Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Perencanaan obat adalah upaya penetapan jenis, jumlah dan mutu obat
sesuai dengan kebutuhan. Keberhasilan perencanaan jumlah kebutuhan obat
bisa dicapai dengan melibatkan tim dan kombinasi dari berbagai metode. Metode
konsumsi merupakan salah satu metode standar yang digunakan untuk
perencanaan jumlah kebutuhan obat. Metode ini memberikan prediksi
keakuratan yang baik terhadap perencanaan kebutuhan obat. Namun demikian
tidak selalu memberikan hasil yang memuaskan, karena metode ini hanya
meramalkan berapa jumlah kebutuhan obat yang akan direncanakan, tidak dapat
diketahui kapan saatnya harus memesan obat lagi. Disamping itu, metode
konsumsi juga tidak bisa memberikan informasi tentang perencanaan obat
berdasarkan prioritas nilai investasinya.
Analisis ABC juga dikenal dengan nama analisis Pareto, dari nama
ekonom Itali Vilfredo Pareto. Hukum pareto menyatakan bahwa sebuah grup
selalu memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak
terbesar (80%), karena itu disebut juga 80/20 rule. Analisis ABC Merupakan
metode pembuatan grup atau penggolongan berdasarkan peringkat nilai dari nilai
tertinggi hingga terendah, dan dibagi menjadi 3 kelompok besar yang disebut
kelompok A,B dan C.
Kelompok A adalah inventory dengan jumlah sekitar 20% dari item tapi
mempunyai nilai investasi sekitar 80% dari total nilai inventory. Kelompok B
adalah inventory dengan jumlah sekitar 30% dari item tapi mempunyai nilai
investasi sekitar 15% dari total nilai inventory. Sedangkan kelompok C adalah
inventory dengan jumlah sekitar 50% dari item tapi mempunyai nilai investasi
sekitar 5% dari total nilai inventory. Besarnya persentase ini adalah kisaran yang
bisa berubahubah dan berbeda antara perusahaan satu dengan yang lainnya.
Untuk lebih memahami uraian di atas, berikut diberikan contoh klasifikasi dengan
analisa ABC.
1. Berikan harga dasar perolehan saat ini dari masing-masing item obat :
Dengan cara yang sama dengan asam mefenamat diatas, lakukan juga
perhitungan terhadap jenis obat yang lainnya, sehingga akan diperoleh nilai
sebagai berikut :
Nt = 171.140.000
N% = (23.040.000/171.140.000)x100
= 13,4%
3. Membuat klasifikasi
Untuk mengklasifikasikan item dalam ABC kita memerlukan skala yang dibuat
dengan cara mengambil nilai persentase (N%) terkecil ditambah nilai persentase
terbesar.
Ethambutol 12,1 C
Pyrazinamid 10,51 C
Glibenklamide 1,75 C
Klonidin 5,48 C
1. Vital (V)
Obat-obat pelengkap agar tindakan atau pengobatan menjadi lebih baik. Instalasi
farmasi rumah sakit harus menetapkan kriteria pemilihan pemasok sediaan
farmasi untuk rumah sakit. Kriteria pemilihan pemasok sediaan farmasi untuk
rumah sakit adalah sebagai berikut : telah memenuhi persyaratan hukum yang
berlaku untuk melakukan produksi dan penjualan (telah terdaftar), telah
terakreditasi sesuai dengan persyaratan CPOB(Cara Pembuatan Obat yang Baik
dan Benar) dan ISO 9000, mempunyai reputasi yang baik artinya tidak pernah
melakukan hal-hal yang melanggar hukum, selalu mampu dan dapat memenuhi
kewajibannya sebagai pemasok produk oabt yang selalu tersedia dengan mutu
yang tertinggi dan dengan harga yang terendah.
Klinis
Konsumsi
Target kondisi
Biaya
Beberapa informasi yang diperlukan dalam analisa VEN :
Jenis obat yang termasuk kategori A (dalam analisis ABC) adalah benar-
benar yang diperlukan untuk menanggulangi penyakit terbanyak dan obat
tersebut statusnya harus E dan sebagian V (dari analisa VEN). Sebaliknya jenis
obat dengan status N harusnya masuk dalam kategori C (Maimun,2008).