Você está na página 1de 12

3.

Op-Amp Sebagai Penanding Tegangan (Comparator)


Jika sumber tegangan yang diberikan pada op-amp adalah ±15V, maka keluaran
rangkaian penanding adalah +15V (VCC) atau -15V (VEE). rangkaian penanding ada 2 macam,
yaitu zero crossing detector dan penanding yang menggunakan histerisis.

3.1 Zero Crossing detector


Penanding jenis zero crossing detector seperti pada gambar 3.1 merupakan
penanding yang memanfaatkan penguatan op-amp yaitu A0. Pada gambar 3.1 keluaran se-
phasa dengan masukkan, karena sinyal masukkan pada terminal positif. Jika sinyal
masukkan pada terminal negatif, sedangkan terminal positif dihubungkan dengan ground,
maka keluaran memiliki phasa yang berlawanan dengan masukannya. Pada gambar 3.1
tersebut memiliki refrensi ground. Pada implementasinya, refrensi tidak harus ground,
dapat berupa nilai tegangan tertentu.

Gambar 3.1 Rangkaian penanding jenis zero crossing detector

= ( − )
Sehingga :
= jika >
= jika <
= 0 jika =

Tugas
Implementasikan rangkaian penanding jenis zero crossing detector, dengan tegangan refrensi
1V, amatilah dan analisalah hasilnya!

19
3.2 Rangkaian penanding histerisis
Seperti halnya zero crossing detector, keluaran rangkaian ini adalah VCC dan VEE.
Hal yang membedakannya adalah batasnya berupa histerisis. Dengan memanfaatkan
umpan balik positif membentuk batas histerisis. Batas tersebut terdiri dari 2 batas yaitu
batas atas dan batas bawah. Selama tegangan masukkan di antara kedua batas tersebut,
keluaran mengikuti keluaran sebelumnya. Kelebihan dari rangkaian ini, memiliki
kemampuan untuk mereduksi pantulan (bounching).

Gambar 3.2 Rangkaian penanding jenis histerisis dengan tegangan refrensi 0V.

Histerisis Memiliki 2 batas, yaitu upper thresshold (thu) sebagai batas atas dan
lower thresshold (thl) sebagai batas bawah. Dalam rangkaian pada gambar 3.2 Vref = 0.
Karena sinyal masukkan pada terminal negatif, maka keluaran memilliki phasa yang
keterbalikan dengan masukkannya.

ℎ = +
+

ℎ = +
+
Contoh:
Berdasarkan rangkaian berikut, tentukan sinyal masukkan dan sinyal keluarannya!

Jawab:
2
ℎ = 15 − 0 = 1.36
20 + 2

20
2
ℎ = (−15) − 0 = −1.36
20 + 2

Gambar 3.3 (atas) sinyal masukkan, (bawah) sinyal keluaran

Tugas
Implementasikan rangkaian penanding jenis histerisis, dengan R = 15KΩ, R = 10KΩ, dan
tegangan refrensi pada terminal negatif 1V, amatilah dan analisalah hasilnya jika masukkan
dari terminal positif!

21
4. Mendesain Rangkaian Op-Amp Berdasarkan Persamaan Lapalce
Mendesain rangkaian menggunakan laplace cukup didasarkan pada orde rangkanian.
Beberapa fenomena dalam rangkaian elektronika dalam menerapkan desain berupa
persamaan laplace yang diharapkan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan respon yang
telah didesain sebelumnya.

4.1 Ekstraksi laplace


Kelebihan utama yang dimiliki oleh op-amp, adalah memiliki impedansi
masukkan yang sangat besar dan impedansi keluaran yang sangat kecil. Sehingga
rangkaian yang ditempatkan sebagai masukkan dan sebagai keluaran op-amp tidak saling
membebani. Misalkan rankaian berikut:

Gambar 4.1 Rangkaian filter pasif LPF

Persamaan rangkaian tersebut dalam laplace adalah:


1
( ) = ( )

1
( ) = ( ) +

Maka
1 1
( ) = ( )
1
+

Sehingga fungsi alih rangkaian pada gambar 4.1 adalah:

( ) 1
( ) = =
( ) +1
..............................................................................................................................3

22
Perhatikan gambar 4.2 berikut:

Gambar 4.2 Rangkaian filter pasif dengan RC ganda

Persamaan rangkaian tersebut dalam laplace adalah:


1
( ) = +

+1
( ) =

1
( ) = ( ) ||

1
= +
( ) +1
1 + +
=
( ) +1
+1
( ) =
+( + )
( ) = ( ) +
+1
( ) = +
+( + )
+( + + ) +1
( ) =
+( + )
Sedangkan :
1
( ) = ( )

( ) = ( ) ( )

Maka:
1 1
( ) = ( )
( )

( + )
+
( )
( ) = =
( ) +( + + ) +1
............................................................................................................................4

23
Berdasarkan rangkaian pada gambar 4.2 merupakan hubungan seri dua rangkaian
pada gambar 4.1. Jika menentukan fungsi alih pengganti dari dua buah fungsi alih yang
dihubungkan secara seri pada laplce merupakan perkalian keduanya. Maka fungsi alihnya
adalah:

( ) = ( ) ( )

′ 1 1
( ) =
+1 +1
′ + +2
( ) =
+( + ) +1
............................................................................................................................5

Adanya perbedaan antara persamaan 4 dan persamaan 5, hal ini karena ada efek
pembebanan yang terjadi pada C1 dan R2. Agar tidak terjadi efek pembebanan, maka di
antara kedua rangkaian tesebut diberikan op-amp sebagai buffer, tampak seperti pada
gambar 4.3 hasilnya akan mengikuti kaidah laplace.

