Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fever (DHF) sampai saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua
2008).
Seorang yang terkena DBD berkaitan dengan dua faktor pencetus, yaitu
faktor internal yang terdiri dari ketahanan tubuh dan stamina pasien, dan
1
Keberhasilan di dalam pencegahan DBD bergantung pada bagaimana
dan Sehat (PHBS). PHBS telah diluncurkan sejak tahun 1996 oleh Pusat
mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat (Depkes RI, 2004).
PHBS yang kesannya sederhana tidak selalu mudah dilakukan. Terutama bagi
mereka yang tidak terbiasa. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan, dan
Program PHBS dibagi dalam lima tatanan yaitu tatanan rumah tangga,
2
merupakan salah satu sumber daya kesehatan yang ada di masyarakat perlu
DBD. Tindakan tersebut dapat dilakukan dengan cara berbagai macam cara,
tempat penampungan air rumah tangga (tempayan, drum, dan lain-lain), serta
persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat, Propinsi Jawa
Tengah, angka capaian data tersebut adalah 52,03% (Dinkes Jateng, 2006).
bahwa terdapat 154.855 orang menderita penyakit DBD, dengan pasien yang
meninggal sebanyak 1.384, CFR sebesar 0,89 dan IR sebesar 66.48. Di Jawa
Tengah dengan jumlah kasus pada tahun 2007 sebanyak 20,391 orang dengan
CFR 1,60% dan IR 61,98% dengan jumlah kematian 327 orang, tahun 2008
sebanyak 19,235 dengan CFR 1,19% dan IR 58,45% (Dinkes Jateng, 2008).
3
dan 248 orang meninggal (CFR 1.39 %). Angka kematian tertinggi terjadi di
2009).
data profil kesehatan tahun 2008 adalah sebanyak 658 per 10.000 penduduk,
mengalami kenaikan dibanding tahun 2007 yaitu 312 per 10.000 penduduk.
Tahun 2008 kasus DBD meninggal 8 Orang, IR : 7,74 / 10000 CFR : 1,21 %.
Pada tahun 2009, kasus DBD berjumlah 615, meninggal 2 orang, dimana
tahun pada bulan Januari 2009. Data terakhir pada tahun 2009 bulan
dunia yaitu seorang anak berusia 7 tahun, besarnya IR : 10,7 / 10000 CFR :
4
SD dan SMP, sementara 11 responden (15%) berpendikan Perguruan tinggi.
12 masuk kategori rendah, nilai 13-15 masuk dalam kategori sedang, dan nilai
Sidoharjo tahun 2008, dari 17.233 rumah yang diperiksa oleh petugas
5
juga memiliki arti bahwa masih terdapat 27,49% rumah di wilayah kerja
Sidoharjo, 2010). Adanya rumah yang belum sehat tersebut dapat dikaitkan
dengan perilaku hidup sehat bagi para penghuninya. Nilai Angka Bebas Jentik
diperiksa sebanyak 9.381 rumah (81%) dari 11.582 rumah. Rumah yang
1101 rumah (11,74) % yang belum bebas jentik. (Profil Dinkes Kabupaten
Sragen, 2008). Berdasarkan data dari Depkes RI tahun 2010 bahwa Angka
Bebas Jentik (ABJ) secara nasional masih sebesar 80%, yang berarti masih
rendah dari yang diharapkan sebesar 95%, sehingga di Indonesia masih tinggi
kejadian DBD.
B. Rumusan Masalah
6
3. Adakah hubungan antara tindakan menutup penampungan air rumah
C. Tujuan Penelitian
Sragen
7
D. Manfaat Penelitian
3. Bagi Masyarakat
4. Bagi Peneliti
8
dan kebiasaan menggunakan repellent dengan kejadian DBD Puskesmas
Sidoharjo Sragen.