Você está na página 1de 11

MANAJEMEN PERENCANAAN

FASILITAS

OLEH :
1. KADEK DWIKI PUTRA UDIANA (P07120216066)
2. KOMANG YUNITA PRAMANA P. (P07120216067)
3. KOMANG AYU CANDRA MONIKA (P07120216068)
4. PUTU RATIH KARTIKA DEWI A. (P07120216069)
5. MILA CAHYANI HERYANTO (P07120216070)

D-IV KEPERAWATAN / SEMESTER V

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya selaku penulis dapat
menyusun makalah ini yang berjudul "MNAJEMEN PERENCANAAN
FASILITAS" tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan
dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah.

Denpasar, 5 September 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perencanaan fasilitas didefinisikan sebagai rencana awal atau penataan
fasilitas fasilitas fisik seperti peralatan, tanah, bangunan, dan perlengkapan untuk
mengoptimasikan hubungan antara personil operasi, aliran material, aliran
informasi, dan merupakan metode yang dibutuhkan untuk menciptakan
perusahaan yang obyektif, efisien, ekonomis, dan memuaskan (Apple, 1990).
Perencanaan fasilitas merupakan bagian yang penting dalam sebuah
3ndustry karenamemiliki banyak dampak strategis seperti dapat menentukan daya
saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas dan biaya, serta kualitas
lingkungan kerja (Heizer J. dan Render B.,2006)

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja definisi dari perencanaan dan system kerja ?
2. Bagaimana proses system perencanaan fasilitas ?
3. Dimana saja penempatan fasilitas dan perencanaan fasilitas ?
4. Apa saja Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penempatan
Fasilitas ?
5. Bagaimana Metode Penilaian Lokasi Dan Sistem Kerja ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui definisi dari perencanaan dan system kerja
2. Untuk mengetahui proses system perencanaan fasilitas
3. Untuk mengetahui penempatan fasilitas dan perencanaan fasilitas
4. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam
Penempatan Fasilitas
5. Untuk mengetahui Metode Penilaian Lokasi Dan Sistem Kerja
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Perencanaan Fasilitas Dan Sistem Kerja


Perencanaan fasilitas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sebelum
dan setelah perusahaan beroperasi, yaitu menentukan bagaimana suatu aset
tetap perusahaan digunakan secara baik untuk menunjang tujuan
perusahaan.
Sistem kerja adalah serangkaian dari beberapa pekerjaan yang berbeda
kemudian dipadukan untuk menghasilkan suatu benda atau jasa yang
menghasilkan nilai bagi pelanggan atau keuntungan perusahaan/organisasi.
Sistem kerja melibatkan banyak faktor manusia dan adanya keterkaitan
pola kerja manusia dengan alat atau mesin, faktor-faktor yang
dikombinasikan antara manusia dengan alat tersebut di buat suatu prosedur
atau tahapan kerja yang sudah tetap dan didokumentasikan sehingga
menghasilkan suatu sistem kerja yang konsisten dan dapat menghasilkan
hasil yang berkualiatas. Contohnya :
a. Stabilitas : maksudnya bahwa sistem, tata, dan prosedur kerja itu
harus
mengandung unsur tetap sehingga menjamin kelancaran dan
kemantapan
kerja.
b. Fleksibilitas : artinya bahwa dalam pelaksanaanya tidak kaku tetapi
harus
luwes yaitu masih memungkinkan diadakannya saling pergantian
tugas.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari :
c. Salah seorang tidak masuk atau kebetulan salah satu mesin macet,
maka pekerjaan harus tetap dapat terlaksana dan diselesaikan.
d. Intruksi ataupun suatu peraturan dari perusahaan ataupun kesatuan
organisasi, misalkan dalam ketepatan waktu hadir kerja, rapat, dll
e. Di dalam suatu pembuatan motor, jadi ada bagian yang mengerjakan,
masang bodinya, masang lampu-lampu dll, terus disatukan dan jadilah
suatu produk.