Gambar 4.2 Rangkaian filter pasif dengan RC ganda dengan buffer.

Melihat kembali pembahasan pada bab 2, op-amp sebagai penguat terbalik


(inverting) atau penguat tak terbalik (non-inverting). Besar penguatan berdasarkan pada
perbandingan resistor yang dipasang. Hal ini tidak menutup kemungkinan, bahwa yang
dipasang pada op-amp berupa impedansi komplek (RLC).
Fungsi alih pada penguat terbalik adalah:
( )
( ) =−
( )

Fungsi alih pada penguat tak terbalik adalah:


( )
( ) =1+
( )

24
Tugas
1. Implementasikan rangkaian seperti pada gambar 4.1, gambar 4.2, dan gambar 4.3 dengan
= = 1 Ω, dan = =1 . Gambar respon frekuensinya. Amatilah dan
analisalah berdasarkan hasil ketiga rangkaian tersebut!
2. Tentukan fungsi alih dari:
a. RC seri
b. RC paralel
c. R terhubung seri dengan RC paralel
d. C terhubung seri dengan RC paralel.
e. R terhubung palelel dengan RC seri
f. C terhubung paralel dengan RC seri

4.2 Sallen-Key
Metode ini memberikan pendekatan dalam mendesain rangkaian berdasarkan
persamaan laplace. Seperti rangkaian pada gambar 4.1 memiliki fungsi alih ( ) = .

Jika ( ) digambarkan dalam ( ) dimana = , dengan = 1, = 1 maka:


1
( ) =
+1
Dengan dikalikan sekawannya agar penyebut tidak mengandung unsur imaginer, maka:
−1
( ) =
− −1
Sehingga respon frekuensinya seperti pada gambar 4.3 berikut:

Gambar 4.3 Respon frekuensi ( ) = untuk = 1, = 1.

25
Berdasarkan gambar 4.3, menunjukkan bahwa terjadi redaman pada frekuensi
tinggi, tampak bahwa rangkaian ( ) merupakan LPF (Low Pass Filter). Jika
rangkaiannya diubah seperti pada gambar 4.4 berikut:

Gambar 4.4 Rangkaian filter pasif HPF

Persamaan rangkaian tersebut dalam laplace adalah:


( ) = ( )

1
( ) = ( ) +

Maka
1
( ) = ( )
1
+

Sehingga fungsi alih rangkaian pada gambar 4.4 adalah:


( )
( ) = =
( ) +1
Jika ( ) digambarkan dalam ( ) dimana = , dengan = 1, = 1 maka:

( ) =
+1
Dengan dikalikan sekawannya agar penyebut tidak mengandung unsur imaginer, maka:
− −
( ) =
− −1

Sehingga respon frekuensinya seperti pada gambar 4.5 tampak bahwa persamaan
tersebut meredam frekuensi rendah, tampak bahwa rangkaian ( ) merupakan HPF
(High Pass Filter). Kedua filter tersebut disebut filter orde 1 (karena pangkat variabel
laplace pada penyebut terbesar adalah 1) dengan frekuensi cut-off (ω) adalah:
− −1=0
1
=

26
1
=
2

Gambar 4.5 Respon frekuensi ( ) = untuk = 1, = 1.

Berdasarkan persamaan dan respon frekuensinya bahwa jika pada pembilang tidak
mengandung variabel laplace (S) maka persamaan tersebut merupakan rangkaian LPF.
Sehingga rangkaian yang sesuai adalah seperti rangkaian pada gambar 4.1. Dan jika pada
pembilang mengandung cariabel laplace (S) maka persamaan tersebut merupakan HPF.
Sehingga rangkaian yang sesuai adalah seperti rangkaian pada gambar 4.4. Agar menjadi
filter aktif, maka VOut dihubungkan dengan rangkaian penyangga agar tidak terjadi efek
pembebanan yang dapat menggeser fungsi alih rangkaian.
Untuk persamaan laplace yang memiliki orde 2 (pangkat variable laplace
tertingggi adalah 2), Sallen-key memiliki cara untuk mempermudah menentukan
rangkaian yang sesuai. Untuk topologi LPF unity gain (penguatan = 1) seperti pada
gambar 4.6 memiliki fungsi alih:
1
( ) =
1+ ( + ) +
jika
= ( + )
=
Maka dengan memisalkan nilai C1 kemudian digunakan untuk menentukan nilai C2
seperti pada persamaan berikut:
4

