Você está na página 1de 6

PEMANFAATAN KULIT SINGKONG SEBAGAI GULA CAIR

Siti Nafisah / 051511133058 / Farmasi Kelas B

ABSTRAK
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula aren, gula tebu, dan gula
kelapa.Gula juga dapat diperoleh dari mengolah limbah kulit singkong. Kulit singkong yang
sering kali disepelekan dan dianggap sebagai limbah padahal kulit singkong ini masih memiliki
kandungan karbohidrat yang tinggi serta dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi gula.
Namun, gula dari kulit singkong belum digunakan oleh masyarakat. Singkong memiliki
banyak kandungan gizi. Umbinya mengandung banyak karbohidrat, sedangkan daunnya
banyak mengandung protein dan zat besi. Bagian dari kulit singkong (bukan kulit ari) sering
kali disepelekan dan dianggap sebagai limbah, padahal kulit singkong ini juga masih memiliki
kandungan karbohidrat yang tinggi.
Artikel ini membahas tentang proses pembuatan gula cair dari kulit singkong dan
kelebihannya dibanding dengan produk gula yang lain.
Metode penelitian dalam artikel ini adalah dengan mencari sumber informasi melalui
internet dan melakukan eksperimen yang dilakukan oleh mahasiswa IPB.
Gula cair dari kulit singkong cocok digunakan untuk diet karena kandungan kalorinya
yang rendah serta digunakan oleh penderita diabetes apabila menginginkan minuman manis.
Kata kunci: kulit singkong, gula cair
PENDAHULUAN
Manusia dalam melakukan aktivitasnya selalu menghasilkan limbah. Limbah-limbah
tersebut jika dibiarkan akan menumpuk dan menimbulkan masalah baru bagi lingkungan.
Masalah tersebut tidak hanya dalam hal keindahan, tetapi juga dapat menimbulkan berbagai
macam penyakit. Oleh karena itu, pengelolaan limbah sangatlah diperlukan demi menjaga
kenyamanan lingkungan dan agar tidak menimbulkan dampak yang lebih besar. Manusia
sering menganggap limbah adalah sesuatu yang tidak dibutuhkan dan tidak berguna lagi.
Padahal jika limbah tersebut diolah akan menghasilkan suatu produk yang bernilai ekonomis.

Masyarakat Indonesia pasti mengenal makanan yang bernama singkong karena


Indonesia merupakan salah satu negara penghasil singkong terbesar di dunia. Masyarakat
biasanya mengolah singkong menjadi makanan pokok pengganti nasi. Pemanfaatan singkong
ini selalu menghasilkan limbah kulit singkong yang secara tidak langsung dapat mencemari
lingkungan. Salah satu pengelolaan limbah dari singkong adalah dengan memanfaatkan kulit
singkong menjadi produk yang bernilai ekonomis. Selama ini, kulit singkong dapat diolah
menjadi keripik, pakan ternak, dan bio energi. Tetapi, sekarang limbah kulit singkong ini dapat
diolah menjadi gula cair rendah kalori.
Indonesia selama ini selalu mengimpor gula. Nah, diharapkan dengan adanya gula
dari kulit singkong ini mampu memenuhi kebutuhan gula masyarakat Indonesia. Oleh karena
itu, artikel ini membahas tentang “Pemanfaatan Kulit Singkong sebagai Gula Cair”.

LANDASAN TEORI

(limbah, singkong, kandungan, produksi singkong di Indonesia,limbah kulit singkong)

Limbah adalah sisa kegiatan produksi ataupun aktivitas manusia yang tidak
bermanfaat lagi. Miung (2013) mengatakan bahwa limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga
yaitu berdasarkan wujudnya yang dilihat dari fisik limbah tersebut, sumbernya yang dilihat dari
mana limbah tersebut dihasilkan, dan senyawanya yaitu limbah organik dan anorganik. Limbah
kulit singkong ini termasuk ke dalam limbah organik karena limbah yang dihasilkan dari
tumbuhan dan dapat membusuk serta hancur dengan sendirinya. Pengolahan limbah yang
berasal dari tumbuhan dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis. Misalnya,
limbah jerami dan daun-daun kering dapat diolah menjadi pupuk dan limbah kulit singkong
dapat diolah menjadi camilan, kompos,bio energi, dan khususnya gula cair.

