Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Perkerasan Jalan
AS - 11
PEMERIKSAAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN
MESIN ABRASI LOS ANGELES
(SNI 03-2456-1991)
1. Tujuan
1. 1. Tujuan Praktikum.
1. 2. Tujuan Pemeriksaan.
2. Teori Dasar
Keausan adalah perbandingan antara berat bahan aus lewat saringan no. 12
(1,70 mm) terhadap berat semula dalam persen. Untuk menguji kekuatan
agregat kasar dapat menggunakan bejana Rudolf ataupun dengan alat uji los
angeles test.
a. Apabila nilai keausan yang diperoleh > 40%, maka agregat yang diuji tidak
baik digunakan dalam bahan perkerasan jalan.
b. Apabila nilai keausan yang diperoleh < 40%, maka agregat yang diuji baik
digunakan dalam bahan perkerasan jalan.
1) Mesin Abrasi Los Angeles terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua
sisinya dengan diameter 71 cm (28”), silinder bertumpu pada dua poros
mendatar. Silinder berlubang untuk memasukkan benda uji. Penutup lubang
terpasang rapat sehingga permukaan dalam silinder tidak terganggu.
Dibagian dalam silinder terdapat bilah baja melintang penuh setinggi 8,9 cm
(3,56”).
2) Saringan No. 12 dan saringan – saringan lain seperti lain seperti tercantum
dalam daftar No.1.
3) Timbangan dengan ketelitian 5 gram.
4) Bola–bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm (1,78”) dan berat masing–
masing antara 400 gram sampai 440 gram.
5) Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (100
± 5)º.
3. 2. Penyiapan Sampel.
1) Berat benda uji dan gradasi benda uji sesuai daftar no. 1
2) Bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven pada suhu (100±5)oC.
1) Memasukkan Benda uji dan bola-bola baja ke dalam mesin Los Angeles.
2) Memutar mesin dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm, 500 putaran untuk
gradasi A,B,C dan D ; 1000 putaran untuk gradasi E,F dan G.
3) Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring
dengan saringan no.12 butiran yang tertahan di atasnya, dicuci bersih,
selanjutnya dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 5)oc sampai beban
tetap.
Keterangan:
a = Berat benda uji semula (gram).
b = Berat benda uji tertahan saringan No. 12 (gram).
5000−3878,0
= 22,44%
5000
Keterangan:
a = Berat benda uji semula (gram).
b = Berat benda uji tertahan saringan No. 12 (gram).
5000−3878,6
= 20.52 %
5000
Keausan I Keausan II
Keausan rata-rata : =
2
22,44+22,43
= = 33,655 %
2
5. Diskusi
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh nilai keausan agregat pada
sampel pertama sebesar 22.44% dan pada sampel kedua sebesar 20.54% sehingga
diperoleh nilai keausan agregat rata-rata sebesar 21.48 % yang berarti memenuhi
syarat, karena nilai keausan agregat tersebut lebih kecil dibandingkan dengan
nilai spesifikasi keausan agregat standar yaitu harus < 40 % sesuai dengan
spesifikasi Umum bina marga devisi 6 tahun 2010 revisi 3, Dari hasil percobaan
tersebut berarti sampel yang diuji telah memenuhi spesifikasi sebagai bahan untuk
perkerasan jalan.
5. 1. Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh persentase dari nilai
rata-rata yaitu sebesar 21.48 %, maka dapat disimpulkan bahwa agregat
tersebut dapat digunakan sebagai bahan perkerasan jalan karena sesuai dengan
spesifikasi yaitu < 40%.
Saran dari kami agar penghitung putaran secara otomatis pada mesin abrasi
los angeles diperbaiki untuk menjaga ketelitian perhitungan putaran mesin
abrasi los angeles,karena menurut kami perhituangan putaran secara manual
kurang efisien.
DCP
1. Tujuan
irigasi.
2. Teori Dasar
DCP atau Dynamic Cone Penetration adalah alat yang digunakan untuk
mengukur daya dukung tanah dasar jalan langsung di tempat. Daya dukung
tanah tersebut diperhitungkan berdasarkan pengolahan atas hasil DCP yang
dilakukan dengan cara mengukur berapa dalam (mm) ujung konus masuk
kedalam tanah dasar tersebut setelah mendapatkan tumbukan palu geser pada
landasan batang utamanya. Korelasi antara banyaknya tumbukan penetrasi
ujung conus dari alat DCP kedalam tanah akan memberikan gambaran
kekuatan tanah dasar pada titik-titik tertentu. Maka makin dalam conus yang
masuk untuk setiap tumbukan artinya makin lunak tanah dasar tersebut
3. Prosedur Praktikum
1. Alat DCP
2. Palu seberat 8 kg
3. Buat lubang uji pada bahan perkerasan yang beraspal, sehingga didapat
a) Letakkan alat DCP pada titik uji di atas lapisan yang akan diuji;
b) Pegang alat yang sudah terpasang pada posisi tegak lurus di atas dasar yang
rata dan stabil, kemudian catat pembacaan awal pada mistar pengukur kedalaman;
(a) untuk lapis fondasi bawah atau tanah dasar yang terdiri dari bahan yang tidak
keras maka pembacaan kedalaman sudah cukup untuk setiap 1 tumbukan atau 2
tumbukan;
d) Pengujian per titik, dilakukan minimum duplo (dua kali) dengan jarak 20 cm
dari titik uji satu ke titik uji lainnya. Langkah - langkah setelah pengujian;
2) Angkat penumbuk dan pukulkan beberapa kali dengan arah ke atas sehingga
menyentuh pegangan dan tangkai bawah terangkat ke atas permukaan tanah;
4. Perhitungan
= 20,4 cm – 16,7 cm
= 3,7 cm
3,7
= 10
= 0,37 cm/blow
= 1,348 %
= 10,7 (1,348%)%
= 14,427
4.5 CBRAVG =
𝑩 𝑩 𝑩 𝑩 𝑩 𝑩 𝑩 𝑩 𝑩 𝑩
𝒉𝟏 √𝑪𝑩𝑹𝟏+𝒉𝟐 √𝑪𝑩𝑹𝟐+𝒉𝟑 √𝑪𝑩𝑹𝟑+𝒉𝟒 √𝑪𝑩𝑹𝟒+𝒉𝟓 √𝑪𝑩𝑹𝟓+𝒉𝟔 √𝑪𝑩𝑹𝟔+𝒉𝟕 √𝑪𝑩𝑹𝟕+𝒉𝟖 √𝑪𝑩𝑹𝟖+𝒉𝟗 √𝑪𝑩𝑹𝟗+𝒉𝟏𝟎 √𝑪𝑩𝑹𝟏𝟎
𝒉𝟏+𝒉𝟐+𝒉𝟑+𝒉𝟒+𝒉𝟓+𝒉𝟔+𝒉𝟕+𝒉𝟖+𝒉𝟗+𝒉𝟏𝟎
= 28,71%
5. Diskusi
Lampiran
6.2 Saran
Dalam melakukan percobaan dilapangan sebaiknya dilakukan ketelitian
dalam
penggunaan dan pembacaan alat tetap diutamakan.
Berhati-hatilah saat menggunakan alat DCP, mengingat alat DCP
terbuat dari
material berat.