27
Setelah diperoleh nilai C1 dan C2, kemudian menentukan nilai R1 dan R2 seperti
pada persamaan berikut:

∓ −4
, =
4

Gambar 4.6 Rangkaian LPF unity gain sallen-key orde 2

Sedangkan untuk topologi HPF unity gain (penguatan = 1) seperti pada gambar 4.7
memiliki fungsi alih:

( ) =
1+2 +
Jika
=2
=
Maka, dengan memisalkan nilai C, maka dapat ditentukan nilai R2 dengan persamaan:

=
4

=
4

Gambar 4.6 Rangkaian HPF unity gain sallen-key orde 2

28
Contoh:
Berdasarkan persamaan laplace berikut dengan frekuensi cut-off 10KHz, maka tentukan
rangkaiannya!

1. ( ) = .

2. ( ) =
.
Jawaban no.1
a = 1.5, b = 2, dan misal C1 = 1nF, maka:
4 2
≥1
1.5
≥ 3.5556
Maka nilai C2 = 4.7nF
1.5 4.7 10 ∓ 1.5 (4.7 10 ) − 4 2 10 4.7 10
, =
4 10 10 4.7 10
7.05 10 ∓ 3.4789 10
, =
59.0619 10
7.05 10 − 3.4789 10
= = 6046.3683Ω ≈ 6 Ω
59.0619 10
7.05 10 + 3.4789 10
= = 17826.8901Ω ≈ 18 Ω
59.0619 10
Sehingga rangkaiannya adalah

Jawaban no.2
a = 1.5, b = 2, dan misal C1 = 1nF, maka:
1.5
= = 11936.6207Ω ≈ 12 Ω
4 10 10
2
= = 42441.3183Ω ≈ 42 Ω
4 10 (11936.6207)10

29
Sehingga rangkaiannya adalah :

Tugas
1. Tentukan Rangkaian berdasarkan persamaan:
1.5
( ) =
1 + 1.5 + 2
3
( ) =
1 + 1.5 + 2
2. Implementasikan rangkaian tersebut!

30

Você também pode gostar

  • Analog Bab 5 PDF
    Analog Bab 5 PDF
    Documento7 páginas
    Analog Bab 5 PDF
    FinFin Arifin
    Ainda não há avaliações
  • Isi Materi Komplit
    Isi Materi Komplit
    Documento17 páginas
    Isi Materi Komplit
    FinFin Arifin
    Ainda não há avaliações
  • Analog Bab 3 Dan Bab 4 PDF
    Analog Bab 3 Dan Bab 4 PDF
    Documento12 páginas
    Analog Bab 3 Dan Bab 4 PDF
    FinFin Arifin
    Ainda não há avaliações
  • Ipi 418908
    Ipi 418908
    Documento16 páginas
    Ipi 418908
    FinFin Arifin
    Ainda não há avaliações
  • LogikaP3 AritmatikaBiner
    LogikaP3 AritmatikaBiner
    Documento20 páginas
    LogikaP3 AritmatikaBiner
    Hillary Wogel Mainaka Lawatana
    Ainda não há avaliações
  • Proposal Draft 2
    Proposal Draft 2
    Documento5 páginas
    Proposal Draft 2
    FinFin Arifin
    Ainda não há avaliações
  • Ipi 418908
    Ipi 418908
    Documento16 páginas
    Ipi 418908
    FinFin Arifin
    Ainda não há avaliações
  • Ipi 306638
    Ipi 306638
    Documento6 páginas
    Ipi 306638
    FinFin Arifin
    Ainda não há avaliações
  • Dani R Taufani - Mengolah Data Dengan Access 2007
    Dani R Taufani - Mengolah Data Dengan Access 2007
    Documento230 páginas
    Dani R Taufani - Mengolah Data Dengan Access 2007
    Adhitiyo Suryo Prabowo
    Ainda não há avaliações
  • Include
    Include
    Documento9 páginas
    Include
    FinFin Arifin
    Ainda não há avaliações
  • Ipi 418908
    Ipi 418908
    Documento16 páginas
    Ipi 418908
    FinFin Arifin
    Ainda não há avaliações
  • Agama 2
    Agama 2
    Documento1 página
    Agama 2
    FinFin Arifin
    Ainda não há avaliações
  • Dasar Pemrograman Komputer
    Dasar Pemrograman Komputer
    Documento55 páginas
    Dasar Pemrograman Komputer
    FinFin Arifin
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Hadir
    Daftar Hadir
    Documento1 página
    Daftar Hadir
    FinFin Arifin
    Ainda não há avaliações
  • Flow Chart
    Flow Chart
    Documento2 páginas
    Flow Chart
    FinFin Arifin
    Ainda não há avaliações
  • Bab1-Besaran Dan Satuan
    Bab1-Besaran Dan Satuan
    Documento12 páginas
    Bab1-Besaran Dan Satuan
    Hafizh Al Khawarizmi
    Ainda não há avaliações
  • Seven Segmen
    Seven Segmen
    Documento11 páginas
    Seven Segmen
    Pham Rezpector Avengedsevenfoldism
    Ainda não há avaliações