
Percobaan I : ×10= =4
100 100

62 620
Percobaan II : ×10= =6,2
100 100

82 820
Percobaan III : ×10= =8,2
100 100
94 940
Percobaan IV : ×10= =9,4
100 100
 Kuat Arus (I ampere)
36 180
Percobaan I : ×5= =1,8
100 100

38 190
Percobaan II : ×5= =1,9
100 100

42 210
Percobaan III : ×5= =2,1
100 100

44 220
Percobaan IV : ×5= =2,2
100 100

V

I
4
Percobaan I : =2,22
1,8

6,2
Percobaan II : =3,26
1,9

8,2
Percobaan III : =3,90
2,1

9,4
Percobaan IV : =4,27
2,2

 Berdasarkan data hasil pengamatan,

a. Bagaimana pendapat anda tentang isian kolom (3) ?


Jawab:
Menurut kami, dapat dilihat pada kolom (3) bahwa tegangan (Volt) dan kuat
arus (I ampere) nilainya semakin besar, karena ada perbandingan antara beda potensial
dan kuat arus. Jadi dapat disimpulkan bahwa Semakin besar sumber tegangan maka
semakin besar arus yang dihasilkan.

b. Buat grafik hubungan antara tegangan V dan kuat arus I.


Jawab:
c. Dari grafik tersebut tuliskan pernyataan dan persamaan hukum Ohm’
Jawab:
Untuk setiap perbedaan potensial yang dipakaikan, kita ukur kuat arus dan
menggambarkannya terhadap V sehingga di dapat grafik dengan garis lurus. Garis
lurus yang dihasilkan berarti bahwa hambatan penghantar ini adalah sama tak perduli
berapapun tegangan yang dipakaikan yang kita gunakan untuk mengukur arus
tersebut. Jadi, pernyataan bahwa kuat arus yang mengalir pada penghantar selalu
berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya.
Persamaannya, yakni :

V
=R
I

7. KESIMPULAN

Você também pode gostar