Singkong merupakan tanaman umbi-umbian yang memiliki beberapa nama seperti


ketela pohon atau umbi kayu. Ketela pohon, umbi kayu, atau singkong memiliki nama latin
Manihot utilissima dari suku Euphorbiaceae. Singkong dikenal sebagai alternatif makanan
pokok sumber karbohidrat selain beras. Daun singkong biasa dijadikan sayuran atau lalapan.
Selain sebagai sumber karbohidrat yang baik, singkong juga mengandung serat yang tinggi.
Singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) pada
sekitar tahun 1810, setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 ke
Nusantara dari Brasil. Berbagai olahan makanan dengan bahan dasar singkong mulai
bermunculan, seperti tape, keripik dan roti. (Gentara,2013)

Produksi singkong di Indonesia................................................

Kandungan gizi singkong per 100 gram menurut Moklis (2012) adalah

o Kalori 121 kal


o Air 62,50 gram
o Fosfor 40,00 gram
o Karbohidrat 34,00 gram
o Kalsium 33,00 miligram
o Vitamin C 30,00 miligram
o Protein 1,20 gram
o Besi 0,70 miligram
o Lemak 0,30 gram
o Vitamin B1 0,01 miligram

Menurut Sudaryanto dalam Ardiyanto (2013) bahwa kulit singkong merupakan


limbah dari tanaman singkong yang memiliki karbohidrat tinggi yang dapat digunakan sebagai
sumber bagi ternak. Persentase jumlah limbah bagian luar sebesar 0,5-2% dari berat total
singkong segar dan limbah kulit bagian dalam sebesar 8-15%. Limbah dari singkong ini
mengandung beberapa komposisi 74,73% nutrisi, 17,45% bahan kering, 15,20% serat kasar,
0,63% Ca, 0,22% P.

Manfaat kulit singkong adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pupuk organik


Umumnya, kulit singkong hanya dibiarkan membusuk begitu saja. Padahal, jika
dimanfaatkan, kulit singkong ini dapat dijadikan sebagai kompos atau pupuk
organik. Pupuk yang ramah lingkungan dan menjadi salah satu nutrisi yang dapat
membantu pertumbuhan suatu tumbuhan dan mampu menjadi pembasmi hama
pada tumbuhan.
2. Pakan Ternak
Manfaat kulit singkong di sisi lain dapat dijadikan sebagai pakan hewan.
Kandungan karbohidrat yang tinggi dapat mempermudah petani menghasilkan
hewan ternak yang gemuk.
3. Bio energi
Kulit singkong selain dapat digunakan sebagai kompos dan pakan ternak, ternyata
juga dapat diolah dan dimanfaatkan sebagai sumber energi yang dapat
menggantikan bahan bakar dari minyak yang selama ini digunakan oleh
masyarakat. Teknologi yang diterapkan untuk menghasilkan bioethanol yakni
melalui proses bernama hidrolisa asan dan juga enzimatis. Salah satu pemanfaatan
limbah kulit singkong ini sekaligus menjadi salah satu program yang mendukung
program yang dicanangkan oleh pemerintah berkaitan dengan penyediaan bahan
bakar nabati sebagai alternatif pngganti bahan bakar minyak seperti bensin.
4. Olahan makanan
Yang paling menakjubkan dari pemanfaatan limbah kulit singkong yang bernilai
jual sangat tinggi dan dapat secara langsung dikonsumsi oleh manusia ialah kulit
singkong diolah sebagai makanan. Umumnya, kulit singkong diolah menjadi
keripik. Namun, ada sebuah daerah yang berada di provinsi Jawa Barat yang justru
dengan sukses mengubah kulit singkong menjadi dendeng. Dendeng yang
biasanya terbuat dari daging, kini menggunakan bahan kulit singkong.
Kulit singkong masih memiliki zat gizi yang baik sebagaimana yang dikandung oleh
daging singkong. Kualitas kulit singkong bisa dilihat dari kualitas daging singkongnya, apabila
daging singkong enak dan tidak pahit rasanya, maka kulit singkong pun tidak akan terasa pahit,
kecuali ada faktor lain yang menyebabkan kulit singkong menjadi pahit.