2.2 Proses Perencanaan Fasilitas


Perencanaan fasilitas memerlukan suatu proses yang dilakukan secara
sistematis untuk memperoleh hasil yang baik. Hal ini juga mencakup
perencanaan lokasi yang merupakan suatu kegiatan strategis yang bertujuan
untuk memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan sehingga
perusahaan atau pabrik dapat beroperasi dengan lancar, dengan biaya
rendah, dan memungkinkan perusahaan dimasa datang.
Penentuan lokasi yang tepat akan mempengaruhi kemampuan perusahaan
lain :
a. Melayani konsumen dengan memuaskan
b. Mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup dapat continuedengan
harga yang layak atau memuaskan
c. Mendapatkan tenaga kerja yang cukup
d. Memungkinkan perluasan perusahaan dikemudian hari

2.3 Penempatan Fasilitas Dan Perencanaan Fasilitas


Penempatan fasilitas adalah proses menentukan daerah atau tempat
untuk sebuah aktivitas atau fasilitas. Penempatan fasilitas berkaitan
penentuan lokasi dari fasilitas yang menunjang produksi dan distribusi
barang atau jasa. Perancangan fasilitas adalah proses membangun fasilitas
sesuai dengan tujuan aktivitas.
2.4 Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penempatan Fasilitas
Dalam mendapatkan lokasi suatu perusahaan atau pabrik yang tepat,
perlu untuk memperhatikan faktor-faktor yang berkaitan denan kegiatan
usaha perusahaan. Faktor-faktor itu diantara lain :
a. Letak pasar
b. Letak sumber bahan baku
c. Ketersediaan tenaga kerja
d. Ketersediaan tenaga listrik
e. Ketersediaan air
f. Fasilitas pengangkutan
g. Fasilitas perumahan, pendidikan, pembelajaran, dan telekomunikasi
h. Pelayanan kesehatan, keamanan, dan pencegahan kebakaran
i. Peraturan pemerintah setempat
j. Sikap masyarakat
k. Biaya dari tanah dan bangunan
l. Luas tempat parkir
m. Saluran pembuangan
n. Kemunginan perluasan
o. Lebar jalan
Selain beberapa faktor yang disebutkan diatas, perusahaan juga
harus mempunyai perencanaan tata letak yang mencakup desain atau
konfigurasi dari bagian-bagian, pusat kerja, dan peralatan yang membentuk
proses perubahan dari bahan mentah menjadi barang jadi. Secara umum,
tujuan dari penyusunan tata letak adalah untuk mencapai suatu sistem
produksi yang efisien dan efektif, melaui :
a. Pemanfaatan peralatan pabrik yang optimal
b. Penggunaan jumlah tenaga kerja yang minimum
c. Aliran bahan dan produksi jadi yang lancar
d. Kebutuhan persediaan yang rendah
e. Pemakaian ruang yang efisien
f. Ruang gerak yang cukup untuk operasional maupun pemeliharaan
g. Biaya produksi dan investasi modal yang rendah
h. Fleksibilitas yang cukup untuk menghadapi perubahan
i. Keselamatan kerja yang tinggi
j. Suasana kerja yang baik
Jenis tata letak
Dalam industry manufaktur, secara umum tata letak bisa dikelompokkan
dalam 3 jenis :
a. Tata letak proses
Tata letak proses (proses layout) atau tata letak fungsional adalah
penyusunan tata letak dimana alat yang sejenis atau yang mempunyai
fungsi sama ditempatkan dalam bagian yang sama.
b. Tata letak produk
Tata letak produk (produk layout) dipilih apabila proses produksinya
telah distandarsasikan dan berproduksi dalam jumlah yang besar.
c. Tata letak posisi tetap
Tata letak posisi tetap (fixed position layout) dipilih apabila karena
ukuran, bentuk ataupun karakteristik lain menyebabkan produknya
tidak mungkin atau sukar untuk dipindahkan.

