Seperti pertama injakkan kaki di Jogya Fajar stasiun Tugu masih jelas di mata Malioboro masih sunyi senyap ku rasa Ku susuri, trotoar jalanan punya cerita Langkah demi langkah tak dapat kulupa Apa kabar Jogya? Aku datang di pagi pertama, O yaa.. Yee…a-a-a, senandungkan damainya kota Oh indahnya, lihatlah langit biru disana Gelut awan lambungkan hati yang muda
Hey kawan, lihatlah senyum mereka,
Senyum ramah kusir andong menyapa Senyum ramah penjual bubur jenang setia Segelas teh manis gula batu betapa nikmatnya Ramai lalu lalang di Bringharjo seperti pesta Menyambut mimpi-mimpi muda, bersama O Jogya, a-a.. Menyusuri sekeliling Kraton mahakarya Melihat Benteng Vredeburg aku terpesona Masih terjaga utuh bukti sejarah di tengah kota
Dimana, dimana ada tempat tersedia?
Alam indah dilingkar Kota menambah manis Tebing Parang Ndog merayu adrenaline kita Paralayang terbang tinggi arungi Parang Tritis Eksotis gua kapur melengkapi selatan Jogya Api unggun dipantai mencipta malam nan puitis Boleh-lah lahir seorang penyair, ala-alaa.. Kan ku rangkai kata, diracik bumbu sedap cinta Inspirasi dari kawan yang sedang dimabuk asmara Di pantai selatan, di pantai kita, pantai pujangga Petualangan alam kini terasa komplit juga romantis O-o, Jogya, a-a.. Jiwa-jiwa muda datang bermodalkan tekad baja Bukan sekedar bawa modal cinta-cintaan belaka Misi wujudkan mimpi untuk bikin orang tua bahagia Belajar sungguh-sungguh bebas gangguan narkoba Gemerlap lampu disco diskotik tak akan menggoda “Aku-lah jiwa muda! Aku punya prinsip dan cita-cita!” Tapi kusadari ada gadis-gadis jelita, bikin aku buta..ohh Tetap aku akan menjadi pribadi yang sederhana Seperti pribadi kota-mu yang kukenal pertama Jogyakarta kota berhati nyaman yang sederhana
Untuk memahami kota-mu, aku tidak perlu setinggi Merapi
Untuk mengenal wujudmu, aku tidak perlu sedalam Laut Selatan Untuk memeras sari kebijakanmu, aku tidak harus seluas langit Isi hati sudah kau tuangkan di segelas susu jahe Angkringan sore Adakah jejak-jejak langkah kaki yang bisa kulupakan? Tidak! Tidak sedikitpun ada yang kulupakan duhai Jogya-ku Dari Jalan Magelang sampai ke jalan Mangkubumi Dari catatan Umbul Harjo sampai syair ke Kota Gede Dari jalan setapak Kaliurang sampai menuju Kali Kuning Dari segala rupa jejak kelana para pendatang jiwa muda Masih ku ingat segala bentuk ucap tutur kata yang kekal Wajah kesederhanaan-mu kini menjadi kampung halaman-ku