PEMBAHASAN

Ide pembuatan gula cair dari kulit singkong ini muncul dari empat mahasiswa IPB.
Keempat mahasiswa IPB ini mencoba untuk memanfaatkan kulit singkong yang selama ini
sering dibuang. Umumnya, kulit singkong segar dipakai sebagai pakan ternak, namun
pemanfaatannya pun terbatas karena jika dikonsumsi terlalu banyak maka hewan ternak dapat
keracunan asam sianida (HCN) hingga berujung kematian.

Selama ini, kita sering mengenal gula aren ataupun gula tebu. Ternyata gula juga dapat
diperoleh dari hasil olahan kulit singkong. Gula dari kulit singkong sebagai bahan utamanya
ini tidak kalah manis dengan gula yang dikenal masyarakat sebelumnya.

Cara pembuatan gula cair dari kulit singkongcukup praktis. Prosedur pembuatan gula
cair dari kulit singkong adalah sebagai berikut:

1. Ambil kulit singkong, pisahkan dengan kulit arinya yang berwarna kecoklatan.
2. Kulit singkong dibersihkan dan dicuci sampai bersih kemudian direndam selama
tiga hari.
3. Kulit singkong yang sudah direndam selama tiga hari digiling menggunakan
blender dengan campuran air dan diambil patinya.
4. Bahan tersebut didiamkan selama dua hari.
5. Bubur kulit singkong yang sudah menjadi pati dan didiamkan selama dua hari,
dimasak dengan diberi enzim alfa-emilase.
6. Selanjutnya tahap sakarifikasi dengan cara pati yang telah terpecah menjadi
dekstrin didinginkan dari suhu 105 derajat Celcius menjadi 60 derajat Celcius,
kemudian dimasukkan ke dalam toples kaca sakarifikasi dengan penambahan
enzim amiloglukosidase.
7. Kemudian proses pemucatan dengan arang aktif, dilakukan penyaringan dan
proses penguapan (evaporasi) untuk memekatkan hasil gula cair dari 30-35 brix
hingga 43-80 brix.
8. Gula cair bisa dikonsumsi.
Dari hasil uji komposisi gula mengandung HPLC, komposisi gula cair kulit singkong
mengandung fruktosa sebesar 4677.21 mg/1000g, glukosa 24.62 mg/1000g, maltosa 0.11
mg/1000g.
Gula cair kulit singkong ini mengandung energi atau kalori yang lebih rendah
dibandingkan dengan produk gula lainnya. Gula cair kulit singkong mengandung 106 kkal/100
gram, sedangkan gula pasir mengandung 364 kkal/100 gram, gula aren mengandung 368
kkal/100 gram, gula kelapa 386 kkal/100 gram, dan bahan pemanis lainnya seperti madu
mengandung 294 kkal/100 gram.
Gula cair kulit singkong merupakan gula cair fruktosa yang rendah kalori, sehingga
gula cair ini dapat digunakan untuk penderita diabetes yang menginginkan minuman manis dan
cocok untuk program diet.
KESIMPULAN
Sesuai dengan pembahasan maka secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Limbah kulit singkong dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai
ekonomis, seperti sebagai pupuk organik, pakan ternak, bio energi, dan olahan
makanan khususnya gula cair.
2. Pembuatan gula cair dari kulit singkong cukup praktis. Gula cair dari kulit
singkong memiliki kandungan kalori yang rendah dibandingkan produk gula
lainnya.
3. Gula cair dari kulit singkong cocok untuk penderita diabetes dan untuk program
diet.
DAFTAR PUSTAKA

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan, dan pembahasan maka secara umum dapat
disimpulkan sebagai berikut :
 Tanaman singkong memiliki kandungan nutrisi yang cukup. Umbinya mengandung karbohidrat,
daunnya mengandung protein dan zat besi, bahkan
kulitnyapun masih mengandung karbohidrat yang cukup tinggi.
 Kulit singkong memiliki banyak manfaat, diantaranya : sebagai bahan untuk kompos, bio energi,
pakan ternak, dan olahan kuliner seperti keripik.
 dengan mengolah kulit singkong menjadi berbagai alternatif yang bermanfaat, penumpukan
sampah organik di lingkungan sekitar bisa berkurang.

Você também pode gostar