2.5 Metode Penilaian Lokasi Dan Sistem Kerja


Terdapat beberapa metode yang sering digunakan dalam pemilihan suatu
lokasi perusahaan yaitu :
a. Pemeringkatan factor
Pemeringkatan faktor (factor rating) adalah suatu pendekatan umum
yang berguna untuk mengevaluasi dan membandingkan berbagai
alternative lokasi.
b. Analisis nilai ideal
Metode ini serupa dengan metode factor rating, bedanya hanya bobot
pada faktor rating merupakan nilai ideal pada metode ini.
c. Analisis ekonomis
Metode ini menggunakan kuantitatif maupun kualitatif secara
bersama-sama untuk mendapatkan penilaian yang lebih lengkap.
d. Analisis volume biaya
Metode analisis volume biaya (cost volume analysis) menekankan
pada faktor biaya dalam memilih suatu lokasi yaitu dengan
membandingkan biaya total produksi dari berbagai alternative lokasi.
e. Pendekatan pusat gravity
Pemilihan lokasi berdasarkan metode ini sering kali digunakan untuk
memilih sebuah lokasi yang dapat meminimalkan jarak atau biaya
menuju fasilitas-fasilitas yan sudah ada.
f. Metode transfortasi
Metode transfortasi merupakan salah satu metode dalam riset operasi
yang dapat digunakan dalam memilih suatu lokasi perusahaan pada
prinsipnya metode ini mencari nilai optimal yang dapat diperoleh
dengan memperhitungkan pemenuhan permintaan dan penawaran
dengan biaya transfortasi yang rendah.
g. Metode sistem kerja
Metode sistem kerja merupakan kesatuan ide yang dapat di
aplikasikan dimana penggunaan konsep “sistem kerja” diangap
sebagai titik untuk mamahami, menganalisa, dan memperbaiki sistem
dalam suatu organisasi, baik IT termasuk didalamnya ataupun tidak.

Dasar dari metode sistem kerja, antara lain :


a. Hubungan antara sistem kerja dan bidang sistem informasi. Konsep
dari sistem kerja yaitu, kasus umum yang mencakup sistem informasi,
projects, rantai nilai, rantai supply, dan kasus special lainnya.
b. Warisan dari komponen dan property dari sistem kerja. Kasus spesial
dari sistem kerja, sistem informasi dan projects mungkin mewariskan
elemen sistem, property, dan generalisasi dari sistem kerja secara
umum.
c. Pemahaman tujuan dan kunci sukses dari sistem informasi. Sistem
informasi yang ada mendukung satu atau lebih dari sistem kerja yang
mungkin tidak sama sekali, sebagian ataupun seluruhnya mengunakan
sistem informasi.
d. Model siklus hidup sistem kerja. Sistem informasi dan sistem kerja.
Aktifitas-aktifitas dalam proses bisnis dibatasi dan bersifat
komputerisasi ataupun manual.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manajemen fasilitas adalah suatu proses kegiatan yang direncanakan,
diorganisasikan, diarahkan, dan dikendalikan terhadap benda – benda
pendidikan secara tepat guna dan berdayaguna sehingga selalu siap pakai
dalam proses pembelajaran. Prinsip – prinsip manajemen fasilitasyaitu,
prinsip pencapaian tujuan, prinsip efisensi, prnsip administrative, prinsip
kejelasan tanggung jawab, dan prinsip kekohesifan. Pengadaan adalah
kegiatan menyediakan semua keperluan barang/benda/jasa bagi keperluan
pelaksaan tugas.Sebelum kegiatan-kegiatan pengadaan dilakukan, terlebih
dahulu dilakukan kegiatan perencaan dan prakualifikasi fasilitas pendidikan.

3.2 Saran
Diharapkan laporan ini dapat meningkatkan pemahaman perawat
mengenai manajemen perencanaan fasilitas.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam.(2007). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek


Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta.
Swansburg.(2000). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan untuk perawat
klinis.EGC. Jakarta.
Handoko T.Hani.(1986). Manajemen. BPFE. Yogyakarta
Gillies, D. A., (1994), Nursing management; a system approach, Third Edition,
Philadelphia: W. B. Saunders Company.
Kron, T., (1981), The management of patient care, 4 Edition, Philadelphia: W. B.
Saunders Company.
Lancaster, J. & Lancaster, W. (1982), Change agent as leaders in nursing, The nurse as a
change agent, St. Louis: CV Mosby Company.
Sullivan, E. J. & Decker, P. J., (1989), Effective management in nursing, Mendo park:
Addison –Wesley Publishing Company.
Swansburg, R. C. & Swansburg, R. J., (1999), Introductory management and leadership
for nurse, Second Edition, Toronto Canada: Jones and Bartlett Publisher.
Tappen, R. M., (1995), Nursing leadership and management: Concepts and practice,
Third edition, Philadelphia: F. A. Davis Company

Você também pode gostar