Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Yang dimaksud dengan subnetting adalah membagi jaringan yang besar menjadi jaringan yang lebih
kecil.
3. Memudahkan manajemen
Hal-hal yang berhubungan dengan penghitungan subnetting adalah : Jumlah subnet, Jumlah Host Per
Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host Broadcast.
Ada 2 cara untuk menghitung subnetting yaitu dengan menggunakan tabel CIDR dan VLSM.
CIDR (Classless Inter-Domain Routing) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-
alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A,kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E.
Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan
dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C.
Subnetmask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting pun berbeda-beda mengikuti kelas-
kelasnya yaitu :
Misal diketahui suatu IP 192.168.1.0/26. Berarti subnetmasknya /26 yaitu 255.255.255.192, jika diubah
ke dalam bilangan biner menjadi 11111111.11111111.11111111.11000000.
Jumlah Subnet = 2x (dimana x adalah banyaknya bineri 1 pada octet terakhir (yang bergaris bawah)
untuk kelas C). Jadi Jumlah Subnetnya adalah 22 = 4 subnet.
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2 (dimana y adalah banyaknya bineri 0 pada octet terakhir untuk kelas C).
Jadi Jumlah Host per Subnetnya adalah 26 – 2 = 62 host
Blok Subnet = 256 – nilai octet terakhir subnetmask. Jadi Blok Subnetnya adalah 256 – 192 = 64. Untuk
subnet berikutnya ditambahkan hasil dari blok subnet tersebut. Jadi Blok Subnet seluruhnya adalah 0,
64, 128, 192.
Untuk kelas B ada 2 teknik yang digunakan dalam perhitungan. Untuk subnetmask /17 sampai /24,
perhitungannya sama persis dengan kelas C, tetapi pada kelas B terletak pada octet ke 3 saja yang
digunakan. Sedangkan untuk subnetmask /25 sampai /30 perhitungannya yaitu pada octet ke 3 dan 4.
Misal diketahui suatu IP 172.16.0.0/25. Berarti subnetmasknya /25 yaitu 255.255.255.128, jika diubah ke
dalam bilangan biner menjadi 11111111.11111111.11111111.10000000.
Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi Blok Subnet seluruhnya adalah (0, 128)
Tabelnya menjadi :
Misal diketahui suatu IP 10.0.0.0/16. Berarti subnetmasknya /16 yaitu 255.255.0.0, jika diubah ke dalam
bilangan biner menjadi 11111111.11111111.00000000.00000000.
Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi Blok Subnet seluruhnya : 0,1,2,3,4, dst.
Tabelnya menjadi :
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan
suatu Network Address lebih dari satu subnetmask, berbeda jika menggunakan CIDR dimana suatu
Network ID hanya memiliki satu subnetmask saja. VLSM memiliki manfaat untuk mengurangi jumlah
alamat yang terbuang.
Pertama, kita cari host yang paling banyak digunakan.yaitu pada LAN4 dengan 58 Host, LAN1 (26 Host),
LAN2 (10 Host), LAN3 (10 Host), dan masing-masing WAN 2 Host. Disini diberikan IP 192.168.1.0/24, dan
kita akan membaginya dengan VLSM.
Format Jumlah
NetMaskDesimal NetMaskBiner CIDR Host
255.255.255.0 11111111.11111111.11111111.00000000 /24 254
255.255.255.128 11111111.11111111.11111111.10000000 /25 126
255.255.255.192 11111111.11111111.11111111.11000000 /26 62
255.255.255.224 11111111.11111111.11111111.11100000 /27 30
255.255.255.240 11111111.11111111.11111111.11110000 /28 14
255.255.255.248 11111111.11111111.11111111.11111000 /29 6
255.255.255.252 11111111.11111111.11111111.11111100 /30 2
Jika kita menggunakan /24 tentunya terlalu banyak Host yang tersisa (tidak digunakan), karena kita hanya
butuh 58 Host. Kita tentukan subnetmask yang memiliki host lebih dari 58, dilihat dari table diatas yang
terpenuhi adalah /26 (62 Host) dengan subnet 255.255.255.192.
Network 192.168.1.0
IP Range 192.168.1.1-192.168.1.62
Broadcast 192.168.1.63
Kita tentukan subnetmask yang memiliki 26 host lebih, dilihat dari table subnetting di atas yang
terpenuhi adalah /27 (30 Host) dengan subnet 255.255.255.224.
Karena diLAN4 telah menggunakan IP 192.168.1.0/26 , maka kita akan menggunakan IP dibawahnya
yang belum digunakan yaitu 192.168.1.64/26. Seperti cara sebelumnya kita akan merubah
subnetmasknya menjadi 255.255.255.224.
Network 192.168.1.64
IP Range 192.168.1.65-192.168.1.94
Broadcast 192.168.1.95
Kita tentukan subnetmask yang memiliki 10 host lebih, dilihat dari table subnetting di atas yang
terpenuhi adalah /28 (14 Host) dengan subnet 255.255.255.240.
Karena diLAN4 telah menggunakan IP 192.168.1.64/27 , maka kita akan menggunakan IP dibawahnya
yang belum digunakan yaitu 192.168.1.96/27. Seperti cara sebelumnya kita akan merubah
subnetmasknya menjadi 255.255.255.240.
Network 192.168.1.96
IP Range 192.168.1.97-192.168.1.110
Broadcast 192.168.1.111
Network 192.168.1.112
IP Range 192.168.1.113-192.168.1.126
Broadcast 192.168.1.127
Kita tentukan subnetmask yang memiliki 2 host atau lebih, dilihat dari table subnetting di atas yang
terpenuhi adalah /30 (2 Host) dengan subnet 255.255.255.252.
Karena di LAN sebelumnya telah menggunakan IP 192.168.1.96/28 dan 192.168.1.112/28, maka kita
akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.128/28. Seperti cara
sebelumnya kita akan merubah subnetmasknya menjadi 255.255.255.252.berikut kemungkinan IP yang
digunakan (/30):
3. Karena ada 3 WAN yang butuh 2 Host kita menggunakan IP address 192.168.1.128/30,
192.168.1.132/30 dan 192.168.136/30
Network 192.168.1.128
IP Range 192.168.1.129-192.168.1.130
Broadcast 192.168.1.131
Network 192.168.1.132
IP Range 192.168.1.133-192.168.1.134
Broadcast 192.168.1.135
Network 192.168.1.136
IP Range 192.168.1.137-192.168.1.138
Broadcast 192.168.1.139